.

.

.

Naruto © Masashi Kishimoto

Sasuke-Sakura's fict by Tsukasa

Song fict from Sekai No Owari

.

.

.

Hello my friend, Mr. Heartache.

How many times have we met ?

Terdengan musik mengalun dari pengeras suara di minimarket malam itu, Udara dingin yang berhembus dari pendingin ruangan tidak bisa mendinginkan kepala seorang gadis berhelaian merah muda, yang sedang memilih mi instan di deretan rak minimarket. Keningnya berkerut seolah tengah memikirkan suatu hal penting, ya memang penting, penting untuk menunjang kehidupannya seminggu kedepan. Dia memilih – milih mi instan yang sesuai dengan rasa yang dia inginkan dan tentu saja dengan memerhatikan harga. Akhir bulan, itulah masalahnya. Memang menyakitkan kalau harus berjuang di akhir bulan seperti ini, di mana kamu harus berjuang dengan isi dompet yang semakin memprihatinkan.

Akhirnya setelah beberapa lama, gadis itu berjalan ke kasir dengan memeluk beberapa mi instan, dia tergopoh-gopoh ke meja kasir. Jangan salahkan dia yang malas mengambil keranjang belanjaan, dia tidak sempat. Setelah menaruh beberapa mi instan ke meja kasir, dia akhirnya bisa berdiri dengan tegak, dia perhatikan petugas kasir yang berada di depannya, Setelah petugas kasir selesai menghitung belanjaan dia segera menerima kantung belanjaan yang berisi mi instan penyelamat hidupnya.

"Silahkan nona, Terimaksih telah berbelanja" ucap petugas kasir dengan senyum ramahnya.

Sakura Haruno hanya tersenyum kepada petugas kasir dan mengambil kantung belanjaan lalu berbalik meninggalkan minimarket. Dia berjalan menyusuri trotoar yang lengang, malam itu udara musim panas kembali menerpanya.

"Lebih baik aku tinggal saja di minimarket tadi", keluhnya sambil menganyunkan kantung belanjaanya.

Dia berjalan santai dan sesekali melihat pertokoan di pinggir jalan yang masih ramai pengunjung meskipun malam sudah larut. Hari ini dia pulang agak terlambat karena tugas kuliah yang harus diselesaikan hari itu juga. Wajahnya sudah kusut seperti kertas laporan yang gagal, kemejanya yang lusuh tertiup angin.

Mahasiswa tahun kedua semester 4 ini merasa kalau hari ini dia butuh perlakuan spesial misalnya saja pergi ke sauna? Apalah itu hanya hayalannya semata, mana punya cukup uang dia pergi ke sauna hanya untuk merilekskan badannya yang sudah seperti marshmellow itu.

Dia mempercepat jalannya menuju ke apartement , jangan bayangkan apartement ini mewah seperti di daerah ropongi, apartement yang menjadi tempat tinggalnya selama kuliah di universitas konoha ini jauh dari kesan mewah, apartement yang terletak di sudut kota dan agak jauh dari kampus memang menjadi tujuannya sejak awal dalam mencari tempat tinggal, apalagi kalau bukan biaya sewannya yang murah untuk ukuran mahasiswa kurang elit seperti dia, ya urusan finansial.

Sebelum sampai ke apartemennya dia akan melewati toko barang antik yang berada di dekat studio foto yang entah mengapa selalu saja sepi, seperti tak ada kehidupan di dalamnya. Setiap kali dia melewati studio tersebut dia berpikir, apakah ada yang berkunjung ke sana, kemudian dia akan berdiri sangat lama di depan toko yang arsitektur bangunnnya sangat unik, seperti bangunan khas yang ada di eropa. Lampu di toko tersebut sudah mati, di depan pintu kacanya pun ada tulisan tutup, ya ini memang sudah larut. Tapi kenapa dia tidak segera bergegas untuk pulang, dia hanya berdiri disana, memikirkan sesuatu atau mungkin mengenang sesuatu.

"Sebaiknya aku bergegas pulang"

Sakura berjalan menuju tanjakan ke apartement, sepertinya malam ini dia akan langsung tidur saja, mengingat tenaganya sudah terkuras habis di kampus.

Suasana apartementnya sudah lengang ketika dia sampai di depan pintu apartementnya, lampu di lorong-lorong terlihat meredup mengingat ini memang apartemen tua. Sakura merogoh kunci pintu di dalam tasnya sambil terus memerhatikan pintu di sebelah kamarnya. Tidak ada tanda-tanda kehidupan seperti biasa, kemana kamu Mr .Heartache, lirih sakura dalam hati, mengernyitkan dahinya ketika tak kunjung menemukan benda metalik bergerincing itu,

"ya ampun dimana kunci sialan itu".gerutunya sambil terus merogoh kunci di dalam tas, tiba-tiba dia teringat sesuatu.

"oh aku menaruhnya disaku celana kan ?",ujarnya menepuk jidatnya yang lebar, "aku harus menghentikan kebiasaan amnesia sementara ini" memasukkan benda metalik gemerincing itu ke lubang kunci dan pintu terbuka.

Ketika dia akan memasuki kamarnya pintu di sebelah terbuka dan cahaya sedikit keluar dari dalam kamar sebelah, seseorang keluar bersama dengan pintu tertutup, Sakura mematung di tempatnya, memerhatikan sosok yang berdiri menjulang di depannya, sosok itu memakai kaus lengan panjang berwarna hitam, celana jeans abu-abu kedodoran, di bahunya tersampir kamera DSLR seperti biasanya, rambutnya mencuat kebelakang tapi terlihat keren, wajahnya tak bersemangat seperti biasa, dibalik matanya yang datar sebenarnya mata itu sangat tajam mempesona dengan warna hitam seperti jelaga.

Bagaimana kabarmu hari ini, ? ungkap Sakura dalam hati, hanya dalam hati karena dia tak pernah berhasil menyapa tetangganya yang satu ini, terlalu takut.

Uchiha Sasuke, itulah nama sosok jangkung yang juga adalah tetangganya. yang selalu memenuhi pikirannya, yang selalu dia khawatirkan, yang selalu dia rindukan. Uchiha Sasuke melihat kearahnya, agak lama, tatapannya datar seperti biasa, setelah menganggukan kepala sebentar kepada Sakura lalu melangkah menjauh melewati Sakura yang masih berdiri di depan pintu yang terbuka. Wajahnya sedikit merona ketika dia menundukkan kepala, dia tengah berperang melawan dirinya sendiri di dalam pikirannya.

Sasuke-kun, Sasuke-kun, Sasuke-kun.

"Kau memanggilku ?"

Sakura menoleh terkejut, matanya melebar mendengar suara yang datang dari arah pungungnya, lalu dia berbalik menghadap seseorang itu, apa Uchiha Sasuke baru saja berbicara padanya ? tapi kenapa ? Apa tadi suara hatinya bisa didengar ataukah dia malah dengan bodohnya mengucapn kata-kata tadi? Apapun itu dia harus menghadapi tetangganya yang sedang menatapnya datar menunggu respon.

"um, ya Uchiha-san. Aku . . ya . . tadi aku memanggilmu", Sakura menjawabnya seperti orang bodoh saja, menampilkan cengiran yang dipaksakan.

"Kau memanggil nama depanku tadi", ujarnya masih datar, atensinya mengarah tepat ke Sakura yang mengalihkan matanya bergerak kesan kemari entah karena apa. Sakura semakin gugup saja kalau ditatap seperti itu, dan kegugupannya bertambah karena dia tidak tahu harus menjawab bagaimana.

Sasuke mendekatkan langkahnya dan berhenti tepat dua langkah di depan Sakura, "Haruno ? Kau baik-baik saja ?"

Hello again, Mr. Heartache.

Give me the strength to get up.

Lagi-lagi Sakura mendongak menatap lawan bicaranya yang dari tadi masih sabar menunggu. Menjerit dalam hati Sakura mencoba menemukan suaranya.

"Maafkan aku sudah tidak sopan memanggil nama depanmu", Sakura seakan terjebak ke dalam mata hitam nan kelam itu. Meskipun dia mengungkapkan kata penyesalan tapi ekspresi wajahnya malah menunujukkan kekaguman.

"Aku lebih tua darimu, seharusnya kamu panggil aku Sasuke-nii bukan Sasuke-kun",

Sakura mengerjapkan matanya, apa yang barusan itu Uchiha Sasuke tersenyum? Ya, meskipun sangat tipis tapi itu sangat menawan, Sakura sekarang sudah seperti anak belasan tahun yang baru saja mengenal cinta, gila.

"Sampai jumpa", Sasuke benar-benar melangkah menjauh sekarang, lalu menghilang di belokan lorong.

Jatuh terduduk setelah menutup pintu kamarnya, Sakura masih tidak percaya dengan kejadian beberapa menit lalu, jantungnya berdetak kencang sekali sekarang, tadi saja dia sempat menahan napas karena Uchiha Sasuke. Ini benar-benar di luar dugaanya. Setelah dua tahun menjadi tetangga, dan baru malam ini mereka saling bicara, tentunya Sakura berpikir mungkin ini adalah bonus setelah harinya kacau dan melelahkan.

Menatap langit-langit Sakura menarik napas lagi." Oke, jantungku harus tenang dulu"

" kamu penuh kejutan, senang bisa bicara denganmu"

Sakura tersenyum senang, berharap ini akan jadi awal dari mimpi indahnya.

To be Continue

Well, hai guys this is Tsukasa and this is my first Fic. Actually I'm not newbe in ffn world, I've read ffn since I was in senior high school, but as an author I'm new :v

I got my idea and plot of this fict because OF SEKAI NO OWARI's song, I like this song so much for the very begining I listened it.

Actually I want to make this fic just for oneshoot, but I think multichapter is better, right ? :v

Please guys give u're comment for this strange stuff (fic :v)