Klub basket SMA Shuutoku–sekarang–memiliki seekor kelinci unyu. Kelinci itu agak aneh dari yang lain. Atau mungkin memang aneh.
Kelinci Shuutoku memakai kaca mata. Dia juga bisa berbicara. Dia di pakaikan seragam oleh Takao–anggota tim yang mau capek-capek mengurus kelinci abnormal tapi unyuk itu. Kelinci itu juga dekat dengan Takao, namun dia tidak mau mengakuinya.
Namanya, Midorima. Biasa di panggil Shin-chan oleh Takao.
.
.
ブンニリマ
Bunnyrima © Kirigaya Kyuu
Kuroko no Basuke © Fujimaki Tadoshi
Bunny!Midorima and StillHuman!Takao
Just, get inspired by a doujin.
.
.
Baiklah, aku akan menceritakan awal cerita 'Shin-chan' bisa hidup tenang di gym tempat latihan klub basket Shuutoku–atau bisa dibilang, awal cerita Shin-chan dipungut–.
Waktu itu, hujan turun dengan derasnya di malam hari. Malam yang dingin. Dan Takao Kazunari sendirian di Gym tempatnya berlatih. Niatnya, dia ingin berlatih ekstra hari ini. Namun naas, saat Takao bersiap-siap pulang, yang terjadi malah badannya yang basah.
Malam itu, Takao berniat kembali ke ruang loker. Mencari pakaian bersih. Ya, baru niat. Hingga saat Takao tengah berjalan menuju pintu, ia mendengar suara cicitan kecil. Dia yakin, itu bukan tikus. Karena setiap hari, anggota tim harus bebenah gym–titah kapten tim.
Takao bukan penakut. Malahan orang yang sangat ingin tahu. Maka dari itu, di bersihkan telinganya, dan menajamkan salah satu panca indra.
Ciit..cit..
Suaranya melemah. Dan Takao hampir menemukannya.
"Eh? Kelinci?" Di tatapnya kelinci mungil yang meringkuk di balik tumpukan bola basket. Tampaknya, sang kelinci kedinginan.
Si Raven menarik badan mungil yang menggigil di balik sana. Wajahnya meng-iba bercampur bingung. "Kawai so na usagi" ucapnya sambil merengkuh kelinci mungil. Kelinci itu menggeram kecil didalam pelukan Takao–tanda dia kedinginan.
Namun, Takao masih bingung. Kenapa bisa seekor kelinci masuk ke dalam gym? Terlebih lagi kelinci putih dengan bulu hijau–sepertinya rambut–berkaca mata? Hell yeah. Mana ada kelinci berkaca mata?! Dan, ber rambut (?) hijau.
Takao melepaskan pelukan itu. Dia ingat, bajunya juga basah. Kasihan kalau si kelinci tambah kedinginan.
"Nee… usagi-chan. Kenapa pakai kaca mata sih?" tanyanya bodoh. Mana mungkin kelinci bisa menjawab pertanyaanya kan?
"Aku tidak bisa.. melihat kalau tidak menggunakan kh-kaca mata –nodayo" jawabnya dengan masih–sedikit–menggigil.
Mata Takao membelalak. Dia gak salah dengar kan? Kalau kelinci didepannya ini bisa berbicara?
"HAH?! K-K-K-KH-KA-KAU BI-BI-BIBI-BISA BICARA?!" pekik Takao gugup (?) dan takut.
Alis–sejak kapan kelinci punya alis? Dan, uh. Takao baru sadar kalau kelinci didepannya ini bukan seperti kelinci biasa–kelinci itu berkerut. "Tentu saja lah. Kau pikir aku tidak bisa bicara? Kau, baka –nodayo"
Pedang elucidiator imajiner dari fendem sebelah menusuk tepat di hati Takao.
Antara takut dan kesal, di tarik cepat kaca mata yang bertengger manis di hidung kelinci abnormal.
"H-hoi! Balikkan! Aku tidak bisa melihat –nodayo!" racau si kelinci sambil meloncat-loncat tidak jelas arah.
"Bweeekk!" si raven menjulurkan lidahnya "kelinci jejadian tidak bisa melihat ya–"
Scraaatttt
"ITTAAAAAIIIIIIIIIIIII"
Ah, barusan, wajah Takao baru saja di cakar si kelinci. Dan, kelinci itu berhasil mengambil kembali benda sakralnya. Ah iya, info saja, kelinci itu telanjang.
"Oi! Kelinci sialan–" Takao terdiam menatap kelinci yang tengah memasang kacamatanya 'k-kalau di lihat baik-baik lucu juga ya…'
Takao baru saja mengeluarkan cairan merah pekat dari hidungnya.
"Ih, kotor –nodayo. Cepat bersihkan" sang kelinci mendelik ke arah hidung mimisan si raven.
Ah, Takao jatuh hati kepada kelinci ini.
.
.
.
Hujan mulai reda, Takao bersiap-siap kembali ke rumahnya.
"O-oi… kau mau pulang?" cicit suara kecil dari belakang.
"Hn? Iya…" jawab Takao sekenanya. Tampaknya dia masih kesal karena wajah cakep (?)nya di cakar.
Semburat merah tampak di pipi sang kelinci, "A-aku… boleh ikut?"
Kelinci berkaca mata nan abnormal itu memasang wajah yang… tak dapat di definikasikan. Matanya yang membesar dan bersinar. Kedua tangannya yang di katupkan, semburat merah menjadi pelengkap. Ah, untuk kedua kalinya, Takao mimisan lagi.
.
.
.
Ke esokan harinya, Takao membawa kelinci abnormal itu kembali ke gym. Namun kali ini, semua sudah berubah.
Kelinci itu di pasangkan jaket Shuutoku berwarna oranye oleh Takao. Hanya jaket. Dia tidak menggunakan celana ataupun pakaian dalam–uhuk. Kaca mata masih bertengger manis di hidung mungilnya. Telinga putihnya merunduk. Rambut (?) hijaunya di sisir rapih oleh Takao.
Menggemaskan? Sangat.
Sayangnya… ah sudah lah.
"Ne… usagi-chan. Namamu siapa?" tanya si raven di sela-sela istirahatnya bersama si kelinci.
"Hm? Aku? Midorima Shintarou –nandayo"
Takao berdecak kagum. Bahkan kelinci saja punya nama –pikirnya.
Sebenarnya, Takao masih ingin bertanya lebih banyak–ia tidak bisa bertanya banyak kemarin malam karena sempat berantem dengan si kelinci hanya karena masalah mandi–tapi dikarenakan jadwal latihan hari ini lebih padat, dia urungkan niat itu.
Ia–Takao– tersenyum lebar. "Baiklah. Kalau begitu aku akan memanggilmu Shin-chan? Okey? Ja!"
Si kelinci–Midorima Shintarou, yang namanya sudah beralih ke Shin-chan–mengangguk malu. Ia, baru saja melihat senyuman malaikat.
'Hm… setelah latihan selesai, mungkin aku akan memperkenalkan Shin-chan dengan yang lain' pikirnya saat shuttle run.
.
.
.
Latihan penghasil banjir keringat sudah selesai. Takao dengan secepat kilat berlari ke tasnya yang sengaja ia tinggalkan di samping tempat penyimpanan bola basket. Tas yang berisi seekor kelinci mungil nan manis.
"Oh iya! Ootsubo-senpai! Bisa kumpulkan senpai yang lain? Aku punya kejutan untuk kalian!" teriak Takao sambil berlari. Ah, Takao's acting like a child.
Yang di panggil hanya mengacungkan jempol.
"Shin-chan… ayo sini~" si hawk membuka tasnya. Dan alangkah terkejutnya ia mendapati 'Shin-chan'-nya–
"Shin…-chan…"
–tertidur pulas sambil meringkuk.
"Ukh–"
Pertumpahan darah yang tak terelakkan terjadi.
Takao–sambil menutupi hidung dengan telapak tangan–menenteng tasnya menuju tempat di mana Ootsubo-senpai duduk dengan yang lain.
"Hn? Takao? Kenapa kau menutupi hidungmu?" tanya seorang lelaki–yang tampaknya senpai–ber surai kuning kecoklatan. Takao sempat berfikir warna rambutnya itu seperti… ah sudahlah.
"Eh? Gak papa kok Miyaji-senpai…uhm, yang lebih penting adalah…" raven duduk di samping Miyaji. Kedua tangannya digunakan untung mengusap cairan pekat coretnistacoret dari hidungnya. Beruntung, tak ada senpai yang menanyainya lagi.
Takao menaruh tasnya di tengah-tengah lingakaran. "Akan ada anggota baru di tim kita. Tak apa 'kan?"
Semua kening para senpai berkerut. "Daijobu kedo… siapa yang mau bergabung di tengah-tengah semester?" tanya Ootsubo mewakilkan yang lain.
Takao tersenyum coretlicikcoret. Ia membuka tasnya sendiri dan menunjukan seekor makhluk yang masih–
"Eh?"
–tertidur dengan lucunya.
Tess…
"Se-senpai… sepertinya kalian butuh tisu…" Takao menunjuk hidung masing-masing senpai-nya yang mengeluarkan cairan berwarna merah–sebut saja darah–setelah melihat se sosok(?) hewan yang begitu menggemaskan.
"Di-dia… usagi?!" tanya Miyaji–masih dengan tangan yang menahan darah di hidung–.
Raven mengangguk senang. "Hu'um. Namanya Midorima Shintarou–aku saja bingung kenapa namanya seperti nama manusia–aku panggil dia Shin-chan! Dia yang akan bergabung… ii deshou?"
Ke-empat pasang mata di lingkaran itu bersinar terang.
"Boleh…" jawab mereka serempak.
Akibat suara ramai, kelinci yang tengah tertidur di gendongan Takao terbangun. Manik emerald dari balik kelopak mata itu… memunculkan wujudnya.
Oh, Takao berfikir untuk membeli satu dus tisu sekarang.
.
.
.
.
End or…?
A/n:
Kyuu kembali menghasilkan fic baru :'v
MidoTaka kali ini :'v
iya iya aku tahu :'v harusnya aku apdet WM sama NnA :'v gomen gomen :'v tapi ide ini ga bisa di tahan :'v
lihat aja wajah midorin yang begitu kawaii :'v
ah ya, sekali lagi, cover bukan punya ku. fic ini hanya ter inspirasi by a doujin. okey?
dan... aku ga yakin ini mau di lanjutin :'v aku ngetik ini buru" sebelum taraweh sih :'v
jadi maap aja kalo jelek dan banyak typo gaje or... yah itulah :'v
jangan baca sebelum kelar taraweh. apalagi ngeliat bunnyrima yang asli '-'b nanti darah abis tau rasa /apaansih
:'v okelah, akhirkata
Read and review 'okey? as long review is free.
salam,
KiKyuu
Ps: Kyuu sekarang buka jasa request fic aokaga :'v
