Where Did You Come From
Namseok
Yoonmin
Vjin just mention
Kembalian sequel
Gs
Warning, typo merusak matamata
No edit
Enjoy
Bugh
"Aaargh!"
Suara tawa meledak saat kepala dengan rambut klimis itu menunduk dengan tangan yang tak berhenti mengusaknya hingga sedikit berantakan.
Mata itu menyalang, menusuk ke arah seorang pria yang tengah terpingkal pingkal di sofa yang tersedia di ruangan tersebut.
Tagan si rambut klimis menggenggam remot AC yang tadi menghantam kepalanya.
"Berhenti dengan wajah seperti itu,brengsek. Kau terlihat menyedihkan, sialan"
Perkataan penuh umptan itu meluncur bebas dari bibir tebal Kim Seokjin.
Patner yang sialnya akan jadi adik ipar si pemilik rambut klimis kelak. Karena Kim Taehyung, adik perempuan Namjoon dengan bodohnya masuk ke dalam lingkaran setan Kim Seokjin.
"Seperti tak pernah merasakannya saja." gerutu Namjoon dengan pandangan kembali terpaku pada kursor di layar datarnya.
"Oh man, tapi sungguh sungguh. Menciumnya saat untuk dia pertama kali berbicara padamu, itu sangat nekad tuan Kim." Seokjin kembali berceloteh tentang tatakrama yang di junjung tinggi olehnya itu.
Padahal Namjoon yakin kalau Seokjin di tempatkan di ruangan tertutup bersama Taehyung, pria itu akan kehilangan kendali dan melupakan segala tektekbengek tentang tatakkramanya.
Ngomong ngomong soal ciuman, itu sudah berlalu sekitar 1 minggu lebih. Dan Namjoon belum sekali pun kembali ke mini market tersebut.
Yah walau pun ia terlihat sangat percaya diri saat mencium gadis bermarga Jung tersebut, tapi ia juga masih punya malu kawan.
Selain itu ia juga bingung hendak bagaimana nanti kalau mereka bertemu.
Apa ia harus cuek dan pura pura tak terjadi apa apa di antara mereka, atau malah lebih agresif dari pada sebelumnya?
Tidak tidak. Jika ia berlaku tak peduli pasti gadis itu akan sangat marah dan menganggapnya lelaki brengsek yang hanya akan mempermainkannya. Apalagi untuk lebih agresif. Ia tak mau di laporkan ke polisi karena tuduhan pelanggaran asusila.
Lagi pula saat itu Namjoon benar benar tak berniat kurang ajar seperti itu. Namun memang pada dasarnya Namjoon itu laki laki mesum yang tak dapat menahan godaan. Makaya ia langsung tancap gas ketika netra tajamnya menangkap pergerakan bibir yang menurut otak jeniusnya mengundang rasa ingin mencicipi.
Tak ada yang tau kalau setibanya di apartemen miliknya, pria yang di kenal sebagai perusak no satu di perusahaannya itu berjingkrak jingkrak aneh sambil berteriak teriak absurd.
Sungguh bukan Namjoon sekali.
Mengingat itu Namjoon bersyukur sekali tak ada Seokjin di sana. Karena kalau ada pasti pacar adiknya itu akan meledeknya habis habisan.
Karena gadis itu. Si gadis penjaga kasir di tanggal merah.
Gadis yang bisa membuat siapa pun jatuh dalam pesona sinar wajahnya yang cerah ceria. Binar mata yang memikat serta segala sesuatu yang melekat pada setiap inci tubuhnya.
Tak perlu waktu lama mebuat Namjoon jatuh cinta padanya.
Bahkan hanya dengan berbekal ucapan "selamat datang", sudah sukses membuat Namjoon berkeliling mini market itu belasan kali. Otaknya blank seketika mana kala melihat senyum sehangat matahari musim semi itu mencul dengan dua dimple samar pada paras si gadis.
Saat itu ia begitu terpikat pada apa yang terlihat. Membuatnya penasaran dengan namanya, umurnya, asalnya atau semua yang berkaitan dengan si gadis tersebut.
Yang nyatanya bisa ia dapatkan dengan sangat mudah lewat para detektive yang ia sewa. Kekanakkan Seokjin bilang. Tapi ia tidak peduli, yang penting Namjoon bisa tau lebih banyak tentang gadis yang mampu menjerat hatinya pada kedipan pertama mereka.
Namanya Jung Hoseok. Ia berasal dari Busan dan cukup lama menetap di seoul bersama adik perempuannya, Jung Jimin. Gadis pintar yang menolak beasiswa dengan satu alasan yang tidak di ketahui. Yatim piatu yang sialnya begitu mempesona. Pintar, dan pekerja keras. Keren, pikir Namjoon.
Ia juga tak kalah keren kalau di pikir pikir. Lulus kuliah dengan nilai tertinggi di Belanda. Menjabat sebagai wakil direktur di perusahaan milik ayahnya serta menjadi CEO bersama si Kim brengsek Seokjin di perusahaan kecil milik mereka. Apa yang kurang? Mereka akan cocok, iner narsistis Namjoon yang lain
"Aaah orang gila ini benar benar. Kau harus segera siap siap untuk rapat di gedung sebelah bersama Darwin Lee."
Lengkingan maha dasyat itu berhasil membuat Namjoon ingin membenturkan kepalanya pada meja.
Demi apa? Darwin Lee, si pria gila dandan dan penuh aksesoris itu. Di pertemuan terakhir mereka Namjoon harus rela di hujat habis habisan hanya karena di anggap tak bisa memadupadan kan pakaian kerjanya.
"Ka bercanda yaa?"
"Serius. Cepat bersolek sebelum ia mencaci makimu lagi hanya karena pakaian dalam mu tak matching dengan dasi yang kau kenakan" ucap Seokjin sambil meninggalkan ruangan di mana Namjoon tengah mencak mencak kesal.
"Sialan" umpatnya
W. D. Y. C. F
"Sekali lagi kau lakukan sesuatu yang tidak sepantasnya di ruangan kerjaku, aku akan benar benar akan mempertimbangkan surat pemecatanmu Jung Hoseok-ssi"
Gadis dengan seragam khas Office girl itu membungkuk dalam sebelum meninggalkan ruangan bossnya menyebalkan.
Sungguh, ia hanya salah memakaikan pewangi lantai saat berbenah tadi. Dan hal itu seolah di besar besarkan oleh si boss tersebut.
Belum selesai umpatannya pada sang ketua. Pantat seksinya membentur lantai dengan sangat tidak elitnya. Membuat segala peralatan pembersihnya tumpah ruah di lantai kesayangn Darwin Lee, bossnya.
"Jung Hoseok. Kau benar benar.!" teriakan itu membuat Hoseok tau, ini akhirnya.
Hari sial dan siapa kira kira yang berbadan seperti badak yang mampu membuatnya jatuh seperti ini.
Ingin rasanya ia mendongak, namun lagi lagi ia harus memupulusnya jauh jauh. Karena dengan tiba tiba si CEO utama menarik tangannya untuk berdiri.
"Kau. Aku benar benar akan mempertimbangkan surat itu untukmu. Dan kau tak bisa menangis nangis memohon ampun padaku lagi"
Cukup sudah Hoseok muak.
"Tidak perlu anda pertimbangkan. Lebih baik anda langsung saja kirim surat pemecatan itu pada pak Jang. Dan saya akan dengan senang hati menerimanya." kata Hoseok penuh emosi.
Bukan sekali dua kali ia di perlakukan seperti itu oleh Darwin. Sering sangat sering bossnya itu berlaku menyebalkan padanya. Lalu nemarahinya tanpa alasan.
Lagi pula kalau di pikir pikir untuk apa seorang CEO sepertinya mengurusi staf kecil seperti Hoseok.
Tanpa membersihkan keributan yang terjadi di ruangam Darwin, Hoseok pergi.
Ia ingin segera enyah dari sana.
Maka dengan tergesa gesa ia melepas segala atribut perusahaan yang melekat padanya.
Dan tepat setelah ia keluar dari gedung sialan itu ponselnya berdering.
"Hallo Jimin."
Bukan suara cempreng adiknya yang ia deangar, itu suara berat seorang laki laki
"Yoongi, ada apa?"
"Noona, Jimin masuk rumah sakit." suara itu sarat akan kekhawatiran dan kegundahan.
"Apa? Bagaimana bisa?"
"Ceritanya panjang, sekarang kemarilah akan ku kirim alamat rumah sakitnya pada mua."
Pesan masuk. Dengan kecepatan luar bisa Hoseok berlari menuju ke halte bus, walau hujan yang entah kapan turun mengeroyoknya.
Di sana gadis berusia 21 tahun itu tak bisa diam. Ia begitu gelisah menunggu bus datang.
Hatinya gundah, adik satu satunya ada di rumah sakit dengan alasan yang tak ia ketahui.
Ia pun tak tau apa yang terjadi pada adiknya tersebut. Tapi dari suara Yoongi yang terdengar khawatir meyakin kan kalau Jimin, ah ia tak mau berandai andai buruk. Ngomong ngomong mana sih busnya?
Hujan main deras, bus sialan itu juga tak kunjung datang.
Dan disaat suasana hatinya makin tak karuan, ia mendapati sebuah audi hitam berhenti tepat di depannya.
W. D. Y. C. F
Namjoon mematai gadis yang berjalan cepat didepannya dengan sangat intens.
Gadis itu terus bertanya 'bagaimana' entah pada siapa.
Ia tampak gelisah.
Namjoon kira ia akan mengatarka gadis tersebut ke rumahnya atau tempat kesukaannya, bukan malah ke rumah sakit.
"Kita tanya ke resepsionis." ucap Namjoon pada akhirnya. Ia tak tahan melihat gadis itu nampak sangat putus asa.
Apa lagi tadi saat di kantor milik Darwin, ia melihat dengan jelas bagaimana gadis itu di marahi habis habisan.
Namun yang anehnya, setelah memarahi Hoseok, Darwin terlihat sangat frustasi. Bahkan ia membatalkan rapatnya dengam Namjoon.
Membuat ia curiga saja.
Tangan besarnya menggenggam tangan Hoseok yang terlihat gemetaran.
Jimin masih di UGD. Sedang di rawat oleh dokter. Itu yang mereka dapat.
Maka dengan secepat kilat Hoseok mencari letak UGD, naosaja hampir tertinggal.
Lutut Hoseok lemas seketika saat melihat Jimin terbaring lemah di ranjang rumah sakit bersama dengan Yoongi yang setia duduk di sampingnya.
Jimin tampaknya belum sadar, atau memang sedang tidur.
Tapi apapun itu, Hoseok ingin menangis sekarang.
Ia memang sangat sensitif mengenai Jimin.
Apapun yang membuat Jimin terlihat lemah akan melemahkan Hoseok juga.
Jimin satu satunya yang ia punya. Tumpuan hidupnya yang membuat dirinya sanggup menaggung segala jenis beban yang menghimpit tubuhnya.
Setitik air mata jatuh dari matanya. Namun segera ia hapus saat Yoongi menoleh padanya, menyadari kehadirannya.
"Noona?"
"Apa yang terjadi Yoongi-ah?" tanya Hoseok sambil mendekat ke arah dua orang tersebut.
"Ini salahku, aku membiarkan Jimin terlalu sibuk belajar tanpa jeda. Dia kelelahan. Ketika di perpustakaan kota dia pingsan dan mimisan. Aku panik sekali dan langsung membawanya ke mari."
Hoseok menghela napas panjang.
Jimin memang selalu begitu.
Ia kembali memandangi wajah adiknya yang senantiasa menutup matanya. Pipinya kini tak terlalu gembil, wajahnya juga terlihat pucat. Hoseok jadi merasa bersalah pada Jimin katena tak bisa merawat adiknya dengan baik.
"Noona, dokter bilang kalau Jimin boleh pulang kalau sudah sadar. Dan aku akan menjaganya sampai ia sadar. Jadi Noona pulanglah. Aku tau kau sangat lelah."
Hoseok memandang takjub pada pemuda di sebelahnya.
Itu sungguh sungguh Yoongi. Yang ia kira sangat dingin dan menyebalkan karena emggan berbicara, ternyata jika menyangkut Jimin ia akan sangat ekspresif.
"Tidak, aku akan di sini."
"Tapi bagaimana dengan dia?"
Yoongi mengedikkan dagunya ke arah seseorang. Namjoon.
Oh Hoseok hampir lupa kalau ia di antar Namjoon.
"Ah, anda masih di sini?"
W. D. Y. C. F
Keduanya kini tengah berada di sebuah cafe dengan latte untuk Hoseok dan americano untuk Namjoon.
Awalnya Hoseok ingin langsung pulang karena lelah, namun dengan sedikit paksaan ia akhirnya menyanggupi permintaan Namjoon untuk secangkir kopi.
Anggap saja tanda terima kasih untuk apa yang Namjoon lakukan.
Di luar rintik hujan masih tersisa. Membuat suasana hangat yang tercipta begitu terasa.
Sedikit canggung membuat pergerakan keduanya tetasa tak bebas. Tapi bukan Namjoon kalau tak bisa mencairkan suasana.
Berbekal bakat penghancurnya, ia menyenggol papan menu kecil yang ada di tengah tengah meja, hingga jatuh menimpa cangkir latte panas milik Hoseok.
Tentu saja gadis itu memekik kaget. Karena lattenya sedikit terciprat ke wajahnya.
Dan dengan sok gentengnya, Namjoon berusaha membersihkan wajah Hoseok dari noda latte sambil berkata maaf berkali kali.
Setelah itu, suasana tak terlalu canggung karena Hoseok sudah mulai bisa menerimakehadiran Namjoon yang awalnya ia kira akan membawa petaka kembali.
"So, untuk yang di minimarket aku_"
"Ah bisakah kita tak membahas itu?" ucap Hoseok dengan wajah yang memerah. Membuat smirk Namjoon makin lebar.
"Kenapa, kau tak mau aku menagih kembalianmu lagi"
Seketika Hoseok mendongak dengan mata melotot horor.
Sungguh godaan macam apa lagi ini. Namjoon tak kuat.
"Kau benar benar ingin menagihnya?" ucap Hoseok lirih.
"Ya" mata Hoseok memejam erat.
Namjoon gemas, sungguh kalau seperti ini terus ia akan lebih dalam masuk ke dalam pesona gadis di hadapannya ini.
"Tapi bukan dengan uang."
Kembali Hoseok membuka matanya, namun alangkah terkejutnya ia saat mendapati wajah Namjoon yang hanya berada beberapa inci dari wajahnya.
Cup
Hanya kecupan. Bukan lumatan seperti tempo hari.
Namun bukan Namjoon yang melakuakan. Itu Hoseok.
"Apa itu sudah cukup?"
Suaraitu terdengar begitu jelas. Tapi Namjoon sama sekali tak bisa menangkapnya. Ia shock kawan kawan.
Gadis ini benar benar.
Where did you come from *End*
Hay gengs
Makasih yoo udah kasih reviews di ff 'Kembalian'
Dan atas permintaan kalian aku kasih sequelnya berupa series yang judul ato temanya bakalan di ambil dari lagu lagu BTS.
Dan untuk yang pertama. Aku kasih lagu yang bener bener unik, lucu dan tak terduga dari BTS.
Sumpah aku cekikikan pas pertama kali dengar ini lagu. Liriknya nyeleneh abis, tapi aku suka. Lucu aja pas partnya si Hobi.
Untuk tema selanjutnya ada yang mau kasih saran? Tapi bocoran aja ya aku kepikiran buat next lagunya
antara Look Here ato Coffe. Pilih mana?
Maaf Seokjin nya OCC baget yaaa
Reviews oke
Bye
