Di suatu pagi, di Kadic Senior High School, tepatnya di kamar dua orang yang termasuk Lyoko Warriors, Ulrich dan Odd..

"Hei, Odd, apa yang kau impikan semalam?"tanya Ulrich.

"Seperti yang kau tahu, aku memimpikan—"

"Selamat pagi, teman- teman!"ucap Jeremie yang tiba- tiba datang.

"Kurasa aku akan mengatakannya nanti.."ucap Odd dengan agak kesal.

"Selamat pagi juga, Jeremie! Ngomong- ngomong, untuk apa kau ke sini?"jawab Ulrich dengan nada agak heran.

Hening sejenak.

"Eh? Maaf yah! Salah kamar, hehehe.."jawab Jeremie sambil menggaruk-garuk belakang kepalanya dan meninggalkan ruangan itu.

"Hhh... Hei, Ulrich. Apa kau merasa Jeremie belakangan ini sering ceroboh?"tanya Odd.

"Iya, benar. Mulai dari sering salah kamar, salah omongan, sampai- sampai salah masuk ruangan! Kau ingat ketika Jeremie masuk ke kamar mandi perempuan?"kata Ulrich sambil mengedipkan matanya pada Odd.

Odd terdiam sebentar, lalu..

"Ahaha, kau tidak bisa bayangkan betapa paniknya Aelita waktu itu!"

"Hahaha, ya sudah. Ayo ke kamar mandi! Sudah jam setengah tujuh."ajak Ulrich.

"Oke! Tapi ingat! Jangan kesasar!"celetuk Odd.

"Iya iya..!"

Di halaman sekolah..

"Hei teman- teman!"sahut Jeremie dari kejauhan sambil melambai-lambaikan tangannya.

Semua Lyoko Warriors yang saat itu sedang berkumpul dan duduk di kursi taman seketika melihat Jeremie.

"Itu Jeremie!"kata Yumi sambil menunjuk ke arah Jeremie.

"Ada apa sampai kau berlari-lari seperti itu?"tanya William.

"Aku ingin mengatakan bahwa aku mempunyai sebuah kejutan untuk kalian!'jawab Jeremie sambil melap dahinya.

"Apa itu?"tanya Aelita.

Di sebuah tempat misterius..

"A..apa itu Putri Yu—"

"Ya, benar sekali, Tuan. Dia adalah putri dari kerajaan kita yang sudah lama hilang sejak orang asing itu membawanya pergi."

"Dasar kau! Beraninya kau memotong pembicaraanku!"

"Oh, maafkan aku, Tuanku.."

"Ya sudah. Sekarang, kau bawa dia ke sini secepatnya!"

"M..membawanya?! Tapi itu mustahil, Tuanku!"

"Oh, kalau begitu, pakai ini. Kau pasti bisa ke sana. Sekarang juga, laksanakan tugasmu!"

"Baik Tuanku. Aku tidak akan mengecewakan Tuan."

Di Kadic...

"Benda apa?"tanya Aelita kembali.

"Aku menemukan benda yang dapat membawa ke masa lalu!"jawab Jeremie dengan nada girang.

"Huh, itu seperti program masa lalu di SuperKomputer, bukan?"balas Yumi.

"Tidak! Jika program di Super Komputer mengembalikan waktu yang sekarang menjadi waktu yang lalu, tetapi masih tetap hari itu, maka alat penemuanku itu dapat membawa kita ke masa lalu dan masa depan!"jelas Jeremie.

"Wah! Kelihatannya menarik, Jeremie!"kata Aelita.

"Jadi ini yang kau selesaikan selama ini sampai- sampai kau tidak fokus dengan keadaan sekitarmu sehingga kau masuk ke kamar mandi perempuan?"celetuk Ulrich sambil menahan tawa.

Yang lain tertawa, kecuali Aelita dan Jeremie. Pipi mereka berdua merah.

"Hhh... Iya.. Tapi jangan bahas masalah itu lagi! Aku kan jadi malu..!"ungkap Jeremie sambil menahan malunya.

"Hahaha, ya sudah. Kalau begitu, apa kau sudah mencoba alat itu?"kata Odd sambil menghentikan tawa teman- temannya.

"Sudah! Aku sudah pergi ke hari, dan tahun di mana aku lahir! Dan juga, aku sudah pergi, ketika aku meninggal.."jawab Jeremie.

"Meninggal? Bagaimana acaranya? Tragis tidak?"balas Yumi.

"Sebaiknya aku tidak mengatakannya.."tolak Jeremie polos.

"Haha, aku hanya bercanda! Suatu hari kami pasti mengetahuinya! Oh ya, ngomong-ngomong, untuk apa benda itu?"lerai Yumi.

"Bukannya tadi aku sudah je—"

"Bukan itu maksudku! Maksudku apa itu sangat berguna bagi kita? Apa keuntungannya?"potong Yumi.

Jeremie terdiam sebentar, lalu ia membuka mulutnya.

"Ehk, agar kita dapat mengetahui apa yang akan dan telah terjadi..?"

"Huh, lupakan."kata Yumi dengan nada agak kesal.

"Jangan kesal, Yumi. Semua benda itu pasti ada gunanya!"hibur Aelita sambil menepuk bahu Yumi.

"Okelah, Aelita."jawab Yumi sambil tersenyum.

Malam harinya, di rumah keluarga Yumi..

"Jadi kalian akan pergi dan meninggalkan aku sendiri di sini?"tanya Yumi dengan nada agak marah pada kedua orang tuanya.

"Tenanglah Yumi, kami hanya sebentar! Besok kita pasti bertemu! Sampai jumpa!"jawab ibu Yumi dan langsung pergi.

Yumi terdiam. "Itu menurutmu."katanya pelan.

Yumi pun beranjak dari tempat itu dan menuju kamarnya. Isetelah sampai di kamarnya, Yumi langsung mengambil satu buku kesukaannya, lalu membacanya.

Jam sudah menunjukkan waktu pukul 09.00pm.

"Huf, waktunya tidur.."ucap Yumi pelan sambil menutup bukunya.

Ia langsung berbaring di tempat tidurnya.

"Mengapa mereka belum pulang? Lama sekali mereka.."gumam Yumi.

Yumi pun menguap, dan lama- kelamaan, matanya menutup.

Lama kemudian, tiba- tiba, Yumi merasa dia tidak bisa bernafas. Serasa ada yang menutup hidungnya.

"Hhh.. Ada apa ini..?"tanya Yumi. Ia pun membuka matanya, dan..

"Hei! Siapa kau?! Kenapa kau bisa ada di sini?!"bentak Yumi ketika melihat ada seorang yang sedang menutupi dirinya.

"Diamlah, Nona. Kita akan pulang bersama.."kata orang itu.

"Apa maksudmu?! Ini rumahku! Lepaskan aku kalau tidak aku akan berteriak!"ancam Yumi.

"Oh, tidak akan Nona. Aku akan membawamu pulang ke kerajaan kita."balas orang misterius itu.

"K..kerajaan?! Tapi aku tidak—"

Sebelum Yumi melanjutkan kata-katanya, ia sudah pingsan. Entah apa yang dilakukan orang itu terhadap Yumi.

"Baguslah, Nona. Tetap begitu."bisik orang itu.

Dan seketika, orang itu menghilang, bersama dengan Yumi.