Shingeki no Kyojin (c) Isiyama Hajime
WARN: un-beta-ed, contain SPOILER, short and potholes everywhere
.
.
.
Mereka telah melihat laut.
Sungguh, rasanya asin, dan kaki mereka terus berjengit saat menyentuhnya.
Laut.
Ahirnya mereka sampai di sana.
"Bagaimana, Eren?" tanya Armin, "persis seperti yang ada di buku, 'kan?"
Yaeger muda dengan rambutnya yang memanjang bertahan pada posisinya menghadap garis singgasana matahari. "Ya, Armin... kau benar."
Mikasa menghampiri. Di tengah pekik gembira dan riak air yang memecah. Samar-samar Levi bersuara, melarang, takut ada racun bersarang. Menurut buku, dan pribadi Armin, air laut tidak semestinya berbahaya.
"Eren," Mikasa memanggil, "apa yang kau pikirkan? Tidakkah kau senang, Eren一kita sudah melihat laut sekarang."
Kita bahkan ada di sana.
"Tapi kita masih ada di balik dinding."
Lengannya melurus. Mantap, tak gentar, matanya dipenuhi gairah. "Mimpi kita yang sebenarnya ada di seberang laut ini."
"Kalau begitu kita akan mencapainya, seperti apa yang kita lakukan sekarang."
Armin menggamit tangan Eren. Membawanya merasakan permukaan kerang dalam genggaman kecilnya. Dulu sekali, Eren percaya tangan Armin serapuh gelas kaca.
Sekarang rasanya seperti tangan seorang pahlawan.
Angin berhembus kencang. Syal Mikasa berkibar hebat. Setelah membenahi agar lekukannya tidak menghalangi mulut一Mikasa tak berniat untuk menyembunyikan senyumannya, sungguh, ia malah ingin menunjukkannya一, maka tangan yang kuat dan mantap itu bergabung.
Eren merasakannya. Biar perempuan, menurutnya Mikasa tetaplah seorang ksatria. Menembus batas. Tidak tertandingi.
Sedangkan dia...? Eren Yaeger. Apa dan siapa dia?
"Eren," kata Mikasa, "kita akan hadapi semuanya bersama."
"Seperti dulu..." Armin tersenyum lembut.
Dalam hati Eren terbesit rasa syukur. Meski dia skeptis akan keberadaan Tuhan atau Dewa. Tapi dia tidak bisa memungkirinya.
Hari itu, di mana mereka melihat laut untuk pertama kalinya, Eren berbahagia.
Eren Yaeger一terlepas dari sisa umur dan kekuatan titan yang membelenggunya. Eren Yaeger yang seutuhnya.
Semua orang akan mati, itu pasti.
Tapi Eren...
...dalam usaha mengejar mimpi barunya, ia adalah seseorang yang dipenuhi hasrat dan kebanggaan.
Di akhir hayatnya一delapan tahun kemudian一sejarah tidak pernah bisa menyembunyikan fakta itu.
.
.
.
Sungguh, chapter di mana trio shigansina melihat laut sangat, sangat membuat saya terhenyak dan mendadak jadi melankolis :')
