Title:World of Future
Disclaimed :Naruto © Masashi Kishimoto
Story Idea from Future Arc KHR © Amano Akira
Genre: Angst, Romance, Time-Traveling
Rating:T
Pairing: SasuNaru, AllxNaru
Warning : AU, OOC XD
.
Chapter 1, Accident
.
Sakit…
"Hokage-sama!" suara orang-orang itu terlalu berisik, tetapi—entah kenapa tampak sangat jauh. Padahal aku yakin, orang-orang itu ada di dekatku sambil meneriakiku. Entah apa yang mereka fikirkan—yang aku butuhkan sekarang adalah tidur—dan semua sakit ini akan hilang begitu saja.
"Cepat panggil ninja medis! Bagaimanapun caranya kita harus menyelamatkannya!" ninja medis—kenapa, ada apa? Apakah mereka bisa menyembuhkan rasa sakit ini—dengan cepat? Tetapi, rasa kantuk ini terlalu susah untuk dihilangkan. Bahkan suara mereka sudah mulai menjauh dan menjauh.
Cahaya semakin redup—aku mengantuk…
"Hokage-sama!" suara itu—walaupun aku tidak mendengarnya dengan jelas, aku tahu siapa. Seseorang yang sudah menjadi sahabatku sejak masih berada di gelar Gennin. Entah sudah berapa lama aku tidak mendengarnya memanggil namaku—ah, terkutuklah gelar ini yang membuatku seolah kehilangan semua sahabatku.
"Cepat! Sekarang juga panggil—" aku tidak bisa mendengar suaranya dengan jelas. Aku tidak tahu siapa yang ia suruh panggil—aku hanya ingin ia melihatku, sebelum aku tertidur. Aku tidak bisa menahannya—kumohon, untuk sebentar saja dapatkah aku mendengarnya, "Hokage-sama?"
"Nee—bisakah, untuk terakhir kalinya… aku mendengarmu memanggil namaku seperti dulu—Sakura-chan…?"
Ah—cahaya itu menghilang…
Aku bahkan tidak sempat mendengarnya memanggil namaku—maafkan aku…
Selamat tinggal—kuharap aku bisa bertemu dengan kalian lagi…
…End of ?'s POV…
Gadis berambut pink yang tampak panjang itu hanya diam—semua orang yang berada di ruangan itu tidak bisa mengatakan apapun saat melihat tubuh yang sedang berada di hadapan mereka sekarang tidak bergerak.
Sang Hokage ke-8, yang baru saja mendapatkan gelarnya setengah tahun yang lalu…
Matanya tampak kosong, sebelum membisikkan sesuatu yang hanya bisa didengar oleh gadis itu. Dan mata itu perlahan menutup, dan tubuh itu seolah kehilangan jiwanya—atau memang jiwanya memang sudah menghilang dari dunia ini.
…
"Na—Naruto…?"
—terlambat.
…World 5 Years Before…
Perang antar shinobi sudah selesai—semuanya kembali berjalan seperti biasa. Naruto, bersama dengan Bee, Kakashi, dan juga Gay tampak berhasil mengalahkan Madara dan juga Obito. Dan yang lebih baik, Sasuke tampak kembali bersama dengan mereka—setuju untuk kembali ke Konoha dan kembali beraktivitas seperti biasa.
Tsunade tampaknya juga selamat walaupun dengan luka yang cukup parah, dan sekarang tampak dirawat di rumah sakit Konoha bersama dengan beberapa orang yang juga terluka karena perang itu.
"BAA-CHAN! Kenapa aku tidak boleh melakukannya!" suara Naruto tampaknya sukses membuat seisi rumah sakit menoleh pada sebuah kamar pribadi yang ada di sana. Dimana sang Hokage ke-5 dirawat intensif disana. Selain Naruto, tampak juga Kakashi, Sakura, Sasuke, dan juga Sai yang berada disana.
"Jangan berisik Naruto—apakah belum jelas perkataanku? Kakashi yang akan menggantikanku sebagai Hokage ke-7. Bagaimanapun aku sudah cukup tua untuk menyandang gelar ini," Tsunade tampak menekankan kata cukup pada mereka yang membuat semuanya—kecuali Naruto—tampak sweatdrop mendengarnya.
"Tetapi kenapa bukan aku saja?"
"Kau tidak sadar—usiamu baru 17 tahun, jangan samakan kau dengan Gaara!" Tsunade menatap Naruto yang tampak membuka mulutnya sudah siap untuk membandingkan dengan Gaara sebelum akhirnya terhenti karena perkataan itu, "Gaara sudah jauh lebih dewasa daripada kau—sifatnya—dan aku tidak akan memberikan gelarku pada seorang bocah yang hanya mementingkan ambisi sepertimu."
"Aww… Baa-chan…" mengerucutkan bibirnya, tampak kesal dengan apa yang dikatakan oleh orang yang sudah ia anggap sebagai neneknya sendiri itu.
"Walaupun aku sedikit malas—tetapi apa boleh buat," Kakashi yang entah sejak kapan ketularan Shikamaru tampak menggaruk kepala belakangnya, "kalau kau sudah cukup dewasa aku akan memberikan gelar itu padamu Naruto."
"Ayahmu Minato saja baru menjadi Hokage saat berusia 30 tahun—apakah kau tidak bisa bersabar sedikit?"
"Aku memang ingin melampaui otou-san! Makanya aku ingin cepat menjadi Hokage!" tampak seperti anak kecil yang merengek meminta permen atau mainan.
"Jangan berisik! Tidak cukup aku langsung merekomendasikanmu, dan juga Sasuke untuk menjadi seorang Jounnin tanpa harus melalui gelar Chuunin?!" Tsunade tampak berteriak dan menatap Naruto yang terdiam. Memang, Sasuke, Sakura, dan juga Naruto akan menjadi seorang Jounnin dan Kakashi ditunjuk oleh Tsunade menjadi Hokage pengganti dirinya.
"Tetap saja—"
"Sudahlah, sekarang kalian semua BUBAR!"
…
"Baa-chan menyebalkan," menyilangkan kedua tangannya di belakang kepalanya, tampak masih mengerucutkan bibirnya. Setelah pergi ke rumah sakit, mereka segera mengambil jaket Jounnin milik mereka—Naruto bersama dengan Sasuke—dan sekarang dalam perjalanan menuju ke rumah, "—memangnya kenapa kalau aku hanya ingin menjadi Hokage secepatnya? Lagipula Baa-chan sendiri yang bilang kalau kekuatanku sudah cukup untuk menjadi seorang Hokage."
"Itu karena kau masih anak-anak…"
"Hei, usiaku sama denganmu!"
"Tetapi kau lebih kekanak-kanakan," menghela nafas dan menatap Naruto yang semakin menggembungkan pipinya mendengar perkataan Sasuke itu.
"Aku akan menjadi dewasa—secepatnya."
"Berani bertaruh—lima tahun baru bisa membuatmu menjadi lebih dewasa," Sasuke dengan tenangnya tampak mendengus sambil melihat Naruto yang memalingkan wajahnya, "berani?"
"Baiklah—aku akan menjadi dewasa sebelum 5 tahun itu!" Naruto menjulurkan lidahnya dan tampak berbelok menuju kearah rumahnya sebelum Sasuke menarik tangannya dan mendorongnya hingga menghimpit tubuhnya diantara dinding, "—Sa-Sasuke?"
"Wajahmu itu—membuatku ingin menciummu sedaritadi, apakah kau tidak sadar?" wajah Sasuke tampak sangat dekat dengan Naruto, wajahnya menjadi memerah karena perkataan Sasuke itu. Ia bisa merasakan nafas Sasuke yang membuatnya menutup matanya.
"Tu—tunggu dulu Sasuke!"
"Hn—" Sasuke tidak mendengarkan apa yang dikatakan pemuda itu, tangannya bergerak mengusap leher Naruto dan mengecup ujung bibir Naruto sebelum menempelkan bibirnya di bibir mungil pemuda yang ada di hadapannya sekarang.
"Sa—Sasuke…"
"Jangan memberontak Naruto—" melepaskan sedikit ciuman mereka dan menatap wajah pemuda itu yang tampak semakin memerah, "—kau tahu alasanku sebenarnya mau kembali ke Konoha bukan? Itu karena—aku mencintaimu…"
"A—aku…"
BUM!
Suara ledakan kecil disertai dengan asap yang mengelilingi pemuda berambut orange itu membuat pemuda berambut Raven tampak terkejut dan mundur beberapa langkah untuk melihat sosok pemuda itu yang tampak menghilang setelah dikepung oleh asap.
"Naruto?"
…Word 5 Years ago…
Mata onyx itu tampak kosong—membulat sempurna dengan kehampaan yang tampak jelas di matanya. Dengan pakaian Jounnin—tepatnya anbu dengan topeng yang terpegang di tangan kanannya, pemuda itu tampak hanya terdiam menatap tubuh berselimut jubah putih dengan lambang negara api itu terbaring dengan tenang di depannya.
Ini bohong…
Tidak mungkin ia terbaring begitu saja seperti ini…
Ia hanya tertidur—ya, ia akan bangun dan tersenyum seperti biasa…
"Sasuke-kun," suara itu membuat pria berusia awal 20 itu tampak tersadar dari lamunannya dan menatap gadis berambut pink yang matanya tampak memerah karena menangis itu.
"Ia adalah Hokage—ia tidak mungkin tewas begitu saja," Sasuke menggelengkan kepalanya, mencoba untuk keluar dari kenyataan yang ada di hadapannya. Ia tidak mungkin tewas begitu saja—impiannya menjadi Hokage dan ia sudah mendapatkannya. Ia tidak mungkin tewas begitu saja, "ya—ia hanya tertidur, ia akan kembali terbangun…"
"Sasuke—"
"Ia kalah taruhan denganku—sudah kukatakan butuh waktu 5 tahun untuknya menjadi—"
"Sasuke!" Sakura yang melihat pemuda berambut hitam itu tampak terpukul langsung membentak dan memeluknya dari belakang. Air mata yang sedaritadi sudah ia tahan tidak bisa ia tahan lagi—hanya bisa ia benamkan wajahnya di lengan pemuda yang lebih tinggi itu, "maafkan aku…"
"Kenapa kau meminta maaf—"
"Maaf aku tidak bisa menyelamatkan Naruto, Sasuke-kun—maafkan aku," terisak, semua yang ada di sana hanya bisa terdiam dan melihat sang ninja medis kebanggaan Konoha dan juga ketua anbu itu didepan mereka, "Naruto sudah tidak ada—ia sudah meninggal…"
"Ia belum mengatakan alasannya untuk bekerja sama dengan mereka," Sasuke tampak menatap kearah tubuh kekasihnya, "bahkan ia tidak mengatakan alasannya untuk memutuskan hubungan denganku—" berjalan dan berhenti di depan peti berisikan bunga lili dan juga tubuh pemuda bermarga Uzumaki itu.
"Sasuke—"
"Dasar dobe—kau selalu seenaknya sendiri…" menghela nafas dan mendekati pemuda itu, mengusap wajah pucatnya sebelum mendekat dan mengecup bibir pucat itu, "—aishiteru, Uzumaki Naruto…"
BUM!
Suara ledakan kecil yang disertai dengan asap yang mengepung tubuh sang Hokage itu tampak familiar. Sang ketua anbu tampak mundur sebelum mencoba untuk melihat sosok yang seharusnya ada di depannya saat ini.
"Ledakan apa tadi—uhuk!" suara batuk yang tampak familiar, tetapi sedikit berbeda membuat semua orang yang ada di ruangan itu membulatkan matanya—terutama Sasuke dan juga Sakura, "teme, kau baik-baik saja?"
Asap tampak menipis, menunjukkan sosok pemuda berambut kuning yang tadi berbaring di atas peti itu. Tidak—ada yang berbeda dengannya, wajahnya dan tubuhnya terlihat lebih kecil dan juga terlihat lebih muda.
"Naruto?"
"Huh? Sepertinya tadi Sasuke teme dan aku sedang berdiri kenapa—" menoleh kekiri dan kekanan, menemukan sosok-sosok yang mirip dengan orang-orang yang ia kenal—tetapi kenapa terlihat lebih tua, "—hee? Sakura-chan, Sasuke-teme?"
"Ka—kau benar-benar Naruto?"
"Begitulah, tetapi kenapa kalian terlihat berbeda—" tampak bingung, pemuda itu mencoba untuk mencerna apa yang ada di sekelilingnya, "—eh, aku duduk dimana ini…"
Melihat kearah bawah—menyadari kalau ia duduk di atas sebuah peti mati…
…
"EH! Kenapa aku duduk di tempat seperti ini!" panik, mencoba untuk keluar dari tempat itu dan segera bersembunyi di belakang Sasuke, "te—teme, apa yang terjadi disini!? Bahkan kalian terlihat tua daripada beberapa detik yang lalu!"
"Naruto—berapa usiamu sekarang…"
"Eh, kenapa kau bertanya seperti itu Sakura-chan? Tentu saja tujuh belas tahun bukan?" menatap gadis berambut pink yang tampak terkejut mendengarnya itu sebelum menatap Sasuke yang masih shock dengan apa yang ada di hadapannya.
"Sepertinya—kau terkirim ke masa depan Naruto," Sakura masih tampak kaget dan tidak tahu harus melihat Naruto seperti apa, "kau tahu berapa usia kami sekarang?"
"Ha?"
"Dua puluh dua tahun—dan kau akan berulang tahun yang ke 22 1 minggu lagi…" kali ini sepertinya Naruto yang tidak bisa mengatakan apapun dan menatap dengan mulut terbuka, terlalu shock dengan apa yang dikatakan oleh Sakura.
"Kau—bercanda…"
…To be Continue…
Oke, fanfic ketiga di fandong Naruto ^^ maaf, I'm Sorry belum bisa update karena write block ^^ tapi Forgetable sudah update kemarin :)a
…Next Chapter…
"Lalu—kau belum menjawab pertanyaanku Teme, kenapa aku berada di dalam peti itu?"
Yang ia dapatkan hanyalah punggung Sasuke yang semakin menjauh tanpa bisa ia mendapatkan jawaban dari pertanyaannya.
…
"Kau ingin menghancurkan Konoha, Naruto—dengan bekerja sama dengan para ninja dari Yamigakure…"
Naruto hanya bisa menatap tidak percaya akan perkataan sahabatnya itu.
"Yamigakure?"
…
"Kenapa kau harus memutuskan hubunganmu denganku Naruto…"
Untuk pertama kalinya, Naruto melihat tatapan Sasuke yang tampak sakit dan juga sedih.
"Apakah kau tidak mencintaiku—apakah 5 tahun lagi cinta itu tidak ada didalam dirimu?"
Next Chapter, The World of Future
"Kurasa—perasaanku tidak akan berubah teme, meskipun lima, sepuluh, atau seratus tahun lagi…"
