My Happiness Is You

Happiness 1 : Ingin mengenalnya

Langit begitu biru dengan awan putih seperti kumpulan domba yang bergerombol berjalan digembala oleh angin dan matahari tak sungkan menerangkan cahaya cintanya pada bumi. Dari kejauhan warna orange itu selalu menyilaukan mata tetapi, mengapa aku berani melihatnya? Walau tatapannya tajam bahkan kadang tak perduli.

"Uwaah..lihat itu Ishida-kun dan teman-temannya" teriakan histeris dari seorang murid wanita dan serentak para gadis-gadis muda yang penuh dengan hasrat cinta tersentak bangkit dari kesadarannya menjadi kurang sadar. Bukan hanya satu kelas bahkan hampir semua kelas beranjak jika ada yang meneriaki salah satu nama dari pangeran sekolah karakura tersebut.

"ya ampun Kurosaki Sempai cool dan tampan sekali"

"Cifer-kun lebih cool"

"aku suka padamu grimmy-kun"

"Yasutora-kuuuun"

"Ishida Sempai..kencanlah denganku"

Berjalan dilorong sekolah dengan teriakan histeris para gadis-gadis tidak membuat kelima pemuda ini bergeming mereka berjalan dengan santai saja. Ini sudah mereka berlima alami sejak mereka menjadi anak baru dikelas satu. Sekarang mereka naik satu tingkat ke kelas 2 dan semakin banyak fans mereka bukan hanya dari sekolah sendiri namun dari sekolah lainpun ikut bagian dari kegiatan mencari perhatian kelima pemuda itu. Kadang Ishida Uryuu membalas dengan senyum standar yang tidak kurang tidak lebih membuat hati wanita meleleh. Yasutora Sado a.k.a Chad hanya melambaikan tangannya dengan sedikit senyuman dan membuat gadis-gadis melompat Ulquiorra walaupun dia sangat pendiam tak ragu pula untuk menyinggungkan senyum dibibir tipisnya jika ada yang meneriaki namanya. Jagerjaquez Grimmjow lebih gampang melemparkan senyuman lebarnya walau lebih terlihat seperti menyeringai dan tatapan mata memburu tetapi itu adalah hal yang paling disukai oleh para gadis-gadis; wild,sexyand cute. Untuk yang satu ini jangan berharap banyak apabila ingin dibalas dengan senyuman. Kurosaki Ichigo, nama yang sedikit menggelitik telinga untuk seorang pria dengan hanya 4 kali senyum dalam setahun musim dingin, musim panas, musim hujan dan musim semi. Pernah sekali dia tertawa pada saat dikelas karena tingkah Grimmjow dan semua gadis-gadis yang ada disana mengeluarkan smartphone lalu 'klik' tersebarlah foto Ichigo yang sedang tertawa. Malahan karena hal ini ada peraturan tak ada yang boleh memotretnya dan ke-4 teman dekatnya. Kontak fisik juga dilarang karena kejadian dimasa lalu adanya seorang siswi tiba-tiba memeluk Ichigo dari belakang saat dirinya ingin menuruni anak tangga karena kaget dan tidak menjaga keseimbangan membuat dirinya limbung kemudian jatuh, ketika jatuh itulah Ichigo mengalami pergeseran tulang tangannya. Atas kejadian itu siswi tersebut dibully dan pindah sekolah.

"Agh..roti isi kare ayam ini enak sekali" teriak Grimmjow dengan dua kali gigit saja sudah habis roti itu ditelannya sambil ia meremas plastik pembungkus roti dan melemparnya ke tempat sampah namun tidak masuk, bukan ia ambil dan membuangnya kembali dengan benar malah ia acuhkan.

"Hei kau!"

Wanita dengan rambut panjang sepinggul dan bergelombang diujungnya, warnanya sedikit lebih gelap dari Ichigo, matanya yang besar berwarna coklat muda, tubuh dengan lekukan yang sempurna, kulit putih yang halus mulus bersinar, juga ehmm..oppai yang besar. Berdiri dengan berani menantang sambil bertolak pinggang.

"woow penjaga neraka disini rupanya" Grimmjow menyeringai.

Ya, dia Inoue Orihime. Anggota OSIS dengan jabatan komite disiplin maka dari itu ia dipanggil 'Penjaga Neraka' oleh satu sekolah. Dia selalu membawa buku catatan untuk menulis nama siswa siswi yang tak patuh pada peraturan sekolah. Tak bisa dirayu atau disuap, sangat tegas dan berani. Mereka semua bukan tidak berani dengan Orihime tapi malas berhadapan dengannya apalagi harus adu argumen. Orihime murid paling pandai disekolah selalu menjadi juara umum. Walaupun mereka membela diri bahwa mereka benar tetapi para guru akan tetap membela Orihime.

"Kau ini bukan anak kecil yang masih menyusu seharusnya kau tahu harus buang sampah dimana?" dengan ekpresi marah Orihime membuka buku catatannya.

"Apa maumu,hah?" tantang Grimmjow.

"Jagerjaquez Grimmjow!" teriak Orihime lantang "aku masih kaku saja menyebutkan namanya walau sudah puluhan kali" gumamnya pelan.

Kelima lelaki itu masih berdiri dan melihat wanita yang ada didepannya dengan santainya.

"Membuang sampah sembarangan 20 kali, terlambat masuk sekolah 15 kali, ketahuan merokok 12 kali, tidak memakai uwabaki hampir setiap hari, kemudian…"

"Cukup!"

Orihime kaget dengan kata yang diteriakan sangat kencang itu mata besarnya terbelalak. Ichigo yang sama sekali tidak pernah berbicara padanya berjalan kearahnya. Hanya berjarak satu jengkal saja, mereka saling menatap.

"Aku sudah muak! Apakah hanya ini pekerjaanmu menghukum orang,hah?" matanya melihat kedalam mata Orihime disana ia melihat kesedihan, rasa sayang, kesepian dan lelah namun juga terselip optimisme.

"Apa maksudmu?" bisik Orihime

"Hah. Pantas saja kau tidak punya teman" Ichigo memalingkan wajahnya keluar jendela.

"Apa masalahmu kalau aku tidak punya teman?" Orihime masih menatap Ichigo.

"Kau tidak akan tahu menghargai orang lain!" Ichigo kembali menatap wanita yang berdiri dihadapannya.

"Belum tentu semua yang disebut teman akan menghargai kebaikan dan ketulusanmu. Belum tentu semua yang disebut teman akan selalu berada disampingmu ketika kau sedih. Belum tentu semua yang disebut teman akan berkorban untukmu. Bisa saja mereka manusia munafik yang baik dihadapanmu tapi menjelek-jelekan dibelakangmu. Kau tahu teman yang menghargai mu seperti apa?" mata bulatnya mulai berkaca-kaca Orihime mengontrol diri supaya tidak menangis. Orihime membalikan tubuhnya untuk berjalan pergi namun ia membalikan tubuhnya kembali kehadapan Ichigo kemudian meletakan jari telujuknya kedada tengah Ichigo dengan tatapan marah "Seharusnya kau tahu jawabannya!"

Orihime berjalan menuju tempat sampah, memungut sampah plastik yang dibuang Grimmjow dan menaruhnya kedalam tempat sampah. Dengan tubuh gemetar Orihime melangkah menjauh dari tempat itu.

Ichigo masih berdiri disana matanya terpejam perasaan dan pikirannya mencerna apa yang baru saja terjadi. "Suara itu terdengar bagai simfoni, mata itu bagai bintang yang akan selalu melihat kearahmu, tangan itu bagai.."

"Hei..kepala jeruk ayo kembali ke kelas" teriak Grimmjow yang membuat Ichigo kaget dan membuka matanya kemudian berbalik menghampiri teman-temannya.

"Dadaku seperti disengat listrik, jantung ini berdetak cepat dan perutku ngilu" bisik Ichigo dalam hati sambil memegangi dadanya tepat dimana telujuk Orihime menyentuhnya.


Matahari sedikit demi sedikit mulai tenggelam diantara kaki langit dan garis bumi, burung-burungpun kembali kesarang, anak-anak kecil berlarian dilapangan dengan ibu mereka yang selalu tersenyum hangat melihat tingkah polah anaknya yang lucu. Anak-anak sekolah dasar Karakura yang sedang berlatih Baseball dengan semangat mereka berlatih supaya menjadi juara lagi tahun ini. Anjing-anjing yang lucu berlari kesana-kesini sesuai perintah tuannya. Semilir angin sore menerpa wajah seorang gadis cantik yang asyik duduk dirumput nan hijau menikmati suasana itu. Mata bulat besar dan coklat muda bergoyang cepat menuju ke segala arah. Namun tiba-tiba air matanya menetes gadis itupun buru-buru mengambil saputangan yang ada di dalam tasnya. "Mengapa menangis?" pikirnya.

"Hime-neesan"

"Orihime-neesan"

"Yey Hime-neesan datang"

Matanya yang masih basah mencari siapa yang memanggil, dilihatnya anak-anak yang telah selesai berlatih Baseball berlarian kearahnya dengan wajah ceria mereka membuat Orihime tersenyum bahagia. Mereka berebutan untuk duduk didekat Orihime.

"Mmm..ada yang aneh" Orihime mengedip-ngedipkan matanya

Anak-anak yang duduk dihadapannya hanya diam dan juga ikut mengedip-ngedipkan mata.

"tak ada pelukan?" Orihime menggelengkan kepalanya diikuti lagi oleh mereka menggelengkan kepala

"tak ada ciuman dipipi?" Tanya Orihime lagi dan diikuti kembali oleh mereka dengan menggelengkan kepala

"Itu perintahku!" suara yang berat tapi terdengar lembut apalagi kalau didengarkan dengan memejamkan mata

"Sousuke Sempai" teriak manja Orihime

Aizen Sousuke, mereka berkenalan saat Orihime duduk dikelas 2 sekolah menengah pertama. Saat itu Sousuke duduk dikelas 3 sekolah menengah atas sedang berjalan menuju rumahnya, melihat Orihime yang merangkak diatas rumput hijau seperti sedang mencari sesuatu. Benar saja dia mencari kunci rumahnya, tanpa banyak tanya lagi Sousuke ikut mencari dan berhasil menemukannya. Dengan senyum secerah mentari ia berterima kasih pada Sousuke dengan memaksa mentraktirnya. Orihime mentraktir es krim kacang merah yang diapit roti lembut dan disiram saus coklat serta ditaburi kacang almond. Karena tak bisa menolaknya Sousuke memakan es krim itu, pada akhirnya demam selama satu minggu dan tidak dapat mengikuti ujian masuk perguruan tinggi. Orihime benar-benar merasa bersalah selama satu minggu ia datang kerumah Sousuke, ia mengerjakan apa yang ia bisa bantu mencuci pakaian, memasak, hingga bersih-bersih rumah. Sousuke tinggal sendiri, orangtuanya menetap di Newzeland mengurusi bisnis hotel. Bersyukurnya Orihime karena Sousuke orang yang gemar mengobrol sepertinya. Menceritakan banyak hal tentang hidup masing-masing, makanan favorit, film, musik, sekolah, masa depan, dll. Pada akhirnya Orihime tahu kalau Sousuke tak bisa makan es, badannya langsung demam dan dia juga alergi manis bisa-bisa jadi batuk seharian. Selama kebersamaan tersebut mereka berdua semakin akrab.

"Lihat mereka baru 8 tahun sudah tahu gadis cantik dan sexy. Apa namanya kalau bukan mes.."

"Sempaiii" teriak orihime sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya

"Aizen Sensei, kau cemburu ya?" teriak salah satu murid

"Hiis..kau ini" Sousuke mengangkat tangan kanannya posisi siap memukul tapi belum sempat pukulan itu mendarat dikepala tiba-tiba Orihime memeluk anak itu melindunginya, semua anak-anak melihat kearah lelaki dihadapan mereka kemudian mereka senada menggelengkan kepala menyesali perbuatan sang pelatih. Sousuke mengepalkan kedua tangannya menahan kejengkelan dan berusaha mengatur nafasnya.

"Hampir gelap ayo kita pulang" ajak Orihime dengan senyum yang menghangatkan jiwa ia pun bangun dari duduknya diikuti oleh anak-anak lainnya mereka semua berjalan beriiringan sambil bercanda riang menuju rumah masing-masing.


Lima pemuda sedang asyik ngobrol dan tertawa lepas diteras sebuah café ditemani minuman soda dan tacos. Ya, café ini adalah tempat favorit anak-anak sekolah sekitaran karakura bukan hanya harganya pas dikantong, makanan yang enak tapi juga tempat tebar pesona para muda-mudi. Letak café ini sangat strategis dipusat kota karakura dekat sekolah kelima pemuda itu dan berhadapan dengan stasiun karakura serta karakura department store. Orang-orang dan kendaraan berlalu lalang didepan café, ramai sekali. Hari ini hari yang tak bisa dilupakan Ichigo, tidak pernah dimengerti perasaan apa yang saat ini terjadi. Rasanya ingin berjumpa lagi dengannya. Baru kali ini ada orang yang begitu berani menatap matanya cukup lama biasanya orang-orang akan menghindarinya.

"Oi, apa yang sedang kau pikirkan?" pukulan Chad dibahu menyadarkan Ichigo

"Aku hanya bosan" jawab Ichigo santai

"Lihat siapa yang datang" teriak Grimmjow sambil berlari menghampiri dan membuka kedua tangannya minta dipeluk.

"Shit!" gumam Ichigo

Wanita berkulit putih, wajah oval, tubuh yang sexy, matanya yang besar berwarna hijau berjalan laksana model catwalk mendorong tubuh pemuda berambut biru itu agar tidak menghalangi jalannya.

"Ah..Ichi-kun" wanita itu berlari kecil lalu memeluk Ichigo dan duduk dipangkuannya "Aku rindu padamu, Ichi-kun" teriaknya manja kemudian memeluknya lagi

"Aku tidak" jawabnya santai

"Kenapa kau selalu menolak ku?" tanya gadis itu dengan wajah sedih

"Jelas. Karena aku tidak suka padamu"

"Kau jahat!" gadis itu memukul-mukul tubuh Ichigo dengan kedua tangannya

"memang aku ini jahat" dengan sedikit singgungan diujung bibir penuh makna, gadis itu berhenti memukul-mukul Ichigo dan terdiam tanpa peringatan Ichigo berdiri sehingga gadis itu jatuh dari pangkuannya.

"Ichigoooo" teriak gadis itu sehingga menjadi pusat perhatian

Tanpa perduli dengan apa yang sedang terjadi Ichigo pergi sambil memakai backpacknya dan mengaitkan helm dilengan kirinya.

"Yo. Aku pulang duluan" teriaknya dengan memberi satu kali ayunan tangan membelakangi teman-temannya dan berlalu menaiki motor merah Ducati-nya

Teman-temannya tahu kalau Ichigo sedang kesal hari ini atas kejadian tadi siang disekolah. Ditambah lagi seorang gadis yang selalu mengejar-ngejar Ichigo padahal pemuda dengan tinggi 184 cm itu sama sekali tidak tertarik pada gadis itu.

"Nel-chan, kau tidak apa-apa?" tanya Grimmjow sambil membantu mengangkat tubuh gadis itu keposisi berdiri.

"Antarkan aku pulang!" teriak gadis berambut hitam sambil kakinya bergantian menghentak-hentakan bumi.

"Baik akan ku antar kau pulang" Grimmjow menarik tangan Nel dan menuntunnya kemudian menaiki taxi

Ketiga temanya saling berpandangan kemudian meraih backpack serta helm masing-masing dan pergi meninggalkan café.

"Sudahlah jangan menangis" Grimmjow menenangkan gadis yang ada dipelukannya, ibu jarinya mengusap air mata yang mengalir dipipi chabinya.

"Aku sangat menyukainya. Kau tahu itu kan?" terang Nel sambil terisak-isak

"Kenapa kau hanya melihat Ichigo. Apa aku tak terlihat?"

Nel menjauh dari pelukan Grimmjow "Aku sudah berusaha tapi tak bisa"

Grimmjow meletakan kedua telapak tangannya diantara wajah Nel dan membawa mata hijau itu menuju matanya yang biru dengan tatapan penuh keyakinan "Cobalah menyukaiku aku akan membuatmu bahagia"


Angin malam yang cukup dingin membuat Orihime merinding tetapi hatinya hangat. Memasak dan makan malam bersama orang yang disukai membuat hidupnya bahagia betapa tidak Sousuke pria tampan, berkarisma, bijaksana dan selalu menolong. Walaupun dari keluarga kaya dan tinggal dirumah yang besar tak membuat dirinya sombong. Sousuke memiliki banyak teman dari berbagai level, setiap orang yang bertemu dengannya pasti menyapanya walau sekedar sapaan sederhana. Mengenal Sousuke membuat hari penuh warna.

Jam ditangan kirinya mengarah pukul 20.45 tak biasanya jalan yang dilalui begitu sepi mungkin karena suhu udara yang cukup dingin hingga membuat orang-orang enggan berlama-lama diluar rumah. Biasanya Sousuke akan mengantar dirinya sampai ke shelter bus lalu kembali kerumah setelah Orihime naik bus. Tetapi, kali ini Orihime menolak karena melihat Sousuke sangat lelah walaupun tadinya dia memaksa menemani Orihime. Dari kejauhan terdengar kegaduhan, setelah cukup dekat Orihime melihat seorang wanita kantoran berusaha menarik tas yang juga ditarik oleh seorang laki-laki yang menggunakan topi dan masker untuk menutupi wajahnya, tidak jauh dari sana diatas motor menunggu seorang lelaki yang terus menyuruh temannya bergerak cepat. Orihime berusaha mencari sesuatu yang ada disekitarnya dia menemukan ranting pohon yang cukup besar yang tergeletak dibawah pohon dengan berani Orihime berlari kearah penjahat itu dan memukulkan ranting yang dipegangnya ke kepala lelaki dihadapannya. Lelaki itu melepaskan tangannya dari tas kemudian memegang kepalanya dan meringis kesakitan. Melihat temannya diserang lelaki yang berjaga dimotor bangkit, tangannya mengeluarkan sesuatu dari saku jaket kulitnya sebuah pisau lipat dengan cepat lelaki itu mengayunkan pisau kearah Orihime. Darah segar mengalir dari telapak tangan kanan Orihime dengan menahan perih dirinya berlari untuk mengambil ranting pohon tetapi lebih dulu diambil oleh penjahat yang ia pukul kepalanya. Wanita yang ingin dirampas tasnya membantu mengalihkan perhatian ia memukulkan tasnya pada penjahat yang sudah siap memukul Orihime dengan ranting. Penjahat itu berbalik dan mendorong wanita itu hingga terjatuh kepalanya membentur aspal. Orihime yang melihat berusaha menolongnya namun lelaki yang memegang pisau ingin menusuknya lagi tetapi tidak berhasil malah kedua penjahat itu jatuh bersamaan.

"Kalau berani jangan dengan peremuan, pengecut!" tanpa banyak kata pemuda yang kelihatannya jago bela diri dengan mudah membuat dua penjahat tak sadarkan diri

"Shit" umpatnya

"Kurosaki?"

"Inoue?"


Ichigo berdiri dengan raut kecemasan di wajahnya. Tangannya dilipat dan ditarunya didepan dada. Sesekali wajahnya dipalingkan kedalam ruang emergency. Polisi sedang berbicara dengannya meminta keterangan atas kejadian 2 jam yang lalu itu.

Seorang perawat keluar dari ruang emergency "Siapa yang bertanggung jawab atas pasien Inoue Orihime?"

Ichigo membalikan tubuhnya menghampiri perawat muda yang wajahnya merah setelah melihat pemuda tampan dan tinggi sepertinya.

"Si-siapa nama anda?" Tanya perawat itu gugup

"Kurosaki Ichigo"

"Kau boleh menemui nona Inoue" perawat itu tersenyum malu dan berjalan kembali ke ruang emergency

Ichigo berjalan menghampiri Orihime yang sedang duduk dipinggir tempat tidur.

"Aku ingin pulang" terlihat mata indahnya berkaca-kaca

"Ichigo" seseorang memanggil namanya

"Dokter Urahara" Ichigo membungkukan badannya

"Bisa kita bicara sebentar?"dokter bertopi hijau-putih itu mengerlingkan mata dan tersenyum pada Orihime.

Ichigo berjalan mengikuti dokter dan berhenti tidak jauh dari Orihime.

"Kau tahu kenapa dia ingin sekali pulang?" Tanya sang dokter dan Ichigo hanya menggeleng cepat

"Dia tak punya asuransi. Untunglah pengobatan ini ditanggung oleh korban yang ditolongnya"

Ichigo mengerutkan dahinya "Apa dia benar-benar harus dirawat?"

"Tidak perlu. Luka ditangan kanannya tidak terlalu parah tapi, dia sangat shock. Aku akan memberi resep obat untuk lukanya agar tidak infeksi "

Orihime tertunduk dan badannya gemetar saat polisi meminta keterangan darinya. Ichigo yang menyadari keadaan itu berjalan cepat kearahnya.

"Apa kalian sudah selesai?" mata coklat yang menatap tajam pada kedua polisi itu

"Y-ya. kami sudah selesai" jawab polisi muda berbadan kurus

"Nanti jika kami butuh keterangan lagi, kami akan menghubungi nona Inoue" polisi satunya menambahkan

"Dia tidak punya telepon atau handphone. Kalian bisa hubungi nomor ini" di ambil note kecil dari tangan salah satu polisi berikut pulpennya. Kurosaki Ichigo 3041187 kemudian memberikan lagi pada polisi dihadapannya.

"Baik kalau begitu kami berterima kasih atas kerjasamanya" kedua polisi itu membungkuk pada Ichigo dan Orihime kemudian beranjak pergi

Keadaan Orihime sedikit membuat Ichigo kuwatir bagaimana tidak saat ini wajahnya pucat, tubuhnya masih gemetar dan air matanya terus menetes walaupun tak terdengar suara tangisan

"Aku akan mengantarmu" ajak Ichigo kemudian membantu Orihime berdiri

Orihime hanya menganggukan kepala tanpa menatap Ichigo. Wajahnya terus dipalingkan ke bawah sesekali tangan kirinya mengelap pipinya yang tergenang air mata. Mereka berdua berjalan keluar University of Karakura Hospital, Ichigo memberhentikan taxi dan masuk kedalamnya. Selama perjalanan Ichigo melirik gadis yang ada disampingnya, dilihatnya Orihime masih tertunduk padahal dia ingin sekali mendengar suaranya, menatap mata besar coklat mudanya yang indah bahkan juga ingin memeluk tubuhnya.

"Berhenti" dengan suara lirih dan wajahnya yang melihat keluar jendela taxi, Orihime turun dari taxi kemudian merogoh tasnya untuk mengambil kunci rumah membuka pintu dan masuk kedalam rumah. Ichigo buru-buru mengeluarkan dompet dilihatnya argo, 1.200 yen kemudian memberikan uang pada supir taxi.

Ichigo berdiri didepan rumah Orihime. Rumah khas jepang tidak terlalu besar ada taman kecil berbentuk L (taman dari depan rumah hingga kesamping rumah) rumah yang 85% terbuat dari kayu terlihat tua karena rumah-rumah disekelilingnya merupakan bangunan modern tapi secara keseluruhan rumah tua ini tetap kokoh berdiri. Pintu depan yang tidak tertutup rapat menariknya untuk lebih mendekat. Dia tahu Oriihime sengaja tidak menutup pintunya untuk mengundang dirinya masuk kedalam. Saat Ichigo melangkahkan kaki kedalamnya harum khas bunga segar menusuk hidungnya membuat rilex tapi ia tak tahu bunga apa itu. Dilihatnya Orihime berdiri menghadap kearahnya, matanya sembab dan merah.

"Maafkan aku sudah merepotkanmu. Aku akan membayar uang taxinya ta-tapi tidak sekarang. Maafkan aku" Orihime membukukan badannya dalam.

"Mm..tidak masalah" Ichigo mengusap-usap belakang lehernya

"Terima Kasih. Pasti aku akan membayarnya segera" Orihime kembali membungkuk

"Ini obat yang harus kau minum" Ichigo berjalan mendekat untuk menyerahkan sebuah plastik putih kecil

"Terima Kasih" Orihime membungkuk sekali lagi

"Baiklah aku pamit. Besok kita harus kesekolah kan?"

Orihime menganggukan kepalanya dan tersenyum. Perasaan yang hangat menyelimuti tubuh Ichigo setelah melihat senyum itu. Dia ingin membalas senyuman itu tapi bibirnya kelu, kaku. Ichigo berjalan keluar dan menutup pintu perlahan langkahnya terhenti kemudian berbalik menatap pintu rumah itu. Inoue belum beranjak dari posisinya ia pun menatap pintu rumahnya.

"Aku ingin mengenal Kurosaki Ichigo lebih dekat"

"Aku ingin mengenal Inoue Orihime lebih dekat"

-TBC-