MY STUPID ASSISTANT

.

.

.

.

Cast

Jung Yunho

Kim Jaejoong

Lee Donghae

Etc.

Warning :

.EJAAN BELUM SEMPURNA.

Suasana kamar dengan cat hitam terlihat sangat gelap,padahal matahari sudah menunjukan cahayanya yang terangnya tak tertandingi oleh apapun. Gorden-gorden yang menggantung panjang membuat cahaya matahari sulit untuk menembusnya. Bisa ditebak penghuni kamar ini belum membuka kelopak matanya,selimut putih yang terlihat lembut itu tergeletak berantakan diatas lantai. Menyisakan seorang namja bertubuh besar dengan balutan singlet abu disertai dengan celana training hitam.

Rambut berantakan dengan sprei juga ikut berantakan. Tipe orang yang sangat buruk ketika tidur.

KRING

Suara handphone dengan lable apple itu berbunyi. Menganggu gendang telinga namja bersinglet abu tadi,memaksa sang dewa tidur untuk membuka mata.

Dengan disertai umpatan kasar dalam hati,namja itu terbangun kesal.

"Aish! Wae?" Bentakan kesal sangat kentara dilontarkan oleh bibirnya.

"Bodoh! Apa kau baru saja bangun?"

"Seperti yang kau duga"

"Cepat bersiap-siap! Kau ada jadwal hari ini Jung!" Bentak sang manajer tak kalah kerasnya.

"Yaya Hyung,aku tahu"

"Ku beri waktu kau 30 menit untuk segera datang ke sini. Dengar itu Jung!"

Klik.

Sambungan telepon terputus dengan tidak sopannya. Jung Yunho. Aktor sekaligus model yang sejak lalu telah mencapai kepopulerannya atas segala prestasinya 4 tahun lalu berkiprah didunia hiburan. Aktingnya yang mengagumkan ditambah bonus wajah tampan bak dewa Yunani itulah yang membuatnya terkenal dan tentunya telah membakar semua hati perempuan dari tahun ke tahun.

Yunho beranjak bangun dari ranjangnya dan mengambil handuk dengan mata yang masih terpejam.

Sial. Matanya berat sekali.

Tubuhnya berjalan mendekat kearah pintu kamar mandi dengan mata tertutup. Ia mencoba berjalan dengan perasaan dan ingatannya akan letak kamar mandi. Tapi sayang,ya sayang/? Tubuhnya bertemu dengan tembok membuat kepalanya terbentur sayang.

"Oh God!"

Hanya gerutuan lah yang keluar dari bibir sexynya. Dan dengan bodohnya ia malah meninju si tembok dengan tangan membuatnya berjengit kesakitan. Yunho mengatur emosinya pelan pagi-pagi ia sudah bergejolak panas dengan 2 area tubuhnya yang saat ini sedang berdenyut sakit.

Lain kali berpikirlah sebelum bertindak.

Dengan kepala yang terus berdenyut ia pun berhasil masuk kedalam kamar mandi.

.

.

.

Lee Donghae.

Sang manajer artis dengan marga Jung itu menggigit jarinya dengan gemas. Bagaimana tidak gemas,orang yang ditunggunya sejak tadi belum terdengar satupun derap langkah kakinya. Padahal hampir 10 menit lagi pemotretan dimulai.

Astaga,belum lagi Yunho harus memilih baju dan make up. Ya,make up seorang lelaki memang tak harus lama namun dalam pemotretan ini mengandung konsep yang berbeda dengan sebelumnya. Sedari tadi Donghae terus menelepon sang artis berharap ia akan segera datang,tapi harapannya tidak sesuai dengan kenyataan.

"Argh. Kenapa lama sekali!" Emosi Donghae mulai naik perlahan,dengan langkah kaki pendek yang terus bolak-balik persis setrikaan panas.

"Hy-hyung!"

Donghae mengalihkan pandangannya pada suara itu. Dengan langkah cepat ia menghampiri dan meluapkan kekesalannya dengan meluncurkan jitakannya pada kepala Yunho berkali-kali.

"Ya! Ya! Hyung!"

"Aku membencimu,"

"Tak masalah. Masih banyak cinta untukku" tak lama setelahnya geplakan sayang dengan mulus membentur kepala Yunho.

Donghae masih terus memberikan luapan kekesalannya pada Yunho dengan setiap pukulan yang berbeda. "Apa kau waras? Kau telat 10 menit dengan waktu yang ku janjikan!"

"Ah hyung! Mianhae. Kau tidak tahu betapa sulitnya aku diapartemen"

"Dasar gila. Jangan mengulangi hal ini lagi" Donghae menarik rambut Yunho menuju ruang riasan dengan Yunho yang terus menggeliat minta dilepaskan.

"Hyung!"

Dengan cinta yang tulus,Donghae melepaskan Yunho kasar. Yunho mengerang kesal dengan perlakuan Donghae yang membuat kepalanya serasa dicabut maksa.

"Kenapa kau galak sekali hari ini? Apa kau sedang datang bulan?"

Plak.

Tangan Donghae yang berotot itu memukul kepala Yunho. Lagi.

Membuat semua orang yang ada didalam ruangan itu terkikik geli melihat adegan kakak-beradik ini. Sudah sangat biasa melihat keduanya berulah karena memang Yunho adalah artis yang memiliki kekurangan dalam hal kedisiplinan waktu. Untuk itu,mereka semua sudah paham akan kedatangan Yunho sering telat,karena sejak awal penandatanganan kontrak sang manajer telah mengatakan semua resiko dan konsekuensi menjalani kontrak dengan Yunho.

Selesai dengan make up dan pakaian,Yunho segera menuju ruang pemotretan. Rambut yang diuat sedikit panjang dengan jas hitam serta topi membuat Yunho terlihat menjadi seorang lelaki dewasa. Kesan akan ketampanan yang matang dapat terlihat dari wajah Yunho.

Bisa dibayangkan bukan bagaimana mempesonanya seorang Jung Yunho.

Bahkan Donghae pun dapat menyimpulkan dengan pasti jika semua wanita yang ada disini mengagumi Yunho diam-diam,terlihat dari mata mereka yang berbinar dan menatap dengan penuh minat kearah Yunho.

Ck. Si Jung itu memang mempesona diluar tidak dengan dalamnya. Ucap Donghae dalam hati.

Beberapa jam kemudian pemotretan pun usai. Yunho datang menghampiri Donghae yang sedang sibuk dengan beberapa lembar kertas ditangannya. "Hyung?" Yunho memanggil.

"Hm?"

"Tolong carikan aku asisten"

Donghae menatap Yunho heran,ada apa dengan anak ini? Asisten? Bukankah sudah 4 tahun ini ia bisa bertahan tanpa asisten kenapa sekarang malah memintanya? Bahkan Yunho yang mengatakan sendiri jika ia akan merasa risih jika mempunyai asisten. Tapi sekarang

"untuk apa?"

"Apa itu pantas sebagai pertanyaan?"

Asisten. Kalian paham bukan? Jika paham yasudah.

"Aku sangat pusing hyung ketika bangun tidur selalu bangun dengan dering handphone berlayar nama kau. Dan lagi aku lapar dan harus mencari pakaian. Itu membuatku pusing,belum lagi memasang dasi sialan itu" ucap Yunho dengan segala keluh kesah hatinya selama ini.

Donghae mengangkat alisnya. "Sekalian saja kau mencari istri kalau begitu"

Yunho mendelik mendengar ucapan Donghae. Menikah? Astaga,pacar saja ia tidak punya lagipula ia masih muda dan sangat menikmati dunia keartisannya. Walaupun tidak memiliki pacar ia tidak merasa kesepian,bahkan seringkali ia dipasangkan dengan seorang yeoja saat syuting drama dan itu sudah cukup untuknya. Namun anehnya ia belum pernah tertarik dengan lawan mainnya sampai saat ini. Mungkin lain kali ia akan menemukan cinta sejatinya. Ah terdengar menggelikan.

"Ayolah hyung"

Donghae mengubah arah duduknya menjadi berhadapan dengan Yunho "kau ingin seperti apa?"

"Aku ingin perempuan,"

"Sebentar. Perempuan? Apa kau yakin bisa menahan hasrat mu?"

"Apa maksudmu?" Yunho dengan tak sopannya menggeplak kepala Donghae. Aish anak ini melupakan sopan santunnya pada yang lebih tua.

"Baiklah. Baiklah. Akan kucarikan"

"Aku tidak mau seorang ahjumma. Arra?"

"Dasar mesum. Kau ingin seorang gadis? Itu mau mu?"

Yunho mengangguk dengan senyuman lebarnya membuat Donghae ingin segera meninjunya. Apa ia kira mencari asisten itu mudah? Apalagi seorang gadis.

"Jika dapat" ucap Donghae membuat Yunho tersenyum senang.

"Hapus segera make up mu. Kau disuruh pulang oleh ayahmu"

"Ada apa?" Yunho bertanya sambil melepaskan beberapa atribut(?) pakaiannya.

"Apa kau lupa? Kakakmu Jung Il Woo ulang tahun,bodoh. Dan lebih bodohnya lagi kau belum membeli hadiah untuknya"

Yunho menutup matanya. Untuk ini ia benar-benar lupa. "Kenapa kau baru bilang hyung?"

Donghae mengerutkan alisnya sebal "bahkan umma mu menelepon tadi malam Yunho! Jangan bilang lupa lagi"

Ok. Disini Yunho lah yang salah. Jadi,cepat selesaikan semuanya Jung dan segera membeli hadiah untuk kakakmu yang tampan itu.

"Jangan membuatku terus naik darah." Pesan Donghae yang tentunya diabaikan oleh Yunho. Donghae pun berlalu pergi meninggalkan Yunho dan seorang wanita yang sedang membantunya menghapus make up. Yunho hanya tertawa mengetahui betapa pelupanya dia.

.

.

.

Seorang yeoja terus berlari menyusuri jalan trotoar berharap dengan langkah kakinya ia bisa cepat sampai ditujuan. Peluh itu mulai bercucuran turun dari dahinya. Rambutnya yang terikat pun sedikit berantakan dan ikat rambut yang mulai merosot akibat gerakan tubuhnya.

Akhirnya ia sampai juga didepan pintu sebuah kafe,dada yeoja tersebut naik turun mengais oksigen dengan rakus. Ia melirik sebentar jam hitam ditangan kirinya dan ia sangat menyadari jika ia terlambat. Lagi.

Dengan kepala menunduk yeoja itu masuk dan segera masuk kedalam ruangan ganti,ia harus segera ganti baju dan bekerja agar sang bos tidak menyadari jika ia telat.

"Kim Jaejoong"

Hm.

Langkah kaki dengan sepatu tali biru itu berhenti ketika namanya disebut. Jaejoong sangat paham suara yang ia dengar tadi adalah suara yang selama ini selalu mengomelinya.

Jaejoong memutar tubuhnya dan menatap sang bos pasrah.

"Kau. Apa kau tahu kesalahanmu?"

Jaejoong diam. Kepalanya terus ia tundukan takut. Ia sudah tahu akan seperti apa jadinya,jadi ia hanya pasrah saja.

"Kau telat lebih dari 5 kali bulan ini. Aku sebagai bos sudah tidak bisa lagi memaklumimu Jae. Jadi lebih baik kau berhenti"

Jaejoong mengangkat kepalanya dan menatap sang bos tak percaya. Ya,ia mengakui ini kesalahannya dan ia tak berani memberikan alasan lagi.

"Ini. Uang atas keringatmu 2 minggu dibulan ini" Jaejoong menerima amplop itu dan membungkuk hormat.

"Terima kasih. Maaf atas segala kesalahanku ahjussi"

Ahjussi itu pun mengangguk dan menepuk bahu Jaejoong pelan. "Carilah pekerjaan yang sesuai dengan kondisimu Jaejoong-ah" nasihatnya.

"Terima kasih ahjussi" sekali lagi Jaejoong menunduk hormat dan berjalan gontai menuju pintu keluar.

"Huft"

Jaejoong menutup wajahnya. Ia ingin menangis dan berteriak. Kenapa hidupnya sesulit ini? Ia bahkan baru saja menikmati hidupnya dengan bekerja seorang pelayan yang kehidupannya tercukupi walaupun dengan gaji seorang pelayan.

Dan sekarang ia bingung. Mencari pekerjaan di Seoul sangatlah sulit karena memang negara ini sangat pemilih akan seorang pekerja.

Jaejoong pun duduk dibangku panjang ditengah taman. Jaejoong menatap suasana sekitarnya dengan melamun. Ia masih memiliki tanggung jawab akan ibunya dan sang adik,ia harus membantu ibunya mencari uang.

Ia kembali berjalan menyusuri taman dengan menendang-nendang kerikil kecil. Karena kesal dengan hari ini ia pun menendang kerikil itu dengan kaki kanannya,kerikil itupun melayang tinggi dan turun tepat mengenai kepala seseorang.

"Ah!"

Jaejoong membekap mulutnya panik. Ia melakukan kesalahan lagi. Ya Tuhan,tolong selamatkan ia.

Aish.

Orang itu datang mendekati Jaejoong dengan tangan yang terus mengusap kepalanya.

"A! Ah mianhae" dengan cepat Jaejoong meminta maaf.

"Ini sakit sekali. Untung saja kau yeoja" ucap namja tersebut yang diketahui namanya Lee Donghae. Si ikan tengik.

"Maaf sekali lagi,tuan."

"Apa kau ingin aku memaafkanmu?"

"Tentu saja!"

Donghae tersenyum miring. "Apa kau baru saja dipecat?"

Jaejoong menganga tak percaya namja ini bagaimana bisa tahu? Apa ia memata-matainya?

"Bagaimana kau bisa tahu?"

Donghae pun menatap amplop yang dipegang Jaejoong. Dan Jaejoong akhirnya paham.

"Kenalkan aku Lee Donghae"

"Oh. Aku Kim Jaejoong" Jawabnya.

"Apa kau mau menjadi seorang asisten artis?" Ucap Donghae langsung pada intinya.

"Artis?"

"Ya. Tepatnya Jung Yunho"

Bola mata Jaejoong membola. Jung Yunho? Bukankah ia seorang aktor terkenal? Aku diminta menjadi asistennya? Apa iya? Semua pertanyaan pun bergelayut didalam kepala Jaejoong. Jaejoong menatap bingung Donghae. Apa benar yang diomongkan orang ini?

"Benarkah?"

"Apa kau sedang berpikir jika aku bohong?" Donghae pun mengeluarkan kartu namanya pada Jaejoong. Membuat Jaejoong serasa jantungan. Namja ini adalah manajernya mana mungkin ia tidak percaya.

"Kau mau tidak?"

Jaejoong kalut dengan pikirannya. Menjadi asisten? Ia belum pernah. Terlebih lagi asisten seorang artis pasti akan sangat melelahkan. Tapi jika ia menolak,ia bulan depan akan makan apa? Ah. Itu bisa dipikirkan lain kali,untuk saat ini tidak ada salahnya mencoba.

Jaejoong menatap Donghae yang menunggu jawabannya.

"Baiklah. Aku mau." Jaejoong tersenyum.

Donghae tersenyum lebar dengan semangat ia pun menepuk bahu Jaejoong. Dari penampilan Donghae yakin jika Jaejoong adalah seorang gadis polos dan tomboy. Tapi ia akui jika Jaejoong adalah gadis yang cantik.

"Sekarang ikut aku. Akan aku beritahu sedikit tentang kebiasaan si Jung itu"

.

.

.

Yunho saat ini sedang berada ditoko jam matanya yang sipit terlihat sangat sibuk memilih dan memilah bentuk jam untuk hadiah kakaknya nanti. Ingatkan ia akan kakaknya yang sangat pemilih terhadap model,tidak bewarna mencolok ataupun ramai oleh aksesoris. Tipe lelaki yang sangat simple.

Mata musang Yunho menujukan pandangannya pada jam berkulit hitam dengan area kaca berwarna putih dan beberapa berlian kecil menempel didekat jarum jam menjadikan jam tangan tersebut telihat mewah dan elegan. Ia berharap sang kakak dapat menerimanya dengan baik,bahkan ia rela menyisihkan uang tabungannya hanya untuk harga jam hitam ini.

Setelah terbungkus dengan rapi Yunho berjalan keluar dan segera pergi menuju rumahnya. Pasti akan sangat ramai. Tradisi keluarga Jung jika salah satu dari mereka ulang tahun haruslah semua anggota keluarga berkumpul walau hanya makan malam biasa. Yunho tersenyum singkat saat melihat suasana rumahnya yang penuh pepohonan,ah ia rindu suara umma-nya. Sudah 2 bulan ia tidak berkunjung kerumahnya karena kesibukannya disana sini.

"Aku datang"

Semua pasang mata mengalihkan pandangannya menuju pintu utama. Tuan muda kedua mereka datang. Umma Yunho yang sejak tadi menunggu anaknya itu berlari pelan untuk menjangkau Yunho.

"Aigoo. Anakku Yunho"

Yunho mendapat pelukan hangat ummanya. Tangan halus ummanya mengusap lembut wajah Yunho dan dibalas senyuman manis oleh Yunho.

"Kenapa kau semakin tampan,Yun?"

Yunho tertawa.

"Terbukti gen ku memang sangat bagus" Timpal membuat seisi rumah tertawa akan gurauannya.

"Kedua anakmu memang racun semua wanita. Il Woo bahkan sangat tampan dan itu berlaku juga pada adiknya Yunho" ucap bibi Yunho antusias.

Il Woo hanya tersenyum mendengar celotehan keluarganya. Ia pun mendekat kearah adiknya hanya untuk sedikit memberikan sapaan selamat datang.

"Selamat ulang tahun hyung" bisik Yunho ketika mereka berpelukan.

"Terima kasih Jung"

"Aku ingatkan jangan pernah memanggilku seperti itu lagi karena kau bermarga sama denganku"

Il Woo tertawa. Adik kecilnya ini sudah tumbuh dewasa teman kenakalannya sejak kecil yang sekarang tumbuh menjadi artis terkenal.

"Sedikit hadiah untukmu Hyung" Il Woo menerimanya dan segera membukanya. Yunho yang menunggu reaksi kakaknya itupun terlihat kecewa,kenapa kakaknya terlihat biasa saja? Tidakah terkejut akan hadiah yang ia berikan? Haruskah ia katakan harga sebenarnya jam itu?

"Karena kau yang memberikannya terlihat biasa saja. Mungkin jika Gyuri yang memberikannya akan sangat spesial" Ujar Il Woo.

Yunho yang mendengarnya merasa kesal. Bagaimana bisa hyungnya mengatakan seperti itu? Ya. Gyuri nuna adalah yeojachingu hyungnya.

Ia merasa tidak penting sekarang.

"Apa perlu kuajarkan kata berterima kasih?" Omel Yunho membuat Il Woo tersenyum menahan geli.

"Oppa!"

Oh. Sang pujaan hati kakaknya datang,lebih baik ia segera pergi membiarkan kedua sejoli itu melakukan apapun yang mereka inginkan. Yunho tidak mungkin disini karena ia yakin ia akan menjadi obat nyamuk.

.

.

.

Tepat pukul jam 9 malam Yunho pulang karena memang tadi Donghae menghubunginya untuk segera pulamg karena sesuatu yang penting. Yunho percaya karena selama ini Donghae tak pernah membohonginya.

Jarak rumah dan apartemennya memang sedikit jauh dan memerlukan 20 menit diperjalanan. Ia penasaran jarang sekali si ikan itu akan mengatakan hal penting yang mendesak seperti sekarang. Jangan bilang ia telah diputuskan kontrak? Ah entahlah.

Yunho memakirkan mobilnya dan masuk kedalam. Langkah kakinya dengan tidak sabar menuju ruang kamarnya membuat derap langkahnya terdengar diloby tersebut. Ia pun menaiki lift dan menekan angka letak nomor ruangannya.

"Hyung?"

Yunho membuka pintu dan memanggil Donghae. Donghae yang mendengar itupun langsung berdiri dan menghampiri Yunho.

"Aku sudah mendapatkan apa yang kau mau"

"Maksudmu?" Yunho berhenti seketika ketika bola matanya menangkap wujud seorang yeoja yang terlihat sedikit dekil mungkin berdiri diruang tvnya. Yunho mengerti sekarang.

"Annyeonghaseyo"

Kim Jaejoong.

Yeoja yang menurut Yunho dekil itu menundukan kepalanya sopan membuat Yunho tersenyum misteri.

T

B

C

Apa ini? Ff baru dengan ide yang pasaran haha.

Saya sengaja menulis GS karena ingin mencoba hehe. Adakah yang suka? Kalo ga ada ya gamasalah/? Saya berterima kasih jika ada yang mau berkenan membacanya kkk.

Harap memberi saran dan kritiknya^^

Thank You