Happy Reading :)
.
.
.
Cast: Hwang Minhyun
WANNA ONE
.
.
.
Malam ini adalah malam ending Produce101 Season 2 acara survival karjasama antara Mnet, dan CJ E M Entertainment. Nama grup sudah ditentukan, yaitu WANNA ONE. Satu-persatu daftar nama peserta yang masuk Top sebelas juga sudah diumumkan.
Semua Trinee yang lolos kedalam sebelas besar, merasakan perasaan bahagia yang luar biasa. Akhirnya impian mereka untuk bisa debut menjadi kenyataan, semua kerja keras mereka membuahkan hasil.
Semua orang bahagia, kecuali satu orang. Hwang Minhyun. Setelah semua rankink diumumkan, dia mendadak murung. Ia bahagia sekaligus sedih. disana, ia melihat ketiga temannya tersenyum, dan bertepuk tangan untuknya. Ia sendirian disini, seketika kenangan selama enam tahun belakangan terlintas dibenaknya membuat Hwang Minhyun tidak mampu menahan air matanya.
Minhyun mendongakkan kepalanya keatas, menghalau airmatanya agar tidak menetes, walaupun itu semua sia-sia. Airmatanya sudah lebih dulu mengalir dengan deras, ia menangis sesegukan. Jisung yang berada tepat disamping kanannya, menolehkan kepala saat mendengar isakan Minhyun.
Ia menatap Minhyun dalam diam, anak itu terus menangis. Bahkan wajah, dan telinganya sudah memerah.
"Minhyun-ah, kau tidak apa-apa?"
Minhyun menoleh sebentar, ia tersenyum kepada Jisung lalu kembali fokus kedepan. Ia bisa melihat ketiga temannya yang terus tersenyum, dan menyemangatinya, terutama Kim Jonghyun. Leader kesayangannya.
Jisung yang mendapatkan respon seperti itu dari Minhyun, hanya bisa menghela napas lelah. Ia tau benar apa yang membuat pemuda yang lebih muda tiga tahun darinya ini menjadi seperti ini.
Tapi dia mencoba tidak perduli 'sebentar lagi juga pasti udah ceria lagi dia' Iner Jisung dalam hati. ia menoleh kearah kanan untuk menyapa para fans yang sejak tadi meneriakan namanya.
Ending acara semua mantan trinee Produce101 season 2 naik keatas panggung. untuk memberikan selamat kepada teman mereka yang berhasil lolos ke sebelas besar. mereka berpelukan satu sama lain, mengingat ini adalah saat terakhir mereka berkumpul, setelah ini mereka akan sibuk dengam aktivitas masing-masing.
ooOoo
Minhyun membuka mata saat alarm di ponsel nya berbunyi. ia mendudukan dirinya diatas ranjang kecil yang ditidurinya. Minhyun memandang kesekeliling kamar yang ditempatinya bersama keempat member WANNA ONE lainya, ia mengerjapkan matanya yang mulai berair lagi. bahkan ini sudah satu minggu ia tinggal bersama member WANNA ONE tapi semua masih terasa asing baginya.
Minhyun menggelengkan kepalanya dengan kuat mencoba agar tidak larut dalam kesedihan. dia harus berjuang, teman-temannya di NU'EST juga sedang berjuang. Setidaknya, impian mereka selama ini sudah tercapai. sekarang mereka sudah banyak dikenal orang.
Minhyun menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhnya, ia beranjak dari duduknya menuju kamar mandi. ia membasuh wajahnya. lalu ia bergegas kedapur untuk membuat sarapan, di NU'EST maupun di WANNA ONE Minhyun tetap yang bertugas membuat sarapan. bedanya jika di WANNA ONE tidak akan ada yang mengacau masakannya, hanya ada dua hyung tertua yang membantunya menyiapkan sarapan.
Jika di NU'EST tidak akan ada yang mau membatunya, hanya ada Minki yang mengacau, dan terus memakan masakan yang ia buat sebelum semua member makan, membuatnya misuh-misuh berakhir memukul maknae kurang ajar itu. mengingat NU'EST membuat Minhyun ingin menangis lagi. ia begitu merindukan saudara-saudaranya itu.
Minhyun terlalu larut dalam lamunannya, sehingga tidak menyadari seseorang yang sejak tadi memperhatikan semua tingkahnya dari pintu dapur. ia adalah Yoon Jisung, member tertua di WANNA ONE.
"Minhyun-ah kau sudah bangun?"
Minhyun hampir saja menjatuhkan susu yang sedang ia pegang. saat tiba-tiba mendengar suara memanggil namanya. "Astaga, hyung! kau mengagetkan ku!" Minhyun mengusap dadanya.
"Maafkan aku, kau terlalu asyik melamun sehingga tidak menyadari kehadiranku"
"Maaf hyung, aku benar-benar tidak tau kau ada disitu"
"Tak apa, kau sedang memikirkan apa sampai seserius itu?" Jisung bertanya penasaran.
"Tidak ada hyung, tidak ada yang aku fikirkan" Minhyun menjawab singkat.
Jisung menghela napas sejenak, sepertinya ini saat yang tepat untuk berbicara dengan Minhyun. ia tidak bisa melihat lebih lama lagi Minhyun yang selalu murung, ia hanya tersenyum jika situasinya diharuskan tersenyum. setelah itu, ia akan kembali murung, dan menyendiri. Jisung, merasa hanya raga Minhyun yang berada di WANNA ONE Minhyun didekatnya, tapi dia merasa jauh dengan anak itu.
"Minhyun-ah ada yang ingin aku bicarakan denganmu" Jisung berujar serius.
Minhyun mengerutkan keningnya mendengar Jisung berbicara dengan serius, sebelumnya Jisung tidak pernah bebicara seserius ini "Kau ingin membicarakan apa hyung?"
Jisung menuntun Minhyun kearah meja makan mini hang ada didapur. sedangkan Minhyun hanya menuruti keingan hyung tertua WANNA ONE itu. ia menatap bingung Jisung yang tengah menatapnya dengan intense.
"Minhyun-ah... apa kau... apa kau tidak senang tinggal bersama kami?"
Minhyun mengerutkan keningnya saat mendengar kata-kata yang diucapkan oleh Jisung "Apa maksudmu hyung? Kenapa kau bertanya seperti itu?"
"Hwang Minhyun, aku tau kau sedih, dan merasa bersalah pada teman-teman mu. karena itu aku bertanya apa kau tidak senang tinggal bersama kami? apa kau tidak nyaman dengan kami? aku selalu memperhatianmu Minhyun-ah, aku tau kau hanya pura-pura disaat ada kamera, apa kau menyesal bergabung dengan WANNA ONE?" Jisung memberondong Minhyun dengan banyak pertanyaan, akhirnya uneg-uneg yang ia simpan selama ini bisa ia utarakan dengan gamblang.
"Hyung, aku... bukan seperti itu hyung" Minhyun menundukkan kepalanya. seketika ia merasa bersalah.
Jisung menggenggam tangan Minhyun dengan lembut, ia mengusap tangan Minhyun dengan perlahan " Minhyun-ah... tak apa, aku mengerti perasaanmu. tentu tidak mudah berpisah dengan teman-teman yang sudah delapan tahun hidup bersama, apalagi kalian selalu bersama selama dua puluh empat jam"
"Maafkan aku hyung, aku... aku hanya belum terbiasa, semuanya terasa asing bagiku, dan rasa bersalah karena aku debut sendirian itu selalu membayangiku"
Jisung menatap Minhyun yang masih setia menundukkan kepalanya, bahunya bergetar, dan Jisung tau kalau anak itu sedang menangis.
"Minhyun-ah tatap aku"
Minhyun menurut. ia mengangkat kepalanya, dan menatap Jisung dengan mata memburam karena airmatanya mengalir dengan deras.
Jisung dengan refleks memeluk Minhyun, ias mengusap bahu Minhyun yang bergetar hebat. anak ini benar-benar merindukan teman-temannya.
"Minhyun-ah, dengarkan hyung. meski hyung tidak pernah merasa berada diposisimu saat ini, akan tetapi hyung tau, bahwa berpisah dengan orang-orang yang kita sayang itu tidak enak, jangan mengecewakan teman-teman yang selalu mendukungmu, mereka semua menaruh harapan besar padamu, bukankan tujuan kalian mengikuti acara ini karena ingin mengangkat nama NU'EST agar bisa dikenal orang-orang bukan?" Jisung menjedah kalimatnya sebantar, ia tersenyum saat merasakan Minhyun mengangguk dipelukannya.
"Jangan membuat teman-temanmu kecewa, kau lihat bukan bagaimana bangganya mereka saat melihat kau masuk sebelas besar. mereka tidak marah padamu, sebaliknya mereka sangat mendukungmu, kau tau? anak-anak yang lain sampai takut walau hanya sekedar menyapamu karena kau hanya menyendiri, dan jarang bergabung bersama kami"
Minhyun melepaskan pelukan Jisung, ia menghapus airmatanya yang tak berhenti menetes "Maaf hyung, aku benar-benar tidak tau itu. aku terlalu larut dalam rasa bersalahku pada member NU'EST sehingga aku hampir tidak menganggap kehadiran kalian" Minhyun berujar penuh rasa bersalah.
"Berhentilah meminta maaf, kau tidak salah, kau hanya perlu menjadi seperti Hwang Minhyun yang dulu, Hwang Minhyun yang ceria saat bersama teman-temannya, Hwang Minhyun yang sayang dengan 'adik'nya, jika kau tidak bisa melakukan itu untuk kami, setidaknya lakukanlah itu untuk teman-teman yang selalu mendukungmu, kami mungkin memang tidak bisa menggantikan teman-temanmu, tapi kami akan berusaha membuatmu merasa nyaman, merasa seolah disini adalah rumah mu, karena ini memang rumah ketigamu" Jisung berujar dengan lembut.
Minhyun mengangguk'kan kepalanya, ia tersenyum kearah Jisung. dalam hati ia berjanji mulai sekarang akan menjadi dirinya seperti semula "Terkmakasih hyung, aku berjanji tidak akan seperti ini lagi"
Jisung tersenyum "Tidak perlu berjanji, kau hanya perlu nyaman bersama kami itu lebih dari cukup"
"Ya, aku akan berusaha"
"Sudah lega?"
"Ya, aku sudah lebih lega. terima kasih, hyung sudah mau mengerti keadaanku"
"Berhentilah berterima kasih Hwang Minhyun, kita akhiri percakapan ini, karena sepertinya ada yang tidak sabar ingin memelukmu" Jisung berujar jail "Kalian keluarlah, aku tah kalian mendengarkan percakapan kami sejak tadi"
Tepat setelah ucapan Jisung, para maknae line; Jihoon, Baejin, Daehwi, dan Guanlin minus Woojin yang masih tidur. langsung berlari kearah Minyun, menerjangnya dengan pelukan erat, hingga hampir saja ia jatuh dari kursi yang didudukinya. ia terkekeh kecil melihat anak-anak itu memeluknya dengan sangat erat seolah tidak ada hari esok lagi.
"Hyung, jangan sedih lagi, jangan jadi pendiam lagi. Kami takut untuk sekedar menyapa hyung jika hyung terus diam" Jihoon berujar manja.
"Iya maafkan hyung ya, hyung janji tidak akan seperti itu lagi"
"Aku fikir hyung akan menjadi seperti Dongho hyung yang selalu menakutkan" Daehwi beruja polos.
Minhyun terkekeh mendengar ucapan Daehwi "Hei aku temannya, apa kau harus aku laporkan pada Dongho bahwa kau mengejeknya"
Daehwi membulatkan matanya mendengar ucapan Minhyun "hyu- hyung kau bercanda kan?" Daehwi sudah akan menangis.
"Aku bercanda, lagipupa Dongho tidak semenakutkan yang kau kira Daehwi-yah, dia anak yang jail asal kau tau"
"Huft... Aku tau hyung, aku iri pada Guanlin, Seonho, Woojin lee, dan Haknyeon hyung yang muda sekali akrab dengannya, sedangkan aku" Daehwi mempoutkan bibirnya. "Makanya, kau jangan takut-takut dengan Dongho, dia orang yang baik"
"Hyung, teruslah tersenyum" Guanlin berujar tiba-tiba, memotong percakapan Daehwi, dan Minhyun.
"Iya Guanlin-ah, aku akan terus tersenyum bersama kalian"
Baejin tidak mengatakan apapun, ia hanya memeluk Minhyun dengan erat.
"Sudah-sudah, sekarang lepaskan pelukan kalian, kami harus menyiapkan sarapan"
"Ah! Hyung kami masih ingin memeluk Minhyun Hyung" Daehwi merengek, yang diamini dengan Jihoon, Guanlin dan Jinyoung.
"No! Kalau kalian ingin terus memeluk Minhyun silahkan, tapi tidak ada sarapan pagi ini, tidak ada susu, tidak ada telur mata sapi, tidak ada roti isi selai, intinya tidak ada makanan!" Jisung berujar tegas.
"Oh... hehe, oke hyung kami lepaskan" Mereka dengan spontan melepaskan pelukan mereka kepada Minhyun secara bersamaan.
"Bagus... Sekarang kalian mandi, setelah itu beres-beres ruang tamu, bangunkan Woojin sekalian" perintah Jisung mutlak.
Anak-anak itu hanya mengangguk pasrah. mereka kembali kekamar untuk mandi, dan membereskan ruang tamu, tidak lupa msmbangunkan si Gingsul WANNA ONE.
.
.
END
.
.
Lanjut gak??? kalo lanjut aku mau buat sama member lain :) silahkan review :)
Update 2017-08-14
