Yuuhuuuuuuu~ *nge-lambe-lambein seragam pramuka* *?*
Saya nongol lagi, nih XD
Ah, ya. Ini account yg dulunya "Inuzuka Rainbow", lho~ Ehehehehe.... ^^;
Oh yeah... Sense romantic saya muncul lagi!! *dansu-dansu geje*
Ah, kebanyakan ngomong, dah
Enjoy it, minna~ ^^v
~XxX~
Darah Mengalir...
Kami terus berlari..
JLEBB
"Aaaaaagh!!"
Lavi tertusuk dari belakang. Panah itu sukses menancap di pohon dan meninggalkan lubang pada tubuh Lavi.
"LAVI!!!" Kubaringkan Lavi di pepohonan.
"Hh... Allen.."
"Di-.. Diamlah..." kubuka kerah baju Lavi. Aku tahu, tidak banyak yg bisa kulakukan saat ini. Tapi setidaknya, aku bisa menghentikan pendarahannya.
Pelan-pelan kurasakan air mata membasahi pipiku.
"Hh... A-Allen-..."
"Di-.... Diam.."
Beberapa saat kemudian kudengar derap kaki kuda.
Musuh.
"A-Allen... Lari... Larilah..."
"Tapi.. Kau.."
"Tinggalkan aku...."
Kudekap tubuh Lavi erat.
Suara derap kaki kuda semakin jelas terdengar. Lavi berusaha melepas dekapanku.
"Lari.... Lari.... Al... Len.."
Tenaga kami sudah habis..
"Ta-Tapi... Lavi.. Kau-..."
"LARI!!!"
Terlambat.
Musuh sudah mengepung kami.
-XxX-
Title : Pain and Pleasure
Author : Kyo Nishiji
Fandom : D. Gray Man
Genre : Romance / Tragedy
Rating : T
Pairing : LavLen, YuuLen
Chapter : 1
Summary : Kejadian itu membuat Allen tak mamu berkata-kata.. LavLen, YuuLen, OOC, Sho-ai. RnR, eh?
Disclaimer : Hush.. D. Gray Man masih single, kok *digeplak*
-XxX-
"LARI!!!"
Terlambat.
Musuh sudah mengepung kami.
"CUT!!" Krory, sutradara film kami mengangkat tangannya. "Good job!! Break!!"
Fiuuh.... Selesai sudah adegan ber-resiko tadi.
"Nee, Lavi-kun? Kau tak apa?" Tanya Allen.
"Khe... Aku selalu baik selama bersamamu, Allen-chan~"
Tim medis tampak mengurus Lavi.
Masih terbayang adegan tadi di benak Allen. Entah apa jadinya jika tadi itu bukan adegan dalam film. Jika Lavi, kekasihnya akan......
Tidak!! Jangan berpikir yang macam-macam, Allen!!
Tiba-tiba Lenalee menghampiri kami.
"Lavi-kun, Kanda-san minta maaf atas panah itu..." Kata Lenalee.
"Ahaha~ Its okay, lagipula cuma dalam film."
"Che, semoga saja kau tak masuk dalam liang kubur, ba-usagi" Kanda datang.
"Thanks perhatiannya, Yuu-chan~" Lavi mulai iseng.
"Jangan panggil aku seperti itu, ba-usagi" Kanda menyilangkan tangannya.
"A-Aw... Aduh..." Lavi meringis kesakitan saat beberapa tim medis mengurus lukanya.
"K-Kau tak apa, Lavi-kun?" Tanya Allen cemas.
"Yeah.." Lavi masih meringis.
"Hmm.... mungkin sebaiknya adegan selanjutnya dilaksanakan 2 bulan lagi." Komui, sang manager tiba-tiba datang.
"Ta-tapi, Komui-san.. Lukaku tidak apa-apa... lagipula... Aww... " Lavi meringis (lagi).
"Kau ini... Jangan memaksakan diri!" The jitacked has sent by Lenalee.
"Hh... Dasar..." Komui geleng-geleng kepala dan segera meninggalkan tempat itu.
"Lavi-kun~ mau kubawakan makanan? Aku akan ke tempat Jerry-san" Tawar Allen.
"Yoo~ seporsi Pizza Mozarella ditambah Allen-chan" Lavi tersenyum lebar.
"Lavi!!" Allen blushing.
"Ahahaha~"
-
2 bulan kemudian..
-
"Che, lama sekali ba-usagi" Kanda mulai kesal.
"Mana Lavi? Belum datang? Komui datang.
"Aa... iya, Komui-san.. Dia belum muncul." Jawab Allen cemas. "Padahal dia sudah keluar dari rumah sakit 2 minggu yang lalu.."
"Coba ditelepon" Saran Lenalee.
Allen mengambil handphone nya dan segera memilih tombol Call pada contact "Lavi".
-call-
"Maaf, nomor yang anda panggil, tidak terdaftar. The number-...."
-end call-
"..... Nomornya ngga terdaftar.." Kata Allen.
"Hah? Bukannya dia ngga pernah ganti nomor, yah?"
"Ntar, kucoba lagi..."
-call-
"Maaf, nomor yang anda panggil, tidak-...."
-end call-
"Tetep...."
Isolation its not good for me~
Handphone Komui-san berdering.
Call...
"He? Rumah Sakit Black Order?"
.... Baby anyhow I'll get another toy~
(Lemon Tree -by- Fool's Garden)
"Ha-halo?" Komui mengangkat teleponnya dengan panik. "Err... Komui Entertainment Production di sini.." Komui mulai pucat.
"Rumah Sakit Black Order di sini. Maaf, tentang saudara Lavi-..."
"I-Iya, saya tau, kok! Biaya perawatan Lavi yang waktu itu belum saya lunasin, tapi saya janji!! Nanti akan saya lunaskan!!" Sela Komui.
Mbak-mbak RS Black Order long sweatdrop.
Allen dan kawan-kawan saling pandang.
"Mm.... Jadi begini, mas.. Pertama-..."
"Iya, saya tau!! Jatuh temponya minggu depan, kan? Lusa akan saya lunaskan!!"
Siiiingg.....
"Ehm... Mas, pertama.. Pihak kami menghubungi bukan untuk menagih biaya perawatan Saudara Lavi. Kedua, tolong jangan potong pembicaraan saya untuk ketiga kalinya." Mbak-mbak RS Black Order mulai mencak-mencak.
-
-
Niit... Niit... Niit..
-end call-
Komui tampak menghela nafas. Di satu sisi dia merasa harus menceritakan kejadian ini.
Tapi di sisi lain, Komui merasa jika menceritakan tentang hal ini, dia harus bertanggung jawab atas rasa sakit yang akan diderita beberapa orang.
"Hn? Bagaimana, Komui-san? Apa yang telah terjadi?" Kanda membuka pembicaraan.
"Aiih.... Pada di sini, toh.. Kok mukanya pada serius gitchu~... Nih, eikeh bawain Nescaflong biar pada flong~" Jerry datang dengan membawa meja dorong yang di setiap nampannya terdapat beberapa cangkir kopi "Nescaflong".
"Thanks" Kanda meneguk kopinya. "Jadi? Apa yg terjadi, Komui-san?"
Komui menghela nafas. "Lavi...." Mukanya tampak ragu. "....... Dia sudah tiada.."
PRAAAANG
Allen menjatuhkan cangkir kopinya. Mewakili keadaan hati orang yang ada di situ. Pandangannya kosong. Tak tahu apa yang harus diperbuat.
"Ho-How can..?" Pikiran Kanda kacau. Tapi wajahnya masih datar.
"Padahal.... Eikeh belum nagih hutangnya dia.... Headband yang eikeh pinjem juga belum dikembaliin..." Tanpa disadari, Jerry menyapu air matanya dengan lap pel *?*.
"TIDAAAAAAAAAAKKK" Allen histeris dan jatuh bersimpuh. Air matanya mengelir deras.
"Komui nii-san, apa yang telah terjadi?" Tanya Lenalee.
Komui menunduk. Tidak mau memandang air mata yang berjatuhan. "Dia.... Tertimpa material bangunan saat melewati sebuah gedung yang sedang direnovasi. Sekarang-.."
"BOHOOONG!!" Allen menyela. "Dia... Dia masih ada, kan? Aku tahu.. Dia masih ada.. Sebentar lagi.. Sebentar lagi dia akan datang.. Sebentar lagi-..." Allen tak mampu melanjutkan kalimatnya. Air mata terus mengalir. Tubuhnya bergetar. Nafasnya tak beraturan..
Dan...
Kesadarannya pun menghilang...
"ALLEN!!!!"
~XxX~
Fiuuuh... nyiksa banget nulisnya.. _=;
Maap nih, kalau pendek banget..
Kalau di buku tulis sih ada 7 halaman lebih dikiiit.. ^^;
*nasib nulis fic pas pelajaran sekolah*
Ah, ya. maap kalau bagian "...........Tanpa disadari, Jerry menyapu air matanya dengan lap pel..." nge-ganggu minna sekalian pas lagi sad mode on... T_Tv
*dibantai rame-rame*
Tapi toh, saya juga masih memiliki kebaikan hati *halah* *diinjek*
Kalau sekiranya ada banyak yg protes dan meminta adegan itu diganti atau bahkan dibuang, saya nurut saja, lah... _~
Yeah... Chapter 2 tinggal mindahin dari buku tulis ke kompi.. Beres, dah..
Review?
