A Midnight Story
Disclaimer: berbahagialah karena bukan saya yang menciptakan SnK, yang bisa saya lakukan hanya meminjam nama para tokoh cerita.
Rate : T
Warn: Pertama kalinya tidak ada kata-kata "Bocah di larang masuk!"
Sum: Manusia tidak tahu kapan mereka akan mati atau bagaimana cara mereka mati, tapi rasanya Ymir tahu bagaimana dia akan mati dan tidak menyesal.
-xoxo-
"Ymir" suara lembut Christa mengusik Ymir yang sedang duduk di bingkai jendela, menyaksikan tetesan air hujan yang turun ke bumi, sepertinya akan ada badai.
"Hum?" Ymir menggumam, memberi tanda bahwa dia mendengar tapi terlalu malas untuk mengatakan hal lain.
"B-bolehkah malam ini aku tidur di tempatmu, Ymir?"
Kepala Ymir sontak menoleh ke samping dan bertemu pandang dengan manik biru milik Christa. Christa berdiri di samping Ymir, dengan selimut tebal membungkus kepala dan badannya, hanya menyisakan bagian wajah. Ymir bisa melihat semburat merah di pipi Christa.
"Ymir-?" Christa kembali memanggil, membantu kesadarannya kembali.
"Kenapa?" Ymir kembali memandang keluar jendela, jujur saja kalau terlalu lama memandang Christa dia tidak yakin bisa menahan darahnya agar tidak mengalir keluar dari hidung. Membayangkan penampilan Christa saja dia tidak berani.
"Aku takut petir..." Christa berujar malu-malu. Tepat setelah itu terdengar suara petir menyambar dan lengkingan suara Christa dan suara berdebam di lantai.
"Aw-" Ymir meringis nyeri, kepalanya bagian belakangnya membentur lantai.
" Ahh-! Maaf Ymir-p-petirnya mengagetkanku," Christa buru-buru bangkit dari atas tubuh Ymir dan duduk di lantai, tepat di samping perempuan yang baru saja diterjangnya tadi. Baru saja tadi Christa menubruk tubuh Ymir saat petir menyambar. Menghindari kemungkinan terjatuh keluar jendela, Ymir menggerakan tubuhnya ke samping sekaligus membawa Christa ke dalam dekapannya dan memutar posisi mereka secara refleks hingga Ymir lah yang jatuh ke lantai lebih dulu.
"Sudahlah, ayo... kutemani kau tidur," Ymir menyerah, lagi pula kelihatannya Christa benar-benar takut. Ymir pun bangkit dari lantai dan menuju ke tempat tidurnya, diikuti Christa di belakangnya. Saat Ymir telah berbaring di atas tempat tidur, hampir saja jantungnya kembali copot. Christa dengan polosnya berbaring telungkup dengan separuh badan bagian atas terletak di atas tubuh Ymir.
Ymir berusaha menormalkan deru nafasnya, tapi sudah menyerah dengan debaran jantungnya. Christa kelihatannya langsung pulas tertidur, posisinya pun semakin bergelung di dada Ymir, dengan selimut tebal Crista menyelimuti mereka.
Ymir merasa suhu ruangan memanas, padahal di luar sedang hujan badai. Ah... Christa benar-benar membuatnya hampir gila, meskipun sebenarnya dia tidak bisa dibilang waras juga sih.
Badan Christa sedikit bergerak gelisah setiap kali ada petir menyambar, membuat Ymir memutuskan untuk memeluknya saja. Rambut pirang Christa menggelitik hidung Ymir, membuatnya harus menahan bersin, serta menahan rasa kram di sekujur tubuhnya karena himpitan Christa. Ymir tahu bahwa sebagai manusia, dia tidak akan tahu kapan dia akan mati atau bagaimana dia akan mati.
"Asalkan mati untuk dan karenamu, kurasa aku tidak akan menyesal," Ymir berujar pelan sebelum kemudian menutup matanya, menyusul Christa ke alam mimpi.
*~ End~*
A/N: Yak! Ini fict pertama saya untuk pair paling greget di SnK ^^
Di saat yang lain sibuk berkutat dengan alur cerita SnK, saya merasa sayang jika tidak mengabadikan pasangan fenomenal ini! Salam sayang dari saya untuk semua pecinta YmIsta ^^ oh! dan untuk aRaRaNcHa, thank you untuk inspirasinya juga karena telah mem-beta fict ini ^^
Mind to review?
