Pikiranku melayang menatap punggung sosok yang sedang berdiam kaku memandang gundukan tanah dihadapannya. "Ah apa yang dipikirannya sekarang" batinku masih terpaku pada sosok didepannya. Entah sudah berapa lama kami dalam posisi seperti ini. Hujan sempat mengguyur telak tubuh kami lama sekali hingga baju kami bahkan hampir mengering saat ini, namun tak ada tanda tanda ia akan begerak meninggalkan posisinya saat ini. Akupun juga tak tahu mengapa aku juga tak meninggalkan posisiku ini, pikiranku sibuk membayangkan bagaimana kehidupannya kedepannya, sosok yang sangat ku kenal kehilangan orang yang sangat dicintainya

"Heii Naruto, ayo pulang" lirihku, akhirnya setelah sibuk berkelut dalam pikiranku dan hanya mengasihinya dalam batinku, aku memiliki keberanian mengajaknya meninggalkan tempat ini

"ah sudah mulai gelap ya" katanya setengah berbisik, yang masih bisa kudengar jelas 'sudah mulai gelap katanya? Heh dari tadipun ini sudah gelap karena hujan' batinku, aku tersenyum miris, entah mengapa aku tak memiliki keberanian mengatakannya langsung

"iyah sudah gelap, ayo pergi, teman-teman yang lain sudah berpamitan sejak lama" jawabku atas pernyataan sebelumnya. Aku menunggu reaksinya, beberapa menit tak menjawab dan tak memberikan reaksi apapun membuatku semakin khawatir

"kau duluan saja, aku masih ingin disini"

Inginku pun begitu, pulang, berendam air hangat, dan menyesap segelas Cappucino. Tapi mana mungkin meninggalkan orang sepertimu saat ini sendirian

"tidak, aku akan menunggumu" kataku cepat tanpa ragu, ku berharap jawaban positif yang akan kuterima dari mulutnya

"Kenapa kau bersikeras? Pergi saja sendiri, pergi, seperti yang biasa kau lakukan" katanya datar, namun dari nada suaranya menyiratkan kepedihan. Aku merasa tertohok mendengar apa yang dikatakannya barusan.

"ya seperti mereka, seperti dia, pergi saja. Aku tak membutuhkan kalian!" Entah apa yang harus kukatakan, pikiranku buntu, lidahku kelu dan batinku merasakan pedih seperti perkataannya barusan

"Naru.."

"Kenapaaa? Kenapaa ini terjadi padaku? Apa salahku?" suaranya terdengar bergetar, begitupun tubuhnya, cukup sudah aku tak tahan lagi, tubuhku yang mungil ini kemudian memeluknya erat dari belakang. Air mataku yang sudah kujaga sejak kemarin akhirnya tumpah juga dipunggungnya. 'Ah kenapa malah aku yang menangis seperti ini'

"hikss.. Tuhan sedang mengujimu Naru,, kamu pasti bisa melewati inii" ucapku sambil setengah menahan tangis, tanganku masih erat melingkari perutnya, ia masih bergetar, aku tau dia menahan tangis. Bahkan sejak duka ini dimulai dia sudah menahan deru air matanya sampai sekarang. Hebat pikirku, memuji setengah mengutuk kebodohannya menahan duka ini.

"Suke jangan menangis" katanya lembut, mengelus punggung tanganku yang masih setia di perutnya

"Bodoh,.. hiks, yang harusnya menangis itu kamu, kenapa malah aku" ucapku dengan nada kesal yang dibuat buat. Aku heran, kenapa bisa bisanya dia mengucapkan perkataan sederhana dengan lembut disaat seperti ini, dan kenapa malah aku menjadi tenang setelah mendengar perkataannya. Bukankah ini kebalik ya.

"Yasudah, ayo kita pulang" dia mengangkat tanganku yang melingkari lingkar perutnya dan membalikan badannya menghadap diriku. Tangannya kemudian menangkup pipiku dan mengusap jejak air mata yang berasal dari mataku. Mau tak mau aku langsung menghadap langsung wajahnya. Terlihat gurat kelelahan dan kesedihan dari raut wajahnya dengan rambut jabriknya yang kini menjadi layu karena tadi hujan ,yaah itu wajar, namun yang membuatku tak habis pikir, ia mencoba tersenyum kepadaku.

'Bisa bisanya ia tersenyum dikondisi seperti ini' batinku

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Break

Pair : NaruFemSasu

Warning! OOC, AU, Typo, Miss typo dan banyak kekurangan lainnya

Baca aja, kalo gasuka yaudah kalo suka ya syukur hehe

Butuh masukan juga hehe

RnR

-Enjoy-

"Narutoo ayoo banguunn, kau harus sekolah kann hari iniii!" suara seorang wanita menggema di kediaman Namikaze, adalah hal rutin yang terjadi tiap pagi.

"Iyaa bu, aku sudah bangun" Remaja bersurai pirang menjawabnya ogah ogahan namun tetap bergegas menyiapkan dirinya untuk sekolah

"Apakah kamu jadi pulang larut hari ini Minato?" tanya wanita berambut merah yang saat ini dengan cekatan menyiapkan sarapan untuk keluarganya

"Iyaa sayang, aku harus rapat dengan Uchiha Corp dan Nara Inc untuk proyek besar kita, doakan saja akan lancar" satu-satunya pria yang ada di ruangan itu menjawabnya dengan lembut, sembari membolak-balikan Koran yang merupakan hobinya tiap pagi. Yah sesibuk apapun kita harus mengetahui kabar dunia kan, prinsipnya yang ia pegang teguh sejak dulu.

"Jadi apakah Itachi juga akan ikut dalam rapatnya, ayah?" tanya gadis berkuncir kuda yang duduk bersebrangan dengan sosok yang menjadi ayahnya, matanya yang daritadi sibuk memandang layar smarthphonenya beralih menatap ayahnya yang masih setia dengan korannya.

"Kali ini tidak kurama, ini adalah rapat para petinggi perusahaan. Mungkin Itachi baru bisa ikut dalam rapat seperti ini jika ia sudah lulus dari pendidikannya"

"Hei ayah, kau benar-benar tidak ada minat untuk beralih ke media online daripada repot dengan lebaran-lembaran dan tulisan yang kecil-kecil seperti itu?" Naruto yang baru muncul dari ritual paginya tiba-tiba bertanya, ia kemudian mengambil posisi yang berada tepat disebelah kakaknya, kurama.

Mata Minato langsung memincing kepada Naruto, udara disekitarnya pun menjadi lebih berat dan dingin, Naruto yang ditatap seperti itupun merasa salah tingkah.

Plaanggg

Terjadilah kekerasan rumah tangga kemudian, Wanita dewasa bersurai merah yang kini dibelakang Minato memukulnya dengan nampan yang ia pegang "Jangan menatap anakmu seperti itu bodoh"

"Hehe, aku cuma bercanda Kushina" jawabnya cengengesan sambil menggosok gosokan kepalanya yang menjadi korban istrinya. "Naruto, biar ayah beri tahu, jika aku berhenti membaca Koran, bagaimana nasib tukang koran nantinya? Pendapatannya jadi berkurangkan, belum lagi jika semua orang berpikir sepertimu, bayangkanlah, bagaimana nasib tukang Koran selanjutnya?, bayangkan nasib anak dan istrinya kemudian, bayangkan.."

"Ayahh cukuppp" Interupsi Kurama menghentikan perkataan ayahnya yang menggebu gebu, dia memutar bola matanya karena kelakuan aneh ayahnya tadi

"Ehem, apa kamu mengerti Naruto? Tanya minato dengan normal

"Iyaa, aku mengerti" jawab naruto cepat, tak ingin memperpanjang masalah dengan Ayahnya yang aneh itu.

"Nahhh sarapan ala Chef Kushina sudah siapp, silahkan disantap tuan-tuan dan nona" Dengan cerianya Kushina menata makanan dan minuman diatas meja, ia sangat gembira dengan hasil karyanya. Padahal hanya beberapa lapis roti bakar dengan isi telur,keju,daging dan sayuran dan juga segelas kopi untuk Suaminya dan Teh untuk dirinya serta kedua anaknya

-Break-

Sekolah hari ini tampak biasa saja dimata Naruto, ia dengan malas memperhatikan penjelasan gurunya, sesekali ia menguap dan melihat kearah luar jendela, menatap indahnya langit biru yang sewarna dengan kedua bola matanya, kemudian beralih lagi ke gurunya dan menulis beberapa hal penting yang ia rasa perlu dicatat. Naruto bukanlah siswa yang menonjol dikelasnya, Ia malah tergolong siswa yang biasa saja di sekolahnya, tak ada prestasi yang ia dapat selama 2 tahun sekolahnya di Konoha High School, yah masih lebih baik daripada diperingkat akhir, pikirnya.

Kringgg kringgg kringgggggg

Bel istirahatpun akhirnya berbunyi, terdengar helaan nafas lega dan hiruk pikuk siswa siswi dilas 2-A Konoha High School, Sebagian siswa memilih pergi keluar kelas, sebagian memilih berada dikelas dengan berbagai aktivitas

"Shikamaru, bangunlah, kau mau makan atau tidur disini saja?" tanya pemuda bertubuh subur yang diketahui bernama Choji berkat nametag di dadanya.

"Aku nitip makanan saja padamu Choji, seperti biasa yaa" Jawab pemuda berkepala seperti nanas dengan malas dan kemudian melanjutkan lagi petualangannya dialam mimpi

"yasudah aku akan kekantin bersama Lee yaa,, ayoo lee" ucap choji sembari berjalan menuju pintu bersama pemuda berambut seperti mangkok bernama Lee

"Sasuke, kau sudah makan? Kekantin yuk bersama kami" ajak seorang gadis bersurai merah muda bersama temannya yang berambut pirang panjang yang diikat menghampiri seorang gadis bersurai hitam kelam sebahu yang sedang merapikan buku buku di mejanya

"Aku masih kenyang" jawab datar gadis itu dan dengan cepat mengeluarkan sebuah buku dari kolong mejanya kemudian langsung terfokus pada bahan bacaannya. Sakura dan temannya disebelahnya yang bernama Ino hanya mengangkat bahu melihat reaksi teman sekelasnya Sasuke, mereka segera pergi kekantin karena rasa lapar melanda

"Apa kau sudah melihat berita pagi inii Sakura? Namikaze Corp dikabarkan akan memindahkan kantor pusatnya" Tanya ino beriringan dengan langkahnya menuju pintu keluar

"Heee apa benar begitu? Apakah Kurama nee-sama akan pindah juga ya? Dia idolakuu" balas sakura, kemudian percakapan ringan terjadi hingga mereka tiba di kantin. Sementara itu tokoh utama kita sibuk mengerjakan sesuatu di mejanya, rupanya ia sedang mengerjakan tugas untuk pelajaran selanjutnya karena ia lupa mengerjakannya.

"Apa benar begitu?" tanya seorang gadis tiba tiba yang berdiri di sebelah mejanya. Naruto yang daritadi berkutat dengan tugas yang sedang diconteknya dari tugas milik Shikamaru yang entah sejak kapan ia pinjam mengadahkan kepalanya langsung menatap Onyx kelam milik gadis yang bertanya kepadanya

"Ah Sasuke, ada apa?" tanya Naruto tidak mengerti dengan pertanyaan yang dilontarkan teman sekelasnya

"Tidak jadi" kata Sasuke, sebenarnya ia tak mengerti kenapa ia tiba tiba bertanya kepada Naruto seperti itu, ia sempat mencuri dengar percakapan antara Sakura dengan Ino dan kemudian ia reflek ke tempat Naruto, namun melihat naruto yang sepertinya tak mendengar apa yang dibicarakan oleh Sakura dan Ino, ia mengurungkan niatnya, ia membalikan badannya menuju mejanya yang berada di sebelah meja Naruto. Namun belum sempat melangkah tangannya ditahan oleh Naruto

"Boleh aku meminjam tugasmu? Aku tidak mengerti dengan tugas Shikamaru hehe"

"Tidak" jawab sasuke tegas, lugas dan terpercaya(?), melepaskan tangannya kemudian bergegas duduk dikursinya

"Ayolaah Sasukee, aku butuhhh" dengan tatapan memelas ia berusaha meminjam kepada sasuke

"Tidak"

"Ayolaaahh, ayolaah, pinjamkan aku yaaa yaaa" Naruto tetap berusaha meminjam masih dengan jurus memelasnya

"Tidak Naruto, kau bisa mengerjakannya sendiri" jawab sasuke acuh dan berkutat kembali melanjutkan membaca bukunya yang sempat terhenti tadi

"Pinjamkan akuu dan aku akan membelikanmu jus tomat" Naruto memberikan penawaran dengan harapan sasuke luluh atas penawarannya

"Tidak" ucap sasuke setia dengan penolakannya

"Pinjamkan aku dan sekotak jus tomat untuk hari ini dan besok akan kamu dapatkan dengan gratis" Naruto masih berusaha bung

"Kamu pikir aku akan tergiur dengan penawaranmu dobe? heh" jawab sasuke datar dan sinis masih terfokus pada bukunya

"Sekotak jus tomat dengan Roti lapis daging dengan sayuran ekstra irisan tomat spesial akan kamu dapatkan hari ini, besok dan lusa. Bagaimana?" tanya Naruto dengan nada sekelas pebisnis kelas atas gadungan kepada Sasuke

"Sepakat" tanpa diduga duga Sasuke langsung menyerahkan buku tugas yang diminta Naruto. Naruto dengan senang hati menerima dan kembali ke tempat duduknya

"Inilah bisnis fufufufu" gumam naruto senang dan melanjutkan pekerjaannya yang tertunda

"Aku yakin tanpa melihat punya ku dan punya sasuke kamu bisa mengerjakannya dengan mudah loh Namikaze Naruto" ucap Shikamaru yang masih setia dengan posisi kepala nanasnya diatas meja kepada kawannya yang bertempat duduk tepat didepannya.

"Heee nanti kepalaku bisa berasap loh" ucap Naruto sambil terus menulis tugasnya

"Dan saat ini aku Uzumaki, tolong jangan salah lagi ya Shikamaru" lanjut Naruto dengan nada ramah namun terdapat ancaman tersirat didalamnya. Shikamaru pun yang mengerti langsung bergumam tak jelas dan melanjutkan hobi nya

'Hm Merepotkan'

-Break-

"Ini pesananmu Shika, onigiri isi telur dan teh kotak" ucap Choji sembari membangunkan shikamaru dengan menggoyang goyangkan keras tubuh Shikamaru beserta memberikan titipannya

"Dan inii Roti lapis daging dengan sayuran ekstra tomat dan sekotak jus tomat untuk Nona Uchiha Sasuke-sama" Choji memberikann makanan dan minuman tersebut yang berada diatas nampan yang entah ia dapat darimana dengan posisi berlutut disamping Sasuke yang masih sibuk membaca

"Kenapa perlakuan terhadap Shikamaru dengan Sasuke berbeda Choji? Dan apa apaan nampan itu?" tanya pemuda bertato segitiga bernama Kiba yang sudah kembali ke kelas bersama Choji dan Lee

"Itulaah masa mudaa" ucap lee penuh semangat dan tidak dipedulikan orang orang disekitarnya

"Aku mendapat tips dari melakukan hal ini, iyakan Naruto?" tanya Choji memastikan kepada Kliennya yang masih setia dengan tugasnya, Sasuke pun dengan tidak peduli mengambil makanan dan minuman yang dipersembahkan untuknya. Naruto merogoh kantongnya mengambil sesuatu benda berbentuk persegi dan kemudian melemparnya ke Choji yang masih dalam posisi berlutut. Dengan reflek Choji menangkapnya dengan mulutnya layaknya peliharaan "Senang berbisnis denganmu Choji" ucap Naruto tanpa mengalihkan pandangannya dari tugasnya.

'Apa apaan mereka itu' kompak batin semua yang melihat kejadian absurd barusan dengan melihat dengan pandagan aneh.

"Oiya Naruto, kau diminta menemui kepala sekolah diruangannya" kata Kiba membuat penasaran orang-orang yang ada didekatnya

"Kenapa?" tanya Naruto mengalihkan perhatiannya kepada Kiba

"Tidak tahu, aku hanya diamanahkan memanggilmu untuk kesana"

"Heee, baiklah" ujar Naruto dan bergegas ke ruangan kepala sekolah

-Break-

"Uzumaki Naruto aku ingin bertanya" ujar seorang wanita dewasa yang sedang memangku dagunya memandang serius Naruto yang ada dihadapannya.

"A-apa?" naruto dengan gugup dan salah tingkah menjawabnya

"Apa-apaan ini?" lanjut wanita yang berposisi sebagai kepala sekolah itu bertanya sambil menunjukan kertas dengan angka-angka di mejanya kepada Naruto. Naruto terdiam mencoba memahami apa yang ada dihadapannya

"Nilai-nilai rapotku, k-kenapa?"

"Jangan bercanda Naruto, kau tau apa akibatnya kan?"

"Apa maksudmu?" Tanya Naruto tambah tak mengerti dengan maksud kepala sekolahnya

"Dengan nilai seperti ini kamu tak akan naik kelas!" Seru Kepala Sekolah kepada Naruto

"ohhh"

1 Detik

2 Detik

3 Detik

"Apaaaa? Kau bercanda kan Nenek" Naruto kaget sambil menggebrak meja yang ada didepannya

"Yang sopan bodoh, sembarangan kau, aku masih muda" bentak Kepala Sekolahnya atas sikap kurang ajar Naruto

"Maafkan aku Tsunade-Sama" Naruto sadar akan kekhilafannya

Bersambungggggggg

RnR