Single Parent (Chapter 1)
Disclaimer
Naruto©Masashi Kishimoto
Story By. : Misa-Chan ©
Warning. : Semua Chara OOC semua, Gender Ben,Typo(s) dll (Kalo gak niat baca, gak usah baca! Gak terima Flame disini!)
Rated : T+
Chibi Naruto
(Fem) Dei
.
.
.
.
Lagi-Lagi tentang Dei?
Hehehe, Misa suka banget Liat pict dimana Deidara itu wajahnya cantik banget. Asli, cantik banget. Nah, sejak saat itu Misa jadi suka banget sama tokoh Bishounen ini. Wow, kayaknya Misa bakalan jadi FG nya Deidara.:*
Soal Rating, kenapa gak pernah Nulis Rating 'M' ?
Eh, tadinya sih mau buat Rated M, tapi ya? Humm.. Takut para readers gak suka sama karya Misa yang berbau lemon. Tapi beneran deh, Misa udah pernah nulis FF yang Rated nya M, tapi ya di Offical Blog Misa sama Naru-chan.
Soal Gender Ben!
Ya, Misa suka sama Chara yang dibuat Gender ben, heheheheh.. Tapi kalau yang gender ben itu paling ya Deidara, Kyuubi, sama Naru-chan. Soal Yaoi sih? Ya, itu jangan ditanya lagi! Misa Fujoshi, heheheheh^^
.
.
.
.
Yosh, Dinikmati dulu ya readers! ^^
Summary
Hidup menjadi seorang single parent bukanlah keinginan Deidara. Hanya saja, Deidara memiliki alasan untuk itu. Membesarkan putra semata wayangnya, dan menjadi wanita yang direbutkan oleh pria-pria dewasa disekitarnya.
.
.
.
.
Bagaimana rasanya menjadi, seorang single parent? Sebuah pertanyaan yang sering Deidara dengar, setiap harinya. Yamanaka Deidara, adalah seorang dokter gigi yang baru 1 tahun bercerai dengan suaminya Namikaze Minato. Dengan putra tunggal nya, Deidara akhirnya memilih untuk tinggal di sebuah apartemen sederhana yang sedikit terpencil itu.
Meskipun terpencil, bukan berarti Deidara tinggal di apartemen kumuh! Deidara tinggal di apartemen yang masih bernuansa alami, dan masih banyak pemandangan-pemandangan indah di daerah tempat ia tinggal. Tempat yang asri, membuat Deidara memilih tempat tersebut untuk ia tinggali, sekaligus membesarkan putranya yang masih berusia 4 tahun.
Deidara sendiri adalah dokter gigi yang membuka praktek tak jauh dari apartemen ia tinggal. Kadang juga, Deidara sering membuka praktek di apartemen miliknya. Jangan tanya, apakah Deidara cukup menghidupi putranya dengan gaji yang tak menentu itu? Hoh, jangan! Karena, seorang putri dari pemilik perusahaan Yamanaka Corps tidak akan dibiarkan hidup merana bersama anaknya. Karena sang ayah, pun juga masih sering mengirimi ia uang yang cukup banyak, meskipun Deidara sering complain, dengan uang yang dikirimi sang ayah.
"Mama, Nayu mau itu!" Pinta Naruto, menunjuk boneka rubah berwarna orange yang di letakan di tempat yang cukup tinggi oleh sang ibu. Deidara mengangguk pelan, dan meraih boneka rubah tersebut.
"Nayu mau main belcama Gaala dan Kiba, boleh ndak?" Tanya Naruto. Melihat keimutan putranya, Deidara benar-benar gemas dibuatnya. Kedua pipi gembil berwarna merah milik Naruto selalu saja, menjadi korban 'gigit' oleh tetangga mereka yang tak bisa menahan gemas melihat keimutan Naruto. Maka dari itu, Deidara tidak pernah membiarkan 'si kecil' untuk bermain sendiri tanpa dirinya.
Konoha nama desa itu, desa yang sejuk dan masih memiliki kealamian pada lingkungannya. Akan tetapi, masyarakat disana sudah cukup maju dan sebab itu mereka jadi peduli akan lingkungan disekitarnya. Selain cantik, Deidara juga sering melakukan hobi nya sewaktu ia masih berumur belasan tahun. Seperti melukis, membuat gerabah dari tanah liat atau memainkan piano.
"Tapi jangan lama-lama ya" Kata Deidara, yang kini tengah menyiapkan makan siang.
"Asycik makacih, ma" Ucap Naru-Girang.
Si kecil Naru pun segera mematikan TV yang sedari tadi ia tonton. Tak lama kemudian, ia sudah tidak terlihat lagi di dalam apartemennya. Sang ibu pun tersenyum melihat tingkah putra nya yang memang terbilang cukup aktif itu.
Drrrtt..
Ponsel touchscreen wanita berusia 24 tahun itu bergetar. Dijangkaunya ponsel yang berada di atas meja makan. Satu pesan masuk, Deidara hanya menarik napas panjang melihat pesan yang dikirimi oleh sang mantan suami.
From : My Ex
Kau dimana Dei? Ku mohon kembalilah!
Suaminya terus mencari ia dan si kecil Naru. Ok, sebenarnya sang suami sangat enggan bercerai dengannya. Deidara pun juga tidak tega melihat sang pewaris tunggal, Namikaze itu terus memintanya untuk tidak menceraikan dirinya. Hanya saja sulung Yamanaka ini terlalu takut untuk terjatuh lagi. Menjadi seorang istri dari sang pewaris perusahaan besar, memang sangat berat. Melihat sang suami yang tertangkap basah bersama seorang wanita lain, apa yang dirasa? Kau tahu lah jawabannya.
.
.
.
.
"Huhuhuhuh, cakit..aduh cakit" Tangisan seorang balita pirang terdengar pilu, Naruto terus memegangi kedua pipi gembilnya yang tampak terlihat ada tanda bekas gigitan. Kedua pipinya memerah, mata birunya yang bulat besar terlihat basah. Para ibu-ibu yang melihat itu semakin gemas dibuatnya, Naruto sendiri pun tampak ketakutan.
"Cudah cana pelgi! Kalian ndak liat Nalu nangisc? Cana!" Bentak seorang balita bersurai brunnete dengan seekor anjing kecil berwarna putih yang terus menggonggong. "Kalian mau digigit akamalu ya?" Ancaman sang balita pun, akhirnya membubarkan aksi ibu-ibu tak tahu malu itu.
"Nalu ndak apa-apa?" Tanya Balita bersurai merah bata, kepada tetangga nya yang baru setahun tinggal disana.
"Nalu mau pulang aja, hiks (Naru mau pulang saja) " Isak Naruto.
Kedua teman Naruto pun segera memapah sang blonde, dan mengantarnya pulang. Kamar Naruto memang terletak satu lantai dengan mereka. Mereka tinggal di lantai 4. Lantai yang memang banyak ditempati khusus untuk keluarga harganya pun juga lebih mahal dibanding lantai yang lain. Lantai 3 itu dikhususkan untuk orang-orang yang hanya berniat tinggal sendiri atau berdua, sedangkan dua lantai dibawahnya adalah lantai khusus pengunjung yang hanya beberapa hari atau sementara saja. Sedangkan lantai 5 tidak dipakai untuk disewakan.
Ting..Tong..
Deidara yang tengah menyiapkan makanan di meja makan segera bergegas menuju pintu depan. Baru 30 menit lamanya, sang buah hati meninggalkan rumah. 'Tumben sekali sudah pulang' Batin Deidara.
Cklek..
"Mama, hiks" isak Naruto yang segera memeluk tubuh sang ibu. Kedua temannya hanya menunduk tidak berani menatap Deidara.
"Ada apa sayang, un?" Tanya sang ibu.
"Tadi ibu-ibu di lantai 2 menggigit Nalu lagi (menggigit Naru lagi)" jelas Gaara, si balita merah bata.
Deidara tersenyum dan mencium kedua pipi gembil Naruto. "Nah, sembuh, un" Hibur sang ibu. "Kami pulang dulu ya, bi" pamit Gaara dan Kiba. "Tidak mau makan siang dulu, un?" Tawar Deidara. Gaara dan Kiba menggelengkan kepalanya pelan.
Blamm..
Pintu pun tertutup, Deidara melirik putranya yang tampak syok itu. Deidara sendiri hanya menghela napas panjang melihatnya. "Naru-chan lapar, un?" Tanya Deidara. Naruto menggelengkan kepalanya pelan dengan masih tersendat-sendat. "Nalu mau bobo" lirih Naruto.
.
.
.
.
Hujan deras disertai petir dan angin kencang melanda desa Konoha. Sore hari pun terasa menakutkan, Naruto kecil hanya memperhatikannya melalui jendela kaca kokoh yang ada di kamarnya. Sebenarnya ia takut, hanya saja ia penasaran dengan hujan yang cukup deras itu.
"Mama, Nalu takut" Kata Naru.
"Mama disini untuk Naru-chan, un" Hibur sang ibu, seraya mengusap pelan surai blonde Naruto.
Jujur saja, sebenarnya Deidara juga sedikit was-was dengan keadaan sekarang. Takut,takut,berani melanda hatinya. Dia harus berani, dia harus melindungi buah hatinya.
"Hujan..Hujan..Pegilah datang lagi lain hali (Pergilah datang lagi lain hari)" Naruto menyanyikan lagu yang sering Deidara ajarkan kepadanya. Deidara memeluk erat tubuh mungil buah hatinya, ditariknya selimut tebal untuk menutupi tubuh mereka. Cukup dingin, memang.
"Mama, Nalu lindu papa" Kata Naruto.
Deidara sontak saja kaget dengan apa yang Naruto katakan. Sejauh ini memang tidak apa-apa, tapi kenapa baru sekarang Naruto merasakan rindu pada sang ayah? Deidara bingung, ia harus bilang apa pada buah hatinya. Sedih? Ya, Deidara sedih. Karena keegoisan dirinya, putranya harus terpisahkan dengan ayahnya.
'Maaf sayang, mulai sekarang kita memang tidak akan bertemu papa lagi' batin Deidara, miris.
"Kalau ndak boleh juga ndak apa-apa, Nalu cayang mama" Kata Naruto, mengecup kening sang bunda. Deidara tersenyum dan mengeratkan pelukannya pada buah hatinya.
Drrt..
Satu pesan singkat masuk ke dalam kotak pesan di ponselnya. Diraihnya ponsel touchscreen miliknya itu. Lagi-lagi sms dari suaminya lah yang masuk.
From : My Ex
Aku merindukan kalian
'Aku juga merindukan mu' Ucapnya dalam hati.
.
.
.
.
"Dia Yamanaka Deidara. seorang 'janda' anak satu" Bisik seorang pria yang Deidara tahu bernama Juugo. Deidara yang tengah berjalan menuju tempat praktek nya, cukup diam saja mendengar dirinya yang selalu menjadi bahan pembicaraan.
Tak heran sih, Deidara cantik,pintar,anggun dan ramah. Banyak pria-pria mapan yang tengah berkunjung di Konoha terpesona oleh kecantikan dirinya. Tapi sayang, Deidara tidak pernah menerima pernyataan cinta laki-laki yang menyatakan cinta padanya. Alasannya sederhana, Deidara hanya ingin fokus membesarkan buah hatinya.
"Dia cantik,pintar, dan baik hati. Jadi, tak heran sih dia diincar banyak pria" Bisik seorang wanita kepada teman-temannya.
"Dengar-dengar sih dia itu mantan istri dari pewaris tunggal, Namikaze loh"
"Beruntung sekali dia, secara Namikaze Minato itu kan tampan"
Sekali lagi, Deidara menulikan pendengarannya. Ia tidak peduli jika harus menjadi gunjingan para tetangga sekitarnya.
.
.
.
.
Deidara menoleh ke arah pintu masuk, saat mendengar lonceng yang sengaja ia pasang (sebagai tanda ada pasien) berbunyi. Seorang pria tampan bertubuh tinggi dengan surai pirang berdiri tegap disana. Sosok yang selama 1 tahun ini ia hindari, berdiri tepat di depan pintu.
"Lama tak bertemu" Pria itu berjalan mendekati Deidara.
"Mau apa kamu, un?" Tanya Deidara.
"Kenapa kamu menghindari ku?" Alih-alih menjawab pertanyaan mantan istrinya, Minato malah balik bertanya.
"Aku-"
"Jawab!" Seru Minato.
"Pergilah, un!" Seru Deidara.
"Dei-"
"Aku mohon" Pinta Deidara.
Perlahan, pria berusia 26 tahun itu segera beranjak pergi meninggalkan mantan istrinya itu. Ada rasa kecewa saat mendengar penolakan dari sosok yang ia rindukan. Ia ingin mengulangnya lagi, ia ingin hidup bersama Deidara dan putranya. Melihat putra kecilnya tumbuh. Sungguh, ia ingin semua terulang kembali. Deidara, Naruto, semuanya. Ia ingin anak dan istrinya berada di sisinya. Percuma saja ia memiliki harta yang berlimpah, jika tidak memiliki dua orang yang ia cintai disampingnya.
.
.
.
.
Sepulang dari tempat praktek, Deidara segera menjemput buah hatinya yang ia titipkan di rumah sepasang suami istri yang tinggal 1 lantai dengan nya. Deidara mempercayai mereka karena suami istri yang baru menikah beberapa bulan itu sangat dekat dengan mereka. Sang suami, sebut saja Umino Iruka adalah seorang guru Sekolah Dasar dan istrinya Ayame adalah anak dari pemilik kedai ramen langganan mereka.
"Mama" Naru berlari secepat mungkin menuju sang ibu.
Balita mungil itu tak sabar untuk memeluk erat sang bunda. Maklum, Naru dititipkan dari pukul 9 pagi hingga pukul 5 sore. Jadi, 4 jam lamanya ia bersama keluarga Umino. Meskipun tidak dibayar, namun Iruka beserta sang istri sangat menyukai hal itu. Keduanya sangat menyukai anak-anak.
"Apa kau nakal, un?" Tanya sang ibu-menyamakan tingginya dengan buah hatinya.
"Engg" Jawab Naruto seraya menggelengkan kepalanya pelan.
"Dei-san, tadi ada pria dewasa yang mencari anda" Lapor Ayame.
"Iya, kami sudah bertemu, un" Jelas Deidara.
Melihat perubahan di wajah Deidara yang sangat kontras, Ayame menjadi tidak enak hati. Cepat-cepat ia segera mengganti topik pembicaraan diantara mereka. "Oh iya, Naru-chan punya sesuatu untuk mu lho" Kata Ayame. "Hu'um, Nalu punya hadiah untuk mama
"Apa itu, un?" Tanya Deidara.
"Taddaa"
Naruto memberikan sekuntum mawar buatan tangan berwarna merah hasil buatan nya. "Bibi Ayame mengajalkan ini" Kata Naruto. Deidara menerima bunga kertas craft berwarna merah itu. Ayame tersenyum ketika Deidara berkata 'terimakasih' kepadanya. Kemudian, Deidara pamit untuk segera pulang ke apartemen mereka.
.
.
.
.
Sebut saja dia Hatake Kakashi, seorang direktur yang bekerja di perusahaan milik ayahnya. Pria dewasa berumur 24 tahun itu kini hendak membangun pusat perbelanjaan di daerah Konoha. Untuk menjalani proyeknya, Kakashi bukanlah orang yang suka duduk mengawasi di dalam ruangan. Ia adalah sosok yang senang bekerja di lapangan. Wajahnya yang tampan namun sedikit misterius itu membuatnya cukup disegani.
Cukup sore, Kakashi sampai di apartemen yang ia sewa. Kakashi bukanlah orang yang suka kemewahan. Maka dari itu, Kakashi memilih apartemen sederhana nan nyaman itu sebagai tempat penginapannya sementara. Atas pengarahan temannya Sarutobi Asuma, sang pemilik apartemen. Akhirnya Kakashi menempati apartemen yang nyaman dan indah itu.
"Mama, tadi bibi Ayame membuatkan lamen untuk Nalu" Oceh seorang balita kecil yang tengah berjalan disamping seorang wanita.
Kakashi terpana melihat sosok wanita yang mungkin tak berbeda jauh darinya itu. 'Cantik' itulah satu kata yang bisa mendeskripsikan si wanita pirang itu. Wanita pirang itu, berhenti tepat di belakang dirinya yang tengah menunggu lift datang.
Maklum saja, lift di apartemen ini cuma ada satu. Jadi, mereka harus mengantri lumayan lama. Lift disana sering digunakan oleh orang yang malas untuk naik melalui tangga. Biasanya, Deidara akan naik melalui tangga. Akan tetapi, karena bersama si kecil Naru ia tidak tega jika melihat putranya kepayahan menaiki tangga yang cukup curam itu.
"Oh iya? Naru-chan tidak lupa bilang terimakasih kan, un?" Tanya Deidara. "Engg" jawab Naruto seraya menggelengkan kepalanya.
Melihat sosok cantik di belakangnya itu, Kakashi pun segera membalik badan ke keduanya. Deidara mengulas senyum kepada tunggal Hatake tersebut, dan semakin membuat sang Hatake harus menahan diri untuk tidak menyerangnya. Pasalnya, Kakashi adalah pria bad boy yang suka bergonta-ganti pasangan. Akan tetapi, melihat sosok cantik Deidara mungkin, sekarang ia harus mengakui jika ia jatuh cinta, pada pandangan pertama.
"Apa anda orang baru di sini, un?" Tanya Deidara.
"Ya, namaku Hatake Kakashi" Kakashi memperkenalkan dirinta.
"Jadi, anda seorang Hatake ya. Hehehe, salam kenal tuan muda"
Kakashi terkekeh mendengar tawa Deidara. Bagaimana Deidara bisa tahu dengan status dirinya? "Aku Yamanaka Deidara" . Kakashi lagi-lagi dibuat tercengang oleh Deidara. Jadi, wanita dihadapannya kini adalah seorang Yamanaka? Kenapa Kakashi tidak menyadari hal itu? 'Tunggu, jika dia Yamanaka. Mungkinkah, dia si sulung' Kakashi bertanya-tanya dalam hati.
"Dan ini Namikaze Naruto, putra ku" Deidara memperkenalkan balita berwajah manis kepadanya. "Apakah anda-" "ya, mantan istri dari pewaris tunggal Namikaze" sela Deidara. Kakashi tertawa miris mendengar kalimat Deidara. Kasihan juga sih, tapi mau bagaimana lagi. Ia sendiri sering mendengar, jika Minato itu 'agak' playboy. Mungkin, itulah yang membuat wanita secantik, dan sebaik Deidara pergi meninggalkan dirinya.
"Naluto, 4 tahun" Kata Naruto, seraya menunjukan 4 jari-jari mungilnya. Deidara dan Kakashi terkekeh geli melihat kelucuan Naruto. "Ini angka 4 kan, ma?" Tanya Naruto memastikan. "Iya, sayang. Nanti Naru belajar lagi ya, un" Tukas sang mama. "Ciap!" Sahut Naruto.
Tinngg..
Lift yang mereka tunggu pun akhirnya datang. Kakashi hendak menekan tombol, akan tetapi Deidara juga hendak menekan tombol. Mereka tak sengaja saling bersentuhan. Jantung kakashi berdebar merasakan lembutnya, sentuhan Deidara. Wajah Deidara pun merona dibuatnya. "Anda dulu" kata Kakashi. "Aku tinggal di lantai 4, jadi belakangan saja, un" Jelas Deidara. "Aku juga tinggal di lantai 4" Kata Kakashi. "Benarkah, un?" Tanya Deidara. "Ya, itu benar" Kakashi membenarkan.
.
.
.
.
Sabtu pagi, membuat Deidara bisa seharian mengawasi putra kecilnya di rumah. Ia tidak berangkat ke tempat praktek, karena memang jadwalnya hanya dari senin hingga jumat saja. Deidara tersenyum, ketika melihat putranya bernyanyi-nyanyi mengikuti acara Tv anak yang menjadi tontonan setiap minggunya. Sereal coklat dengan susu pun, tak ketinggalan untuk sarapan pagi buah hatinya.
"Mama, lihat ada Panda-chan!" Seru Naruto.
Sang ibu tertawa pelan menimpali sang buah hati.
* Apartemen Kakashi *
Kakashi merutuki dirinya sendiri, yang masih membayangkan wajah cantik dan tubuh sexy 'janda' anak satu itu. Benar-benar cantik, bagaimana mungkin Minato rela meninggalkan wanita seperti itu? Apalagi, Kakashi tahu jika sulung Yamanaka itu bukan cuma sekedar cantik, tapi juga pintar, ramah dan baik hati. Berbeda dengan si bungsu, yang hanya bisa berpesta pora di club malam. Kenapa ia bisa tahu? Ya, Kakashi cukup tahu tentang itu. Karena gadis muda bernama Yamanaka Ino, adalah gadis yang sering berkencan dengan temannya, putra dari sang gubernur Shimura Sai.
"Deidara" gumamnya.
Nama Deidara, bagaikan mantra untuknya. Deidara sudah menyihir hatinya dan mengambil hatinya yang memang keras bagaikan batu.
Krinngg..
Ponsel Kakashi berdering, dengan gusar ia meraih ponsel qwerty miliknya. Nama 'Uchiha Itachi' menghubungi dirinya. 'Cih' decih Kakashi.
"Hallo"
'...'
"Kau bisa datang kemari!"
'...'
"Baiklah, ku tunggu!"
'...'
Bip..
Kakashi segera memutuskan sambungan sepihak dengan pria bernama Uchiha Itachi. Sedangkan, jauh disana seorang pemuda berparas tampan berdecak kesal merutuki tingkah kakak sepupunya itu. "Sh*t! Awas kau Kakashi" Umpatnya kesal.
.
.
.
.
"Mama, kapan Nalu bica ketemu papa?" Tanya Naruto kepada sang ibu. Kini, mereka berdua tengah berbelanja di sebuah minimarket yang berada disamping apartemen mereka. "Mungkin 1 bulan lagi, papa datang berkunjung" dusta Deidara.
Sebenarnya ia juga tak tahan jika harus berbohong pada buah hatinya. Namun, apa boleh buat? Hanya itu yang bisa ia lakukan. Ia cuma mau buah hatinya tumbuh, tanpa harus melihat sang papa yang setiap harinya sering menggandeng wanita lain. Istri mana yang tak sakit?
"Lho, Deidara-san" sapa seseorang kepadanya.
Dirasakan ada orang lain yang menyapanya, Deidara segera membalikan badannya dan menemukan tetangga barunya, Kakashi yang tengah berbelanja. "Eh, Kakashi-san. Belanja juga, un?" Tanya Deidara. "Ya, teman-teman ku akan berkunjung kemari. Hey Naru-chan"
"Hey, Paman" Naruto membalas sapaan Kakashi dengan masih terfokuskan oleh es krim di tangannya.
.
.
.
.
"Jadi, kau terpikat oleh janda satu anak itu ya" goda seorang pria dewasa bersurai raven ikat kuda. Itachi namanya, tampak pria bernama lengkap Uchiha Itachi itu, tampak senang menggoda kakak sepupunya, Kakashi. Usia mereka memang sepantaran, jadi Itachi tidak canggung menggoda Kakashi.
"Che, Dasar Uchiha"
"Siapa nama 'janda' itu?" Tanya seorang pria bersurai merah maroon kepada Kakashi.
"Namanya Deidara, kau mau melihat seperti apa sosoknya?" Tanya Kakashi.
Pria bernama Sasori itu pun mengangguk pelan. Cepat-cepat, Sasori mengambil tempat disamping temannya, Kakashi. "Cantik kan?" Tanya Kakashi yang menunjukan foto Deidara yang hanya memakai handuk menutupi tubuhnya. Tampaknya, Deidara baru saja selesai mandi.
"Tidak juga" Komentar Sasori.
"Darimana kau dapatkan foto itu?" Tanya Itachi.
"Kamar mandi milik wanita itu berhadapan dengan kamar ku!" Jawab Itachi seraya membuka tirai kamarnya. dan benar saja, sosok Deidara yang tenga memakai handuk pun terpampang jelas dihadapan mereka. Tampaknya, ibu satu anak ini tidak merasakan jika tubuhnya di tonton oleh pria-pria tampan, yang mulai nosebleed melihat tubuh sintalnya itu.
'Oh, astaga! Cantik sekali' batin Sasori.
"Cantik" gumam Itachi.
"Aku akan pindah ke sini" Ujar Sasori
"Aku juga!" Timpal Itachi.
Kakashi sendiri menggelengkan kepalanya melihat tingkah teman, dan adik sepupunya itu. Layaknya dirinya, Kedua pemuda tampan itu sudah terpesona oleh sosok Deidara bagaikan bidadari yang turun dari langit. Sepertinya, perang perebutan pun akan dimulai setelah ini.
.
.
.
TBC
Hi, New story nih..
Kali ini Misa publish story yang bakalan Misa tulis sendiri tanpa Naru-chan.
Mohon komentarnya ya..
Kalau jelek, nanti Misa bakalan hapus ff ini..
Hehehehehehe...
Mind To Review?
