Hi minna-san, Ruru kembali dengan fic yang unsensored and blak-blakan abis. Yaha!

Fic kali ini request dari Yuki SS Amane gabungan dari request mama Feni dan Sader yang baru kesampean. Fic 4some sekaligus berseri pertamaku tentang rate M.

Maaf, chapter 1 baru prolog.

Enjoy!

*~ Deathberry ~*

Disclaimer :

Bleach © Tite Kubo

My Black Card © Deathberry Kuchiki a.k.a Ruru

Genre : Romance / Hurt / Angst

Rated : M

Pairing : IchiRukiShuuHitsu

WARNING : AU, a bit OOC, aneh, abal, Rukia P.O.V, miss typo, lemon belum nonggol.

DON'T LIKE DON'T READ!

*~ Deathberry ~*

Summary : "Aku adalah seorang anak yang memiliki segalanya. Sampai-sampai aku terlena dan.."

*~ Deathberry ~*

"Maaf Rukia, sebaiknya jangan di teruskan." ucapan itu terngiang jelas di telingaku. Aku menangis sejadi-jadiku. Tiba-tiba semua gelap. Aku terhanyut dan tenggelam dalam kegelapan.

*~ Deathberry ~*

My Black Card

*~ Deathberry ~*

"Rukia-sama. Bangun.." suara samar mulai terdengar ditelingaku dan membawa roh ku kembali dalam tubuhku. Mataku terbuka sedikit demi sedikit. Ku lihat seorang wanita berkepang yang cantik tengah berdiri di depanku dengan beberapa laki-laki yang membawakan seragam sekolah yang amat ku kenal.

"Nemu-san? Sudah pagi?" tanyaku sembari merenggangkan otot-otot tubuhku lalu menguap kecil. Ia menggangguk dan tersenyum. Tanpa isyarat aku pun bersiap pergi ke sekolah.

*~ Deathberry ~*

"Sudah selesai? Sekalian saja denganku, imouto." ucap laki-laki berbadan tinggi tegap dengan rambut panjang terurai khasnya didepanku. Aku menggangguk dan memasuki sebuah mobil hitam yang sangat dibanggakannya.

"Nii-sama berangkat pagi sekali?" tanyaku ketika ia memasuki mobilnya.

"Tidak apa. Hanya sedang ingin mengantarmu." jawabnya. Aku tersenyum polos memandangnya. Byakuya Kuchiki, dia adalah kakak iparku atau suami dari kakak kandungku, Hisana. Aku menyandang gelar keluarga Kuchiki yang sangat terkenal. Mungkin kalian fikir aku beruntung, walau sebenarnya aku tak peduli akan hal itu.

*~ Deathberry ~*

"Selamat pagi, Kuchiki-san!" ucap seorang gadis berambut orange panjang terurai yang berlari kecil menghampiriku. Aku tersenyum memandangnya.

"Nanti pulang ku jemput. Tunggu saja." kalimat itulah yang terakhir ku dengar dari Nii-sama sebelum ia pergi.

"INOUE!" aku berteriak dengan keras, menampakkan senyum lebarku sebelum memeluknya. Orihime Inoue, gadis manis yang tengah ku peluk ini adalah sahabat baikku. Ia yang paling tau bagaimana sifatku. Aku yang dirumah selalu bersikap sopan, tapi sebenarnya aku lebih suka jadi diriku yang seperti ini.

"Yo, midget-sama!" suara yang tidak asing menghampiri telingaku. Terang saja, seorang pria berambut orange melambai padaku.

"Jangan panggil aku midget, jeruk bodoh!" balasku seraya pergi mendekatinya. Saat aku berhadapan dengannya, ia tersenyum lebar lalu mencubit pipiku.

"Kau manis kalau tersenyum." ucapnya. Aku hanya bisa cemberut mendengarnya. Si rambut orange ini adalah Ichigo Kurosaki, dia pacarku.

*~ Deathberry ~*

12 : 01 PM

Aku pulang sekolah, dan ternyata Nii-sama bilang tidak bisa mengantarku jadi aku pulang sendiri, naik taksi mungkin. Tiba-tiba sebuah motor putih melintas didepanku.

"Hey, Kuchiki. Mau ku antar pulang?" tanya seseorang yang mengendarai motor tersebut. Sedetik kemudian, ia membuka kaca helmnya dan menampakkan mata emerland indah yang ia miliki.

"Toushiro? Tidak apa-apa?" tanyaku. Ia menggangguk dengan tatapan tanpa ekspresi.

"Apa salah seorang laki-laki mengajak pacar sendiri pulang bersama?" tanyanya lagi. Aku menggeleng dan tersenyum. Ia menyalakan motornya dan aku pun menaiki motor yang mewah dan berkelas ini sehingga ia tidak butuh waktu lama untuk membawaku pulang.

Seperti yang kalian tau, dia Toushiro Hitsugaya, pacarku juga.

*~ Deathberry ~*

KUCHIKI MANSION

Aku tengah berbaring dikasurku yang empuk lalu memikirkan hal-hal yang sebenarnya tidak perlu difikirkan.

"Wake me up inside.. Wake me up ins-," suara panggilan handphone ku berbunyi. Aku langsung mengangkatnya.

"Kuchiki," terdengar suara dari sana. Ah, Shuuhei.

"Ya, Shuu?" balasku. Ia terdiam sejenak, aku pun ikut terdiam.

"Ah, Kuchiki. Berhentilah memanggilku seperti itu. Ngomong-ngomong, gimana kabarmu?" tanyanya. Aku senang sekali menggodanya.

"Ah Shuu, aku suka sekali memanggilmu begitu. Aku baik, kenapa?" tanyaku balik.

"Tidak. Langsung saja, boleh aku mengajakmu pergi besok?" kembali ia bertanya. Aku tersenyum manis (baca : nyengir).

"Boleh saja, Shuu. Ya sudah, aku capek. Sampai jumpa besok, Shuu." ucapku sebelum ku tutup teleponnya.

*~ Deathberry ~*

Hari ini melelahkan. Ya, seperti yang kalian tau. Aku meikliki pacar lebih dari satu. Aku punya tiga. Aku tidak pedula kalian mencibirku seperti apaun, aku tidak bias meniolak mereka. Ku lihat buku catatanku yang terdapat daftar dari tiga pacarku itu.

Ichigo Kurosaki, 17 tahun. Kapten tim bola tenis di Karakura High School. Tubuh tinggi tegap, tampan, sedikit humoris tapi terkadang dewasa. Pintar dalam pelajaran Musik. Ichigo menyandang keluarga Kurosaki yang terkenal terpandang karena memang setara dengan kebangsawanan keluargaku.

Toushiro Hitsugaya, 15 tahun. Kapten tim sepak bola di Seireitei Gakuen. Tubuh mini yang lebih pendek dariku. Padahal aku sendiri pendek, ada juga yang lebih pendek dariku. Tampan lah, ku akui ia memang lebih tampan dari Ichigo tapi bukan berarti ia sempurna. Sifatnya sedikit dingin, bahkan padaku tapi ia dewasa. Pintar dalam pelajaran Matematika. Toushiro menyandang keluarga Hitsugaya yang memang terkenal sebagai bangsawan berwibawa.

Shuuhei Hisagi, 18 tahun. Kapten dari tim basket di Soul Society. Tubuh tinggi tegap berotot, wow. Dia pacar yang paling cukup umur dari yang lain, jarang banyak bicara dan paling tidak suka kupanggil "Shuu". Pintar dalam pelajaran Bahasa. Shuu menyandang keluarga Hisagi yang memang terkenal sebagai bangsawan yang gentle dan terpandang.

Aku suka dengan mereka yang memang menjadi kapten dari tim olahraga seperti itu. Mereka terlihat keren bila mereka bermain dan bau keringat khasnya, aduh nggak tahan deh aku. Cukup, aku ngantuk. Sampai jumpa besok. Dada~

*~ Deathberry ~*

To be continued

*~ Deathberry ~*

Okeh, selesai juga ternyata. Terima kasih karna masih setia membaca fic ini. Ih ya, ku beri penjelasan sedikit ya?

Kenapa aku pilih Toushiro pake motor? Cuma 1, PENDEK! #plakk

Mana mungkin dia naik mobil gitu?

Kenapa aku buat Ichigo jadi pemain tennis? Tennis bias di bilang permainan bagi parabangsawan dan Ichigo yang terkaya. Lagipula aku suka banget kalo bayangin Ichigo jadi pemain tennis.

Toushiro jadi pemain sepak bola, pasti kalian sudah tau kan alasannya? Nggak OOC kan?

Shuuhei, aku suka aja dah. Hahaha

Oh ya, maaf buat HitsuHina FC, aku cuma menjalankan pesanan.

Udah dulu ya? Boleh minta review?

- Deathberry Kuchiki -