_*_Spring Dust_*_

By: Morning Eagle

Disclaimer:: BTS members are belong to God

::Author don't take any material profit from this fiction::

Characters in:

Jimin

Gaeul (OC)

Jungkook

Taehyung

Jin

Namjoon

Hoseok

Yoongi

..

Prolog: Boy Under The Cherry Blossom

..

..

Hari itu, pertengahan musim semi, aku tidak bisa mengingat hari apa dan jam berapa. Yang kuingat adalah hari begitu cerah, langit berwarna biru lembut dengan awan kapas sesekali melintas di atas kepala. Dan guguran bunga sakura merah muda pucat—hujan kelopak bunga ketika angin musim semi menyapa. Terlalu bersemangat, hingga helai-helai rambutku menampar wajahku.

Air mataku berhenti membasahi pipiku. Aku bahkan tidak begitu ingat mengapa aku menangis. Kedua tanganku begitu erat mencengkram rok sekolahku ketika angin kembali bertiup. Aku mendesah, sekali. Wangi musim semi begitu manis. Aku tidak membencinya sama sekali. Tapi, rasa itu membuat hatiku semakin terasa sakit. Merasa dunia begitu tak adil.

Permohonanku yang tak kuucapkan dengan mulut terbuka, hanya di dalam dadaku. Jantung berdentum, berulang kali berusaha mengubah kepahitan menjadi lebih baik. Ketika mataku mengerjap dan melihat ke bawah pohon sakura. Di sana, di samping batangnya yang kokoh berdiri. Tepat di bawah guguran kelopak sakura.

Sosok itu samar-samar terlihat. Hampir seperti bayangan, tembus pandang. Tapi masih terlihat jelas.

Aku tertegun. Kepalaku kosong tidak bisa berpikir. Mataku tak berkedip, mengamati sosok anak laki-laki itu yang menengadah ke atas.

Anak laki-laki itu secantik bunga yang berguguran. Tatapannya sendu, mulut membentuk garis lurus tak menukik. Dia hanya terdiam dengan kedua tangan dikepalkan di sisi tubuhnya. Rambutnya yang sedikit kekuningan—atau keperakan aku tidak begitu yakin karena warnanya seperti transparan, bercampur dengan warna merah muda pucat—tertiup angin, menari lembut dan memperlihatkan kedua matanya yang tertutup rapat. Seakan sedang terlarut dalam lamunannya sendiri.

Aku bahkan tak yakin dia nyata atau tidak. Kukerjapkan mataku yang terasa kering, memastikan ini bukanlah sebuah bayangan. Dan anak laki-laki itu menengok ke arahku, menatap diam. Mata kami bertemu. Lidahku kelu menatap bayangannya. 'Ini sungguh tidak nyata,' pikirku.

Siang itu, dua tahun yang lalu, bahkan aku tidak ingat berapa lama aku berdiri di sana. Menatap pada matanya—anak laki-laki itu—seakan dia pun sedang menangis, sama seperti diriku. Keindahan yang tak nyata, mungkin itu adalah sebagian dari mimpiku yang tertukar dengan ingatan pendekku.

Seandainya malaikat itu memang ada, mungkin seperti itu wujudnya. Seperti anak laki-laki itu, yang tertegun di bawah pohon sakura di musim semi. Tatapannya, aku tidak akan pernah bisa melupakannya. Selembut kelopak sakura yang jatuh ke atas tanganku.

-Song Gaeul