Beat in Angel by tsungumi

Genre : Romance, Humor, sisanya silahkan temukan/cari sendiri *dilemparin tomat busuk*

Rated : T

Length : Chaptered

Disclaimer : Boboiboy belongs to Author Animonsta. Semua yang ada disini termasuk alur cerita, chara (OC), adalah milik Author. Jika ada kesamaan nama, tempat atau alur semuanya adalah ketidaksengajaan.

Warning : Typo mungkin akan terdeteksi, alur nggak nyambung atau alur maju-mundur, humor gagal coretataubahkanlupangasihhumorcoret.

P.S : This story is inspired from a song with the same title Beat in Angel sung by Maki Nishikino (CV: Pile) and Rin Hoshizora (CV: Iida Riho) from LoveLive! School Idol Project.


[Chapter 1]

Day 16

Aneh. Tak seperti biasanya ponselku terasa sepi begini. Biasanya ada 'sesuatu' yang bakal memenuhi ponselku dengan hal-hal yang tidak berguna, BIASANYA. Tapi sekarang berbeda, lebih tepatnya untuk hari ini. Aku tidak tahu apakah besok ponselku akan adem ayem kayak begini lagi.

Kemana perginya dia? Padahal ia sendiri yang selalu memintaku untuk menunggu hingga ia memenuhi ponselku dengan pesan-pesan aneh.

Yah setidaknya aku masih bisa merasa lebih tenang (untuk sementara). Jarang-jarang aku merasa seperti ini. Manfaatkan kesempatan yang ada, benar bukan? Mencari kesempatan dalam kesempitan, kira-kira seperti itulah.

Perlahan kupejamkan mataku dengan menutup setengah dari wajahku menggunakan topi yang biasa kupakai. Dengan santainya aku tiduran diatas sofa depan TV, tanpa takut dimarahi oleh Tok Aba.

Begitu mataku terpejam, langsung terbayang semua kejadian-kejadian tak masuk akal yang menimpaku beberapa hari yang lampau.


Day 00

"Boboiboy! Boboiboy!" Dengan nadanya yang khas, seorang pria bertubuh besar berlari menghampiri Boboiboy yang tengah mengerjakan tugas tambahan dari Cikgu Papa Zola dimejanya.

"Hmm?" Saking seriusnya, ia hanya menjawab dengan 'hmm'.

Gopal meraih kedua pundak Boboiboy seraya mengguncang-guncangnya dengan kencang. "Aku ada berita yang amat mengagetkan!"

"A-a-aaa berita apa itu-!?" Dengan terbata-bata karena diguncang oleh temannya itu, Boboiboy bertanya.

"Yaya, Boboiboy! Yayaa!" Akhirnya Gopal melepaskan genggamannya.

"Ada apa dengan Yaya?"

"Dia... tak terpilih menjadi ketua OSIS disini!" Gopal menjerit histeris layaknya melihat sesuatu yang mengerikan.

Mendengarnya, Boboiboy mendadak jatuh dari posisinya. "Yelah.."

"Ey Boboiboy! Kau tak apa-apa ke?"

"Aku tak pe, memangnya kenapa kalau Yaya tak terpilih jadi Ketua? Dia kan sudah memiliki banyak jabatan, seharusnya ia memberi kesempatan pada murid lain untuk memegang jabatan itu kan?" Sembari mengerjakan tugasnya lagi, Boboiboy menjelaskan yang ia maksud.

Memang benar apa yang dikatakan Boboiboy, sejak mereka berada di Sekolah Rendah, Yaya-lah yang memegang hampir semua jabatan ketua. Dan sekarang di Sekolah Menengah Atas dia masih mau menjadi ketua OSIS? Yang benar saja.

"Kau tahu tak Boboiboy, yang menjadi Ketua OSIS periode tahun ini hingga tahun depan itu adalah murid yang ikut lompat kelas!" Gopal berkata setengah berbisik.

"Siapa? Ying?" Boboiboy asal ceplos saja, dia lagi males mikir. Lagi ngerjain tugas tambahan malah dikasih tebak-tebakkan tidak jelas.

"Ish, bukan laah! Itu loh, siswi dari kelas XI-A! Yang—"

"Siswi? Jadi Ketua OSIS nya perempuan?" Boboiboy memotong Gopal.

"Ey, kau ini! Aku kan lagi ngomong, jangan dipotong! Kau ni diajarkan tata krama tidak sih?"

Pemuda bertopi dinosaurus itu hanya memutar bola matanya dan menghela nafas panjang. "Yelah, yelah. Silahkan lanjutkan berbicaranya."

Baru saja Gopal membuka mulutnya, tiba-tiba seseorang menggeser pintu kelas dengan agak kasar. Terlihat seorang gadis berumur 14 tahun dengan seragam sekolah lengan panjang warna putih dan rok hitam bergaris putih dibagian bawahnya. Rambutnya yang bergelomband diikat kesamping kiri pundaknya. Dilengan kanannya terdapat badge (tau badge yang suka dipake sama leader tim bola? Kira-kira kayak gitu eue) berwarna merah bergaris putih yang menandakan bahwa ia adalah Ketua OSIS disekolah itu.

Boboiboy dan Gopal tersentak kaget—tidak, lebih tepatnya SEISI kelas yang sedang menikmati waktu istirahat tersentak kaget. Mereka menatap gadis itu dengan tatapan bingung.

"Apakah ada yang bernama Boboiboy disini?" Dengan lantang, gadis itu membuka mulutnya. Membuat seisi kelas hening dan langsung menunjuk Boboiboy yang berada didekat jendela.

Tatapan mata gadis itu kemudian berpindah kearah seorang pemuda yang ditunjuk oleh seisi kelas—bahkan Gopal juga menunjuknya—dan berjalan mendekati pemuda itu. Boboiboy mengerjapkan kedua matanya dengan heran.

"Aku Boboiboy. Ada yang bisa aku bantu?" Berusaha terlihat sopan, Boboiboy bertanya.

Gadis itu tak menjawab, ia malah mengobservasi pemuda yang lebih tinggi darinya itu dari atas kebawah dan sebaliknya. "Hmm.."

"?"

"Tunjukkan kartu pelajarmu." Dengan santainya ia mengulurkan tangan kanannya; isyarat untuk meminta.

"Haah—? Untuk apa?" Boboiboy mengernyitkan dahinya. Ia benar-benar tidak paham.

"Tunjukkan saja!"

Dengan gerakan sedikit gontai, Boboiboy mengambil kartu pelajarnya dari tas dan memberikannya pada gadis itu. Tangannya langsung mengambil kartu itu dari tangan Boboiboy dan mengamatinya dengan teliti.

Seisi kelas hanya bisa menatap gadis itu dengan tatapan keheranan.

"Ini bukan kartu pelajar palsu 'kan?"

"Tentu saja bukan! Memangnya kenapa?"

"Untuk memastikan kalau kau adalah Boboiboy yang asli."

"Ey, ape hal pulak ni? Aku tak faham la!" Gopal memprotes.

"Berisik. Ini urusanku dengan Boboiboy!" Gadis itu membentak Gopal, membuat Gopal terserang goosebump dan bersembunyi dibalik punggung Boboiboy.

"Urusan? Urusan apa?" Kali ini Boboiboy bertanya lagi, masih tidak mengerti dengan apa yang diinginkan oleh Ketua OSIS itu.

"Boboiboy, mulai sekarang.." Sebelum gadis itu melanjutkan kalimatnya, telunjuk pada tangan kanannya menunjuk wajah Boboiboy. "Kau adalah pacarku!"

Kalimat itu tentu saja membuat seisi kelas heboh, terutama para perempuan yang diam-diam sudah menyukai Boboiboy sejak awal. Para penggemar Boboiboy dikelas langsung menatap sinis gadis itu, tapi ia tidak mempedulikannya.

"HAH!? Candaan macam apa ini!?" Boboiboy memprotes, tetapi terlambat, gadis itu sudah beranjak pergi keluar dari kelas.

"Sudahlah tu Boboiboy, dia memang gadis yang aneh." Yaya berkomentar, kelihatannya ia juga kesal karena gadis itu sudah mengambil kesempatannya untuk menjadi Ketua OSIS.

"Wohoo, Yaya iri dengan kecantikkan gadis itu yaa~?" Gopal meledek.

"APE KAU CAKAP!?"

"Hehehe, bukan apa-apa."

"Abaikan saja dia, Boboiboy. Aku yakin itu tadi hanyalah candaan belaka." Fang yang sedari tadi menjadi pengamat akhirnya membuka mulut.

Ying mengangguk setuju, "Ha! Betul kata si Fang, Boboiboy! Jangan terpe—"

"Ekhem! Bagi seluruh sekolah ini, aku, sebagai Ketua OSIS, kuberitahukan bahwa.. Boboiboy, dari kelas XI-B adalah kekasihku! Sekali lagi, ia adalah kekasihku! Terima kasih!" Suara gadis itu terdengar lantang dari toa sekolah yang terpasang dimana-mana.

Pastinya, membuat seisi murid disana langsung heboh. Terutama para perempuan. Siapa yang menyangka kalau Boboiboy cukup populer dikalangan para gadis, dan pastinya tak banyak juga yang menggemari Fang. Kedua pemuda itu memang rival sejati, bahkan para fans nya pun juga bersaing satu sama lain antara penggemar Boboiboy dengan penggemar Fang. Tetapi ada juga yang mengship mereka menjadi gay.

"Terima kasih, dia bilang? Aku heran bagaimana ia bisa mendapat izin sekolah untuk mengumumkan hal seperti itu!" Yaya lagi-lagi memprotes.

"Macam mana ni, Boboiboy?" Gopal menyahut dengan pertanyaan.

"Entahlah.." Pemuda berpakaian oranye itu hanya menghela nafas dan meletakkan kepalanya diatas meja.


Hari itu rasanya lama sekali bagiku. Dan semuanya masih terekam jelas dikepala. Hingga hari ini—hari ke-16 ini, aku masih tidak mengerti kenapa ia menyatakan bahwa aku adalah pacarnya.

Satu menit, dua menit, tiga menit.. Kenapa waktu rasanya berjalan amat lambat? Apa yang terjadi? Apakah aku secara tidak langsung menunggunya untuk memenuhi ponselku?

Lama-lama, aku merasa was-was. Perasaanku tidak enak. Kenapa ia masih belum menghubungiku juga?

Aku mengkhawatirkannya..

Kuraih ponselku dan mulai mengetik. Hanya sebuah kata yang bisa dibilang sebuah sapaan singkat berupa 'Yo' dan langsung saja kutekan Send.

Belum ada dua menit, ponselku bergetar berkali-kali. Aku yang tengah melihat-lihat galeri langsung tersentak dan menjatuhkan ponsel itu hingga membentur wajahku.

"Aduh!"

Aku menggerutu pelan, begitu aku membuka pesan, terdapat sekitar 17 pesan yang ada disana. Dan semuanya berasal dari gadis itu. Aku membuka yang pertama.

[Sub : None ]

Hai! Jarang-jarang kau nyapa duluan. Kenapa? Kau merindukanku ya? :P

Tatapanku menjadi tatapan datar begitu membacanya, aku membaca yang kedua.

[Sub : None ]

Aku sengaja tidak menghubungimu duluan seperti biasanya untuk mengetes apakah kau merindukanku atau tidak :v

Gadis menyebalkan itu pintar juga rupanya, oh iya dia memang pintar. Masih empat belas tahun saja sudah kelas XI.

Kali ini aku membuka yang ketiga.

[Sub : None ]

Ternyata rencanaku berhasil. Kau merindukanku dengan menghubungiku lebih dulu. Muheeheh :p

Aku menepuk dahiku, menyesal dengan semua yang telah aku lakukan tadi. Ia mengerjaiku rupanya. Terlalu malas untuk membaca sisanya, aku beranjak dari sofa dan berjalan menuju kamarku. Kunyalakan air conditioner dan merebahkan tubuhku dikasur.

PRAANGG! Kaca jendela dikamarku pecah, membuatku kembali beranjak dan melihat sebuah bola basket menggelinding dilantai.

Kukeluarkan kepalaku keluar jendela dan mendapati gadis dikucir samping dengan hoodie biru dongker dibawah sedang menunjukkan cengiran tanpa dosa, tangan kirinya masih memegang bola, kali ini ia memegang bola sepak.

"Hey, Boboiboy! Kau tak ada kegiatan, 'kan!? Ayo jalan!" Ia berteriak dari bawah sana. "Atau kutendang bola ini kewajahmu!"

Untuk kedua kalinya aku menepuk dahiku. Ini sudah keberapa kalinya ia memecahkan kaca jendela kamarku. Bisa-bisa aku dimarahi oleh Tok Aba. Untung saja Tok aba sedang pergi hari ini.

[To be continued.]


YAAK! Aku balik lagi dengan story baru! Kali ini ceritanya nggak nge feels kok, I promise! Kali ini lebih ke Romance, yup! Boboiboy dan seorang gadis yang agresif! *bawellu*

Untuk FF Fear, mungkin hiatus karena aku bingung mau ngelanjutinnya coretdanmalescoret jadi ya... I'm not gomen. *digebuk massa*

Ngomong-ngomong, aku bingung nih ceweknya mau dikasih nama siapa.. Saran dong, aku ga bakat bikin nama ;_;

Saran/reviewnya juga jangan lupa oke!