Moshi2, kembali lagi bersama saya. Kli ini saya akan mbuat fic dgn genre yg blom prnh saya coba sblumnya. Kbtulan ide crita x ini ud trlintas d kpala saya sejak bbrp bulan yg lalu. Smoga klian mnyukainya ^_^
Meet reading XD
Story start!
Disclaimer: Vocaloid belongs to Yamaha, not my own
Genre: family, angst, hurt/comfort, slice of life
Warning: full of sadness, too dramatic, a little bit harsh word
Don't like, don't read it!
.
.
.
.
.
[Miku Pov]
Sebelumnya keluargaku adalah keluarga yang sangat harmonis dan bahagia. Namun semua kebahagian itu hanyalah sementara. Ayahku, Hatsune Mikuo meninggal karena kecelakaan saat aku masih berusia 6 tahun. Aku mempunyai dua orang adik kembar, mereka adalah Hatsune Rin dan Hatsune Len. Usia mereka berbeda dua tahun denganku. Ibuku, Hatsune Lily hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa. Namun setelah ayah meninggal, kondisi keuangan keluarga kami perlahan-lahan mulai menurun drastis. Demi memenuhi kebutuhan hidup keluarga, ibuku pun terpaksa harus bekerja menafkahi kami bertiga
[15 tahun kemudian]
Di sebuah rumah yang sangat sederhana, terlihat seorang gadis bersurai teal panjang sedang duduk di sofa ruang tamu bersama ibunya. Dialah Hatsune Miku, anak pertama dari pasangan Hatsune Mikuo dan Hatsune Lily. Sesekali Miku menyesap secangkir teh panas yang baru saja dibuatnya sambil menatap layar televisi, sedangkan kedua saudara kembarnya, Hatsune Rin dan Len, mereka duduk di sofa yang berseberangan dengan Miku sambil sesekali bersenda gurau. Di saat mereka sedang bersantai sebentar, tiba-tiba saja ibu mereka terbatuk-batuk
"Uhuk... Uhuk..."!
"Kaa-san... Kaa-san?! Kau baik-baik saja?". Miku berkata, ia terlihat sedikit panik
"Tidak.. Tidak apa-apa". Jawab Lily
"Apanya yang tidak apa-apa? Akhir-akhir ini aku melihatmu sering terbatuk-batuk seperti itu. Lebih baik besok pagi kita pergi ke rumah sakit untuk memastikan keadaanmu. Entah kenapa perasaanku jadi tidak enak". Kata Miku
"Tidak perlu, Kaa-san hanya sakit tengorokkan biasa. Istirahat beberapa hari juga akan sembuh". Kata Lily
"Ya, kalau hanya sakit biasa untuk apa harus repot-repot pergi ke rumah sakit segala". Kata Rin
"Bisanya cuma menghabiskan uang saja". Kata Len, nada bicaranya terdengar sedikit menyindir
Miku langsung beranjak dari sofa duduknya dan menatap kedua adiknya tersebut secara bergantian
"Kalian berdua, jangan seperti itu! Bagaimana pun juga Kaa-san memang sedang sakit!". Miku membentak kedua adiknya, sementara Rin dan Len masih saja memasang tampang cuek mereka
"Sudah.. Sudah, kalian jangan bertengkar seperti itu. Kaa-san baik-baik saja. Tidak perlu pergi ke rumah sakit. Lebih baik kalian segera tidur, ini sudah jam 10 malam". Lily berkata sambil berusaha untuk melerai ketiga anaknya yang sempat berkelahi
Miku membantu Lily untuk berdiri, mereka pun berjalan menuju kamar
"Biarkan aku membantumu, Kaa-san". Kata Miku
"Arigatou, Miku. Kau memang anak yang baik". Ujar Lily
Hari berikutnya...
Sekitar pukul enam pagi, Lily sedang berada di dapur sambil memasak sarapan pagi untuk ketiga anaknya. Kali ini ia membuatkan nasi goreng. Saat sedang memasak, tiba-tiba saja Rin berjalan memasuki ruang makan dengan terburu-buru, lalu ia pun duduk di salah satu kursi meja makan. Lily yang menyadari kehadiran putrinya langsung menolehkan pandangannya menatap Rin
"Kaa-san, sarapan paginya sudah selesai belum?". Tanya Rin sambil menyilangkan kedua lengan di depan dadanya
"Tunggu sebentar, sudah mau matang!". Lily berkata sambil mematikan kompor, kemudian memindahkan nasi goreng tersebut ke dalam sebuah piring besar. Lalu ia menaruhnya di tengah-tengah meja makan
Bersamaan dengan itu, Miku pun tiba di ruang makan. Ia sudah bersiap-siap untuk pergi kerja
"Kaa-san, aku berangkat dulu". Kata Miku
"Miku, lebih baik kau sarapan dulu baru setelah itu berangkat kerja. Apa kau tidak lapar?". Tanya Lily
"Tidak usah, waktunya sudah tidak keburu. Tinggal setengah jam lagi. Ja-nee". Miku melambaikan tangan pada Lily setelah itu ia pun berjalan meninggalkan ruang makan menuju teras depan rumah
"Hati-hati di jalan!". Lily berkata, bersamaan dengan itu Len datang ke ruang makan dan duduk di kursi sebelah Rin
Rin memperhatikan sepiring nasi goreng yang berada di tengah meja makan. Tiba-tiba saja ia jadi merasa tidak napsu makan
"Aku tidak mau makan makanan seperti ini lagi!". Seru Rin sambil menggebrak meja makan
"Dari kemarin menunya tidak beda jauh, lama-lama aku jadi bosan mencicipi rasanya". Kata Len
"Tapi, Kaa-san sudah memasak untuk kalian. Jika kalian tidak ingin memakannya, lalu makanan ini mau dikemanakan?!". Seru Lily, tiba-tiba saja ia merasa jengkel akan kelakuan kedua anaknya yang terlihat sedikit keterlaluan
"Kaa-san sendiri saja yang memakannya. Sarapan pagi ini benar-benar membosankan. Len, lebih baik kita pergi makan diluar saja". Kata Rin
"Ya, kau benar. Ayo kita pergi! Sebentar lagi jam kuliah sudah mau dimulai". Len berkata sambil beranjak dari kursinya sementara Rin mengikuti di belakangnya
.
.
.
Sepeninggal ketiga anaknya, Lily pun berjalan menuju ruang tamu dan duduk di salah satu sofa sambil memejamkan kedua matanya
"Apa yang sebenarnya telah terjadi? Anak-anakku, kenapa sikap kalian tiba-tiba saja berubah menjadi seperti itu?". Lily berkata sambil memegangi kepalanya yang terasa sedikit pusing
Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore. Rin dan Len baru saja selesai mengerjakan tugas kuliah mereka di perpustakaan bersama teman-teman mereka. Len segera berjalan menuju tempat parkir untuk menyalakan motornya, sementara Rin berdiri di belakang sambil menunggu. Setelah memastikan bahwa mesin motornya sudah panas, Len pun segera mengambil helm dan memberikan helm yang satu lagi pada Rin. Kemudian mereka memakainya dan langsung duduk di jog motor. Saat hendak keluar dari tempat parkiran, ponsel Len tiba-tiba saja berbunyi. Ia pun merogoh saku celananya dan mengambil ponsel kemudian menatap layarnya, ternyata Miku menelponnya. Dengan malas, Len segera menekan tombol speaker untuk menjawab ponselnya
"Len, kau di mana?!". Seru Miku, ia terlihat panik
"Aku dan Rin masih berada di kampus. Kami baru selesai mengerjakan tugas kuliah. Miku-nee, bisakah kau tidak berteriak saat sedang bicara di telpon, lama-lama aku bisa tuli!". Len berkata, ia terlihat kesal
"Maaf. Kalian cepatlah ke rumah sakit sekarang juga! Kaa-san terjatuh dari tangga dan pingsan! Barusan tetangga sebelah rumah menelponku. Sekarang aku belum bisa keluar karena masih ada pekerjaan. Nanti aku akan menyusul ke sana, kalian lebih baik ke rumah sakit dulu. Temani Kaa-san, dia sendirian". Kata Miku
"Tunggu sebentar, Miku-nee. Maksudmu, kau ingin supaya kami yang membayar biaya pengobatan Kaa-san dulu untuk sementara?! Aku tidak mau!". Seru Rin, Len juga sama terkejutnya
"Aku tidak bisa menanggungnya, uangku juga sudah tinggal sedikit". Kata Len
"Kalian berdua benar-benar keterlaluan! Bagaimanapun juga dia adalah ibu kita. Kalian juga harus bertanggung jawab memperhatikan dan merawatnya, bukan malah menelantarkannya. Berpikirlah, selama ini siapa yang telah menafkahi kalian setelah ayah meninggal? Kalian menginginkan seorang ibu yang seperti apa? Kalau dari sekarang sikap kalian saja sudah begini, saat bekerja nanti kalian pasti akan menjadi orang yang egois. Seolah-olah menganggap ibu kalian sendiri seperti seorang pembantu! Mungkin sekarang kalian masih belum sadar sepenuhnya, tapi jika kalian merasa sangat terbebani untuk memperhatian Kaa-san. Lebih baik kalian jangan mengurusnya! Bawa semua barang-barang kalian dan pergi dari rumah! Aku tidak butuh adik-adik egois seperti kalian!". Miku berkata, ia terlihat marah
"Kalau Miku-nee ingin kami pergi, malam ini juga kami akan meninggalkan rumah!". Ujar Len, nada bicaranya terdengar dingin
"Terserah kalian, aku sudah tidak peduli lagi!". Miku berkata, tak lama kemudian sambungan telpon pun terputus
"Tidak perlu bicara sekasar itu juga, Miku-nee!". Rin berteriak meskipun ia sudah tahu bahwa Miku telah mematikan ponselnya
Rin pun kembali menatap Len yang masih duduk di jog motornya
"Len, apa kau benar-benar akan pergi dari rumah? kau harus memikirannya baik-baik. Kalau kau pergi, nanti siapa yang akan membantu membereskan rumah? Lebih baik kita mengalah saja, dengarkan kata-kata Miku-nee. Lagipula yang dia katakan ada benarnya juga. Ayo kita ke rumah sakit, Kaa-san sudah menunggu". Rin berkata sambil duduk di jog motor. Mereka pun segera pergi menuju rumah sakit
.
.
.
To Be Continue
Minna-san, kmbali lagi brsama saya. Tdinya crita ini pgen saya bkin one-shoot. Tpi krn mnurut saya agak kpanjangan. Jdi saya bkin multi-chapter aj ^
skedar informasi, di fic ini umurnya Miku 21, sdngkan Rin sm Len umurnya 19
Mind to review, please? :3
