Reply Review:

Yohna –nyu- : gomen kalo aku masih buat misstypo yak namanya juga manusia tak sempurna berulang kali aku berusaha tak membuat misstypo tapi tetap saja ada dan buat Senasuzunya entar deh ku buat deh yang lagi event christmasnya. Tunggu saja ya…^^

Gekkou Kitsu : Emang Mamori ultahnya kapan? Aku nggak tau…… aku juga akan lebih teliti lagi dalam memeriksa penulisan koma Thx^^

RisaLoveHiru : Ya~ thanks Felix, aku akan tetap berjuang menulis fic. Felix juga berjuang ya^^

Akuma shit : Sebenarnya aku slalu berterima kasih bagi yang mau review fic ancur berantakan nggak bermutu yang slalu ku buat jangankan review yang telah baca saja aku doain agar mereka slalu membuat fic –tanpa tau sapa yang baca- Dan sebetulnya kata-kataku yang sesekali menyakiti orang itu sudah keturunan tak dapat hilang walo kucoba berubah. Thx dah ngingetin….


Rii: Kita langsung mulai saja….

****

Disclaimer: I don't own eyeshield 21

****

Dinner

Chapter 01: Pertemuan dengan Devil Parents

By Riikun

Hiruma sedang duduk bersender di ruang club sendirian menunggu manajer. Ia mengangkat wajahnya ketika mendengar ada yang membuka pintu. Dikiranya Mamori tapi ternyata seorang lelaki tua dan seorang wanita.

"Youichi!!", panggil wanita itu.

"Apa yang kalian lakukan disini, orang tua sialan?", tanya Hiruma kasar.

"Itu bukan urusanmu", jawab lelaki tua itu yang tak lain Hiruma Yuuya.

"Nah…, langsung to the point aja", anggap Hiruma cuek.

"Baik Youichi, apakah kau sudah punya pacar?", tanya wanita atau Hiruma Natsuki.

Hiruma langsung kaget mendengar pertanyaan itu dan berkata, "Kenapa kau bertanya begitu ibu sialan?".

"Karena aku orang tuamu, baka", jawab Natsuki, "Dan aku merasa bahwa di ruang klub ini ada seorang gadis", lanjutnya.

"Dia hanya seorang manajer sialan bukan pacar sialanku", ucap Hiruma.

"Aku tak yakin", jawab Yuuya dengan tampang super duper tidak percaya.

"Soalnya mana mungkin ada gadis yang masuk club ini kalau tidak punya special feeling", kata Natsuki melanjutkan Yuuya.

Belum sempat Hiruma menjawab, Mamori sudah datang dengan membawa banyak data ditangannya dan mendobrak pintu.

"Maaf aku terlambat, Hiruma-kun", kata Mamori terengah-engah. Hiruma berjalan mendekati Mamori lalu mengambil satu dokumen dan duduk disalah satu kursi. Sementara itu Mamori menyadari ada 2 orang yang melihatnya,jadi karena merasa tak enak Mamori mengucapkan salam ke mereka (baca: orang tua Hiruma).

"Uhm… Hallo", sapa Mamori sembari berjalan ke Hiruma.

"Hiruma-kun mereka siapa?", lanjut Mamori berbisik.

"Mereka orang tua sialanku", jawab Hiruma santai.

Mamori pun kembali dan mencoba berbincang dengan orang tua Hiruma.

"Senang bertemu dengan kalian. Aku Mamori, aku membantu anak kalian salam team football sebagai manajer, aku juga teman sekelasnya", kata Mamori sopan.

Natsuki menggeleng kepalanya, lalu melihat kearah pundaknya untuk melihat suaminya.

"Hanya teman", kata Natsuki.

"Ya bu", jawab Mamori.

"Beritahu kami, berapa lama kau mengenal anak kami?", tanya Yuuya tersenyum berbagai arti.

Mamori berjalan kesebuah mesin kopi dan mulai menyiapkan cangkir. "Aku sudah mengenal Hiruma-kun dari kelas 1 tapi aku tak terlalu banyak mengobrol sebelum aku bergabung di club amefuto pada tahun ini. Aku jadi harus berada di sebelahnya setiap waktu."

"Oww itu pasti waktu-waktu yang romantis, ya 'kan sayang?", kata Natsuki ke Yuuya sembari membayangkannya.

"Aku juga berpikir begitu", balas Yuuya sedikit berbisik.

"Jadi Mamo-chan, bagaimana belajarmu di kelas? Dan apakah kamu mengikuti banyak extra curricular selain menjadi manajer di club amefuto ini?", tanya Yuuya.

"Well, belajarku cukup baik", ucap Mamori memasak air panas kemudian duduk dekat mereka. "Aku juga termasuk member di Discliplinary committee tapi aku lebih banyak menyediakan waktu untuk club ini".

Natsuki mengeluarkan seringai di wajahnya serta pikirannya melayang ke masa depan. "Saya yakin kau dapat melakukannya, sayang".

Mamori hanya tersenyum lembut tak yakin atau lebih tepatnya tak tahu kenapa dia harus menjawab pertanyaan yang diajukan orang tua setan itu.

"Apakah kau punya rencana untuk masa depanmu, Mamo-chan?", tanya Yuuya.

"Aku punya cita-cita untuk menjadi guru TK", jawab Mamori sembari berdiri melihat air yang sudah mendidih. "Kalian suka kopi hitam atau yang pakai susu?".

"Yang hitam saja", jawab mereka berbarengan.

Mamori mengangguk dan membuat 2 cangkir black coffee yang bebas gula dan secangkir milk coffe untuk dirinya sendiri. Beberapa menit Mamori selesai membuat kopi mereka, ia lalu membawa 3 cangkir kopi ke meja. Meletakkan 2 cangkir di depan oang tua Hiruma dan 1 cangkir lagi di hadapannya sendiri.

"Jadi Mamo-chan, apakah kau menyukai anak kecil?", tanya Natsuki setelah menguk kopinya.

"Aku sangat menyukainya", jawab Mamori dengan wajah agak senang.

"Pernah kepikiran untuk mempunyai anak kecil sendiri?", tanya Natsuki lagi dengan seringai tertampar di wajahnya.

Mamori blushing kemudian menundukan wajahnya, "Ma-mau sih, t-tapi kalo sudah kerja".

"Excellent! Aku setuju"

"Setuju untuk apa?", tanya Mamori blinked.

"Tentu saja setuju untuk hubungan kalian. Youichi mendapatkan gadis muda yang baik. Tolong untuk menjaga dia baik-baik", ucap Natsuki berdiri dari bangkunya dan mengambil jaketnya.

Mamori kaget dengan perkataan yang baru saja keluar dari mulut ibu Hiruma. "Tu-tunggu ka-kau pikir aku dan Hiruma… itu kami… aku pikir kalian salah paham, aku dan Hiruma tid—"

"Ah, itu tak perlu dijelaskan", kata Natsuki memotong perkatakan perkatakan Mamori. "Kalian tak perlu malu, karena kalian itu pasangan yang lucu".

"Pasangan?!", kata Mamori mencoba tidak berteriak.

"Nah, bagaimana kalo kau datang ke rumah kami untuk makan malam, bagaimana kalo sabtu jam 8 malam. Good? Great", kata Yuuya setelah menghabisi black coffe lalu mengambil jaketnya dan berjalan menuju keluar ruang club bersama Natsuki.

Tapi mereka berhenti diambang pintu. "Jangan sampai lupa ya~", ucap Yuuya serasa punya menantu.

"Bye bye, Youichi Mamo-chan", lambai Natsuki dan merekapun berjalan kembali meninggalkan pasangan malaikat iblis itu (baca: Hiruma dan Mamori).

Setelah mereka berdua pergi menghilang entah kemana, Mamori berjalan menuju Quaterback yang sedari tadi asyik mengetik atau browsing internet bersama laptop kesayangannya.

"Hiruma-kun, kenapa kau tak bilang ke orang tuamu yang sesunggunya?", tanya Mamori kesal.

"Buat apa?—"

"-Buat mereka nggak salah paham", kata Mamori memutus kalimat Hiruma.

"Mereka tak akan mendengarkanku", balas Hiruma santai.

"Tak mungkin!! Kalau begitu bagaimana ini??", Mamori menyerah seakan-akan air matanya ingin mengalir di wajahnya.

"Ya mau tak mau kau harus…"

"Harus apa?"

"Datang ke makan malam sialan itu, manajer sialan"

"APA??!!!", kata Mamori kaget setengah mati dan hampir teriak sampai-sampai Hiruma menutup telinga.

"Berhentilah berteriak manajer sialan", Hiruma tak mao kalah besar volume suaranya.

Mamori terdiam membuang muka, Hiruma menarik nafas yang panjang. "Lebih baik kau datang saja, dan lihat apa yang akan terjadi nanti", kata Hiruma lembut [1] sembari mengusap air mata Mamori yang membasahi wajah cantik nan imutnya itu.

Mamori mengangkat wajahnya tak percaya dengan kata-kata yang baru saja keluar dari mulut Hiruma. Beda rasanya bersama Hiruma yang sekarang dengan yang biasanya. "..umh ba-baiklah", kata Mamori pelan lalu tersenyum.

Chapter 01 end

*****

Rii: Bagaimana tanggapankalian? Kalau yang mau ngsih saran aku lakuin deh. Tapi yang request aku nggak yakin tapi aku usahai saja. Yang mao riview boleh lawat tombol ijo di bawah, lewat FB, tao boleh juga SMS –nomor liat ke profile- okey?


[1] = Baru kesambet malaikat kale~