Tulangrusukjeno's story;
Beautiful
[Jeno, L x Jaemin, N]
Sudah sejam sejak Jeno mendudukan dirinya di samping kekasihnya yang tengah sibuk mengerjakan tugas di perpustakaan. Petugas perpustakaan telah memberikannya kode bahwa sebentar lagi ruangan tersebut akan ditutup. Jeno mengatakan pada petugas tersebut bahwa mereka yang akan mengunci perpustakaan nanti dan ia boleh pulang terlebih dahulu. Dengan senyum ramahnya, Jeno meyakinkan gadis yang merupakan salah satu seniornya itu agar meninggalkan mereka berdua.
Jaemin tetap tak terusik. Mata bulatnya menelisik ke barisan kalimat di buku tebal dihadapannya. Tangannya menulis beberapa kalimat dan giginya sedikit menggigit gemas bibir bawahnya. Jeno memandangi kekasihnya dengan seksama. Tak seinci pun keindahan kekasihnya yang ia lewati. Alis hitam tipis yang tersusun rapi di atas kelopak matanya yang sering berkedip lucu, bulu mata lentiknya yang terlihat semakin indah apabila mata tersebut diterpa cahaya matahari, bola matanya yang bulat dan menggemaskan, hidung yang kerap berkerut lucu, pipi tembamnya yang mudah memerah jika Jeno melontarkan pujian, bibir pink manis yang selalu ia kecap. Jeno sering berpikir jika Jaemin merupakan keturunan malaikat karena parasnya yang rupawan dan juga hatinya yang baik walaupun sedikit galak. Galak-galak menggemaskan, Jeno suka.
"-ng!"
"-hyung!"
Jeno membelalakkan mata sipitnya saat merasakan cubitan keras dipinggangnya. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Jaemin? Dan pula, apa salahnya sehingga mendapat hadiah berupa cubitan membirukan tersebut?
"A-apa?"
Jaemin menggembungkan pipinya dan mengkerucutkan bibirnya kesal. "Hyung tidak mendengarkanku! Kenapa memandangiku begitu, sih?"
Jeno terkekeh. Ia mengecup ringan puncak hidung dan mencubit kedua pipi tersebut gemas. Jaeminnya sangat menggemaskan sampai rasanya jantung Jeno tak kuat menahan semua rasa gemas ingin menggigit kekasihnya. "Maaf, sayang. Hanya saja kau terlalu cantik dan aku tidak bisa berhenti memandangimu."
Si surai karamel merona hebat. Ia memalingkan wajahnya sementara tangannya beralih mencubit perut kekasihnya hingga mengaduh. Lelaki bersurai hitam itu sedikit kaget saat melihat Jaemin sudah siap dengan beberapa buku tebal di lengannya. "Sudah mau pulang?" Jaemin mengangguk imut. "Kau mau makan, sayang?" Jaemin mengangguk lagi.
Mereka berdua berjalan beriringan untuk keluar dari perpustakaan dan Jeno mengunci pintu tersebut dan menaruhnya di sela ventilasi seperti yang dikatakan penjaga tadi. Tangannya mengambil buku yang dibawa Jaemin dan menautkan jemari mereka dengan tangannya yang bebas. Jaemin bercerita sepanjang jalan tentang kelasnya tadi pagi sementara Jeno mendengarkannya walau perhatiannya jatuh pada wajah Jaemin yang benar-benar terlihat cantik akibat terpaan cahaya senja.
"Nana-ya," panggil si mahasiswa fakultas kedokteran.
Jaemin menoleh dengan senyum lebar diwajahnya. Jeno mendekatkan wajah mereka dan mencium lembut bibir yang sedari tadi ingin ia kecap. Bibir Jaemin bagaikan narkoba untuknya. Candu yang sulit dihilangkan dan Jeno juga tidak berupaya ingin menghilangkan candunya atas Na Jaemin kesayangannya.
"Aku mencintaimu." ucapnya bertepatan dengan menghilangnya si Raja siang dari cakrawala.
"Aku tahu. Aku juga mencintaimu."
this is so unhealthy.
i cant stop.
i'm a nomin's ugly trash.
Review?
