_ Crazy World _
Pairing : ChanBaek Slight KrisBaek
Genre : Hurt / Comfrot / Angst
Rate : M
Warning : BOYSLOVE, BOY X BOY, OOC, AU, Typo's, LEMON/LIME/RAPE, DEATH CHARA!
.
.
.
a/n : Yo! Oneshoot egen! Semoga kalian suka.. Dan ini 100% karya asliku.. mohon maaf kalau ceritanya terkesan pasaran..
.
.
.
/ Tidak Suka? /
/ JANGAN DIBACA! /
.
.
.
~ DrakKnightSong ~
.
.
.
- Happy Reading -
.
.
.
Sekarang hari minggu, hari dimana akan menjadi hari bersejarah untuk Baekhyun. Sudah sejak lama ia menantikan hari ini terjadi. Bagaikan meraih mimpi. Baekhyun akhirnya menikah dengan sosok pria yang akan menjadi suaminya.
Bibir tipisnya mengulas senyum manis, memperhatikan kembali setiap detail bagian tubuhnya yang sudah memakai tuxedo putih pemberian calon suaminya. Baekhyun sangat tidak sabar mengikat janji suci dengan pria pujaan. Dan entah kenapa ia meruntuki waktu yang berjalan lamban dari biasanya.
"Oh? Lihatlah, anak Ibu yang manis ini. Kau sangat manis dan elegan dengan tuxedo itu, sayang" Nyonya Byun menatap haru putra bungsunya yang sekarang sudah besar. Nyonya Byun merasa waktu berjalan dengan sangat cepat. Lihatlah, putranya ini. Rasanya baru kemarin ia menimang Bayi Baekhyun, dan sekarang sudah akan menikah lagi.
"Ibu pasti akan kesepian setelah ini" lirihnya, membuat Baekhyun memanyunkan bibirnya, lucu.
"Ibu~ jangan berkata begitu. Aku pasti sering main kerumah untuk menemani Ibu kok. Aku janji" sahut Baekhyun segera memeluk sayang wanita paruh baya yang sudah merawatnya ini.
Nyonya Byun terkekeh gemas melihat putra bungsunya, " harus rajin menemui Ibu. Jika tidak, Ibu akan menyita persediaan buah strawberry-mu" candanya, berhasil membuat Baekhyun semakin merenggut lucu. "Ibu bercanda, sayang" sambungnya, begitu melihat wajah merajuk putranya.
"Ibu sekali lagi terima kasih karena sudah merestui hubunganku dengannya" ujar Baekhyun, menatap lekat manik hitam Ibunya.
"Tentu, sayang. Berjanjilah. Kau akan bahagia dan tidak menangis lagi" ucap Nyonya Byun, disambut anggukkan pelan pemuda didepannya.
"Terima kasih, Bu"
.
.
.
Pesta pernikahan berjalan dengan lancar dan sesuai ketentuan yang diinginkan kedua mempelai. Masing-masing dari mereka sudah mengutarakan janji suci yang akan mengikat mereka untuk selalu bersama satu sama lain dihadapan Yang Maha Kuasa. Sepasang cincin yang dibeli dengan pemesanan khusus sudah terpasang indah dijari manis tiap mempelai. Tawa haru dan bahagia tersemat apik di setiap undangan yang hadir, ikut merasakan kebahagiaan yang tengah dirasakan kedua mempelai.
Baekhyun menepuk pelan pundaknya yang terasa pegal akibat terlalu sering menjabat tangan tiap undangan, dan menggandeng suaminya. Walau tubuhnya terasa sakit semua, tapi itu semua tidak sebanding dengan rasa bahagia yang menjalar tiap denyut nadinya.
"Kau lelah, sayang" sebuah pijatan lembut mendarat dipundaknya lembut. Dan Baekhyun hanya tersenyum manis begitu tahu suaminya lah yang menyentuhnya.
"Sejujurnya ya. Tapi, aku tidak masalah dengan rasa sakit dan pegal ini. Sebab, itu semua terbayar oleh kebahagiaan yang aku rasakan sekarang" sahutnya, seraya mendongakkan kepalanya keatas, guna memandang wajah tampan suaminya.
Kris terkekeh geli mendengarnya, "Aku juga demikian, Baek" ujarnya, mendaratkan kecupan mesra dibibir plum itu. "Sekarang mandilah. Aku sudah menyiapkan air hangat untukmu, Sayang" lanjutnya, disambut anggukkan antusias pemuda Byun.
"Terima kasih, Kris. Seharusnya kau tidak usah menyiapkan itu untukku. Bagaimana pun, itu tugasku sebagai istrimu" gumam Baekhyun, merasa tidak enak merepotkan suaminya.
"Kau ini bicara apa, hm? Mandi sendiri atau mau aku mandikan?" tutur Kris, diiringi seringaian jahil yang melekat indah dibibir tebalnya. Sukses mengundang warna merah pekat yang menghiasi wajah imut itu Kris tidak tahan untuk menggendong tubuh mungil istrinya. Baekhyun terpekik kaget merasakan tubuhnya diangkat secara tiba-tiba.
"Aku meralat ucapanku. Sepertinya kita akan mandi bersama" ujarnya, mengecup gemas pipi tembab Baekhyun.
"T-tapi kan kau sudah mandi, Kris" sahut Baekhyun terbata. Pipinya semakin bersemu merah ketika Kris membisikan kalimat ambigu ditelinganya. Dan pada akhirnya ia hanya bisa pasrah saat tubuhnya dibawa kedalam kamar mandi apartemen mereka. Sepertinya malam ini akan menjadi malam yang sangat panjang untuk mereka.
.
.
.
.
"Hari ini adikku akan kembali ke korea. Dan untuk sementara ia akan tinggal disini bersama kita. Kau tidak masalahkan, Baek?" tanya Kris, seraya membenarkan kancing kemeja.
Baekhyun menghentikan pekerjaannya yang tengah membuatkan kopi untuk sang suami. Dengan segera ia menghampiri Kris yang terlihat kesulitan memakai dasi. Kris tersenyum lembut melihat tangan mungil istrinya yang dengan telaten memakaikan dasinya.
"Tentu saja, Kris. Aku tidak keberatan sama sekali kok. Lagian sudah lama sekali aku tidak bertemu dengannya" ucapnya, mengecup mesra bibir tebal Kris.
"Terima kasih sayang. Kau memang yang terbaik" Baekhyun hanya bisa mengulum senyum mendengarnya.
"Kapan Chanyeol akan pulang?" tanya Baekhyun seraya menyiapkan sarapan untuk Kris.
"Hari ini aku akan menjemputnya dibandara. Dan mungkin aku akan pulang larut, sayang"
"Ah, begitu ya. Jika begitu berhati-hatilah" Kris mengangguk ringan membalas ucapan istrinya, dan memulai makan sarapan yang disediakan istrinya.
.
.
.
Baekhyun awalnya merasa senang akan kehadiran adik iparnya, yang sebenarnya seumuran dengannya. Hanya saja entah kenapa Baekhyun merasa ada yang aneh dengan setiap perilaku Chanyeol belakangan ini. Sudah hampir Dua bulan lamanya Chanyeol tinggal bersama mereka. Dan selama itu pula Kris mulai jarang pulang kerumah diakibatkan jadwal kerjanya yang padat. Belum lagi seringnya Kris yang pulang pergi keluar Negeri atau luar Kota. Semakin membuat itensitas pertemuan mereka sedikit, juga membuatnya lebih sering ditinggal bersama dengan Chanyeol.
"Baekhyun-ie, kau belum tidur?" Baekhyun sedikit tersentak kaget mendengar suara barithon Chanyeol yang menggelegar disepinya malam.
"Kau tidak memanggilku, Hyung, Yeol" dengus Baekhyun, mengabaikan pertanyaan tadi.
Chanyeol mengerlingkan matanya bosan, "Kita hanya berbeda beberapa bulan saja, ingat?" jawabnya, mendudukkan bokongnya begitu saja pada salah satu kursi santai yang berada diberanda kamar Baekhyun.
"Dan aku sekarang Kakak Iparmu, jika kau lupa, Park" peringat Baekhyun, menghela nafas pelan melihat gidikkan bahu pemuda didepannya.
"Aku tidak perduli. Yang jelas kita seumuran" tutur Chanyeol keras kepala, yang dibalas kerlingan bosan Baekhyun. Menopangkan tangan kanannya diatas meja, manik hitamnya memperhatikan wujud cantik pemuda didepannya yang hanya dibalas tatapan malas oleh Baekhyun.
"Cantiknya kakak Ipar-ku" ujarnya, mengerling genit ke arah Baekhyun yang tersentak kaget mendengar pernyataan itu. "Andai aku yang lebih dulu bertemu denganmu, mungkin saja aku yang akan menjadi suamimu" sambungnya, tidak memperdulikan tatapan risih yang dilayangkan Baekhyun padanya.
"Berhenti berkata aneh, Chanyeol. Lebih baik sekarang kau keluar dari kamarku, bukankah besok kau harus pergi ke tempat magangmu?" tutur Baekhyun, merasa jengah dengan sikap aneh pemuda Park itu.
"Baiklah, aku akan keluar" dengus Chanyeol, berdiri dari duduknya. Dan berjalan masuk kedalam mengikuti Baekhyun yang sudah lebih dulu masuk. Sebuah seringaian bermain dibibir tebalnya. Tanpa berkata apapun, segera saja tangan kanannya meraih pundak sempit Baekhyun, lalu membalikkan tubuh itu untuk menghadap padanya.
"Apa yang-" Baekhyun yang terkejut akan perilaku tiba-tiba Chanyeol yang membalik tubuhnya, langsung membelalakkan matanya ketika merasakan sepasang bibir tebal mendarat dibibir plumnya.
Tidak perduli siapa yang saat ini ia cium. Chanyeol segera melingkarkan sebelah tangannya memeluk pinggang ramping Baekhyun, dengan sebelahnya lagi digunakan untuk menekan kepala itu, guna memperdalam ciumannya.
Baekhyun yang sudah sadar dari keterkejutannya, berusaha mendorong tubuh besar Chanyeol dari hadapannya. Akan tetapi sayang, kekuatan tubuhnya tidak sebanding dengan milik Chanyeol. Dan yang bisa ia lakukan hanya menutup rapat-rapat kedua belah bibirnya, agar Chanyeol tidak bisa memasuki rongga mulutnya.
"Ngh~" Baekhyun langsung melengguh pelan, begitu sepasang tangan Chanyeol mulai meremas kedua belah bokongnya gemas. Chanyeol menyeringai diantara ciumannya, yang lalu melesakkan lidahnya guna mengeksplor isi mulut Baekhyun.
Keringat dingin mulai membasahi keningnya, ketika hawa panas mulai merasuki dirinya. Tubuhnya yang semakin melemah akibat ciuman lama yang dilakukan Chanyeol, membuat Baekhyun dengan terpaksa memegang erat jaket yang dikenakan Chanyeol.
"Hahh hahh hahh" deru nafas memburu keluar dari mulut keduanya, begitu Chanyeol melepaskan ciumannya. Baekhyun yang masih belum bisa mencerna dengan baik apa yang barusan terjadi, harus kembali dikejutkan dengan sebuah benda lunak yang bermain-main diarea telinga kanannya.
"C-chanyeol.. Ungh~ c-cukup-" gumam Baekhyun, sedikit menitikan air mata. Kecewa dengan perbuatan yang dilakukan Chanyeol padanya. Bagaimana mungkin Chanyeol melakukan ini padanya? Kris.. Ia telah berkhianat pada Kris.
Menulikan isakkan lirih yang keluar dari pemuda dipelukannya. Chanyeol menarik kesamping baju kebesaran Baekhyun, hingga memperlihatkan bahu putih mulus yang mampu menggoda imannya. Chanyeol bersyukur Baekhyun memakai baju kaos kebesaran malam ini. Membuatnya mudah menciumi bahu mulus itu.
"Kamu sungguh wangi, Baek" bisiknya, mengendusi aroma manis yang keluar dari tubuh Baekhyun. Dijulurkannya lidah panjangnya, membasahi serta menjilati leher juga bahu mulus tersebut. Sialan, Chanyeol sungguh berhasrat memakan pemuda dipelukannya.
"Hiks, Chanyeol.. Sadarlah.. A-aku kakak Ipar-mu" bisik Baekhyun lirih, mengabaikan gelenyar nikmat yang perlahan memasuki tubuhnya. Baekhyun tidak bisa melakukan ini. Ia tidak bisa mengkhianati, Kris.
"Sttt, diamlah, Baek. Aku tau kau menyukai ini" ditangkupnya wajah mungil itu, dengan penuh kelembutan Chanyeol menghapus airmata yang membajiri wajah cantik tersebut. "Aku benar-benar sangat berhasrat sekarang" lanjutnya, kembali mencium bibir itu, namun kali ini lebih kasar dan menuntut.
"Umphh~" Baekhyun tersentak kaget begitu tubuhnya didorong kearah tempat tidur. Bibirnya masih setia dijerat oleh bibir kissable Chanyeol. Serta tangannya yang ditahan dimasing-masing sisi kepalanya. Membuatnya sulit melepaskan diri.
Hati Baekhyun sungguh hancur mengetahui dirinya mudah ditumbangkan oleh Chanyeol yang seenaknya memperlakukan dirinya seperti ini. Jika Chanyeol sangat berhasrat, kenapa tidak memanggil wanita pelacur saja? Kenapa harus dirinya, yang sudah jelas istri Kris?
"Agh! C-chanyeol! H-hentikan" ujarnya, setengah membentak, berharap kewarasan pria Park ini kembali. Baekhyun memejamkan kedua matanya erat, merasakan nipplenya dikulum rakus oleh Chanyeol. Tubuhnya saat ini sudah setengah toples, hanya tersisa celana boxer hitamnya saja yang melekat ditubuhnya.
Baekhyun sungguh tidak mengira akan diperkosa oleh adik iparnya sendiri. Seingatnya, dulu ketika ia masih berpacaran dengan Kris, ia tidak begitu dekat dengan Chanyeol. Walau mereka sudah saling dikenalkan satu sama lain, bahkan ketika ia sudah sangat sering keluar masuk kediaman Park untuk mengunjungi Kris. Sedikitpun ia tidak pernah mengira akan mendapatkan perilaku seperti ini oleh Chanyeol. Yang notabennya tidak begitu dekat dengannya. Ada apa dengan anak ini? Apa Chanyeol tengah mabuk?
"Berhenti menangis, Baek" ujar Chanyeol, menarik Baekhyun dari lamunannya. Untuk sejenak ia menghentikan perbuatan bejatnya, hanya untuk menatap sepasang mata sipit yang kini dibasahi air mata.
"Kenapa, Yeol? K-kenapa kamu memperlakukan aku seperti ini? T-tidakkah kamu sadar, sudah mengkhianati, Kris?" tanya Baekhyun, menatap penuh kecewa akan tindakan pemuda diatasnya.
Menatap datar dan tidak perduli. Chanyeol menekankan kedua kakinya untuk menahan pergerakkan Baekhyun yang ingin kabur. Menyisir pelan rambut berkeringatnya menggunakan jari-jari tangannya. Chanyeol memberikan seringaian lebar kearah Baekhyun.
"Aku sadar. Sangat sadar, Sayang. Dan aku tidak akan mengucapkan kata 'maaf' untuk perbuatanku ini" tuturnya, mengejutkan Baekhyun. "Aku tidak menyesal dengan apa yang kulakukan sekarang. Dan untukmu, manis-" dijilatinya pipi tembam Baekhyun gemas, Chanyeol tetap memfokuskan matanya menatap manik indah Baekhyun, "-jangan harap bisa melaporkan perbuatanku pada Kris-Hyung. Jika kau tidak ingin aku menghancurkan perusahaan Baekbom-Hyung yang baru dibangun itu" sambungnya, semakin mengejutkan Baekhyun.
"K-kau-" Baekhyun menggelengkan kepalanya pelan, tidak habis pikir dengan sikap Chanyeol yang sangat berubah drastis. Walau ia dulu tidak dekat dengan Chanyeol , menurut cerita dari cerita Kris juga keluarganya, Chanyeol tipe pria yang hangat dan ceria. Tapi, kenapa sekarang...
"Kau berubah, Chanyeol" desisnya, disambut kekehan pelan Chanyeol.
"Berubah? Memang kau tahu apa mengenaiku, hm?" tanya Chanyeol, mencengkram cukup kuat wajah Baekhyun menggunakan satu tangan. "Kau tidak tahu apa-apa mengenaiku" ujarnya, mengecup pelan bibir itu. "Kau tidak mengetahui apapun soalku, Baek" lanjutnya, berbisik.
"C-Chanyeol" panggil Baekhyun dengan tubuh bergetar hebat, "A-aku mohon.. Jangan lanjutkan niatanmu ini.. Aku-"
"Sttt, jangan berisik. Apapun ucapanmu, aku akan tetap melanjutkan ini" tanpa memberi kesempatan Baekhyun berbicara, Chanyeol segera menanggalkan setiap pakaian yang melekat ditubuhnya. Yang setelahnya ia pun menanggalkan celana boxer Baekhyun dalam sekali tarikan nafas.
Nafas Baekhyun tercekat, begitu ia merasakan sebuah tangan mencengkram kesejatiannya dengan erat. Dengan kedua mata tertutup rapat, Baekhyun mencoba membayangkan bahwa Kris lah yang tengah menyentuh dan mengecupnya. Akan tetapi, sekeras apapun ia mencoba, wajah Chanyeol lah yang selalu keluar dalam pikirannya. Deru nafasnya mulai tidak teratur, tubuhnya menggeliat tidak nyaman, disaat hawa panas gairah seksual mulai menguasai seluruh tubuhnya.
Chanyeol menjilat ludahnya tidak sabar melihat geliatan erotis yang lakukan Baekhyun. Dengan mempercepat gerakan tangannya. Baekhyun pun mengeluarkan cairannya yang langsung menyembur kencang mengenai wajahnya.
"Hahh hhahh hahh" Baekhyun merasa sangat lemas. Ia tidak tahu jika hanya menggunakan tangan besar Chanyeol saja, ia bisa keluar dengan dahsyat begitu.
"Menikmati sentuhanku, manis?" bisik Chanyeol mengurut kembali sesuatu yang mulai melemas dibawah sana. Kembali menghasilkan geliatan tidak nyaman dari pria dibawahnya. "Tapi, tentu kamu tahu jika ini belumlah berakhir" sambungnya, mencium rakus bibir membengkak Baekhyun.
"Enghh~ Umpph~" lengguh Baekhyun, kedua tangannya tanpa sadar melingkar manis dileher jenjang Chanyeol. Bisa ia rasakan kedua kakinya dibuka lebar, yang dimana disusul sesuatu yang keras dan panjang mencoba menerobos lubang anusnya. Kedua matanya semakin terpejam erat, ketika benda itu mulai memasuki dirinya.
"U-Ukh! Eugh~" lirih Baekhyun, menahan rasa nyeri yang menerpa tubuh bagian bawahnya. Baekhyun sekarang yakin, jika kesejatian Chanyeol lebih besar dari milik Kris. Terasa sekali dari sulitnya benda panjang itu yang mencoba menerobos dirinya.
Chanyeol yang sudah tidak sabar, langsung mendorong keras dan cepat kesejatiannya. Menghasilkan jeritan kesakitan yang dikeluarkan Baekhyun. Mengecupi tiap senti wajah manis Baekhyun sebagai tanda maafnya secara tidak langsung. Dengan perlahan ia mengeluarkan kesejatiannya, dan dengan gerakan lembut juha penuh kehati-hatian. Chanyeol mulai menggerakkan tubuhnya secara teratur. Manik hitamnya memperhatikan tiap ekspresi kenikmatan secara berangsur dikeluarkan Baekhyun.
"Eugh! Engh~ Umm~" desah Baekhyun lirih, kedua matanya masih tetap tertutup rapat, menikmati tiap mili bagian tubuh dalamnya yang dihujam benda besar dan panjang. Baekhyun tahu tindakanya ini akan ia sesali nanti, tapi tidak bisa ia pungkiri jika Baekhyun sangat menyukai tiap sentuhan yang dilakukan Chanyeol. Apalagi jika mengingat kembali sudah hampir sebulan tubuhnya tidak disentuh oleh sang suami yang sibuk bekerja. Semakin membuatnya terbuai, membuat kedua kakinya terbuka lebih lebar.
Gerakkan tubuh Chanyeol yang cepat dan keras, sangat disukai oleh keduanya. Terlihat dari Baekhyun yang mendesah dan melengguh penuh nikmat, juga geraman bak serigala yang sesekali dikeluarkan Chanyeol. Yang tidak lama setelahnya keduanya mencapai klimaks secara bersamaan.
.
.
.
.
"Kau mau kemana?" dengan kedua tangan terlipat didepan dada. Chanyeol menatap penuh tanya pria mungil yang tengah sibuk berkutat didepan meja rias.
"C-Chanyeol" gumam Baekhyun, sedikit terkejut akan kehadiran adik iparnya.
"Aku bilang, kau mau kemana?" tanpa perduli keterkejutan Baekhyun. Chanyeol mengulangi pertanyaannya. Sorot matanya mengeluarkan emosi dan amarah, ia sudah bisa menebak dengan siapa dan kemana pria mungil itu akan pergi. Akan tetapi, ia ingin mendengar langsung dari bibir seksi yang selalu ia nikmati selama hampir sebulan belakangan ini.
Menelan ludahnya susah payah. Baekhyun sedikit memundurkan tubuhnya ketika Chanyeol mencoba mendekatinya. "K-kris memintaku m-menemaninya ke acara-" belum saja ia menyelesaikan ucapannya. Tubuhnya sudah diangkat oleh kedua tangan besar dan kekar Chanyeol yang mendudukkan dirinya dimeja rias, sehingga kini ia duduk menghadap Chanyeol. Tubuhnya bergetar takut, apalagi saat sebelah tangan Chanyeol mulai mengusap lembut pipinya.
"Apa harus pergi? Kenapa tidak menemaniku saja disini, hm?" bisik Chanyeol, menjilat lembut telinga Baekhyun.
"C-Chanyeol.. K-kris sedang dalam perjalanan kesini.. D-dia-" Baekhyun menghentikan ucapannya ketika bibirnya dibungkam oleh kedua belah bibir Chanyeol yang mulai mencium bibirnya brutal. Tidak ada hal yang bisa Baekhyun lakukan selain pasrah, dan berdo'a agar suaminya belum tiba dirumah.
"Umpph~ Engh~" lengguhan lirih keluar disela-sela pagutan panas yang tengah terjadi, kedua tangannya saling mencengkram satu sama lain. Sedikit pun tidak ada niatan untuk memeluk tubuh pria didepannya.
Setelah hampir sepuluh menit mencium rakus bibir plum Baekhyun, Chanyeol segera melepaskan pagutan tersebut. Ditatapnya intens tatapan wajah berantakan Baekhyun. Yang tidak lama sebuah seringaian lebar mengukir indah dibibir kissablenya.
"Aku sangat suka wajah berantakanmu ini" tuturnya, mengelus lembut dan sayang pipi bersemu itu. Lalu setelah melayangkan kecupan gemas pada bibir juga kening sang kakak ipar, tanpa berkata apapun lagi, Chanyeol beranjak meninggalkan Baekhyun yang termenung seorang diri.
Setitik liquid mengalir dari pelupuk mata berhias eyeliner itu. Baekhyun tidak tahu sampai kapan Chanyeol akan menjadikan dirinya mainannya. Baekhyun tidak bisa terus menerus membohongi sang suami. Baekhyun tidak bisa.
Drttt Drttt Drttt
Suara getar ponsel yang ia letakkan diatas nakas, membuyarkan pikirannya. Dengan sedikit tertatih diraihkan ponsel miliknya, dan disana tertera nama sang suami yang menghubunginya. Hatinya berdenyut sakit, mengetahui sang suami begitu menyayanginya, sedangkan dirinya malah melakukan tindakan diluar batas dengan adik iparnya sendiri.
"H-hallo, Kris?" sapanya, yang sebisa mungkin menetralkan rasa sesak didadanya. Ia tidak ingin Kris mengetahui jika dirinya sedang menangisi pengkhianatan yang ia lakukan pada sang suami. Baekhyun tidak mau kehilangan Kris.
[ Hei, kenapa suaramu parau , sayang? Apa kau baru menangis? ] tanya Kris, khawatir. Dan Baekhyun meruntuki dirinya yang tidak bisa mengendalikan diri dalam menahan tangisan.
"Tidak ada apa-apa. Aku hanya sedang sedikit flu saja" elaknya, tidak ingin membuat khawatir sang suami.
[ Syukurlah jika begitu. Oh ya, aku sebentar lagi sampai. Kau bersiaplah didepan pintu. Kita sudah terlambat, jadi aku tidak akan mampir ke rumah dulu ya ]
"Iya, kebetulan aku sudah siap" sahutnya, lirih begitu melihat Chanyeol berdiri disamping pintu kamarnya yang terbuka lebar. Setelahnya sambungan telpon itu dimatikan. Dengan gugup Baekhyun turun dari meja riasnya, dan sedikit merapihkan kembali pakaian juga wajahnya yang sempat berantakan tadi.
"Tidak usah merasa bersalah dengan apa yang kita lakukan selama ini. Percayalah, tidak ada yang benar-benar setia dalam suatu hubungan" ujar Chanyeol datar, yang tanpa memperdulikan ekspresi kesal Baekhyun, Chanyeol beranjak pergi menuju lantai dasar.
"Ck" decak Baekhyun, kesal. Lalu, setelah merasa selesai dan pakaiannya rapih, Baekhyun memilih keluar dari kamar, serta menunggu sang suami diruang tamu. Mengabaikan sosok pemuda jangkung yang sibuk menonton televisi dengan volume suara kencang.
'Tidakkah ia tahu, suara televisi sangat mengganggu tetangga?' runtuk Baekhyun, dalam hati. Merasa risih dengan suara berisik tersebut.
Tinnn Tinnn Tinnnn
Bunyi kelakson mobil yang memanggilnya, melegakan Baekhyun dari suasana canggung dirinya. Dengan sedikit tergesa dan senang, Baekhyun beranjak berdiri menuju pintu utama, namun ketika jemarinya hendak menggapai kenop pintu, sepasang tangan besar memeluk erat pinggangnya dari belakang. Nafas Baekhyun terasa tertahan dikerongkongan, menyadari posisinya yang sangat riskan ketahuan oleh sang suami yang berada diluar sana.
"C-chanyeol" bisiknya, mencoba melepaskan tautan tangan besar itu.
"Jangan pergi, Baek. Dia tidak sebaik yang kau kira" ujar Chanyeol, yang sama sekali tidak dimengerti Baekhyun.
"Lepas, Yeol. Aku mohon.. A-aku tidak ingin-" belum saja Baekhyun menyelesaikan ucapannya, Chanyeol sudah membalik paksa tubuhnya untuk menghadap Chanyeol, yang diikuti sepasang bibir tebal mendarat indah dibibir tipisnya.
Baekhyun terbelalak ngeri dan takut, akan ketahuan Kris yang bisa saja turun dari mobil dikarenakan dirinya yang lama belum keluar rumah. Dengan susah payah Baekhyun mencoba melepaskan diri dari cengkraman Chanyeol akan tubuhnya. Sungguh, saat ini Baekhyun sangat ketakutan. Apalagi suara kelakson mobil yang terus menerus dibunyikan oleh Kris. Semakin membuatnya ketakutan.
"Puahhh hahhh hahh" akhirnya, setelah dengan susah payah melepaskan diri. Baekhyun berhasil mendorong tubuh jangkung itu untuk menjauh. "Kau gila, Park" desisnya, mengusap jijik bibirnya. Yang sialnya, ditanggapi kerlingan bosan Chanyeol.
"Aku sudah memperingatimu" imbuh Chanyeol, yang kembali melanjutkan acara menonton televisinya, tanpa menghiraukan kondisi Baekhyun yang sedikit menyedihkan dengan sisa saliva menghiasi sekitar bibir membengkaknya.
Baekhyun meruntuki dirinya yang tidak berdaya melawan Chanyeol. Baekhyun sungguh tidak mengerti dengan semua ucapan juga sikap Chanyeol padanya. "Hiks" isaknya, jatuh terduduk lemah.
_ TBC _
R
i
v
i
e
w
Please~
