Discclaimerrr : I do nott own Narutooo and Minato and Kushiinaaa :D padahal aku sukaa =3=
Warning : TYPo, alur cepet, AU, lama tidak menulis, jadi mohon dimaafkan ;P
Genre : Romance, Family, Drama, Angst ufufufu :D
Pairing : Namikaze Minato x Uzumaki Kushina
Summary : Anak gadis berambut merah itu bernama Uzumaki Kushina, ia murid yang datang dari Kota Uzushio, ke Kota Konoha. Ayahnya baru saja meninggal dan ia hidup berdua dengan ibunya yang sibuk bekerja. Kushina adalah anak yang tangguh, tetapi di balik semua itu ia sangat rapuh. Ia ingin ada sandaran hati di mana ia bisa menumpahkan semuanya. Akankah Namikaze Minato, pemuda ramah jenius yang baik hati dan mempunyai banyak fans ini akan mengabulkan impian Kushina? Check it out! ;D
A/N : Paiiringg fave terbaruuu yihiiii Namikaze Minato dan Uzumaki Kushina, hope you like it ;D
Our Promise
By : Haruno Kira
"Uhh, Ibu, apakah aku harus meninggalkan Kota Uzushio ini?" tanya Kushina kepada orang tua tunggalnya saat ini, Uzumaki Mina. Wajah tirus wanita paruh baya itu berubah, ia tersenyum dan membelai rambut merah Kushina.
"Iya, Kushina-chan, maaf ya, Ibu ingin mencoba hidup yang baru setelah kepergian Ayahmu," dada Kushina menghangat, jarang sekali rambutnya dibelai seperti ini, tentu saja, setelah seminggu Ayahnya meninggal, Ibunya menenggelamkan dirinya pada pekerjaan yang sekarang ditekuninya itu, sebagai koki, lalu Ibunya mendapat rekomendasi untuk pindah ke Konoha, tentu saja Ibu Kushina menerima hal itu dengan wajah riang, karena ia dapat sedikit saja melupakan sang suami tercinta, Uzumaki Jito. Maka dari itu Kushina yang biasanya periang menjadi murung, Ibunya terlalu sibuk bekerja.
"Ahh~ baiklah, ayo pergi, Bu," Kushina tersenyum dan masuk ke kereta bawah tanah yang akan mengantarkan mereka ke Konoha, meninggalkan Uzushio yang ia sukai.
"Ayo, Kushina-chan."
~Our Promise~
"Minato, kamu sudah siap?" tanya wanita yang berambut pirang tersenyum kepada anak berambut pirang jabrik dengan warna mata sapphire.
"Aku sudah bangun dari tadi, Ma," kata anak yang diketahui bernama Namikaze Minato tersebut, penerus Namikaze corp, salah satu perusahaan yang mempunyai banyak cabang se-Jepang.
"Pagi, Istriku," seorang lelaki berambut hitam dengan iris mata yang serupa dengan Minato datang dan mengecup pipi sang wanita tersebut.
"Minato, kami akan pergi ke luar negeri selama seminggu, uang untukmu sudah ku transfer ke rekeningmu, pakailah dengan bijaksana," pesan Sang Ayah, Minato tersenyum pahit, ia baru saja bertemu orang tuanya pagi ini, dan mereka sudah akan pergi lagi.
"Iya, Pa, pasti akan kugunakan dengan bijaksana," senyum Minato, ia tidak pernah menghabiskan uang orang tuanya seperti remaja seumurannya.
"Yap! Jangan lupa setelah kami pulang, kamu harus sudah punya pacar ya!" pesan sang Ibu, Minato yang sudah berumur 16 ini memang belum pernah pacaran sekalipun. Meskipun ia mempunyai ratusan fans yang mengejar-ngejarnya, tetapi ia ingin sesuatu yang berbeda.
"Kalau bisa, Ma, aku mencari wanita yang lain dari pada yang lain," Sang Ayah tersenyum dan mengacak rambut Minato.
"Bagus! Kamu juga jangan memaksakannya pacaran dulu kalau dia memang tidak suka, Lisa?" Ibunya memang keturunan bule, tetapi Ia sangat fasih berbahasa Jepang. Ia senang tinggal di Jepang.
"Sudahlah! Minato sarapan dulu saja! Lalu ayo kita pergi, Sato!" Minato tersenyum senang, sudah lama ia tidak melihat pemandangan ini.
"Ah, aku berangkat dulu ya, Ma, semoga selamat sampai tujuan, dah Ma! Pa!" seru Minato, mengambil kunci mobil Ferrari hitam miliknya dan memasuki mobil tersebut, menyalakan mesinnya dan melaju ke sekolahnya, Konoha Internasional Senior High School, tetapi sebelumnya, ia merasakan akan ada hal menarik hari ini.
~Our Promise~
"Anak-anak, kita hari ini mendapatkan murid baru dari Kota Uzushio," kata sang guru yang bernama Kurenai kepada seluruh muridnya di XI-2 tersebut.
"We? Siapa sensei? Cewek atau cowok?" tanya Inochi, murid yang memiliki rambut pirang dengan warna mata toska, semua murid juga bertanya-tanya pada sensei pelajaran akuntansi tersebut.
"Yah kalian akan tahu sendiri, Uzumaki, silahkan masuk," sesaat kemudian pintu geser terbuka, menampakkan gadis dengan rambut merah panjang dan mata yang berwarna violet, semua lelaki menatap gadis itu dari atas ke bawah melihat kecantikannya, sedangkan para gadis hanya dapat menggigit jarinya tanda cemburu.
"Kenapa lihat-lihat?" tanya gadis berambut merah itu dengan ketus, membuat para lelaki tersontak mendengarnya, ternyata masih ada cewek yang kasar.
'Siapa dia? Cantik sekali, warna rambut yang indah,' pikir Minato, terpana pada sesosok gadis angkuh yang ada di depan kelas tersebut.
"Ayo perkenalkan dirimu, Uzumaki-san," bujuk sang sensei tersenyum lembut, Kushina menatapnya, tersenyum tipis dan melihat teman-teman sekelasnya.
"Namaku Uzumaki Kushina, siswi pindahan dari Kota Uzushio, mohon bantuannya," kata Kushina dengan tampang datar.
'Gadis unik,' pikir Minato lagi, sedangkan semua temannya sudah mengacungkan tangan mereka untuk mengajukan pertanyaan pada sang murid baru ini.
"Yakk, semua pertanyaan akan dijawabnya saat istirahat nanti, kamu duduk di samping Namikaze Minato," kata Kurenai menunjuk lelaki berambut pirang dengan badan yang tegap dan kekar yang sedang melihat Kushina, biasanya reaksi para gadis akan langsung jatuh cinta dan dengan mudahnya masuk ke Minato Fans Club.
"Oh, begitu? Terima kasih, sensei," kata Kushina berjalan mendekati Minato.
"Uhm, hai, namaku Namikaze Minato, panggil saja Minato," senyum simpul Minato yang ia tunjukkan dapat melelehkan para gadis, tetapi sekarang tidak, teman sebangkunya itu hanya tersenyum tipis.
"Terima kasih, Namikaze-san, tapi aku tidak akan memanggil kau dengan nama depan karena aku belum kenal denganmu," kata Kushina berusaha untuk sopan.
"Ah, itu mudah! Kau tinggal mengenalku, mudah kan?" kata Minato menyeringai kepada Kushina, yang membuat guratan tipis pada wajah Kushina mulai terbentuk, baru kali ini dia berkenalan dengan cowok seperti Minato.
"Bagaimana cara-," ucapan Kushina putus ketika Minato memindahkan telunjuknya di bibir Kushina.
"Bagaimana jika habis ini kita memutari sekolah, kamu baru pindah kan? Aku akan mengajakmu keliling sekolah!" kata Minato, muka Kushina memerah karena amarah karena Minato meletakkan telunjuknya sembarangan! Sungguh tidak sopan!
"Uhh, maaf Namikaze-san, tapi kau sangat tidak sopan sekali meletakkan telunjukmu dengan seenaknya," kata Kushina bergetar menahan amarah, coba saja kalau saat itu tidak sedang pelajaran.
"Ahh, maaf ya, Uzumaki-san, aku baru kali ini berkenalan dengan gadis unik sepertimu," kata Minato tersenyum lembut.
'DEG'
Dada Kushina bergetar kencang, tak mungkin, ia tidak tahu perasaan apa ini. Kenapa saat ini wajahnya memanas?
"Ba-baiklah aku akan menerima ajakanmu," Kushina gugup, hancur sudah topengnya yang ia pasang untuk membuktikan bahwa ia tak perlu siapapun, Namikaze Minato, pemuda yang menarik.
~Our Promise~
"Jadi ini kantin sekolahnya ya, Namikaze-san? Di sini menjual ramen tidak?" tanya Kushina semangat, sepertinya jalan-jalan bersama Minato bukanlah hal buruk, malah ia dibuat tertawa oleh pemuda berambut pirang jabrik ini.
"Tentu saja! Ramen disini sangat enak, Kushi- eh maaf, Uzumaki-san," kata Minato menggaruk kepalanya sendiri, tanda ia salah tingkah.
"Sudah, panggil saja aku Kushina, Minato," kata Kushina, muka Minato memerah.
"Ta-tapi katamu kamu tidak akan memanggil nama depanku jika tidak mengenalku?" tanya Minato, Kushina terkekeh.
"Bodoh! Kita kan sudah berkenalan, Minato-kun, baru kamu cowok pertama yang berani mendekatiku," kata Kushina tersenyum lembut pada Minato, muka Minato tambah memerah.
"Ke-kenapa?" tanya Minato gugup, oh, Minato tidak pernah gugup seperti ini.
"Yah, kamu tahu kan kalau aku mempunyai rambut merah yang unik ini? Teman-temanku di Uzushio memanggilku tomat, lalu aku menghajar mereka! Jadi tidak ada lelaki yang berani mendekatiku," kata Kushina dengan semangat.
"Oleh karena itu, aku membenci rambutku ini, bahkan Ibuku saja tidak pernah memujinya, karena rambutku yang merah ini mengingatkannya kepada mendiang Ayahku," kata Kushina memilin rambutnya.
"Masa sih? Kukira rambutmu itu sangat indah, Kushina-chan, jangan membencinya," kata Minato tersenyum, apa Kushina tidak salah dengar? Minato memuji rambutnya, jantungnya berdesir dan mukanya memerah, sangat merah.
"Kamu demam? Kushina-chan?" tanya Minato, Kushina tak dapat berkutik.
"Ka-kamu orang pertama yang memuji rambutku, Minato-kun, terima kasih," senyum Kushina.
"Kamu juga mempunyai senyum yang amat sangat indah, tetapi kenapa di depan orang lain kamu jarang tersenyum?" tanya Minato.
"Aku tak ingin terlihat lemah, Minato-kun! Aku cuma ingin orang-orang tak meremehkanku-ttebane!" seru Kushina, tetapi mulutnya langsung terkatup rapat.
"A-aku aneh ya? Minato-kun?" Minato tertawa riang dan membelai rambut Kushina.
"Tidak! Kamu menarik, jangan punya alasan untuk membenci dirimu sendiri, Kushina-chan, tetaplah tersenyum, dattebane-mu semakin menambah pesonamu Kushina-chan," Minato tetap tersenyum pada Kushina, entah kenapa, hanya gadis itu saja yang dapat membuatnya nyaman, dari awal saja ia sudah tertarik padanya.
"A-aku mengucapkan dattebane kalau sedang semangat, Minato-kun, tapi aku ingin menghapusnya karena tidak ingin terlihat aneh," kata Kushina berusaha mengalihkan topik dan mengalihkan semburat merahnya.
"Aku suka dengan logatmu itu, jangan dihapus, Kushina-chan, itu ciri khasmu," kata Minato, dan ia menambahkan dalam hati.
'Dan aku suka semua yang ada dalam dirimu, kamu semakin membuatku terpesona, Kushina-chan.'
~Our Promise~
"Apa? Pulang bersamamu? Aku tidak mau, Minato-kun! Nanti aku bisa dibantai oleh fans-fansmu!" seru Kushina, meskipun baru saja pindah ke sini, ia tahu Minato sangat disukai oleh para gadis, karena mereka menatap Kushina dengan pandangan menusuk.
"Aku tidak mau kamu tersesat dijalan, Kushina-chan, kamu buta arah, ingat?" canda Minato, ia berhasil mengorek kenyataan bahwa Kushina buta arah.
"Ayolah, nanti kutraktir ramen di sekolah," bujuk Minato, mata violet Kushina terbelalak, mulai tergiur dengan ajakan Minato.
"Ba-baiklah! Terima kasih atas tumpangannya, Minato-kun!" kata Kushina, berjalan ke arah yang sama dengan Minato dan memasuki Ferrari hitamnya.
"Mobilmu bagus, Minato-kun," puji Kushina, ia duduk di jok kulit berwarna putih dan aroma yang khas dengan Minato menguar dari ac-nya.
"Terima kasih, di mana rumahmu?" tanya Minato.
"Aku tinggal di apartemen, Minato-kun, kalau tidak salah Jalan Ichini," kata Kushina berusaha mengingat-ingatnya.
"Bahkan alamat apartemenmu kamu tidak tahu? Duh, Kushina-chan, untung ada aku, kalau tidak kamu akan berputar-putar tanpa arah di Kota Konoha yang luas ini!" seru Minato tertawa, Kushina menggembungkan pipinya.
"Minato-kun, berhenti menggodaku-ttebane!" seru Kushina, tetapi Minato tidak mendengarnya dan masih tertawa, Kushina mendengus dan mencubit lengan Minato.
"Awas kau, Minato-kun!" Minato meringis kesakitan, tenaga Kushina tidak seperti cewek pada umumnya.
"Hihi, iya Putri, ayo berangkat!" seru Minato menyalakan mobilnya dan melaju dengan cepat.
~Our Promise~
"Ini apartemenmu?" tanya Minato melihat kamar yang agak tergolong kecil tersebut, tapi dia hanya tinggal berdua dengan Ibunya, jadi tidak masalah menurutnya.
"Iya, ayo masuk, Minato-kun," kata Kushina membuka pintu apartemennya, Minato menggaruk kepalanya.
"Ah, aku tidak siap bertemu dengan Ibumu, haha," tawa Minato dengan gugup, Kushina tertawa keras.
"Aduh-duh Minato-kunn, Ibuku masih kerja, jadi hanya ada kita berdua," kata Kushina masih belum dapat berhenti tertawa.
"Kamu seperti menantu yang akan bertemu mertuanya saja! Tenang, Ibuku baik kok!" tawa Kushina, Minato semakin gugup, hanya ada dia dan Kushina di apartemennya, pikiran-pikiran aneh mulai merasuki otak Minato, tetapi ia harus menguasainya.
"A-ah, begitu ya, ya sudah, ayo masuk," suruh Minato setelah tawa Kushina berhenti.
"Iyap! Jangan lupa lepas sepatumu-ttebane!" seru Kushina, Minato hanya bergerak kaku karena masih gugup.
"Oh ya, kamu tunggu dulu ya! Aku akan ganti baju-ttebane!" kata Kushina menghilang di balik kamar yang lain, Kushina berganti baju? Baju seperti apa yang ia kenakan? Tanya Minato dalam hati.
"Minato-kun, mau minum apa?" pertanyaan Minato menguap begitu melihat sosok dari balik pintu, rambut merah panjangnya tampak meluncur halus dipunggungnya, baju polos berwarna putih yang agak ketat itu menarik perhatian Minato, karena ternyata Kushina mempunyai lekuk yang bagus juga, lalu ia mengenakan celana pendek berwarna biru, Kushina sangat menawan, tapi kenapa Minato berpikir begitu? Padahal ia sudah meliihat banyak cewek yang berusaha menggodanya dengan berpakaian tidak senonoh dan dia tidak tergoda, tapi Kushina Uzumaki, cewek yang baru hari ini ditemuinya yang berpakaian biasa seperti itu sangat menarik perhatiannya.
"Minato-kun! Aku tanya, kamu-mau-minum-apa? Kamu mikirin apa sih-ttebane?" tanya Kushina, Minato mulai sadar dan salah tingkah.
"A-aku terserah Kushina-chan saja," Kushina mendengus kesal, baru kali ini Minato seperti itu.
"Bilang dari tadi dong! Dasar durian kuning merepotkan!" Minato tertawa atas julukan yang diberikan Kushina itu, ia sudah kembali seperti biasanya.
"Mau kubantu?" tanya Minato ketika Kushina tampak kesusahan membuka lemari dapur yang ada di atas karena tangannya tak sampai, tentu saja Kushina tidak sependek itu, jangan salahkan dia kenapa tukang yang mengatur perabotan di Rumah Kushina meletakkan lemari dapur itu tinggi sekali, bahkan Ibunya saja harus menaiki kursi untuk mengambilnya, karena jumlah lemari itu terbatas, jadi mau tidak mau dipakai, beli lagi? Tidak tidak tidak, ia tidak mau membelinya lagi karena harus membeli satu set.
"Maaf merepotkan," kata Kushina, Minato terkekeh, ia mengambil barang yang hendak diambil Kushina, yaitu teh Assam.
"Ah, tidak apa-apa, tidak ada yang merepotkan untuk gadis sepertimu, Kushina-chan," kata Minato menyerahkan teh itu dan tersenyum.
"Ka-kamu menunggu di ruang keluarga dulu! Akan kubuatkan teh yang enak-ttebane!" kata Kushina mendorong punggung Minato keluar dari dapur.
"Begitu ya? Oke, ku tunggu, Kushina-chan~," Minato tersenyum kepada Kushina, Kushina juga akan membuktikan kalau dia hebat, lalu Kushina teringat satu ide.
"Minato-kun, mau makan disini tidak?" tanya Kushina, Minato tampak bimbang, tapi kemudian ia mengangguk cepat.
"Yap!"
~Our Promise~
"Bagaimana rasanya, Minato-kun?" tanya Kushina memakan ramen asin yang tadi ia buat untuknya dan Minato, Minato memakan ramen itu dan memejamkan mata.
"Rasanya… Hum, rasanya ya?" Kushina menantikan jawaban dari Minato.
"Rasanya, tak enak Kushina-chan!" kata Minato meletakkan sumpitnya, tubuh Kushina bergetar, mukanya memerah, tanda bahwa sebentar lagi ia akan meledak karena amarah.
"Setidaknya! Habiskan dong, Minato-kun!" Kushina hendak memukul Minato, tetapi gerakannya dihentikan karena tangan Minato sudah mencegah terjadinya hal itu.
"Hihi, aku bercanda, Kushina-chan, ini enak kok, apapun yang kamu buat, pasti akan terasa enak," kata Minato tersenyum lembut, muka Kushina memerah, bukan karena amarah, tetapi karena Minato memuji masakannya.
"Be-benarkah itu?" tanya Kushina gugup, tangannya sudah ia letakkan di meja.
"Kushina-chan, kamu lucu sekali sih, baru saja kamu marah sama aku gara-gara aku mengejek masakanmu, dan sekarang sifat lembutmu itu muncul kembali," tawa Minato, wanita ini memang benar-benar menarik.
"Ihh, Minato-kun tidak suka ya?"
"Bukan begitu, kamu satu-satunya gadis yang bisa membuatku tertawa seperti ini, Kushina-chan," Minato membelai rambut merah Kushina yang panjang.
"Bahkan Mamaku jarang bisa membuatku tertawa seperti ini, karena Mamaku jarang ada di rumah," Minato tersenyum pahit, Kushina melihat perubahan sorot matanya, Kushina tersenyum.
"Minato-kun, jangan sedih begitu dong, aku juga kan seperti kamu, tapi aku sekarang tidak merasa kesepian lagi, karena ada Minato-kun, sahabat laki-laki pertama yang aku punya!" Minato menatap iris mata violet itu, hatinya terasa perih.
'Jadi kamu hanya menganggapku sahabat, Kushina-chan?' pikir Minato.
"Minato-kun? Kamu kok diam begitu?"
"A-ah tidak apa-apa Kushina-chan! Kamu juga sahabat cewek pertama yang aku punya," kata Minato, masih membelai rambut merah Kushina itu.
"Oh ya, Minato-kun ikut klub apa di sekolah?" tanya Kushina antusias, dia ingin satu klub dengan Minato.
"Aku? Aku ikut karate, Kushina-chan, kamu mau ikut? Aku sudah sabuk hitam tapi," kata Minato, Kushina mengangguk.
"Kalau boleh, aku ingin sekali!" Minato tersenyum, klubnya pasti akan tambah ramai bila didatangi seorang Kushina.
"Yahh, aku juga ketua klubnya sih, jadi kamu ku terima!"
"Benarkah?"
"Jangan salah dulu, aku menerimamu karena aku tahu sekali pukulan dan tendanganmu itu bertenaga laki-laki Kushina-chan," goda Minato dan sukses membuat rambut merah Kushina berkibar-kibar.
"MINATOO-KUN!" dan satu hal yang pasti, seorang Namikaze Minato tak akan selamat sekarang.
~To Be Continuee~~
A/N: Gimanaa gimanaa? *Antusias* dimohon kritik dan sarannya ya
Sign,
Haruno Kira
