Jealousy
Fiction by Wang_Mark582
Main Cast : Jackson Wang & Mark Tuan, and GOT7 member
| Genre : Brother Romance, Comedy| Rating :T
Summary : Jackson yang biasanya membuat Mark cemburu menjadi down saat Mark balik membalasnya. Bad Summary -_-
Warning!
Yaoi! Boy X Boy! BroRomance! TYPO! GaJe -_-
Don't Like Don't Read
Review PLEASE!
.
.
Cemburu. Jackson tau ia punya hobi tersendiri dalam menggoda kekasihnya−Mark Tuan. Dengan berdekatan dengan para fans wanita ataupun aktris atau anggota girlband sukses membuat hobinya itu tercapai.
Tapi kali ini, dia benar-benar tidak pernah menyangka jika Mark lah yang membuatnya cemburu. Membalasnya dengan hal yang sama.
Bedanya Mark saat ini sedang akrab dengan salah satu teman masa kecilnya saat di LA. Liat saja saat ini, setelah mereka pulang kembali ke Apartement mereka, Mark langsung masuk kekamarnya dan berkutat dengan handphone miliknya.
Hal itu sontak membuat Jackson terasa terabaikan. Sudah hampir seminggu Mark melalukan hobi barunya itu. Menelpon kawan lamanya atau sekedar mengirim pesan.
Jackson merasa hubungan meraka semakin hari semakin renggang. "Baby" Panggilnya. Ia mendudukan diri disamping Mark. "Kau sedang apa? Mengirim pesan pada Jesica lagi?" Tanyanya menyelidik.
Mark mengangguk kecil. "Kami akan berjumpa besok. Dia akan berlibur ke Korea" Sahutnya. Masih dengan pandangan yang terus tertuju pada layar handphone nya.
"What? Are you kidding, Baby?"
Bukan sahutan yang didapat oleh Jackson melainkan layar Handphone Mark yang berada dihadapannya. Mark menyodorkan kearahnya. "Liat sendiri kalau tidak percaya"
Jackson membaca dengan teliti kumpulan pesan Mark bersama Jesica. Dan benar saja disalah satu pesan itu tertulis jika Mark akan menjemput kedatangan sahabatnya itu dibandara.
Mark kembali menarik handphonenya dari hadapan Jackson. "Sekarang kau percaya?"
Jackson mengangguk lemah. Kepalanya mendadak migran. Tanpa mengucapkan sepatah katapun ia memilih untuk membaringkan tubuhnya. Mengistrihatkan pikirannya.
Mark melirik Jackson sesaat sebelum kembali mengetik beberapa kata pada layar handphonya. Tersenyum lebar saat pesan itu terkirim. Dia benar-benar tidak sabar bertemu dengan sahabat kentalnya itu.
.
.
"Apa tidak terlalu pagi?" Tanya Jackson. Dirinya memperhatikan Mark yang sibuk memilih pakaian yang akan Mark kenakan untuk menjemput Jesica. Bukan pakaian formal melainkan pakaian yang akan menutupi penyamarannya nanti.
Sebagai member GOT7 yang sedang naik daun sangat berbahaya untuk mengenakan pakaian normal. Tidak ingin mengambil resiko ketahuan para fansnya diluar sana. Mark memilih mengenakan pakaian tebal untuk menyembunyikan jati dirinya. Di iringi dengan memakai masker, topi dan kaca mata yang mendukung penyamarannya.
"Tidak−ia akan tiba 1 jam lagi. Lebih baik aku menjemputnya lebih awal"
"Biarkan aku ikut menjemputnya juga" Jackson langsung beranjak membuka lemari pakaiannya. Mencari jacket yang akan dia gunakan.
"Kau lupa pagi ini punya jadwal sebagai MC diperogram musik" Ucapan Mark sukses membuat pergerakan Jackson terhenti.
Jackson menepuk jidatnya. "OMG, kenapa aku melupakan hal itu"
Mark menggeleng kecil melihat kelakuan kekasihnya.
"Sudahlah, aku harus pergi sekarang. Sampai jumpa siang nanti" Mark pergi meninggalkan Jackson yang masih berdiri didepan lemarinya. Tanpa sadar tangan Jackson terkepal.
Merasa aneh dengan perasaannya. Jackson binggung kenapa dia mulai berpikiran negatif tentang Mark. Menuduhnya jika kekasihnya itu sedang selingkuh dibelakangnya.
Plakk
Tangan Jackson menampar wajahnya sendiri.
"Berhenti berpikiran yang tidak-tidak pada kekasihmu, Wang" Ucapnya pada dirinya sendiri. Mencoba menyakini jika Mark tidak melakukan hal yang tidak-tidak dibelakangnya.
.
.
"Maaf merepotkanmu, Mark"
Mark menggeleng kecil. "Tidak. Seharusnya aku yang meminta maaf. Menyuruhmu kemari ditengah kesibukanmu menjadi disainer"
Mark membawa koper milik Jesica memasuki apartement yang akan ditinggali gadis disampingnya selama seminggu kedepan.
"Ok−ok kita mulai dari mana sekarang?" Tanya Jesica saat Mark meletakan barang bawa'annya dikamarnya. "Apa kau sudah membeli semua bahan?"
Mark menangguk antusias. "Sudah, semuanya sudah aku beli"
.
.
Semua member GOT7 saling padang. Menatap aneh kearah Jackson yang terlihat tidak menikamati sarapannya. Tidak biasanya pemuda berkebangsaan Hongkong itu tidak bising saat dimeja makan.
"Jack, are you ok?" Tanya Jaebum−memastikan.
"I'm fine" Jawabnya kecil. Tangannya tidak berhenti mengaduk makanan dihadapannya. Nafsu makanannya hilang entah kemana. Bahkan ia belum menyuapkan satu sendekpun ke mulutnya.
"Mark hyung pasti baik-baik saja, jangan terlalu menghwatirkannya" Sahut Jinyoung seakan tau apa yang sedang dipikirkan pemuda kebangsaan Hongkong itu.
Jackson hanya memilih bungkam. Masih dengan aktifitasnya mengaduk-aduk sarapannya.
.
.
Setelah melakukan pekerjaannya sebagai seorang MC disebuah acara musik mingguan, Jackson langsung mengambil handphonenya. Berniat mengecek jika ada pesan atau panggilan telepon dari sang kekasih.
Rautnya berubah kecewa saat tidak menemukan satupun pesan dari Mark. Tanpa sadar tangannya mengeratkan gengamannya pada hanpdhone.
Kekasihnya itu benar-benar sedang mengujinya, rupannya. Membiarkannya memikirkan dirinya yang entah sedang melakukan apa dengan sahabatnya itu.
Jari Jackson bergerak dengan cepat, mengetik nomor yang sudah dihapalnya diluar kepala.
Terdengar sambungan telepon diseberang sana.
"Halo" Sapa suara diseberang sana. Suara yang terdengar feminim khas para prempuan. Alis Jackson mengkerut. Setahunya nomor yang dia hubungi adalah nomor kekasihnya. "Halo? Ada orang disana?" Lanjut suara diseberang sana saat tidak mendengar sahutan.
"Kau siapa? Dan mana Mark?" Suara Jackson tanpa sadar terdengar ditekan.
"Aku? Oh, aku Jesica. Dia sedang dikamar mandi"
Raut wajah Jackson mengeras. Terlihat seperti menahan emosi. Tanpa banyak bicara ia memutuskan untuk mengakhiri sambungan teleponnya dengan wanita itu.
Tidak ingin membuat hatinya semakin tersakiti.
"Sebenarnya apa yang sedang dia lakukan" Erangnya. Terdengar frustasi.
.
.
"Orang aneh" Gumam Jesica saat sambungan teleponnya diputuskan sepihak oleh Jackson.
"Ada apa?" Suara Mark terdengar dibelakangnya. Rupanya pemuda itu sudah kembali dari kamar mandi.
Jesica memnyerahkan handphone milik Mark. "Nih, tadi ada orang yang menelponmu"
Mendengar ucapan Jesica, Mark langsung mengecek telepon genggam miliknya. Dan benar saja tertera nama 'My Mandu' dilayar handphonenya.
"Lalu, dia bilang apa?" Tanya nya. Penasaran.
"Entahlah. Dia hanya bertanya siapa aku, dimana kau, dan langsung mematikannya begitu saja"
Mark paham situasi ini. Jackson sedang merindukannya tapi dia tidak bisa menghubungi kekasihnya untuk saat ini. Sebelum rencananya berjalan dengan lancar.
Ia memutuskan untuk menyimpan handphonenya di meja makan dan melanjutkan kembali aktifitasnya yang tertunda.
"Ayo, kita mulai lagi"
.
.
Cklekk
"Jackson hyung, kau suda−"
Youngjae menghentikan ucapannya saat melihat raut wajah Jackson. Terlihat sangat kusut. Bahkan Jackson berjalan melewatinya tanpa menoleh sama sekali. "Ada apa dengannya" Gumamnya. Merasa aneh dengan sikap yang ditunjukan Jackson.
Brakkk
Suara pintu yang dibanting Jackson mengejutkan anggota GOT7 yang lain. Jaebum yang kebetulan sadang minum didapur harus tersedak dengan tidak elitnya.
"Uhuhkkk... uhukkkk" Tangannya memukul-mukul dadanya yang terasa sesak.
"Kau tidak apa, hyung?" Tanya Jinyoung. Khawatir. Mengusap-usap punggung Jaebum.
"Jackson hyung, kenapa?" Tanya Bam Bam. Ia juga tidak kalah terkejut. Matanya melirik pemuda disampingnya.
"Entahlah, mungkin dia ada masalah" Yogyeom mengindikan bahunya. Tidak mau ambil pusing dengan sikap Jackson. Dia tidak ingin mendekati hyungnya itu jika sedang ada masalah.
Jackson akan bertingkah liar jika sedang dirundu masalah dan Yogyeom tidak ingin cari mati.
.
.
Buagh
Sebuah tinju dilayangkan Jackson pada tembok.
Rasa sakit ditangannya bahkan dia hiraukan begitu saja. Hatinya bahkan lebih sakit dibandingkan luka sobek ditangannya.
"Sial. Sial. Sial!" Umpatnya. Entah pada siapa.
.
.
"Aku pulang~"
Suara Mark memecah kesunyian di Apartementnya. Para member GOT7 lainnya sudah terlelap mengingat hari sudah menjelang tengah malam.
Langkahnya menuju kamar miliknya dan Jackson. Saat ia membuka pintu kamarnya hanya kegelapan yang terlihat. Lampu kamarnya ternyata sengaja dimatikan oleh Jackson.
Mata Mark berupaya menyesuaikan penerangan yang minim itu. Matanya menangkap gundukan selimut diranjang milik Jackson.
"Mungkin dia sudah tidur" Gumamnya. Karena terlalu capek Mark langsung membaringkan tubuhnya ke ranjang. Baru saja kelopak matanya ingin menutup, sebuah suara mengistrupsinya.
"Dari mana saja, kau?" Pertanyaan itu muncul dari Jackson. Mark melirik Jackson yang terduduk diranjangnya. Menatap kearahnya.
"Kau belum tidur?"
"Kau belum menjawab pertanyaanku, Mark!"
Mark memututar matanya bosan. Oh ayolah, kekasihnya itu pasti tau jika dia habis dari apartement Jesica. "Kau pastinya sudah tau jawabanku"
"Bukan itu maksudku, yang aku tanya kenapa kau baru pulang sekarang"
Entah telinga Mark yang sedang gangguan atau apa. Suara Jackson terdengar sedikit memburuh. Seperti menahan sesuatu.
"Sudahlah, lebih baik kita tidur. Besok akan aku jelaskan"
Mark memilih untuk membaringkan tubuhnya. Tidak ingin melanjutkan percakapannya dengan Jackson. Terlebih mengingat jika sikap Jackson yang terlihat menyeramkan dari pada biasanya. Tidak ada cengiran bodoh yang biasanya terlukis diparas tampannya.
Jackson mendengus sebal saat mendapat perlakuan Mark. Untung saja ia masih ingat jika jam sudah tengah malam untuk adu mulut dengan kekasihnya. Tidak ingin mengalami migran akibat kurangnya tidur, Jackson memutuskan untuk menyusul Mark ke alam bawah sadar.
.
.
Ke esokan paginya Mark terbangun sedikit lebih terlambat dari biasnaya. Terbukti dari tidak ada sosok kekasihnya yang biasanya masih tertidur bagaikan beruang. Ranjang diseberangnya itu terlihat masih berantakan. Selimut bercorak gambar salah satu pahlawan super kebanggan Jackson itu bahkan teronggok begitu saja dilantai.
Dengan menggerutu Mark bangkit dari ranjangnya. Meraih selimut Jackson. Tangan Mark yang melipat selimut itu terhenti saat menemukan noda berwarna merah.
Kepala Mark mendekat. Mencium bau noda misterius itu. "Darah" Gumamnya.
Cklek
Pintu kamar terbuka. Menampilkan Jackson yang baru saja mandi di pagi hari. Terlihat dari rambut Jackson yang masih basah.
Mark menatap tajam kearah Jackson. Sebenarnya Jackson tau sedari tadi ia diperhatikan tapi ia memilih untuk bungkam. Tidak ingin berbincang dengan kekasihnya untuk sementara waktu.
"Jackson" Panggil Mark.
Tidak ada sahutan. Objeck yang dipanggil hanya diam.
"Wang, aku sedang bicara padamu" Suara Mark terdengar meninggih dan sukses membuat Jackson menoleh kearahnya. "Bisa kau jelaskan ini, padaku?"
Jackson menelan ludah. Tau begini dia tidak akan menoleh kearah Mark sama sekali. Liat saja kekasihnya itu wajahnya tidak ada manis-manisnya kalau sedang marah.
Mata Jackson teralih pada selimut yang dipegang oleh Mark.
"I−itu hanya−" Jackson meruntuki suaranya yang terdengar gugup.
"Darah siapa in−ada apa dengan tanganmu"
Jackson langsung menyembunyikan tangan kirinya kebelakang punggungnya. Mati dia, ketahuan juga akhirnya.
"M−memangnya ada apa dengan tanganku"
Jackson kesusahan bernafas saat Mark menatap tajam kearahnya. Kekasihnya itu bahkan berjalan mendekatinya. Belum sempat Jackson melarikan diri tangannya sudah ditarik paksa oleh Mark.
"Kenapa robek begini?"
"Ahaha... aku kemarin terhantup dinding" Bohongnnya.
Mark masih menatap tajam kearahnya. Tidak percaya dengan alasan konyol kekasihnya. "Berhenti berbohong, Wang!"
Keringat dingin mulai membanjiri pelipis Jackson. Dengan takut-takut Jackson melirik dinding disampingnya. Seakan tau kode yang diberikan Jackson, Mark pun ikut melirik.
"KENAPA KAU PUKULKAN TANGANMU KEDINDING, BODOH!"
Plakk
"Argh, Mark kenapa kau memukulku? Sakit tau! Kalau aku gagar otak bagaimana?"
Jackson mengusap kepalanya yang baru saja mendapat pukulan dari Mark.
"Biar saja, kepalamu itu harus dipukul agar kembali normal. Mana ada orang waras yang memukulkan tangannya ke dinding"
Nafas Mark terdengar memburuh. Kekasihnya itu benar-benar membuat darah tingginya muncul.
.
.
Hei, balik lagi nih. Dengan Ff JackMark/MarkSon terbaru.
Lagi kepikiran buat Ff ini jadi langsung ngetik aja deh
Mohon Reviewnya yaa teman-teman :D
