Ini adalah salah satu karya saya waktu kelas satu SMA, agak mengada-ngada memang namun tulus dari hati wkwkwkwkw, saya otaku jadi hampir semua karekter yang saya tulis pasti ada yang dingin tipenya, well ini Yunjae version genderswitch,selamat membaca...
Jung's Wife
"Nama ku Kim Jaejoong usiaku 21 tahun. Aku lahir dalam keluarga sederhana dan harmonis, aku tidak terlalu cerdas juga tidak lemah lembut aku kalah dalam segala aspek kewanitaan, aku sering bikin masalah dan aku juga tidak terlalu pandai bersikap dewasa, aku sangat menyedihkan. Setiap hari kulalui dengan keceriaan aku tidak pernah menangis untuk hal sepele, setidaknya kata temanku itu adalah kelebihan terbesarku, aku berjuang keras agar bisa kuliyah dan membantu orang tuaku, aku ingin menjadi orang sukses. Saat kelas tiga SMA, aku bertemu Jung Yunho, orang yang tidak pernah ku sukai sejak awal, dia adalah cowok berdarah Korea- Perancis-Jepang, terlahir dalam keluarga kaya Jung yang sangat berpengaruh di dunia ini. Papanya Jung Kangta adalah salah satu pengusaha terkaya didunia yang menjalankan bisnis besar di setiap belahan dunia, papanya sangat keras dan tegas, ia selalu mengingatkan Yunho akan posisinya sebagai pewaris tunggal. Ibunya Reina Saraa Neigino adalah seorang mantan Miss Universe yang sangat cantik dan anggun, dia benar-benar wanita sempurna yang beruntung, tapi memiliki anak setampan itu yang tak mempunyai semangat hidup benar-benar membuatnya sedih, ia selalu berusaha menyemangati putranya dengan caranya sendiri meskipun semuanya tak banyak berhasil. Yunho adalah teman satu sekolahku yang sangat populer, dia sangat kaya, tampan, dan juga cerdas, dia sekolah di Korea setelah neneknya tercinta memaksa ayah Yunho untuk menyekolahkan Yunho di Korea selama SMA agar neneknya yang memang orang Korea asli ini bisa terus bersama cucu semata wayangnya itu,setidaknya untuk tiga tahun kedepan. Dia memiliki semua yang orang lain impikan, kecuali satu yaitu perasaan. Dia terlahir sebagai cowok angkuh dan dingin, memiliki kesempurnaan tak terhingga membuatnya tak mengenal arti usaha. Meski hidupnya sangat sempurna tapi dia tak pernah bahagia.
Sebagai pewaris tunggal, Yunho yang malang itu harus memikul beban berat untuk menjalani hidup sebagai orang terkekang seumur hidupnya, ia tak pernah bisa menentukan masa depannya semuanya sudah diatur sedimikian rupa, keluarganya benar-benar berpengaruh dan terkenal sehingga ia bahkan tak mempunyai privasi sama sekali, Yunho sudah menyerah dan menerima semuanya, sehingga ia bertindak seperti orang yang tak punya perasaan dan tak mempunyai semangat hidup. Ia hanya melewati masa-masa remajanya dengan santai, dan tak memikirkan hal lain selain menuntaskan sekolahnya dan segera mewarisi perusahaan papanya, Yunho selalu merasa bahwa tidak akan ada kebahagiaan untuknya. Mungkin inilah yang disebut tidak ada orang yang sempurna, Yunho sangat membenci hidupnya. Yunho yang tak begitu memiliki banyak teman lebih suka menyendiri, ia sangat dingin pada semua orang dan jarang sekali tersenyum. Meskipun begitu Yunho sangat disenangi semua cewek, Yunho adalah impian semua gadis di dunia ini. Yunho yang terkenal cuek itu mulai mengenalku yang jelas sudah sangat mengenalnya, saat ulangan semester, Yunho yang duduk disampingku tanpa sengaja menyenggol mejaku dan membuat kertas ulanganku sobek. Dia tidak meminta maaf melainkan hanya tersenyum remeh, aku juga tidak berani memarahinya. Aku untuk pertama kalinya mengeluarkan airmata didepan teman-temannku saat dimarah oleh Pak guru di depan kelas karena tidak menjaga kertas ulanganku dengan baik, sangat mengejutkan Yunho yang biasa dingin pada semua orang itu maju dan langsung membelaku, ia juga menyalahkan dirinya atas semua yang berlaku.
Meski singkat tapi percayalah aku mulai melihat sisi terang dari hidup Yunho yang kelam itu. Aku mulai menyadari betapa tersiksanya Yunho yang memiliki kehidupan yang tak bisa ia tentukan sendiri, aku mulai sadar betapa kasihannya dia. Aku yang selama ini hanya bisa melihatnya dari jauh tidak pernah berpikir akan memiliki perasaan apa-apa padanya, tapi sejak kejadian itu aku mulai mengaguminya, dan anehnya keberadaanku yang tak begitu disadari selama ini mulai dicemburui sejak kasus itu. Tapi aku tak peduli, aku bahkan merasa hubunganku dengan Yunho hanya sebatas itu saja, jadi tidak perlu berpikir keras untuk menanggapi gosip buruk dari mereka, karena aku pikir semuanya akan segera berakhir. Tapi ternyata aku salah, seminggu setelah kejadian itu, Yunho datang ke kelasku dan meminta maaf denganku tentang hari itu, kaget, bingung, dan takut bercampur jadi satu dalam benakku, aku terus terdiam bahkan aku tak begitu mendengarkan apa yang ia katakan denganku, yang aku ingat ia bilang kalau sejak hari itu dia tidak tenang karena tidak sempat meminta maaf denganku. Aku benar-benar tidak sadar dan begitu kesadaranku kembali, Yunho sudah menghilang dari hadapanku aku mengejarnya dan bilang padanya kalau aku ingin berterima kasih dengannya, Yunho tersenyum, itulah pertama kali aku melihatnya tersenyum. Sejak hari itu aku dan dia menjadi dekat meskipun kedekatan kami selalu diwarnai kebetulan yang tak terduga tapi setidaknya kami sudah mulai mengenal, tapi aku dan dia juga sering sekali bertengkar Yunho yang dingin memang sangat menyebalkan tapi dia tidak sejahat wajah dinginnya, dalam kebencian yang selalu aku tunjukkan padanya ada perasaaan cinta yang tersembunyi tapi aku tak pernah berani menyatakannya, Yunho juga terlihat sangat dingin denganku tapi satu-satunya gadis yang ia ajak bicara di sekolah mungkin cuma aku dan gosip yang mulai tersebar benar-benar tidak terbendung lagi. Dan semuanya kemudian sudah menjadi rahasia publik.
Setelah lulus SMA aku bertunangan dengannya dan dua tahun setelah itu aku menikah dengannya. Aku dan Yunho menikah di usia 20 tahun, setelah menikah aku ikut Yunho hijrah ke Amerika dan terpaksa meninggalkan orang tuaku yang bersikeras untuk tetap menetap di Korea yang sudah sejiwa dengan mereka. Di usia yang begitu muda banyak yang terjadi diantara kami, bahkan perkataan suami istri masih menjadi bahan bercanda untuk kami, belum lagi masalah popularitas yang sangat menjengkelkan, menjadi istri seorang miliyarder tampan yang hampir semua jaringan usahanya memberikan aset besar terhadap kelangsungan banyak negara terang saja sangat complicated, banyak hal dalam berkepribadian, berteman dan banyak hal lainnya yang harus selalu dijaga dengan sangat ketat agar tidak timbul bermacam cemohan dari banyak pihak bagi Yunho mungkin itu sudah biasa tapi bagiku itu jelas tidak biasa, tidak ada satupun orang yang ingin hidupnya dikekang secara brutal sekaligus. Kami juga memang sering bertengkar, Yunho yang dingin membuatku sulit mengerti kepribadiannya, Yunho yang selalu sibuk juga membuatku sulit bicara berdua dengannya tapi percaya atau tidak sampai saat ini dengan semua yang berlaku, dengan semua tekanan yang aku rasakan, Yunho masih tetap menjadi orang yang sangat penting untukku. Aku sangat mencintainya, aku sendiri tidak mengerti kenapa aku sangat mencintainya. Aku benar-benar mencintainya dari lubuk hatiku yang paling dalam, Yunho benar-benar tidak tergantikan oleh orang lain. Tapi aku juga selalu bertanya akankah hubungan kami ini akan kekal untuk selamanya" Itulah curahan hati Kim Jaejoong, wanita yang kini menyandang status Nyonya Jung.
Jam 7:30 pagi. Jaejoong dan Yunho sedang duduk manis di depan meja makan, sambil melahap hidangan sarapan yang menggugah selera itu. Sesekali Jaejoong menatap Yunho yang duduk di depannya dengan takut-takut. Cewek satu ini memiliki permintaan kecil pada Yunho. Sementara itu Yunho hanya terus menyantap hidangan itu, ia terlihat tidak begitu memikirkan apa yang istrinya sedang pikirkan saat itu.
"Em.." Jaejoong mendengung panjang ia berusaha untuk memulai pembicaraan dengan Yunho
"Yunnie,"Panggilnya pelan, sedikit informasi Yunnie adalah nama panggilan Yunho dari Jaejoong dan hanya boleh digunakan oleh Jaejoong sendiri.
"Tidak!"Jawab Yunho dingin, Jaejoong mencibir kesal
"Apanya yang tidak, Yunnie bahkan belum tau apa yang Jongie ingin bicarakan," Kata Jaejoong sebal
"Aku tau apa yang ingin kau bicarakan, tidak membawa bodyguard keluar benar-benar berisiko Boo, aku jelas tidak akan mengijinkan hal itu,"Jawab Yunho santai, sekali lagi Boo adalah nama panggilan Jaejoong dari Yunho.
"Tapi Yunnie Jongie malu, apa Yunnie tau satu kampus sering bilang kalau seorang Nyonya harusnya duduk di rumah jaga suami, bukannya membawa bodyguard kuliyah,"Keluhnya
"Mereka benar, kenapa Boo tidak duduk saja dirumah,"Kata Yunho lagi
"Jongie masih tetap ingin kuliyah menjadi orang terdidik adalah cita-cita Jongie sejak kecil, Yunnie mengertikan,"Jawab Jaejoong lantang, sampai para pembantu mereka yang setia menemani mereka bersarapan itu berusaha menahan tawa geli. Jaejoong pun jadi malu sendiri.
"Emm, jadi begitu ya, aku tidak pernah berpikir kalau Boo akan menjadi cerdas,"Ledek Yunho, Jaejoong jelas kesal dan malu apalagi semua pembantunya kembali menahan tawa.
"Pokoknya Jongie harus kuliyah, lagipula kalau belajarkan orang bisa pintar,"Jaejoong masih sebal
"Iya iya, tapi tetap harus ada bodyguard,"Jawab Yunho sambil tersenyum geli,
"Tapi Yunnie..."Jaejoong masih terus merengek
"Tidak,"Yunho masih tetap keukeh dengan keputusannya
"Jongie berharap mama tinggal di sini,"Kata Jaejoong kemudian
"Kenapa?"Tanya Yunho
"Setidaknya mama bisa memarahi Yunnie yang keras kepala ini, kata mama dulu dia juga risih dengan bodyguard dan saat mama mengusulkan untuk tidak menggunakan bodyguard papa langsung mau tapi dalam kasus Yunnie kenapa tidak, kenapa Yunnie lebih keras kepala dari papa,?"Tanya Jaejoong sedikit manja
"Jadi begitu ya,"Jawab Yunho singkat
"Haah, Yunnie ini sulit sekali diajak bicara,"Akhirnya Jaejoong menyerah juga, selesai sarapan Yunho kemudian berganjak dari bangkunya. Jaejoong dengan segera mengantar Yunho sambil membawakan tasnya, para pembantunya mulai mengemaskan meja makan mereka. Jaejoong yang masih belum puas masih ngedumel seputar bodyguard di sepanjang koridor rumah mereka untuk menuju ke pintu keluar, beberapa penjaga yang menjaga disetiap ruangan mereka menunduk saat Yunho dan Jaejoong melewatinya.
"Yunnie,"Jaejoong terus membujuk
"Tidak,"Jawab Yunho dingin, Jaejoong hanya bisa kesal sendiri, Yunho sudah menaiki mobil dengan dikawal beberapa bodyguardnya.
"Benar-benar menyebalkan"Batin Jaejoong
Kemudian Jaejoong kembali ke kamarnya bersiap-siap untuk ke kampus, Jaejoong adalah pelajar di Universitas Jung milik suaminya, dijurusan Seni, ini mungkin sesuai dengan dengan profesi yang sekarang ia geluti sejak setahun ini, karena Jaejoong adalah salah satu pemain akrobatik di panggung Gisangel, salah satu panggung akrobatik terhebat di Amerika, dengan bekal keterampilan akrobatiknya yang cukup mumpuni Jaejoong berhasil lulus audisi tanpa bantuan Yunho sedikitpun. Meskipun tidak begitu setuju Yunho tetap memberikan ijin pada Jaejoong karena ia tahu itu adalah salah satu cita-cita Jaejoong sejak kecil. Sementara itu jurusan seni yang dipilihnya bukan hanya sekedar main banting, karena ia berharap dapat menjadi pemain akrobatik terhebat seperti senior-seniornya di panggung Gisangel lainnya. Jaejoong juga memiliki impian lain ia sangat ingin memiliki toko souvenir yang bisa menjadi salah satu investasinya di masa depan. Dengan otaknya yang pas-pasan itu semua orang berpikir kalau Jaejoong yang bisa masuk salah satu Universitas populer itu mengandalkan suaminya sebagai satu-satunya pemilik Universitas Jung untuk berhasil lulus. Tapi tidak siapapun tahu seberapa berat perjuangan Jaejoong untuk bisa lulus, ia belajar dengan tekun dan giat dengan harapan Yunho tidak ikut campur dalam hal kelulusannya. Jadi singkatnya semua hasil yang ia dapat sekarang adalah hasil kerja kerasnya selama ini dan bukan karena bantuan dari Yunho. Sedangkan Yunho sendiri ia sudah berhasil menuntaskan kuliyahnya di Manegement bisnis beberapa bulan lalu, jika bicara tentang kecerdasan, yah Yunho sudah tak diragukan lagi.
"Pak supir kita akan berangkat agak siang hari ini, jadi pak supir istirahat dulu ya,"Begitulah kata Jaejoong sesaat saat ia hendak kembali ke kamarnya. Pak supir itu sambil tersenyum senang mengangguk tanda setuju. Jaejoong kemudian berbalik dan menuju kamarnya yang ada di tingkat tiga. Rumah sebesar kastil Ratu Inggris itu kini hanya ditempati oleh mereka berdua dan para pembantu, Tuan dan Nyonya besar Jung orang tua Yunho sudah pensiun dan tinggal di Perancis, mereka tidak lagi menguruskan perusahaan-perusahaan besar mereka. Mereka percaya putra mereka yang jenius itu mampu menjalankan perusahaan walaupun usianya masih terbilang muda. Sementar itu Jaejoong sudah sampai di kamarnya ia menutup pintu kamarnya dan segera menghempaskan tubuhnya ke ranjang empuk itu.
"Hah, benar-benar hari yang membosankan,"Keluhnya, Jaejoong yang semalam kurang cukup tidur merasa mulai mengantuk, ia tertidur bahkan sangat pulas, bahkan ia sempat bermimpi semua bodyguardnya tersesat dan ia bisa menikmati hari-harinya di luar dengan bebas dan menyenangkan.
Derrt derrt...! Salah satu Hp Jaejoong mulai bergetar, dilayar tertulis nama Yunnie memanggil. Jaejoong yang sudah tertidur sangat pulas tidak mendengar suara getaran itu. Tak berapa lama kemudian Hpnya berhenti bergetar, kemudian telepon di kamarnya berdering keras. Jaejoong pun segera terbangun untuk mengangkat telepon.
"Halo,"Sapanya malas
"Hei apa yang kau lakukan?!"Tanya Yunho, Jaejoong kaget mendengarnya
"Yunnie ini kenapa sih?"Tanyanya bodoh
"Sekarang sudah jam 11 pagi, bukannya kau harus kuliyah,"bentak Yunho lagi
"Apa?!"Jaejoong segera melirik jam tangannya melihat jarum pendek jam tangannya yang menunjukkan jam 11, Jaejoong pun segera bergegas merapikan diri, menyambar mentel bulunya dan berlari keluar, ia bahkan tidak sempat menutup gagang telepon kamarnya. Yunho yang masih tersambung pun terus memanggil Jaejoong.
"Hei Boo, Boo..."Panggilnya, tapi Jaejoong yag sudah tidak ada di kamarnya sudah tidak bisa lagi menjawab. Tapi tiba-tiba Jaejoong yang berlari keluar mulai teringat Yunho, ia menyambar telepon di ruang tengah, yang masih tersambung dengan Yunho.
"Yunnie terima kasih, Jongie berangkat ya, ummmuah I Love You,"Ucapnya tergesa-gesa
"Hah ceroboh sekali,"Keluh Yunho
"Jane telepon di kamar saya tolong tutup ya"Teriaknya pada salah satu pembantunya yang berada tak jauh darinya, sambil berlari-lari ia segera menuju pintu depan.
"Pak supir cepat"Teriaknya pada pak supir. Pak supir itupun tergesa-gesa menghidupkan enjin, dan beberapa bodyguard yang biasa mengikuti Jaejoong pun ikut tergesa-gesa olehnya. Dengan kelajuan maksimum Jaejoong dan Bodyguardnya yang berada di mobil berbeda segera menuju Universitas Jung. Jaejoong terlambat 15 menit tapi sebagai Nyonya Jung ia jelas diberi keistimewaan tidak hanya itu keistimewaan yang ia dapatkan, Jaejoong selalu diberikan barisan depan dalam antrian kantin yang panjang walaupun dia selalu datang telat, mendapat porsi dan menu istimewa dari pemilik kantin, tidak pernah dimarah saat berisik di perpustakaan, tidak perlu mencatat daftar buku yang ia pinjam dari perpustakaan, selalu mendapat tempat duduk istimewa di dalam kelas, selalu diberi kemudahan dalam tugas baik tugas kelompok maupun pribadi, selalu disapa ramah oleh para penghuni kampus, selalu diistimewakan dalam setiap event di kampus pokoknya untuk Nyonya muda satu ini semuanya serba khusus. Ada beberapa diantara teman-teman kuliyahnya yang tidak senang dengan perlakuan istimewa yang diberikan pada Jaejoong, tapi itu jelas hanya salah satu bentuk dari kecemburuan. Dan inilah hidup Jung Jaejoong sekarang.
