MEMORIES

.

.

KAISOO

Warning : GS!

Typo it's my style!

.

PENTING! LEBIH PENTING DARIPADA CB EXO! *eh gak ding cb exo lebih penting :v.

Sebelumnya Hee mau minta kalian ngasih pendapat kalian setelah baca ff ini. Mau End atau Tbc soalnya Hee bingung mau gimana. Sebenernya ada ide buat lanjutannya, tapi bingung jadi Hee minta pendapat kalian. Terima kasih.

.

.

Sang mentari kembali menyapa dengan kehangatannya, serta embun pagi yang membasahi dedaunan membuat kesejukan bagi setiap makhluk di bumi. Kicauan burung yang merdu menjadi lagu pagi yang menenangkan.

Seorang gadis mulai melangkahkan kakinya menuju ke dalam sekolahnya. Gadis itu terus menunduk dengan memegangi tali ranselnya. Sedikit bersenandung agar membuat dirinya rileks.

Ia terus berjalan menuju kelasnya tanpa melihat ataupun menyapa siswa lain yang berpapasan dengannya.

Langkah kaki gadis itu terhenti di depan sebuah kelas yang dimana di sana terdapat seseorang yang mungkin sangat ia kagumi.

Ia mulai memperlihatkan wajahnya dan mulai mengedarkan pandangannya ke arah kelas itu. Namun gadis itu tak menemukan sosok itu di dalam sana.

Ia mendengus kecewa saat tak melihat sosok itu. Dan dengan perlahan ia mulai melangkahkan kakinya untuk melanjutkan perjalanannya menuju kelasnya.

Saat beberapa langkah, tiba-tiba saja langkahnya terhenti karena sepasang kaki tepat berada di depan kakinya tak hanya itu, bahkan kepalanya sudah membentuk dada bidang seseorang itu.

Seketika itu pula gadis itu mendongakkan kepalanya melihat siapa yang kini berada di depannya itu. Ia membelalakkan matanya saat melihat siapa yang kini berada di depannya.

Sedangkan seseorang itu menatapnya bingung dengan ekspresi yang ia tunjukkan. Setelahnya ia kembali menundukkan wajahnya lagi dan membuat seseorang yang berada di depannya itu semakin bingung.

"Apa ada sesuatu diwajahku?" Tanya pemuda itu.

Gadis itu menggeleng menjawab pertanyaan dari pemuda itu.

"Lalu kenapa kau menundukkan kepalamu?" Tanya pemuda itu lagi yang masih tampak kebingungan.

Mendengar itu gadis itu hanya menjawbnya dengan membungkukkan badannya sebagai permintaan maafnya.

Pemuda itu kembali bingung karena reaksi dari gadis itu.

"Apa kau bisu?" Tanya pemuda itu yang kembali dijawab gelengan oleh gadis itu.

"Do Kyungsoo?" Tanya pemuda itu saat membaca name tag yang terpasang diseragam gadis itu.

Kyungsoo, gadis itu yang merasa dirinya terpanggil segera mendongak menatap pemuda itu.

"Kau manis, kenapa kau harus menunduk dan menyembunyikan wajahmu?" Tanya pemuda itu dengan senyumannya.

Kyungsoo yang mendengar itu segera menundukkan kepalanya lagi dan meninggalkan pemuda itu begitu saja tanpa sepatah katapun.

"Apa aku salah bicara?" Tanya pemuda itu yang merasa heran dengan sikap Kyungsoo.

.

.

Kyungsoo berjalan dengan membawa nampan makanannya dan melirik sekelilingnya. Sebenarnya ia sedikit tak nyaman dengan kantin sekolah yang ramai dan berisik. Namun ia punya alasan tersendiri kenapa ia mau makan di kantin sekolah.

Kyungsoo mendudukkan dirinya di tempat yang kosong tanpa seorang pun di sana. Dan tak jauh dari sana ia melihat sosok pemuda yang berbincang-bincang dengan teman-temannya.

Kyungsoo bahkan ikut tersenyum tipis saat melihat senyuman menghiasi wajah pemuda itu.

Dan tanpa Kyungsoo sangka, pemuda itu melihatnya bahkan mereka saling bertatapan sekilas dari kejauhan.

Kyungsoo segera memutuskan tatapan itu dan memakan makanannya, namun ia justru salah mengambil lauknya dan seketika itu juga ia merasa lidahnya terbakar karena pedas. Ia segera mengambil minumannya dan meminumnya.

Pemuda yang berada di sebrang sana masih terus mengamati Kyungsoo dengan senyuman diwajahnya.

"Imut." Ucap pemuda itu.

.

.

Pagi kembali datang, dan sepertinya kali ini kesialan menimpa pada Jongin. Hari ini pemuda itu bangun kesiangan dan yang lebih parahnya adalah ban motornya pecah saat ia akan berangkat ke sekolah.

Terpaksa hari ini ia harus berangkat dengan kendaraan umum entah apa itu. Sepertinya keberuntungan masih berpihak dengannya karena ia berhenti di dekat halte bus dan lebih beruntungnya saat itu bus telah datang.

Tanpa pikir panjang, Jongin langsung masuk ke dalam bus tersebut. Saat ia masuk ke dalam bus tersebut, ia melihat gadis yang memakai seragam sama dengan dirinya.

Jongin menyunggingkan senyumannya dan segera duduk di samping gadis itu.

"Kyungsoo?" Sapa Jongin.

Kyungsoo yang merasa namanya dipanggil itu pun menolehkan kepalanya dan melihat Jongin. Ia merasa terkejut dengan keberadaan Jongin.

Kyungsoo kembali menundukkan kepalanya dan diam mengabaikan Jongin.

"Aku Kim Jongin." Kata Jongin dengan mengulurkan tangannya memperkenalkan dirinya kepada Kyungsoo.

"Aku tahu." Jawab Kyungsoo pelan.

"Kau bisa berbicara?" Tanya Jongin yang mendengar jawaban Kyungsoo.

Kyungsoo kembali bungkam saat mendengar pertanyaan Jongin.

"Kenapa kau selalu menundukkan kepalamu?" Tanya Jongin lagi.

Kyungsoo masih saja mengabaikan Jongin, ia justru mengambil earphonenya dan memasangkannya pada telinganya.

Jongin yang melihat itu segera mengambil salah satunya dan ikut memasangkannya pada telinganya.

"Lagu yang bagus." Ucap Jongin.

"Bangunkan aku saat sudah sampai nanti." Kata Jongin yang menguap dan dengan seenaknya ia bersandar pada bahu Kyungsoo lalu memejamkan matanya.

Kyungsoo yang melihat itu hanya diam dan memegangi dadanya yang berdetak dengan tak normal. Ia melihat Jongin yang bersandar pada bahunya.

Ia tak menyangka ia akan melihat wajah itu sedekat ini. Bahkan berharap pun ia tak pernah. Kyungsoo terus saja menatap wajah pemuda itu. Ia ingin sekali memegang wajah pemuda itu.

Tangannya sudah terulur untuk memegang wajah itu, namun ia sadar jika perbuatannya itu akan membuat pemuda itu terbangun.

Kyungsoo segera memalingkan wajahnya dan menatap keluar jendela. Senyuman menghiasi wajah Kyungsoo, ia sangat senang karena bisa melihat pemuda itu sedekat ini.

.

.

Mereka kini sudah berada di depan gerbang sekolah mereka. Kyungsoo terdiam di tempatnya saat melihat Jongin berjalan terlebih dahulu.

Jongin yang menyadari hal tersebut, akhirnya berhenti dan menolehkan kepalanya melihat Kyungsoo.

"Kenapa diam saja?" Tanya Jongin.

Dan seperti biasa Kyungsoo selalu diam tanpa menjawab ataupun menggubris pertanyaan Jongin.

Jongin yang tak tahan melihat itu akhirnya menghampiri Kyungsoo dan menggandeng gadis itu agar berjalan bersamanya.

Kyungsoo kembali dikejutkan dengan perlakuan Jongin tersebut. Ia mengikuti pemuda itu dengan terus menatapnya bingung.

Jongin sendiri terlihat santai menggandeng Kyungsoo. Bahkan ia semakin erat menggenggam tangan mungil Kyungsoo.

Kyungsoo melihat tangannya yang semakin erat digenggam oleh Jongin. Ia juga mendengar bisik-bisik siswa lain yang dilewati oleh mereka. Seketika ia tersadar dan melepaskan genggaman Jongin.

Dan lagi-lagi Kyungsoo pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun pada Jongin. Jongin yang kembali diabaikan oleh Kyungsoo itu hanya menatapnya bingung.

Disisi lain Kyungsoo terus berjalan menunduk dan melihat tangannya yang tadi sempat digenggam erat oleh Jongin. Untuk pertama kalinya Kyungsoo tersenyum lebar melihat tangan itu.

.

.

Semenjak hari itu, kini Jongin selalu berangkat sekolah menggunakan bus dan duduk di samping Kyungsoo. Ia akan ikut mendengarkan lagu dengan Kyungsoo dan tertidur dengan bersandar di bahu kurus Kyungsoo.

Dan entah apa yang terjadi kali ini, Kyungsoo justru ikut tertidur hingga membuat kepalanya menindih kepala Jongin.

Selama beberapa menit mereka menikmati mimpi indah mereka dan melewatkan pemberhentian mereka.

Tak lama setelah itu, Jongin terbangun dari mimpi indahnya. Ia merasa ada sesuatu di atas kepalanya dan saat melihat itu, ternyata Kyungsoo tengah tertidur. Jongin kemudian membawa kepala Kyungsoo agar bersandar pada bahunya.

Ia tersenyum saat melihat wajah damai Kyungsoo yang terlelap dan segera saja Jongin mengambil handphonenya untuk memotret Kyungsoo.

Kyungsoo yang menjadi objek foto Jongin tersebut merasa tidurnya sedikit terganggu hingga membuatnya membuka matanya.

"Oh! Kita terlalu jauh." Panik Kyungsoo yang baru saja terbangun dari tidurnya.

Ia segera menekan tombol yang ada di sampingnya dan berdiri melewati Jongin untuk turun dari bus tersebut.

Jongin sendiri masih terduduk di tempatnya, ia masih tak percaya dengan apa yang didengarnya tadi. Kyungsoo yang melihat itu segera menarik tangan Jongin agar keluar dari bus tersebut.

"Sekarang apa yang harus kita lakukan?" Tanya Kyungsoo saat mereka sudah turun dari bus.

"Kembali ke sekolah juga tidak mungkin. Kita sudah terlambat." Lanjutnya.

"Kau bicara padaku?" Tanya Jongin yang menatap Kyungsoo.

"Tentu saja. Siapa lagi?" Jawab Kyungsoo dengan santainya.

"Akhirnya." Ucap Jongin.

"Apa?" Tanya Kyungsoo yang terlihat bingung.

"Kau mau berbicara." Jawab Jongin dengan senyumannya.

Kyungsoo yang mendengar itu merasa salah tingkat dan tak tahu harus berkata apalagi.

"Kau juga menggenggam tanganku." Kata Jongin yang menunjukka tangan mereka yang saling bertautan.

Kyungsoo yang melihat itu segera akan melepaskan tangannya, namun sayangnya hal itu dicegah Jongin dengan mengeratkan genggamannya pada tangan Kyungsoo.

Kyungsoo memalingkan wajahnya karena malu sedangkan Jongin hanya tersenyum melihatnya.

"Ayo." Ajak Jongin.

"Kemana?" Tanya Kyungsoo yang bingun dengan menatap Jongin.

"Bersenang-senang." Jawab Jongin dengan senyumannya.

"Taksi!" Teriak Jongin saat melihat taksi yang akan melintas melewati mereka.

Kyungsoo yang bingung dengan apa yang akan dilakukannya itu pun hanya menurut dan mengikuti Jongin masuk ke dalam taksi tersebut.

"Kita mau kemana?" Tanya Kyungsoo yang masih bingung.

"Kencan." Jawab Jongin masih dengan senyumannya.

Kyungsoo yang mendengar itu pun sekatika merasa salah tingkah. Ia segera memalingkan wajahnya dan menatap ke arah luar jendela.

Akhirnya mereka sampai disuatu tempat. Dan tempat itu adalah taman bermain.

Kyungsoo menatap penuh binar tempat tersebut. Ia bahkan belum pernah menginjakkan kakinya di tempat itu. Bukan karena tak punya uang tapi keadaan membuatnya tak boleh berada di sana.

Dengan semangat Jongin kembali menggandeng Kyungsoo dan mengajaknya bermain semua permainan yang berada di sana.

Mereka terlihat sangat senang. Terbukti dengan senyuman yang terus melekat pada wajah keduanya. Mereka bahkan bermain hingga malam tiba.

"Jadi dimana rumahmu?" Tanya Jongin.

"Eoh?" Kyungsoo tampak bingung dengan pertanyaan Jongin.

"Aku ingin mengantarmu pulang." Kata Jongin.

Kyungsoo menggeleng menolak tawaran Jongin tersebut. Dan tak lama kemudian Kyungsoo menerima telepon yang berasal dari ayahnya.

Ia berjalan menjauh dari Jongin untuk menjawab telepon dari ayahnya.

"Siapa?" Tanya Jongin yang tampak penasaran saat Kyungsoo kembali mendudukkan dirinya di bangku yang tadi ia tempati.

"Ayahku." Jujur Kyungsoo.

"Pasti dia mengkhawatirkanmu?" Tanya Jongin dan hanya dijawab anggukan oleh Kyungsoo.

Kyungsoo mengalihkan pandangannya menuju boneka yang kini berada di tangannya.

"Apa kau sangat suka dengan boneka itu?" Tanya Jongin yang melihat Kyungsoo terus menatap boneka itu dengan senyumannya.

"Hm." Jawab Kyungsoo dengan masih tersenyum menatap boneka itu.

"Kenapa?" Tanya Jongin.

"Karena kau yang memberikannya." Jawab Kyungsoo tanpa sadar.

Jongin tersenyum saat mendengar jawaban Kyungsoo. Memang benar boneka beruang berwarna cokelat itu adalah pemberiannya yang ia menangkan dari alat pengambilan boneka yang entah apa itu namanya.

"Kau sangat cantik saat tersenyum." Puji Jongin.

Kyungsoo yang mendengar itu kemudian mengalihkan pandangannya pada Jongin. Lagi-lagi ia dibuat salah tingkah hanya karena ucapan Jongin.

"Sudah malam sebaiknya kita pulang." Kata Kyungsoo dengan segera berdiri dan melangkahkan kakinya.

Jongin yang melihat itu semakin melebarkan senyumannya menatap Kyungsoo yang berjalan terlebih dahulu.

"Manisnya." Ucap Jongin.

"Do Kyungsoo tunggu aku!" Teriak Jongin saat melihat Kyungsoo semakin menjauh darinya.

Dan saat keduanya sudah berjalan beriringan, tiba-tiba saja seorang pria paruh berdiri di samping mobil dan menatap tajam ke arah mereka.

Kyungsoo yang melihat itu segera menghampiri pria itu dan mengabaikan Jongin. Jongin sendiri terlihat kebingungan dengan apa yang terjadi. Bahkan sekarang Kyungsoo sudah masuk ke dalam mobil tersebut.

.

.

Setelah kejadian tersebut, hari-hari Jongin berlalu begitu saja. Ia tak lagi melihat sosok Kyungsoo. Ia tak menemukan Kyungsoo di halte ataupun di sekolah.

Sudah hampir dua minggu ini Jongin dibuat kelabakan dengan menghilangnya Kyungsoo setelah kejadian tersebut.

Jongin juga bertanya kepada semua teman sekelas Kyungsoo namun hasilnya sama saja karena Kyungsoo tak memilik teman di kelas itu bahkan Kyungsoo dikenal dengan sosok yang sering menyendiri.

Dan hari ini, akhirnya Jongin tahu dimana keberadaan Kyungsoo.

Saat gurunya masuk ke dalam kelasnya, dan meminta semua murid yang ada di sana berdoa untuk kematian sosok yang Jongin cari selama ini. Sosok yang ia rindukan bahkan mungkin ia cintai.

Tanpa berkata apapun Jongin segera mengambil tasnya dan keluar dari kelas tersebut tanpa berpamitan kepada sang guru.

Ia terus berlari layaknya orang gila. Bahkan saat ia berada di koridor ia sempat bertemu dengan wali kelas Kyungsoo, dan tanpa pikir panjang Jongin segera bertanya dimana Kyungsoo dimakamkan.

.

.

Jongin terus berlari seolah tenaganya tak ada habisnya. Ia hanya ingin melihat gadis itu. Melihat gadis yang selalu bungkam saat bersamanya. Melihat sosok gadis yang selalu menyendiri.

Ia menatap foto gadis itu yang tersenyum dengan riangnya. Disekeliling foto gadis itu terdapat bunga yang menghiasi foto tersebut.

Pertahanan Jongin sudah hancur saat ini. Bahkan dihadapan kedua orang tua Kyungsoo, ia menangis tersedu-sedu. Ia tak percaya jika sosok yang dapat membuat hatinya luluh itu kini sudah meninggalkannya.

.

.

.

FIN

.

TBC?

.

Maaf kalau Hee buat ff cem gini. Emang sengaja sih sebenernya biar kalian juga merasakan kesedihan Hee HAHAHAHA #ketawa jahat. Hee kemarin baru putus putus *curcol dikit :v apalagi ditambah nunggu kambek exo kan makin potek untung aja om suju kambek jadi ada hiburan dikit :v.

Makasih buat yang udah mau baca. Sarannya sangat di tunggu ya.

Ig : glind336

Baca juga cerita Hee di webcomic yang judulnya 'After a Long Time'

.

'Dongvil'