Gosok Gigi
by Nakashima Eru
Hetalia Axis Powers © Hidekaz Himaruya
Rate T
Romance, Drama
.
.
.
oOo
Setiap Gilbert mulai membuka mata saat fajar menyingsing, ia hampir selalu menemukan bahwa space tempat tidur yang ada di sampinya sudah kosong. Kadang ia terbangun saat mencium bau kue hangus dari dapur, atau untuk saat ini ia terbangun karena mendengar gemericik air dari wastafel di kamar mandi. Ia jarang mendapati momen seperti ini di pagi hari hingga ia dengan semangat melompat dari tempat tidur menuju sumber suara tersebut.
Didapatinya orang yang lebih dulu terbangun dari tidurnya itu tengah menggosok gigi dengan gaya malas terlihat masih mengantuk.
"Oh, kau telah bangun rupanya, Gil." Suara orang yang berdiri tepat di depan cermin wastafel itu agak teredam oleh gosokan sikat dan busa pasta gigi.
"Hm~ karena acara gosok gigimu begitu berisik hingga merusak mimpi indahku tentangmu, Elizaveta~" Gilbert memeluk Elizaveta dari belakang dengan gaya manja anak kecil. Postur tubuhnya yang lebih besar dari Elizaveta membuat si personifikasi Hungaria menerima beban amat berat hingga ia menautkan alis tipisnya.
"Astaga Gilbert! Menjauh dari punggungku dan cepat gosok gigimu sana!"
Gilbert dengan wajah kusut —selain karena habis bangun tidur juga dia baru saja mendapat protes dari Elizaveta— bergeser ke samping Elizaveta untuk meraih seperangkat alat pembersih mulutnya. Ia menggosok gigi dengan agak kasar dan suara berisik yang bahkan justru bisa merusak email gigi.
Elizaveta yang bergaya elegan kontras dengan Gilbert yang bergaya berantakan.
Sang Hungaria selesai lebih cepat dari pada sang Prusia. Sejenak Elizaveta memperhatikan cara Gilbert membersihkan giginya.
"Ada darah di mulutmu." Kontan suara Elizaveta menghentikan pekerjaan Gilbert.
Elizaveta menjulurkan jari telunjuk dan tengahnya yang lentik pada mulut Gilbert, menyingkirkan busa pasta gigi yang ia rasa mengganggu dan mencari bagian gusi yang berdarah. Setelah ia menemukan titik yang ia cari, ia mengeluarkan jarinya yang kini telah ternodai oleh cairan merah Gilbert.
Di luar dugaan, Elizaveta menempelkan jari kotornya tersebut pada lidahnya sendiri, menjilatnya.
Gilbert begitu terkejut melihat kelakuan Elizaveta yang di luar dugaan, wajahnya merona hebat, tak kalah hebat dengan meronanya Elizaveta saat berada di bawah dominasinya.
Elizaveta yang masih mengulum dan menjilati jarinya dengan suara decakan yang membuat siapapun salah paham saat mendengarnya dengan polos menatap Gilbert.
"Ng, kenapa Gil?"
Mungkin ini suatu pagi yang penuh keberuntungan baginya —begitu pikir Gilbert- hingga ia melemparkan sikat giginya begitu saja, menarik kepala Elizaveta yang masih dengan rambut acak-acakan itu dan langsung saja melumat bibirnya.
Gilbert terasa begitu otoriter dalam ciumannya pagi ini, ia bahkan tanpa permisi memasukkan lidahnya pada mulut Elizaveta dan—
BRUUSHH
Gilbert mendapat siraman sisa air yang digunakan Elizaveta untuk berkumur di kepalanya.
"E-Elly~ dingiiin..." sontak saja Gilbert meenjauh dari Elizaveta.
"Setidaknya kau harus kumur dulu sebelum menciumku!"
Dan pagi keberuntungan Gilbert saat itu berakhir dengan omelan Elizaveta di kamar mandi.
.
.
.
FIN
TERIMA KASIH BANYAK TELAH MEMBACA
