"Kamu nggak pengen buka lembaran baru sama 'dia'?"

"For what?!" Jungkook hampir saja menggebrak meja di depan mereka duduk berhadapan, "every alpha is same with other, Minghao. Mereka cuma hidup untuk menyakiti dan menyetubuhi matenya. Simple."

Pria yang lebih kurus darinya itu sedikit merengut, "Uh, why can you tell this?"

"Karena lo beta, bukan omega kayak gue," jawab Jungkook enteng, menyeruput jus strawberry dan mengernyit merasakan asam mendera lidahnya.

"Are you happy?"

Oh? Impresif, Minghao menyadari suasana hatinya ternyata.

"Mau bilang 'nggak' juga udah resiko," pemuda itu menatap jalanan di luar kafe dari balik dinding kaca, "lagian, siapa juga yang mau lahir jadi omega? Apalagi yang matenya alpha. Ewh, just no. Mendingan nggak usah lahir sekalian, deh."

"Bukannya setiap posisi di hidup kita pasti ada baiknya?" si sulung Xu itu menatap polos kepada sang lawan bicara, "omega nggak selamanya buruk, kok. Kalian bisa ngandung dan ngelahirin bayi lucu, terus masak dan jadi ibu—"

"Dan laki-laki yang jadi ibu berdaster itu bukan sesuatu yang berkesan, Wen Minghao!" sembur Jungkook geram.

"Aku Xu, bukan Wen!"

"Lo udah jadi Wen sejak si Junhui itu masukin kepala jamurnya ke lubang lo!" katanya kalem dan frontal, namun menusuk.

Wajah Minghao memerah sampai ke telinga, ia hendak membalas lagi sebelum pipinya dijawil pelan oleh seseorang. Junhui berdiri dengan senyum dan segelas mango float di sampingnya, lalu menatap Jungkook tajam seperti biasa. Mereka memang tidak pernah bisa akur.

"Sekali lagi lo ngelihat gue kayak gitu, gue colok ya mata lo!" ancam Jungkook sadis, kadang Junhui berpikir lelaki di depannya ini lebih pantas disebut jelmaan macan betina daripada omega yang seharusnya lembut dan manis.

"Mending lo cepetan cari mate deh, daripada hormon lo naik turun kayak landak melahirkan gini," sinis Junhui, "nggak capek apa setiap heat harus nahan bau dan sakitnya sendiri? Lagipula, seisi kost-an lo itu alpha, lo nggak pengen kan diperkosa bareng-bareng cuma karena mereka nyium bau lo yang menusuk itu?"

Jungkook menggeram rendah laksana hewan buas, "Mulut lo, Wen! Lo pikir gue selemah itu apa?"

"Semua omega 'kan emang lemah sejak di kandungan ibunya."

"Bajingan.

Jungkook hampir menonjok wajah angkuh itu, namun jarum jam yang menggantung di dinding kafé mengurungkan niat si pemuda tinggi.

"Gue harus pulang ke rumah, udah mau malem."

"Nggak balik kost-an kayak biasa?" Minghao heran.

"Lusa, malam ini sampai besok ada urusan sama keluarga."

Junhui hanya mengangkat bahu, "Dah, jalang."

"Dah, keparat," dan si pemuda hazel langsung melengos tanpa repot-repot membayar tagihan jusnya, toh si sialan Junhui itu tajir melintir.

.

.

.

.

.

an: hai, halo. aku memulai dengan vkook :D

maap yak kalo kesannya kuki terlalu ooc soalnya aku gak terlalu demen kalo dia menye gitu. trus nanti maap kalo ada unsur yang agak melenceng dari originalnya abo!universe karena ini semacam inovasi baru aku buat bikin abo!modern hshshs :(((