Hidup di dunia yang penuh akan teka-teki. Banyaknya makhluk hidup yang diciptakan Tuhan, hanya satu makhluk yang dapat mendominasi segalanya. Dia lah yang paling superior di antara ras-ras lainnya, karena dia adalah Destroyer.
Kisah ini tidaklah sebuah cerita dimana sang Destroyer menjalani hidupnya tapi sebuah cerita dimana seorang Iblis berdarah Lucifer menjadi Destroyer itu sendiri.
Written by Raven oOo
Crossover Naruto x High school DxD
Naruto dan Dxd bukan punya saya
Rate : M
Don't like don't read...
Lucifer as Destroyer
Di sebuah padang rumput terlihat seorang pemuda bersurai pirang dengan mata biru laut. Pemuda itu bernama Naruto Lucifer, ayahnya bernama Minato Phenex dan ibunya Kushina Lucifer merupakan duet tangguh saat Great War dulu.
Kenapa Naruto berada disana? Sebenarnya setelah latihan bersama Gubernur Malaikat Jatuh Azazel, dia sempat beradu jotos dengan adiknya yang bernama Vali sang Hakuryuukou.
Singkat cerita pertarungan dimenangkan oleh Naruto dengan membakar seluruh armor milik Vali dengan api ungu penghancurnya. Yah karena kelelahan dia memilih beristirahat di sebuah padang rumput tak jauh dari tempat sparingnya dia dengan Vali.
"Hm, aku tak menyangka bisa sedamai ini". Gumam Naruto sambil melihat ke arah langit yang dihiasi banyak bintang.
"Omong kosong". Sebuah suara membuat lamunan Naruto buyar dan melihat ke arah samping kanannya.
Di sana seorang remaja bersurai biru tua dengan pakaian ala China nampak berdiri tegap dengan sebuah tombak di tangan kanannya.
Naruto menaikkan alisnya melihat pemuda yang tak diundang itu, "Cao cao? Tumben sekali ada niat untuk berbasa-basi".
Cao cao mendecih, "Tak ada perdamaian selagi makhluk supranatural mendominasi dunia".
Naruto terkekeh tak ia sangka lagi-lagi Cao cao berbicara seperti itu. Keberadaan Cao cao tiba-tiba di dekatnya bukanlah hal baru menurutnya.
"Hm, lalu apa yang akan kau lakukan Cao cao?". Tanya Naruto mencoba mengetahui rencana pemuda di depannya.
"Tak ada, belum saatnya Fraksi Pahlawan bergerak. Untuk saat ini kami hanya sebagai pengawas". Cao cao berbalik kemudian membuat robekan dimensi dan masuk ke dalamnya.
Naruto menatap datar Cao cao yang telah pergi dari tempatnya berada. Pikirannya sedikit berpikir hal apa sajakah yang akan terjadi jika ia tak menghentikan Cao cao dari rencana besarnya.
'True Longinus, bahkan jika aku menggunakan Satan Mode aku masih ragu bisa menandinginya'. Batinnya.
"Ah sial, aku harus segera kembali. Jika tidak Vali ak..ah tidak yang kutakutkan bukanlah Vali namun yokai cerewet itu".
Naruto dengan segera bangkit dan menciptakan sebuah lingkaran teleportasi berlambang burung Phenex di bawah kakinya.
Di sebuah Apartemen
Terjadi kegaduhan dimana seorang gadis bersurai hitam berkimono senada dengan sebuah telinga kucing di kepalanya mengerang kesakitan saat sebuah tangan putih dari wanita bersurai pirang di dekatnya menjewer telinga imutnya.
"Ittai...Yasaka-sama!! Bisa lepaskan jeweranmu, ini sakit tahu". Ucap gadis bertelinga kucing itu.
Wanita bersurai pirang yang diketahui adalah Yasaka sang Ratu Yokai nampak menggeleng dengan wajah sebal.
"Tidak, kau sudah mencuri ikan goreng yang kumasak untuk Naruto-kun dan aku tak bisa memaafkannya begitu saja". Ucap Yasaka dengan menggeleng.
Beda halnya dengan gadis kucing itu yang menampakan ekspresi cemberut, 3 orang yang memperhatikan mereka berdua di tempat yang sama nampak menggelengkan kepalanya.
"Vali, seharusnya kau lebih mengawasi kekasih kucingmu itu". Ucap laki-laki berambut hitam dengan tongkat di belakang tubuhnya serta sebuah hiasan di kepalanya.
Pemuda bersurai silver aka yang bernama Vali hanya mendecih, "Urus saja urusanmu sendiri Bikou".
Sedangkan satu laki-laki bersurai pirang dengan sebuah kacamata membingkai wajahnya tersenyum tipis melihat interaksi antara Vali dengan Bikou.
Ketiga pria berbeda rambut itu masih asyik melihat pertengkaran antara Yasaka sang Ratu Yokai dengan Kuroka yang semakin lama semakin aneh.
Yasaka lagi-lagi menjewer telinga Kuroka saat gadis kucing itu mengembalikan sisa ikan goreng yang dia makan namun hanya setengahnya.
"Auch...kenapa Yasaka-sama menjewerku lagi, aku kan sudah mengembalikan ikannya". Protes Kuroka tak terima.
Yasaka yang mendengarnya mendelik tajam, "Maksudku mengembalikan itu dengan keadaan utuh Kuroka, bukan setengahnya". Lama-lama Yasaka bisa pusing sendiri berdebat dengan Nekoshou satu ini.
Perdebatan mereka terhenti saat di tengah-tengah ruang tamu muncul sebuah lingkaran sihir teleportasi bergambar burung Phenex menampilkan sosok pemuda yang kita ketahui adalah Naruto.
"Naruto-kun". Panggil Yasaka saat melihat pria di depannya.
"Hm". Jawab Naruto singkat.
Naruto melirik sebentar ke arah seluruh penjuru ruang tamu dan menemukan Team Vali berada di apartemennya. Yah, hal biasa sih jika Vali dengan timnya berkunjung ke apartemennya.
"Okaerinasai Naru-kun". Sambut Yasaka kemudian memeluk kekas--ehem suaminya yang telah pulang.
"Tumben kau di apartemen Yasaka? Apa Kunou tak mencarimu nanti". Tanya Naruto melihat istrinya berada di apartemennya.
Seperti yang diketahui bahwa Yasaka adalah Ratu Yokai dan posisinya di Kyoto itu sangat besar dan jika ia lalai sedikit saja maka Kyoto bisa saja diserang oleh musuh kala mengetahui Yasaka tak ada disana untuk menjaga Kyoto.
"Tak apa, aku percayakan semua yang disana pada Tengu". Jelas Yasaka mendapat anggukan Naruto.
Naruto melihat ke arah tim Vali, "Lalu ada apa sehingga kalian berkunjung ke apartemen kecilku ini?".
"Ayolah Naruto, kau seperti tak pernah dikunjungi kami saja". Ujar Bikou santai.
"Aku hanya ingin mengingatkanmu saja, kau diundang Azazel ke pertemuan tiga fraksi besok malam". Ucap Vali.
Naruto menaikkan alisnya, "Mengapa aku harus ikut juga. Bukankah kau saja yang terlibat saat menyelamatkan gadis Gremory itu beserta budaknya".
Vali mengangkat bahunya, "Entahlah, ini permintaan Azazel dan aku hanya menyampaikan".
Naruto berpikir sebentar memikirkan apa dia harus menerima permintaan Azazel, "Hm, baiklah". Naruto mengangguk mengiyakan.
"Aku juga ikut Naruto-kun". Naruto menggeleng mendengar ucapan istrinya yaitu Yasaka.
"Kau lebih baik kembali ke Kyoto untuk menemani Kunou, Yasaka".
Yasaka cemberut tapi kemudian mendelik ke suami pirangnya, "Aku Ikut!". Putus Yasaka sepihak membuat Naruto memegang pelipisnya.
"Baiklah-baiklah terserahmu. Tapi saat selesai kau harus kembali ke Kyoto bersamaku". Yasaka mengangguk menyetujui permintaan Naruto.
"Baiklah, aku akan kembali dahulu Onii-sama". Vali bangkit dari duduknya diikuti oleh semua member timnya kemudian pergi dengan robekan dimensi.
Yasaka menatap hilangnya Vali datar kemudian melirik suaminya, "Kau benar-benar saudara kandungnya kah?".
Naruto menggeleng, "Tidak, kau pasti merasakannya bukan?".
"Hm, begitulah". Yasaka mengangguk, "Vali itu keturunan manusia setengah iblis dan kau merupakan keturunan iblis Phenex dengan iblis Lucifer, yah dengan kata lain kau adalah iblis berdarah murni".
"Benar, aku menganggap Vali saudaraku karena kita berasal dari Klan Lucifer, dan juga kami juga sama yatim piatu sejak kecil". Jelas Naruto.
"Souka. Ngomong-ngomong apa kau tidak rindu dengan Kunou-chan Naru?". Tanya Yasaka.
"Tentu saja aku merindukannya apalagi dengan dirimu". Jawab Naruto tersenyum tipis membuat Yasaka merona mendengarnya.
Naruto memeluk tubuh ramping Yokai bersurai pirang itu kemudian membawanya ke dada bidang miliknya.
"Tumben kau begini Naru-koi?". Yasaka sedikit curiga dengan tingkah lucu suaminya sekarang.
"Ohh, jadi kau tidak suka jika aku begini". Naruto pura-pura tersinggung kemudian melepaskan pelukannya tapi kemudian ditahan Yasaka untuk tetap memeluknya.
"Sebenarnya apa maumu Yasaka". Naruto tersenyum dengan tingkah malu istrinya itu.
Oke kita skip aja adegan sepasang suami istri itu.
Pertemuan Tiga Fraksi
Nampak 3 kursi dengan masing-masing pemimpin yang duduk di sana. Dari pihak Iblis terdapat Sirzech Lucifer yang menyandang salah satu dari Maou. Dari pihak Malaikat Jatuh terdapat Gubernur fraksi mereka yang bernama Azazel dan dari pihak Malaikat terdapat salah satu dari Archangel tertinggi yaitu Michael.
Masing-masing membawa pengawalnya sendiri, seperti Serafall, Rias plus peerage nya serta Sona plus peerage nya dari pihak Iblis kemudian dari Malaikat ada Irina salah satu dari exorcist dan dari Malaikat Jatuh ada Vali dan Naruto yang ditemani dengan Yasaka.
"Ehem, kita mulai saja". Deheman dari pria bersurai hitam berponi kuning mendapat semua atensi yang disana.
"Aku suka kedamaian dan kalian pasti tahu bukan jumlah fraksiku adalah yang paling sedikit diantara kalian, jadi untuk apa menyatakan perang jika itu dapat membuat seluruh fraksiku musnah".
"Aku mengakui jika tindakan salah satu petinggiku melakukan hal yang sangat tak mudah dimaafkan. Untuk itu aku sebagai pemimpin seluruh Malaikat Jatuh meminta maaf dengan sangat atas perbuatan Kokabiel dan aku berani jamin jika perbuatannya adalah tindakannya sendiri tanpa kendali dariku".
Sirzech yang dari tadi mendengar pernyataan Azazel nampak menopang dagu, "Tak masalah, sejujurnya aku memang ingin membunuhmu sekarang karena berani membiarkan bawahanmu menyentuh adikku tapi toh juga dia sekarang tak papa".
"Kukira akan sulit meminta maaf apalagi kau mengidap penyakit menakutkan bernama Sister Complex tapi yah aku senang mendengarnya". Ucap Azazel sedikit terkekeh.
"Kita sudahi percakapan tegang ini, bagaimana dengan topik baru yang menarik". Usul Azazel mendapat tatapan aneh pihak Iblis.
"Hm, memang aku memaafkanmu Azazel namun jika itu sampai terjadi lagi kami..ah tidak maksudnya aku akan meratakan setengah Grigory". Ancam Sirzech dengan serius.
Azazel bergidik ngeri mendengar itu, ayolah siapa yang tak tahu kemampuan Maou Lucifer ini yang kemampuan sihir Destructionnya dapat meratakan sebuah tempat dengan sekali serang. Memang dia kuat namun untuk sekelas Sirzech mungkin dia akan kalah dengan beberapa luka serius.
"Hahaha sudahlah aku akan mengusahakan itu. Aku mendengar dari muridku Naruto ada organisasi yang bernama Khaos Brigade". Sontak perkataan Azazel mendapat tatapan tanya dari pihak seluruh Fraksi disana.
"Organisasi?". Begitulah pertanyaan dari Michael sang seraph.
Azazel mengangguk kemudian melirik Naruto seakan-akan menyuruhnya untuk menjelaskan.
"Khaos Brigade berisi makhluk-makhluk kuat dan dipimpin oleh Ophis sang Naga Ketidakbatasan". Jelas Naruto.
Seketika mereka yang disana tercengang mendengarnya, Ophis yang itu maksudnya? Mengapa naga yang ditakuti fraksi Injil membuat organisasi itu.
"Untuk apa dia membuat organisasi itu?". Naruto menghela nafas, "Tujuannya sendiri masih semu dan aku berani jamin dia mungkin hanya sedang bosan".
Para fraksi yang hadir di pertemuan nampak ragu dengan ungkapan Naruto. Ophis merasa bosan? Lucu sekali, seekor naga membuat organisasi yang kuat hanya untuk menghilangkan kebosanannya.
"Kau yakin akan hal itu Naruto?". Tanya Azazel memandang Naruto intens.
"Tidak juga, aku sebenarnya juga tak tahu kenapa aku berasumsi seperti itu". Ucap Naruto ambigu.
Vali menggeleng memegang dahinya, "Apa kau berniat bercanda saat seperti ini? Kau tau ini bukan situasi yang tepat".
Naruto mengangkat bahunya tak peduli, "Menurutku yang kuucapkan bukanlah candaan belaka Vali. Lagipula, kau tahu bukan".
Vali mengangguk, "Hm, jika itu darimu maka bukanlah hal yang salah".
Para pemimpin Fraksi memandang bingung kedua pemuda itu, mereka bahkan tidak tahu siapa pemuda bernama Naruto itu.
"Ngomong-ngomong Naruto, mengapa kau tak membawa istrimu bersamamu?". Pertanyaan Azazel mendapat perhatian dari Naruto.
"Aku menyuruhnya untuk di luar sebentar".
Azazel mengerutkan dahinya, "Mengapa? Apa kau tak ingin para fraksi Injil mengetahui siapa pasanganmu mengingat dia adalah eksistensi setara denganku".
"Mungkin iya, mungkin juga tidak". Jawab Naruto singkat.
"Lebih baik kau melanjutkan pertemuan ini Azazel, ada sesuatu yang harus dikerjakan setelah ini".
Azazel berdehem, "Baiklah, sudahi basa-basi ini mari kita menuju topik yang sebenarnya yaitu mengenai perdamaian para Fraksi".
Sirzech dan Michael menatap tertarik dengan itu. Sejujurnya dengan perdamaian yang tercipta antara fraksi iblis, malaikat, dan malaikat jatuh, para fraksi tak akan waspada lagi mengenai perang yang akan bergejolak seperti saat Great War dulu. Dan juga dengan menggabungkan Ketiga Fraksi Injil maka Khaos Brigade mungkin akan berpikir dua kali sebelum menyerang salah satu fraksi Injil.
"Kami Fraksi Malaikat setuju dengan perdamaian ini".
"Kami pihak Iblis juga setuju dengan itu".
Azazel tersenyum, "Baiklah setelah ini kita akan membuat perjanjian yang ditandatangani para pemimpin Fraksi".
"Bagaimana menurutmu Vali?".
"Asal aku bisa bertarung dengan orang kuat aku tak masalah". Ucap Vali.
"Tenang saja banyak orang kuat di pihak kita nanti. Lalu Sekiryuutei, bagaimana denganmu?".
Issei menggaruk kepalanya nampak gugup, "Eto...meskipun aku tak mengerti keseluruhannya namun aku mengerti dengan kata perdamaian itu, aku setuju karena aku tak ingin melihat teman-temanku terluka jauh lebih dari yang kami jalani selama ini".
Azazel tertawa mendengarnya, "Lalu terakhir, Naruto?".
"Sejujurnya aku tak peduli dengan Fraksi apapun karena aku telah memihak istriku, namun kuharap Fraksi kalian akan jauh lebih baik jika bersama untuk ke depannya".
"Tapi bukankah kau itu Akuma, Naruto?". Naruto mendelik ke Azazel.
Para Fraksi yang hadir nampak terkejut, "Dia iblis? Tapi aku tak bisa merasakan aura iblisnya". Ucap Sirzech dengan raut terkejut.
"Itu wajar karena Naruto menekan auranya hingga tak bisa kita rasakan".
Naruto menatap tajam ke luar jendela, "Sepertinya sudah cukup kau menguak identitasku Azazel, ada musuh yang akan datang setelah ini".
Naruto menghilang dengan lingkaran sihir bergambar burung phoenix.
(Kita skip saja, sama kayak di Canon soal penyerangan Katerea Leviathan)
With Naruto
"Dimana Yasaka?". Naruto mencoba merasakan aura milik istrinya itu namun nihil.
"Sial, apa dia kembali ke Kyoto?". Pikirnya.
Deg
Naruto merasakan dadanya nyeri, ia tertunduk dengan tangan memegang dadanya erat.
"Arghhh...s-sial". Naruto mengerang merasakan jantungnya seakan-akan tercabut dari tempatnya.
Peluh membasahi dahinya, "Hah~hah a-apa yang terjadi padamu Yasaka?".
Flashback on
Terlihat seorang wanita berkimono kuning dengan surai senada duduk di sebuah kursi yang ada di atap sebuah sekolah.
"Hm, kenapa Naru memintaku untuk tetap disini ya? Hah andai dia tahu aku bosan disini".
Tak lama sebuah robekan dimensi mengalihkan atensinya. Dari sana keluar seorang gadis loli bersurai hitam dengan pakaian hitam terbuka di atasnya menatap datar ke arahnya.
Yasaka yang melihatnya terkejut bukan main, "K-KAU!!!". Dia jelas-jelas tahu gadis kecil itu apalagi dengan auranya.
"Ophis!!".
Ophis memandang datar ke arah Yokai wanita di hadapannya, "Jadi, kau milik Naruto?".
Yasaka menatap tak percaya, kenapa makhluk sekelas Ophis membicarakan tentang suaminya.
"Oh, seleranya tak buruk". Masih datar, Ophis seakan-akan hanya memiliki pikiran dan hidup yang kosong.
"Mengapa dengan Naruto memangnya?".
Ophis menatap bulan yang bersinar terang menghiasi langit malam, "Kau tak tahu, tapi aku tahu segala tentangnya"
Yasaka semakin bingung dengan ucapan Ophis, "Apa maksudmu?".
"Mungkin akan lebih baik jika kau melihatnya sendiri". Ophis menggenggam tangannya seketika seekor ular melilit tubuh Yasaka.
"Jangan memberontak jika tidak ular itu akan menghisap seluruh energimu". Saran Ophis.
Yasaka pasrah saja, dia tak mungkin akan menang melawan makhluk yang berjuluk tiada batas ini. Dia hanya bisa berharap semoga Naruto mengetahui keberadaannya sekarang.
"Aku akan memberikanmu sesuatu". Ophis memegang dahi Yasaka kemudian menciumnya.
Yasaka tak mengerti dengan yang dilakukan oleh Ophis namun setelahnya ia merasa tubuhnya lemas dan nyeri di dadanya. Matanya tak kuat untuk terus terbuka dan dia pasrah dengan kegelapan yang menghampirinya.
Ophis masih setia disana dengan menatap Ratu Yokai yang sudah pingsan itu. "Nah, sekarang apa yang akan kau lakukan Naruto". Ucapnya datar sambil mendongak melihat ke langit.
To Be Continued
Yo reader san. sudah lama saya ga muncul heheh :v
Saya bosan jadi ya karena itu saya ingin sekali membuat cerita lagi, hm maaf jika bukan fic yang pertama yang ku up :v
oke silahkan review sesuka anda, saya pasti baca okay
setidaknya aku tak terlalu ingin membuat cerita ber word banyak, soalnya nanti ga kesampaian malah saya sendiri yang merasa bersalah
Sampai jumpa di lain waktu
Raven oOo Log out...
