Family Stories

Kumpulan OTP-OTP Kuroko no Basket dimana para pairing itu memiliki anak, jadi untuk pairing slash, akan ada yang di genderbend. Request selalu dibuka~

Disclaimer : Kuroko no Basket is not mine

A/N : Akh—saya gabisa meninggalkan fandom ini/menangis/padahal mau pindah sebentar/duk Ya, ini mungkin akan menjadi fanfic multichapter saya yang kedua dan Insyallah dilanjutkan. Maaf bila banyak OOC ;-;

Anyway, enjoy~


Chapter 1 : Baby Firsts Problems {Spesial Tahun Baru 2013}

Karakter : Aomine Daiki dan Ryouko Kise (Fem!Kise Ryouta) dan Aomine Daichi


"Kau APA?!" tanya wanita berambut pirang itu dengan mata membulat, menatap tajam pria berambut biru dengan muka malas di hadapannya.

"Aku lupa merekam saat Daichi pertama kali merangkak?" tanya Aomine sambil menggaruk malas belakang kepalanya dengan perasaan tak bersalah.

Kise Ryouko—Aomine Ryouko, hanya mencibir kepada suaminya, perasaan kesal, sedih dan senang bercampur aduk. Senang, karena putra kecilnya telah berhasil merangkak, sedih karena model cantik sekaligus ibu itu melewatkannya dan kesal karena sang suami tidak merekamnya.

"Daikii~ padahal aku merekam saat Daichi bisa duduk sendiri tanpa dibantu oleh siapapun untukmu…" keluh Ryouko sambil duduk di sofa berwarna biru tua, menghela napas.

Pria berambut biru tua itu segera duduk di sebelah istrinya, "Maafkan aku, Ryouko. Aku tadi tidak sempat mengambil kameranya karena jauh sekali." Ujar sang suami, duduk di sebelahnya.

"Daiki, kamera kita sudah kuletakkan di atas lemari itu." Tutur Ryouko sambil menunjuk lemari di sebelah jendela. "dan kita tinggal di flat yang lumayan kecil jadi kau tidak memiliki alasan 'kameranya jauh, sayang' atau sejenisnya. Bilang saja malas daripada mencari alasan yang tidak berguna."

Pria itu melihat kearah lain, tidak melihat kearah sang istri. Dan, Ryouko tahu bahwa ia benar.

Ryouko melihat baik-baik ekspresi sang suami, lalu tersenyum.

"Oh, aku mengerti.. Kau terlalu senang karena bisa melihat Daichi merangkak, bukan?" tebak Ryouko sambil tersenyum mengetahui.

"Kau terlalu pandai membaca orang, wanita." Ujar Aomine sambil melipat tangannya dan menatap Ryouko.

"Bukan, aku terlalu mencintaimu sehingga aku tahu persis apa yang kau pikirkan atau rasakan. Seorang istri biasanya mengetahui pikiran dan perasaan sang suami, kata buku yang pernah kubaca." Jawab model tersebut dan sebuah senyum yang lebar menghiasi wajah cantiknya.

"Ya, mungkin aku terlalu senang bisa menyaksikan suatu Baby Firsts dengan mata kepalaku sendiri, padahal biasanya aku melihatnya melalui perantara kamera.. Kali ini tanpa perantara, rasanya terlalu senang dan bahkan aku tak bisa mendeskripsikannya.. Rasa senangnya seperti saat kau menerima tawaranku untuk menjadi istriku" ucap Aomine sambil mengepalkan kedua tangannya.

Pria itu bisa merasakan bahwa sang istri bergerak mendekat dan memegang kedua tangan yang mengepal dan membelai keduanya pelan.

Aomine melihat wajah wanita yang bermata hazel itu yang tersenyum manis kearahnya, dan sekarang berlutut di bawahnya.

"Daiki, kau seorang ayah. Tak ada salahnya bila kau senang melihat putra kecilmu melakukan sesuatu yang belum pernah ia lakukan pada pertama kalinya. Percayalah padaku, aku sangat senang saat Daichi membuka mata untuk pertama kalinya." Jelas Ryouko sambil membelai pelan telapak tangan sang suami.

"Jadi perasaan bangga yang amat sangat itu… Wajar?" tanya Aomine, memiringkan kepalanya.

"Tentu saja, Ahomine" Jawab Ryouko sambil tertawa kecil.

Lalu wanita itu memukul pelan pipi sang suami "Itu untukmu karena tidak merekam putra kecilku yang berhasil merangkak tadi."

"Ayolah, Kise… Kau masih mempermasalahkan hal itu?" tanya Daiki sambil mengacak-acak rambut sang istri dan memanggil nama marga wanita itu sebelum ia menikah.

"Lagipula, kau akan melihatnya suatu saat juga nanti." Ucap Aomine sambil tersenyum lebar.

Ryouko mengangguk, "Ya. Aku akan melihatnya, pada saatnya"


Studio Foto, Keesokan Harinya

"Ryouko-chan! Ada telepon dari suamimu!" panggil salah seorang wanita yang memanggil model tersebut.

"Kenapa Daiki telepon sekarang ya?" batin Ryouko mulai khawatir.

"Ada masalah apa, Daiki?" tanya Ryouko, terdengar cukup panik.

"Daichiberhasilmelemparbolade nga keduatangannyadanmasukkedala mringmainanyangakbelibeberap ahariyanglalu!" sang suami berbicara terlalu cepat sehingga wanita berprofesi sebagai model tersebut tidak mendengarnya dengan jelas.

Tetapi model dengan rambut pirang itu bisa menangkap garis besarnya.

Sang putra kesayanganya bisa melakukan sesuatu yang belum pernah ia lakukan dan ia tidak meliatnya, lagi.

"Apa kau merekamnya, Daiki?!" tanya Ryouko, di nadanya terkandung rasa bahagia.

"….." Namun yang suaminya berikan hanyalah sebuah keheningan.

"Kau terbawa suasana kan, dasar basketball geek?" tanya Ryouko dengan suara hampir mendesis.

"Semacam?" respon sang suami.

"AHOMINECCHI NO BAKA!" teriak Ryouko dengan emosi dan saat itu pula ia langsung memutuskan koneksi.

Di seberang telepon, sang suami yang merupakan seorang polisi itu terkejut saat sang istri langsung memutuskan koneksinya dan bahkan berteriak kepadanya.

"Ibumu tampaknya sedang marah padaku, nak. Dia bahkan memutuskan koneksinya dan membentakku seperti apa yang bibi Satsuki sering lakukan padaku." Ucap Aomine kepada bayi dengan rambut biru tua dan mata hazel yang menatap sang ayah dengan ekspresi polos dari keranjang bayinya.

"Jangan lakukan salah satu aktivitas yang belum pernah kau lakukan saat ibumu tidak ada." Ucap Aomine sambil memijit dahinya.

Lalu, Aomine Daichi tertawa, memperlihatkan gigi-giginya yang belum tumbuh.

Aomine Daiki percaya itu adalah pertama kalinya sang anak tertawa.

"Apa kau tahu apa yang ayahmu ini sedang bicarakan, Daichi?" tanya Aomine sambil melirik kearahnya.

Bayi itu hanya menatap sang ayah.

"Lupakan." Ujar Aomine sambil mencibir. "Ibumu akan marah bila kuceritakan ini kepadanya. Kau mau ayah bacakan sebuah cerita, nak?"


Malam itu, Ryouko pulang kerumah dengan sebuah tas yang ia apit dan mukanya tampak sangat lelah.

Ia meraih kunci dari tas yang ia apit dan membuka pintu kamar apartemennya.

Model itu disambut dengan pemandangan sang suami, dengan pakaian kasualnya tertidur di sofa dengan posisi terduduk dan bayi kesayangannya yang berusia 5 bulan itu tertidur di pelukan sang ayah, dan sebuah buku cerita terlihat di kaki sang suami.

Model berusia 24 tahun itu menduga sang suami sedang membacakan sang buah hati sebuah cerita dari buku cerita tersebut.

Ryouko tersenyum lalu meletakkan tas-nya di meja dan duduk di sebelah sang suami dan bayinya yang sedang terlelap.

'Ini pertama kalinya aku melihat Daikicchi tersenyum saat tidur… Ayah dan anak yang sangat mirip.' Ryouko Aomine tidak bisa menahan hasrat untuk mengambil kamera dan memfoto momen berharga ini, mungkin ia bisa menggunakan foto ini untuk kartu tahun baru yang ia akan kirim ke teman-teman dan keluarganya.

'Aku baru saja sadar sekarang adalah malam tahun baru…' batin Ryouko sambil berlari ke arah jendela terdekat.

Saat itu pula, Ryouko tersenyum dan berjalan cepat kearah sofa, hendak membangunkan sang suami dan sang buah hati.

"Daiki, bangun!" ujar Ryuko sambil menggucangkan badan sang suami yang masih tertidur itu.

"Ada apa, Ryouko?" tanya Daiki sambil menguap.

"Kembang api! Ada kembang api diluar!"seru Ryouko, terdengar sangat senang. Ia mengecup kening buah hatinya dan berkata dengan suara lembut,

"Sayang, lihatlah keluar. Ada kembang api. Kau akan melihat keindahan kembang api pada pertama kalinya." Ucap Ryouko dengan suara lembut.

Sang bayi, Daichi, menguap dan melihat kearah jendela, lalu tersenyum dan tertawa.

"Selamat tahun baru, sayang." Ucap pria berkulit tan itu sambil merangkul bahu sang istri dan tersenyum kearahnya.

Tampaknya Daichi baru saja menyaksikan pada pertama kalinya sang ayah mencium bibir ibunya dengan mesra.

"Bagaimana nanti kita melihat matahari terbit bersama-sama sebagai keluarga untuk pertama kalinya?' tawar Aomine.


Owari.

Hshshsshsh sangat cheesy sekali endingnya ;;;;

Happy New Year 2013, Readers!

L-Lanjut ke pairing lainkah? ;;;;

Read and Review please~