_ Rain _

Pairing : ChanBaek

Genre : Romance / Supranatural

Rate : T

Warning : BOY X BOY, BOYSLOVE, AU, OOC, Alur suka2, TWOsHOOT!
.

.

.

.
// Tidak Suka? /
/ JANGAN DIBACA! /
.

.

.

.
~ DrakKnightSong ~
.

.

.

.
××× Happy Reading ×××

ZRASHHH

"Yak! Seharusnya Yoora-nona tidak memintaku pergi keluar hanya untuk membeli camilan! Aishhh, dinginnya!" runtuk Chanyeol, kedinginan. Sial! Seharusnya ia tahu jika sekarang sudah memasuki musim penghujan, tapi dengan bodohnya ia tidak membawa payung, ditambah ia hanya memakai kemeja tipis yang melekat ditubuhnya.

"HATSUUU!" Chanyeol bergidik dingin, ketika hembusan angin menerpa kulitnya. Tubuhnya ia rapatkan pada pohon besar dibelakangnya yang menjadi tempatnya berteduh. "HATSUU!" dengan gemas, Chanyeol menggosok hidungnya yang mulai mengeluarkan cairan bening dari lubang hidungnya. Chanyeol benar-benar meruntuki nasib sialnya yang menimpa dirinya hari ini. Dimulai ia bangun kesiangan yang membuatnya datang terlambat kekampus, nilai ulangan yang buruk, hingga ia sekarang terjebak ditengah hujannya deras serta angin kencang, yang membuatnya harus berteduh dibawah pohon besar. Jika saja Kakak perempuannya tidak mengancam akan memblockir kartu ATM-nya, mungkin ia masih bergelung dibalik selimut hangatnya. Bukan terjebak hujan seperti ini!

Tanpa Chanyeol Sadari, sepasang kaki mungil dan putih tengah menghampirinya dengan langkah ringan. Bahkan kaki indah itu tidak memakai alas kaki untuk melindungi kakinya dari benda-benda yang mungkin akan melukainya. Kedua manik cokelatnya yang bening, memperhatikan dengan seksama sosok pria jangkung didepannya. Kepala mungilnya memiring kekanan dan kekiri, mencoba menelisik lebih dalam paras pria tersebut. Seutas senyum riang menghiasi bibir mungilnya, dengan kedua tangannya letiknya saling meremas senang.

Baru saja hendak menyapa pria asing didepannya, Chanyeol telah lebih dulu membalikkan badannya, dan menatap sosok mungil berparas cantik itu dengan kerutan dalam pada halisnya.

"Siapa kau?" tanyanya, mengundang tatapan kebingungan dari sosok mungil itu. Chanyeol memberanikan diri untuk lebih mendekati sosok asing tersebut. Dan Chanyeol berani bersumpah kalau sosok didekatnya makhluk tercantik yang pernah ia temui.

Lihatlah, sosok cantik itu. Tubuhnya yang mungil hanya diterlapisi kemeja tipis berwarna putih, serta celana pendek hitamnya yang memperlihatkan kaki ramping putihnya. Belum lagi sorot mata polos, dengan bibir ranum tipisnya, dan hidung mungilnya. Lengkap sudah sosok asing ini membuatnya jatuh cinta dengan segala kesempurnaan yang dimiliki sosok tersebut.

"Kau.. Malaikatkah?" tanyanya, ragu. Sebelah tangannya terjulur untuk menyentuh pipi tembam putihnya, dan bisa Chanyeol rasakan betapa lembut dan halusnya permukaan kulit itu. Hanya saja...

"Kau kedinginan? Astaga, kulitmu sangat dingin!" serunya, mengira sosok itu kedinginan. Dan dengan segera ia menarik tubuh mungil itu untuk masuk kedalam pelukannya. "Apa ini sudah hangat untukmu?" tanyanya, mengeratkan pelukannya.

Sosok itu terkejut akan perlakuan tiba-tiba yang dilakukan pria asing itu padanya. Hanya saja ketika merasakan kehangatan menjalar ditubuhnya, membuatnya membalas pelukan itu. Dan senyumannya semakin melebar, merasa sangat nyaman dengan pelukan ini.

"Tidakkah hujan akan mereda? Ini sudah hampir 2 jam aku terjebak disini" gerutu Chanyeol yang mulai jengah dan bosan menunggu hujan reda hanya dengan berdiam diri dibawah pohon besar, bersama sesosok pria mungil disampingnya yang bahkan sejak tadi terdiam tanpa mengucapkan sepatah katapun padanya.

"Kau tidak suka hujan?" sebuah suara yang amat lembut nan merdu, keluar dari pria mungil itu, seraya menatap sendu pria disampingnya, yang kini memfokuskan pandangan matanya kearah dirinya.

"K-kau bisa bicara? Aish, kupikir kau bisu" sungut Chanyeol, sedikit sebal. Sebab sejak tadi ketika ia berusaha bertanya pada sosok itu, hanya dibalas gelengan ataupun senyuman, yang sialnya sangat manis.

"Maaf, tadi aku gugup saat tiba-tiba kamu memelukku" jelasnya, menundukkan kepalanya dalam. Mencoba menyembunyikan semburat merah yang menghiasi wajahnya.

Chanyeol tertegun mendengarnya, dan dengan gugup ia berdahem pelan. Dalam hati ia meruntuki sikapnya yang dengan seenaknya memeluk tubuh mungil itu. "Maafkan aku" lirihnya, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Iya, tidak apa" sahut pria mungil itu, seraya tersenyum senang.

"Namamu siapa? Dan.. apa kamu tidak kedinginan hanya memakai kemeja setipis itu?" tanya Chanyeol, penasaran.

"Um-namaku Baekhyun.. Aku tidak kedinginan sama sekali.. Sebab aku sangat menyukai ketika hujan mengenai kulitku yang hanya berbalut kemeja tipis ini" tutur Baekhyun, menengadahkan sebelah tangannya untuk menampung air hujan yang turun dari sela-sela lebatnya daun.

"Apa kau gila? Dengan kau berpakaian seperti itu, apa kau tidak takut dilecehkan orang? Umm-jujur saja, bajumu sangat tipis dan seksi sekali" ucap Chanyeol, mengalihkan tatapan matanya kearah lain, begitu Baekhyun menatapnya.

"Begitukah?" gumam Baekhyun, memperbaiki poninya yang sempat terbawa angin. "Kau orang yang baik ya" sambungnya, mengejutkan Chanyeol.

"Aku? Orang baik?" Baekhyun mengangguk antusias menjawabnya, "A-hahaha tidak juga. Aku tidak s-sebaik itu" dengan gugup Chanyeol mengibaskan sebelah tangannya kearah Baekhyun.

"Hujannya sudah reda. Kau tidak pulang?" pertanyaan Baekhyun kembali mengejutkan Chanyeol.

"Eh? Rasa-rasanya tadi hujannya masih deras" gumamnya, sedikit bingung.

"Tidak. Hujannya memang sedari tadi sudah mereda kok. Kaunya saja yang tidak sadar" jelas Baekhyun, yang dibalas tatapan penuh keraguan.

"Err-begitukah? Hahaha, sepertinya aku terlalu senang mengajakmu berbincang, hingga lupa suasana" ujar Chanyeol, yang disambut senyuman lembut Baekhyun.

"Kamu senang berbincang denganku?" tanya Baekhyun, sungkan.

"Tentu saja. Oh iya, rumahmu dimana? Ayo, aku antar kamu pulang" ajak Chanyeol, mengulurkan sebelah tangannya kearah Baekhyun yang hanya termenung memperhatikan tangannya.

"Umm-aku pulang sendiri saja" gumam Baekhyun, membuat Chanyeol sedikit kecewa akan penolakan itu.

"Kenapa? aku bawa motor. Aku bisa mengantarmu sampai kerumah dengan selamat, tanpa membuat dirimu terancam dilecehkan dijalan nanti" Baekhyun terkekeh geli mendengar ucapan Chanyeol, merasa lucu dengan kekhawatirannya. "Kenapa malah tertawa? Apa ucapanku salah?" tanya Chanyeol, tidak suka.

Tersenyum lembut, Baekhyun menggelengkan kepalanya pelan. "Ucapanmu tidak ada yang salah. Hanya saja aku senang dengan sikap perhatianmu. Kau pulanglah, sebelum hujan turun lagi. Aku masih mau disini" tuturnya, disambut helaan nafas Chanyeol.

"Baiklah jika itu maumu. Hanya saja, dimana aku bisa menemuimu, Baekhyun? Yahh, aku boleh bertemu denganmu lagi, kan?" ujar Chanyeol, penuh harap.

"Tentu. Temui saja aku disini. Setiap sore aku main ditempat ini" sahut Baekhyun, tersenyum geli melihat wajah antusias yang diperlihatkan sepasang mata bulat pria didepannya.

"Baiklah, jika begitu. Aku pulang dulu. Dan ingat, berhati-hatilah. Banyak pasang mata yang akan melirikmu dengan nakal. Dan, jangan pulang terlalu larut. Aku duluan, Baekhyun" ujar Chanyeol, mulai melangkah pergi menuju motornya yang terparkir tidak jauh dari tempatnya berteduh tadi. Diikuti sepasang mata sipit yang memperhatikan punggung lebarnya. Akan tetapi, disaat baru melangkah beberapa jarak, Chanyeol kembali membalikkan badannya untuk menatap Baekhyun yang menatap bingung dirinya.

"Aku baru ingat, aku belum memberitahumu namaku" tuturnya, menggaruk tengkuknya, malu. Baru menyadari sikap bodohnya. Baekhyun hanya tersenyum geli melihatnya. "Namaku Chanyeol. Park Chanyeol. Sampai ketemu besok, Baek" dan dengan sekali lambaian tangan yang penuh semangat. Chanyeol pun benar-benar pergi dari sana. Meninggalkan Baekhyun yang hanya termenung seorang diri dibawah pohon.

"Sampai bertemu nanti, Chanyeol" gumam Baekhyun, seraya menengadahkan wajahnya kearah langit yang masih dipenuhi awan gelap.
.

.

.

.
Semenjak hari itu, Chanyeol benar menepati janjinya untuk menemui Baekhyun yang selalu senantiasa menunggunya dibawah pohon besar tersebut seorang diri. Dan jangan lupakan pakaian yang dikenakannya masihlah kemeja berbahan tipis, hanya saja warnanya berbeda-beda tiap harinya. Sampe akhirnya Chanyeol menyimpulkan jika Baekhyun sangatlah menyukai kemeja tipis seperti itu. Walau itu sangat memanjakan matanya. Tetap saja, ia tidak ingin orang lain melihat kemolekan tubuh Baekhyun yang hanya diperuntukkan untuknya.

"Makanlah ini. Selagi masih panas" ujar Chanyeol, menyerahkan cup ramen yang dibelinya ditoko sebrang. Baekhyun menerimanya, seraya mengucapkan 'terima kasih' padanya.

"Baek, tidakkah ada tempat lain yang bisa kita kunjungi untuk bertemu? Sudah sebulan pohon besar ini menjadi tempat bertemu kira. Tidakkah, kamu ingin bertemu disuatu tempat lain? Seperti kafe? Atau tidak taman bermain?" tanya Chanyeol, menyeruput nikmat ramen ditangannya.

Baekhyun sejenak menghentikan acara makannya. Pandangan matanya menatap lurus cup ramen ditangannya, seraya mengaduk-aduk ramen tersebut tanpa minat. "Aku.. bisa sih" gumamnya, sangat lirih nyaris tidak terdengar oleh telinga lebar Chanyeol. "Kamu memang ingin janjian dimana?" lanjutnya, bertanya.

"Itu terserahmu. Kamu bisa menentukan tempat yang kau inginkan" sahut Chanyeol, memperhatikan wajah cantik Baekhyun yang semakin hari terlihat menawan dan indah untuk dipandang.

"Jika itu maumu. Bagaimana jika kamu mengantar aku ke tempat yang kamu sebut taman bermain itu" seru Baekhyun, mengejutkan Chanyeol karena tiba-tiba terlihat antusias.

"Kenapa kalimat yang kau gunakan, seakan kau tidak pernah mengenal taman bermain?" kekeh Chanyeol, geli melihat tingkah menggemaskan pria mungil tersebut.

Baekhyun sedikit memajukkan bibirnya, sebal. Mendengar ejekkan Chanyeol. "Memang aku tidak pernah kesana kok" jujurnya, kembali mengejutkan Chanyeol dari tawa gelinya.

"Kau.. serius?" tanyanya, ragu. Yang benar saja ada orang yang belum pernah mendatangi atau parahnya tidak mengenal taman bermain. Memangnya Baekhyun hidup didunia purba?

"Benar kok" angguk Baekhyun pelan, "Jadi tidak mengantarku kesana?" tanyanya, sedikit kesal dengan tatapan tidak percaya yang dikeluarkan Chanyeol padanya.

Berdahem pelan. Chanyeol menganggukkan kepalanya, "Hanya saja pakailah pakaian yang sopan, Baek. Kamu tidak inginkan orang-orang menatapmu aneh? Ah, tepatnya menatap nafsu dirimu" ujarnya, yang disambut anggukkan mengerti Baekhyun.

"Baiklah jika begitu, besok bersiaplah. Aku akan menjemputmu disini jam 9 pagi" sambungnya, sukses mengundang senyuman gembira Baekhyun.

"Terima kasih, Yeol" gumam Baekhyun, meremas erat sendok plastik ditangannya.

"Semoga besok tidak hujan" bisik Chanyeol, menengadah ke langit yang tengah menurunkan gemericik hujan.

"Memang kenapa jika hujan?" tanya Baekhyun, yang rupanya mendengar bisikkan pemuda jangkung itu.

"Tentu saja agar bermainnya nyaman. Bagaimana pun juga bermain disaat turun hujan sangat merepotkan. Tidak akan ada banyak permainan yang bisa kita naiki jika hujan" terang Chanyeol, kembali melanjutkan acara makannya. Mengabaikan tatapan sendu Baekhyun yang mendengar ucapan Chanyeol.

"Merepotkan ya" bisik Baekhyun, sangat pelan. Bahkan bisikkannya tertutupi oleh gemericik air hujan.

"Kau mengatakan sesuatu, Baek?" tanya Chanyeol, yang ternyata tertangkap oleh telinga lebarnya.

"Ah tidak ada. Aku hanya berkata pasti besok hari yang menyenangkan untukku" tutur Baekhyun, tersenyum riang. Sukses mengundang kekeh geli Chanyeol, yang segera mendaratkan telapak tangannya untuk mengusap sayang surai hitam Baekhyun.
.

.

.

.Chanyeol pikir dewi fortuna tidak berpihak padanya. Sebab, disaat ia berharap dan berdo'a agar tidak turun hujan dihari pentingnya. Nyatanya, hujan. Dan ia berpikir untuk membatalkan niatannya yang ingin mengajak Baekhyun ke taman bermain, serta memilih Kafe yang akan menjadi tempat bertemu mereka kali ini. Hanya saja begitu melihat wajah gembira dan antusias yang Baekhyun keluarkan sesampainya mobil miliknya terparkir didekat Baekhyun yang nyatanya sudah menunggu dirinya. Chanyeol mana tega mengurungkan janjinya.

Chanyeol tidak kuasa mengulum senyuman dibibir kissablenya melihat pakaian yang digunakan Baekhyun hari ini. Memang bukan sesuatu yang mewah, tapi setidaknya kaus serta jaket tipis, juga celana jeans panjang itu jauh lebih baik daripada kemeja tipis yang dipadukan celana pendek yang selalu digunakan Baekhyun selama ini.

"Semangat sekali" komentarnya, setelah Baekhyun mendudukkan diri disampingnya.

Terkekeh pelan, Baekhyun mengalihkan tatapan matanya kearah Chanyeol yang sibuk menyetir mobil. "Ini kali pertamaku pergi ke taman bermain. Dan aku sangat antusias, Yeol" serunya, semangat. Disambut kekehan geli Chanyeol.

"Syukurlah jika kamu senang. Hanya saja, sepertinya kita tidak bisa menaiki banyak permainan ditengah turunnya hujan" jelas Chanyeol, sedikit menyesalkan cuaca yang tidak mendukung hari baiknya.

"Tidak apa. Itu bukan masalah" sahut Baekhyun cepat, mengibaskan tangannya. "Lagian, aku tidak begitu antusias pada permainan yang ada disana" lanjutnya, mengundang tatapan bingung Chanyeol.

"Kenapa begitu?" tanyanya, merasa aneh dengan sikap Baekhyun yang sangat janggal. Baekhyun hanya menggeleng riang, lalu tanpa menjawab pertanyaan Chanyeol, Baekhyun pun mulai memfokuskan pandangannya kearah jalanan raya disampingnya. Mencoba merekam jelas tiap pemandangan kota yang tersaji didepannya, dan menyimpannya rapat-rapat dalam memori otaknya.

Sesampainya ditaman bermain Baekhyun segera turun dari mobil, dan tanpa memperdulikan badannya yang diguyur hujan ringan, Baekhyun menatap berbinar gerbang megah taman bermain didepannya. Chanyeol dengan tergesa turun dari mobil begitu melihat Baekhyun berdiam diri diluar, tanpa mau mencari tempat berteduh. Dengan menenteng payung bening ditangannya yang sudah terbuka, Chanyeol pun memayungi Baekhyun yang merenggut tidak senang.

"Kau ini bodoh ya! Kalau kau sakit bagaimana?" omelnya, menggelengkan kepalanya, tidak habis pikir dengan kelakuan calon kekasihnya ini.

"Aku tidak akan sakit, Yeol~ Kau ini berlebihan sekali" renggut Baekhyun, memajukan kedua belah bibirnya, sebal. Akan tetapi Chanyeol hanya bisa menghela nafas lelah, melihat sikap keras kepala pria mungil tersebut.

"Sudahlah, ayo masuk kedalam" ajaknya, menggenggam jemari mungil pucat itu, untuk memasuki taman bermain.

"Wahh, jadi ini yang namanya taman bermain?" gumam Baekhyun kagum, kedua matanya sibuk berkeliaran kesana kemari, guna melihat tempat yang asing baginya ini. Sementara Chanyeol hanya tersenyum geli mendengar ocehan lelaki mungilnya.

"Ayo, kau ingin menaiki wahana apa, Baek?" tanyanya, menggenggam jemari mungil tersebut, dan membawanya berkeliling taman bermain. Dalam hati Chanyeol bersyukur sebab hujan yang tengah turun saat ini tidak begitu besar seperti sebelumnya. Hanya saja gerimis masih senantiasa membasahi bumi, dan menurutnya itu tidak masalah. Apalagi kini baik ia maupun Baekhyun sudah mengenakan topi yang akan membuat kepala mereka terlindungi dari hujan gerimis. Dan ia yakin, beberapa jam kedepan panas matahari akan ia rasakan. Sehingga hari bermain mereka akan terasa menyenangkan, dan tidak terganggu oleh rintikan air hujan.

"Aku ingin menaiki mainan itu" tunjuk Baekhyun, diikuti tatapan bingung Chanyeol, yang ternyata Roller Coaster. Chanyeol lagi-lagi terkekeh geli, mengetahui jika pria mungilnya memang tidak pernah mengenal dunia taman bermain.

"Itu namanya Roller Coaster, Baek" tuturnya, memberitahu. "Jika begitu, ayo kita kesana" ajaknya, kembali menarik lembut tangan putih Baekhyun menuju permainan yang tadi diinginkan pemuda mungil itu.
.

.

.

.
"Ini minumlah" ujar Chanyeol, memberikan segelas minuman dingin kearah Baekhyun yang terlihat kehausan. Bibir kissablenya senantiasa mengulum senyum, melihat betapa rakusnya Baekhyun meminum minumannya.

"Apa kegiatan tadi menguras tenagamu? Kau terlihat kepayahan sekali, Baek" ejeknya, yang ditanggapi kesal Baekhyun.

"Ini kan pertama untukku bermain sejauh ini. Dan juga, cuaca sekarang cukup panas. Aku benci panas" keluh Baekhyun, mengipasi tubuhnya yang mulai dipenuhi peluh.

Chanyeol mengangkat sebelah halisnya, mendengar keluhan aneh pria didepannya. "Kau benci panas? Bukankah itu terlalu berlebihan, Baek? Mungkin maksudmu disini kamu tidak menyukai, bukan membenci" koreksinya, seraya ikut meminum jus miliknya.

"Tidak. Tapi, aku memang benci panas" Baekhyun menggelengkan kepalanya tidak setuju, jemarinya masih sibuk mengipasi tubuhnya, membuat Chanyeol tidak tega melihatnya.

"Ya, ampun, wajahmu sampai memerah seperti itu, Baek" seru Chanyeol, meraih sapu tangannya, dan mulai mengusap lembut kening berkeringat Baekhyun.

Jantung Baekhyun bertalu kencang, menerima perlakuan lembut Chanyeol padanya. Pipinya semakin bersemu hingga kekuping, ketika dengan telatennya Chanyeol mengusap keringatnya di kening juga lehernya.

"Kau memang tidak bisa kena panas?" tanyanya, yang diangguki pelan Baekhyun. "Astaga, jika begitu ayo kita masuk mobil. Kau akan merasa nyaman dengan AC yang akan aku nyalakan didalamnya" dan setelahnya, Chanyeol kembali menggenggam jemari berkeringat Baekhyun untuk membawanya kedalam mobilnya.

"M-maaf ya, Chanyeol" lirih Baekhyun, merasa tidak enak sudah merepotkan pria jangkung itu. Andai saja matahari tidak bersinar terik, mungkin ia bisa lebih lama bertahan. Lagian, bukankah sekarang masih musim penghujan? Kenapa matahari sangat terik sekali bersinarnya? Sial, semoga tubuhnya tidak tumbang disini.

"Kau ini bicara apa, Baek? Aku yang seharusnya meminta maaf padamu, sebab tidak tahu sama sekali jika kau sensitif terhadap matahari. Maafkan, aku" ujar Chanyeol, penuh sesal. Tatapan matanya bertambah khawatir begitu telinganya mendengar deru nafas tidak teratur yang keluar dari sepasang bibir pucat Baekhyun.

"Baek?" panggilnya, disaat Baekhyun malah terdiam diri, seraya memegang dadanya kuat. "Astaga, Baek? Kau kenapa?" tanya Chanyeol, mulai panik, ketika tubuh mungil itu oleng kedepan. Yang untungnya tertangkap oleh kedua lengannya, dan langsung membopoh tubuh lemah itu kedalam mobilnya. Dinyalakannya AC mobilnya sampai pada volume maksimal. Berharap dengan tindakannya ini Baekhyun sedikit merasa nyaman. Walau resikonya, ia yang akan sakit, mengingat tempratur suhunya sangatlah dingin. Ingat, Chanyeol tidak suka dingin.

"B-bawa aku hhh p-pulang, Yeol" lirih Baekhyun, dengan kedua mata yang senantiasa tertutup rapat. Kursi penumpang yang didudukinya sudah didatarkan oleh Chanyeol. Berharap Baekhyun bisa beristirahat dalam tidurnya.

"B-baiklah.. Aku akan mengantarmu pulang. Bertahanlah, Baek" pintanya, mengecup kening berkeringat Baekhyun. Chanyeol sangat khawatir akan kondisi Baekhyun yang terlihat memprihatinkan. Ditambah dengan keringat Baekhyun yang semakin keluar banyak, sampai-sampai baju yang dikenakan Baekhyun terlihat sangat basah. Padahal AC yang dinyalakan olehnya, sangatlah dingin. Tapi, sepertinya itu sangat tidak berpengaruh banyak pada sosok mungil itu.

"Bersabarlah, Baek" gumamnya, mengusap sayang pipi berkeringat itu.

"T-turunkan hhh s-saja aku d-didekat p-pohon t-tadi hhh" ujar Baekhyun, dengan susah payah. Sebisa mungkin ia menahan rasa panas yang menjalar disekujur tubuhnya. Wajahnya sudah sangat memerah, dengan sepasang bibir tipis yang perlahan membiru.

"A-apa? Kenapa harus disana? Kenapa tidak ke rumah mu saja, Baek?" tanya Chanyeol, dengan sesekali melirik Baekhyun. Hatinya mencelos sakit melihat tersiksanya Baekhyun, "Astaga, Baek! Sebenarnya kamu sakit apa, hm? A-atau aku bawa kamu ke rumah sakit saja? Ah ya, aku akan membawa kamu ke rumah sakit!" seru Chanyeol, baru menyadari akan kebodohannya. Sial! Kenapa disaat seperti ini ia malah tidak terpikirkan sampai kesana?

Baekhyun melotot horror, ketika mendengar penuturan pria disampingnya. Secara tergesa ia mendudukkan diri, mengakibatkan kepalanya terasa sangat sakit. "J-jangan! A-aku mohon, jangan b-bawa aku k-kesana" pintanya, menarik lemah jaket yang dikenakan Chanyeol.

"Tapi kondisimu-"

" Please, t-turunkan saja aku d-dibawah p-pohon. P-percayalah, a-aku akan b-baik saja" ucap Baekhyun, memotong protesan Chanyeol.

"Ck, baiklah" dengam sedikit tidak rela, Chanyeol akhirnya mengikuti permintaan Baekhyun. Diinjaknya pedal gas, agar laju mobilnya kian cepat, dan Baekhyun segera mendapatkan penanganan dengan baik.
.

.

.

.
"Baekhyun? Sudah sampai" kata Chanyeol, menepuk pelan wajah memerah Baekhyun, yang nyatanya hanya dijawab ringisan lirih dari sepasang bibir membiru itu.

TOK TOK TOK

Sebuah ketukan pada kaca mobilnya, menarik perhatian Chanyeol, dan diluar sana telah berdiri dua sosok pria yang menatap dirinya datar. Segera saja Chanyeol menurunkan kaca mobilnya, dan mendapati sorot tajam mengarah pada dirinya, yang dilayangkan salah satu sosok jangkung tersebut.

"Kami ingin membawa Baekhyun" ujar datar sosok jangkung itu, yang berkata pada maksud kedatangannya.

Mendengar nama Baekhyun disebut, membuat Chanyeol segera melirik pria mungil yang tengah kesakitan disampingnya.

"Kalian.. Siapa Baekhyun?" tanya Chanyeol, penasaran.

"Kau tidak perlu tahu siapa kami. Cepat buka pintunya, kami harus segera membawa Baekhyun secepatnya" imbuh sosok lainnya, yang dimana terselip nada khawatir didalamnya.

"B-baiklah" dengan segera Chanyeol membuka pintu bagian Baekhyun berada, yang dimana sosok jangkung itu segera membawa tubuh ringkih Baekhyun dalam gendongannya.

Setelahnya, tanpa memperdulikan Chanyeol yang sibuk meminta agar dirinya ikut melihat kondisi Baekhyun. Kedua sosok itu pergi begitu saja meninggalkan tempat tersebut. Mengabaikan jeritan kesal dan marah yang keluar dari suara barithon Chanyeol.

"Sial!" makinya, kesal karena tidak diberi izin untuk menemani sang pujaan. "Baekhyun" gumamnya, berdo'a agar kondisi Baekhyun segera membaik setelah dibawa oleh sosok asing itu.
.

.

.

.
_ TBC _

R

i

v

i

e

w

Please *w*