LABYRINTHINE

.

.

.

.

.

.

#CHAPTER 1

Sebelum masuk ke cerita, mari kita perkenalkan keluarga Shin terlebih dahulu karena keluarga ini lah yang akan menjadi pemeran utama di cerita kita ini. Perkenalkan anak sulung si kembar cantik namun tidak identik yaitu Shin Seungwan (Wendy) dan Shin Seulgi. Di lanjutkan dengan anak kedua yaitu Shin Minhyun, anak ketiga Shin Taeyong dan si kembar (lagi) bungsu Shin Renjun dan Shin Jinyoung. Banyak? Memang. Ke-enam bersaudara ini adalah anak dari Shin Jaesuk dan Shin Miryo.

Keluarga yang kita anggap akan menjadi keluarga bahagia yang penuh canda tawa dan penuh rasa bangga terhadap anak-anak nya yang tampan dan cantik juga cerdas, ternyata hanyalah khayalan belaka. Faktanya keluarga ini sangat terpuruk dan dikejar banyak hutang. Orang tua nya yang tidak bertanggung jawab kini malah melakukan kegiatan masing-masing dan menyerahkan semua urusan hutang mereka pada ke-enam anak nya.

Shin Miryo bekerja di sebuah club malam dan bekerja sebagai PSK atau pelacur yang menjual diri nya sendiri demi uang. Ia sudah tidak peduli pada anak-anak nya bahkan sudah lepas tanggung jawab lebih dari 6 tahun terakhir. Sang ayah, Shin Jaesuk, adalah seorang pemabuk berat dan tukang judi. Hutang terus menumpuk karena perjudian yang ayah nya lakukan selama 10 tahun lamanya, sampai-sampai ayah nya tega menjual kedua kakak sulung nya Wendy dan Seulgi ke seorang pengusaha yang padahal gigolo muda dari Rusia demi melunasi hutang-hutang nya. Jadi kini Minhyun, Taeyong maupun Renjun dan Jinyoung saling bekerja sama untuk menghidupi satu sama lain dan untuk bertahan hidup di situasi keluarga mereka yang hancur lebur.

Dan, dibalik ke-empat pria malang ini, ada 4 pria juga yang mengejar-ngejar mereka namun tak kunjung di respon karena situasi Minhyun, Taeyong, Renjun dan Jinyoung yang dikekang oleh ayah mereka dan takut ketahuan jika mereka menjalin hubungan dengan seseorang, dan mereka takut sang ayah nekat melakukan hal-hal yang tidak mereka ingin kan pada pria yang mengejar-ngejar mereka.

Ke-empat pria tersebut adalah Kang Daniel, Jung Jaehyun, Park Jihoon dan Lee Jeno. Sebenarnya, hubungan antara Kang Daniel dan Shin Minhyun bukanlah seperti yang kalian pikirkan. Minhyun juga bernasib sama seperti kedua kakak perempuan nya, ia dijual oleh sang appa ke seorang pengusaha muda di Korea Selatan yaitu Kang Daniel. Pada awal nya Daniel hanya menganggap Minhyun sebagai budak yang ia beli dan menjadikan Minhyun sebagai boneka seks nya saja. Tapi 3 bulan terakhir ini, Daniel sangat mengagumi kelembutan dan kesabaran Minhyun yang baru saja ia sadari.

Ia mengagumi mata rubah Minhyun yang menatapnya tajam tapi penuh kelembutan juga menatapnya sayu tiap kali ia menikmati sentuhan Daniel tanpa menolak, ia mengagumi hidung mancung nya, ia mengagumi bibir mungil merah nya yang selalu mendesahkan namanya tiap kali mereka berhubungan intim, dan Daniel baru menyadari nya sekarang. Ia baru bisa menyadari betapa sulitnya hidup Minhyun, betapa hancur nya hidup Minhyun, betapa rapuh nya jiwa Minhyun selama ia dalam genggaman keluarga nya dan saat lepas dari genggaman keluarga nya, ia malah kembali menghancurkan hidup Minhyun dan merampas kebahagiaan nya secara paksa. Harga diri nya, masa depan nya, mimpi-mimpi nya, dan Daniel menyesal. Daniel sungguh menyesal.

Seperti hari ini contoh nya. Minhyun yang sedang membersihkan kamar mandi milik Daniel dikejutkan oleh pesan yang masuk ke ponsel nya. Buru-buru Minhyun mengeringkan tangan nya karena ia takut pesan itu datang dari Daniel, dan ia tidak mau dipukuli oleh Daniel hanya karena telat menjawab pesan dari nya. Ia trauma.

"Minhyun-ah, tolong masakan makan malam untukku. Aku akan makan malam di rumah,"- Daniel.

Itulah isi pesan dari Daniel. Minhyun terdiam sejenak. Memasakan makan malam? Untuk Daniel? Ia akan makan malam dirumah? Itu lah yang ada di benak Minhyun saat ini. Tapi saat ia sadar, dengan cepat ia menjawab pesan tersebut.

"Arrasseo… Kang-ssi mau dibuatkan makan malam apa?" – Minhyun.

Daniel yang masih duduk di kursi kantor nya tersenyum manis membaca balasan pesan dari Minhyun. Jika boleh jujur, sudah hamper 2 tahun mereka tinggal bersama, ini pertama kali nya Daniel menghubungi Minhyun via ponsel, well… secara baik-baik. Sebelum nya ia hanya akan menunggu sampai di rumah dan membentak-bentak Minhyun untuk segera melakukan apa yang ia perintahkan secara cepat. Dan Daniel tidak mau mengulangi nya lagi, ia akan menyayangi Minhyun mulai dari sekarang.

"Apapun yang kau masak, akan aku makan," – Daniel.

Wajah Minhyun langsung bersemu membaca pesan tersebut. Ia sedikit bingung dengan sikap Daniel hari ini yang terbilang sangat lembut dan perhatian. Padahal kemarin Daniel baru saja menendang perut Minhyun dan memar nya masih ada sampai sekarang. Tapi Minhyun tidak mau terlalu banyak berasumsi, ia langsung bergegas mandi lalu setelah itu masak untuk Daniel.

.

.

.

Tak lama kemudian Daniel pulang disambut dengan bau masakan yang begitu menggugah selera. Daniel tersenyum tanpa sadar lalu ia bergegas menuju dapur untuk melihat apa yang sedang Minhyun lakukan.

"But sometimes, I just want somebody to hold
Someone to give me the jacket when its cold
Got that young love even when we're old
Yeah sometimes, I want someone to grab my hand
Pick me up, pull me close, be my man
I will love you till the end~
"

Daniel terdiam sembari menyimak suara Minhyun yang bernyanyi pelan. Daniel tidak tau kalau Minhyun punya suara yang merdu. Daniel berjalan mendekat lalu tak lama kemudian Minhyun menoleh dan terkejut.

"Aigoo kapjagiya!" Tubuh Minhyun tersentak sembari masih memegang spatula di tangan kiri nya. Daniel tertawa gemas melihat reaksi Minhyun sedangkan Minhyun terpana melihat senyuman Daniel untuk pertama kali nya dan juga mendengar tawa lucu nya juga untuk pertama kali nya. Daniel yang menyadari wajah terpana Minhyun segera berdehem lalu tersenyum dan bertanya. "Jadi…. Kau masak apa saja?"

"A-Ah… ne... jwosonghamnida… aku masak omelette, japchae, ayam crispy bumbu madu juga kimchi…" Jawab Minhyun pelan. Daniel mengangguk-anggukan kepala nya. "Woah… ayam crispy bumbu madu? Kau bisa membuatnya?" Tanya Daniel sambal menatap ayam tersebut dengan tatapan terkagum-kagum. Minhyun menganggukan kepala nya lalu menjawab. "Aku tau Kang-ssi suka ayam crispy bumbu madu dan sering membeli nya diluar jadi aku belajar bagaimana cara untuk membuatnya sendiri di rumah dari temanku," Minhyun menjelaskan dengan wajah polos dan nada suara lucu nya. Daniel suka.

"Lalu kau tau dari mana aku tidak bisa makan pedas sehingga Kimchi nya tidak sepedas yang seharusnya?" Daniel kembali bertanya karena ingin tau seberapa jauh Minhyun memperhatikan nya sembari mengunyah kimchi yang Minhyun buat. "Pada saat Kang-ssi pulang membawa perempuan cantik dari bar, kalian makan di ruang TV dan Kang-ssi tidak sengaja memakan kimchi pedas sehingga Kang-ssi langsung muntah-muntah…." Minhyun kembali menjawab dengan polos dan kini sedikit merengut secara tidak sadar saat mengingat Daniel yang jatuh sakit selama 1 minggu gara-gara memakan Kimchi pedas.

Daniel terdiam. "Kau peduli padaku?" Tanya Daniel dengan wajah serius. Minhyun tertawa kecil sembari menunduk malu, "Eung. Bagaimanapun juga Kang-ssi sudah membantu orang tua ku melunasi hutang-hutang nya dan aku sangat berterima kasih akan hal itu karena dengan lunas nya hutang-hutang appa, adik-adik ku tidak harus bernasib sama seperti ku ataupun kedua noona ku….. mereka bisa tetap sekolah… neomu kamsahamnida!" Minhyun menunduk dalam-dalam. Rasa bersalah kembali menggerogoti hati Daniel.

"A-Ah! Kang-ssi harus makan! Maafkan aku!" Minhyun panik lalu ia segera membawa tas kantor Daniel, melepaskan jas yang Daniel kenakan lalu mempersilahkan Daniel untuk duduk. Ia berjalan kesana kemari menyiapkan segala hal sehingga Daniel bisa makan dengan nyaman. Menurutnya, melihat Daniel baik padanya tanpa menyiksa nya saja ia sudah sangat bersyukur, ia tidak minta banyak hal, ia hanya butuh dihargai dan disayangi, dan Daniel sudah melakukan nya hari ini walaupun mungkin hanya sehari, tapi Minhyun senang.

Saat Minhyun akan pergi meninggalkan Daniel agar Daniel bisa makan dengan tenang seperti biasa, Daniel menahan tangan Minhyun dan menarik nya. "Duduk," Ucap Daniel dengan tegas. Minhyun mulai takut saat menyadari Daniel yang kembali menjadi dirinya yang seperti biasa. Minhyun dengan cepat duduk di kursi yang ada di pojok dapur. Daniel menghela nafasnya. "Memang nya aku menyuruhmu untuk duduk di kursi itu?"

Minhyun bingung dan gelagapan. "N-Ne?" Tanya Minhyun takut. "Duduk di hadapanku, di kursi yang ada di seberang ku saat ini," Ucap Daniel dengan nada yang lebih lembut. Minhyun berdiri dan berjalan cepat lalu menuruti sesuai perintah Daniel. Ia hanya terdiam menatap Daniel yang sedang makan dengan lahap. Daniel dengan tenang memotong omelette dan sepotong daging ayam yang sudah di pisahkan dari tulang nya lalu menyodorkan sendok tersebut kearah Minhyun. Minhyun terkejut dan bingung tapi ia menurut dan menerima suapan tersebut.

"Kau harus makan juga Minhyun…. Kau yang memasak tapi aku yakin kau bahkan tak mencicipi nya sedikitpun," Ucap Daniel sembari kembali makan menggunakan sendok yang ia gunakan juga untuk menyuapi Minhyun. "N-Ne…" Jawab Minhyun pelan. Daniel kembali menyuapi Minhyun hingga makanan nya habis tak bersisa. Setelah itu Daniel beranjak dari kursi makan dan berkata, "Aku akan mandi. Dan selama aku mandi aku ingin dapur sudah dalam keadaan bersih dan semua tertata di tempat semula." Daniel kembali bersikap dingin setelah menyuapi Minhyun.

Minhyun sungguh kebingungan tapi ia tidak berani banyak berpikiran negative tentang Daniel, apalagi berkomentar, cari mati saja. Minhyun hanya menjawab iya dan langsung bergegas membersihkan dapur dengan cepat karena tidak mau kena marah Daniel seperti kemarin sampai-sampai ia di tendang.

.

.

.

Minhyun baru saja selesai mandi LAGI karena tubuh nya sudah berkeringat dengan memasak dan bersih-bersih tadi, ia merasa tubuh nya pasti bau lagi jadi ia memutuskan untuk mandi lagi. Saat ia selesai mengeringkan rambutnya dan sudah berpakaian bersiap untuk tidur, tiba-tiba suara Daniel memanggil nya dari luar kamar.

"HWANG MINHYUN!" Minhyun langsung panik dan keluar dari kamar nya sesaat ia mendengar suara Daniel yang menggelegar. "N-NE!" Minhyun berlari kearah ruang TV dengan tubuh bergetar karena takut ada suatu kesalahan yang ia buat tanpa ia sadari. Ia hanya bisa menundukan kepala nya bersiap jika ia akan di pukul atau di tendang lagi oleh Daniel.

Daniel melihat Minhyun dari ujung kaki hingga ujung kepala. 'Damn. Kenapa harus malam ini…' Daniel menggeleng-gelengkan kepala nya lalu berusaha untuk kembali ke niat awal nya tanpa menghiraukan keadaan Minhyun yang mengenakan piyama milik nya yang sudah tidak dipakai tapi ia tidak mengenakan celana…. Sehingga membuat Daniel salah focus untuk sementara waktu.

"Sini," Daniel menarik Minhyun lalu membuat Minhyun duduk di pangkuan nya dengan posisi saling berhadapan. Minhyun menunduk malu dan terus saja berusaha untuk menurunkan piyama nya agar menutupi paha nya. "Bolehkah aku ke kamar dulu untuk mengenakan celana?" Izin Minhyun. Daniel menggelengkan kepala nya. "Ceritakan soal keluargamu," Pinta Daniel sembari memeluk pinggul Minhyun dengan santai. Minhyun terkejut. "N-Ne?"

"Iya, tentang keluargamu. Apa yang terjadi dengan ibu mu, kenapa ayahmu tega menjual mu, apa yang terjadi pada kedua kakak mu, kau berapa bersaudara, semua nya. Ceritakan semua nya aku ingin tahu," Kini Daniel mengusap lembut pinggul Minhyun dari balik piyama yang Minhyun kenakan, hanya untuk membuat Minhyun merasa nyaman tapi tentu saja tidak dan malah makin membuat Minhyun bersemu -.- Kang Daniel bodoh. "A-Anu…" Minhyun gelagapan sembari melirik tangan Daniel yang masih bertengger di pinggul nya. Daniel mengerti lalu kini kedua tangan nya menggenggam kedua tangan Minhyun dan meremas nya lembut.

"E-Euh…. Jadi pertama-tama nama ibu ku adalah Shin Miryo. Dulu ia bekerja di kantor milik Appa sebagai ketua bagian keuangan tapi sekarang…. Euh… setelah perusahaan appa bangkrut dikarenakan ada orang terdekat yang mengkhianati appa lalu mengambil semua keuntungan dari perusahaan tersebut, kini appa jadi sedikit tidak waras dan terus menjudi…. Ya seperti yang Kang-ssi lihat dan tahu sendiri saat dia menjualku padamu kan?" Pertanyaan Minhyun membuat Daniel sedih. Minhyun menatap nya dengan tatapan yang polos tapi ia bisa melihat seberapa banyak penderitaan yang Minhyun alami sepanjang hidup nya dan ia ikut merasakan kekosongan dan kepedihan itu sesaat ia menatap dalam-dalam mata Minhyun.

"Lalu eomma mu?" Tanya Daniel sembari menunduk dan memainkan jari lentik milik Minhyun dan sesekali mengecup nya lembut. "Eomma di jual oleh appa ke gigolo terkenal di Seoul agar tetap bisa menghasilkan uang secara cepat," Jawab Minhyun tanpa ragu. Daniel terdiam menunggu Minhyun menyelesaikan cerita nya. "Pada awal nya eomma memang bekerja demi kami, maka dari itu kami tinggal di gudang bangunan club malam dan tempat prostitusi karena memang agar eomma bisa tetap dekat dengan kami… tapi lama kelamaan eomma terlena dengan pekerjaan nya itu dan kini menelantarkan kami semua…. Oh! Aku punya 2 kakak perempuan yang sangat cantik. Mereka kembar tidak identik yaitu Shin Seungwan dan Shin Seulgi. Mereka juga sama sepertiku, dijual kepada pengusaha, tapi mereka berdua dijual pada pengusaha Rusia yang juga ternyata gigolo terkenal di negara nya…." MInhyun merundukan kepala nya.

Daniel meremas lembut tangan Minhyun. "Jika kau tidak kuat dan ingin menangis, menangislah. Dan jika kau tidak mau melanjutkan ceritanya, gwaenchana… jangan dipaksakan…" Ucap Daniel dengan lembut. Minhyun menggelengkan kepala nya sambal tersenyum ceria tapi air mata nya sudah menetes. "Aniyo! Kang-ssi meminta ku untuk menceritakan semua nya maka aku akan menceritakan semua nya," ucap Minhyun dengan mantap.

"Sebelum mereka dijual dan dibawa ke Rusia, mereka berdua lah yang bekerja keras dari pagi hingga pagi lagi demi memberi kami makan dan menyekolahkan kedua adik kembar bungsu ku Shin Renjun dan Shin Jinyoung yang masih berada di bangku kelas 2 SMA. Aku bekerja full time di restoran dekat rumah sebagai tukang bersih-bersih, adik ku yang ketiga, Shin Taeyong, kini bekerja di mini market sebagai penjaga kasir dan ia kini tengah berkuliah di Seoul National University dengan bea-siswa dari bakat musik dan dance nya. Kkk~ tak kusangka dia berbakat," Minhyun tertawa mengingat Taeyong yang gila akan seni ternyata bisa berguna juga. "Keut! Itu lah keluargaku. Kami memang terdengar menyedihkan, tapi percayalah kami pernah bahagia," Ucap Minhyun sembari tertawa manis.

Daniel melingkarkan tangan Minhyun pada leher nya lalu menarik pinggang Minhyun agar mendekat. Ia mengecup lembut bibir Minhyun dan menghisap nya lembut hingga membuat Minhyun melenguh keenakan. Daniel melepaskan ciuman nya lalu mengusap bibir basah Minhyun. "Kalau besok kita ajak adik-adik mu makan diluar, kau setuju tidak?"

Minhyun membelalakan kedua matanya. "Aniyo! Mereka akan merepotkan! Kang-ssi sudah sangat banyak membantu keluargaku dan aku tidak mau merepotkanmu apalagi jika hal tersebut mengeluarkan sejumlah uang!" Minhyun langsung menolak. Daniel kagum. Ia tau Minhyun pasti sering sekali ingin membelikan sesuatu untuk adik-adik nya namun kondisi dimana ia di kekang, dan ia tidak bisa keluar sembarangan sekalipun Daniel 'membayar'nya perbulan, tapi ia memilih untuk menolak dengan alasan yang sangat dewasa.

"Tapi aku tidak merasa di repotkan Min… ini benar-benar keinginanku sendiri," Ucap Daniel dengan lembut. Minhyun tetap bersikeras menolak. "Andwae andwae, lebih baik uang nya kau tabung saja! Lalu beli mobil baru! Bagaimana?" Jawab Minhyun. Daniel tertawa lalu memeluk Minhyun dengan gemas. "Minhyun-ah…. Maafkan aku," Kini obrolan nya berubah serius. Minhyun mengerutkan dahi nya bingung. "Untuk?"

Daniel terkejut tak habis pikir. Minhyun masih bertanya ia meminta maaf untuk apa setelah apa yang ia lakukan padanya selama ini? Malaikat kah?

"Aku menyiksamu Minhyun. Aku menyiksa mental dan fisikmu! Kenapa kau malah bertanya untuk apa!?" Bentak Daniel frustasi. Minhyun masih mengerutkan dahinya. "Aku tidak masalah dengan itu karena aku dibeli olehmu Kang-ssi," Jawaban telak Minhyun mengenai hatinya. Iya, DIBELI. Daniel menghela nafas frustasi lalu ia menggenggam kedua tangan Minhyun.

"Aku menyayangimu…. Sungguh, aku sungguh-sungguh dengan perkataan ku ini Minhyun. Entah sejak kapan aku menyadari nya tapi aku yakin aku menyukai dan menyayangi mu semenjak aku selalu memperhatikan mu secara tidak sadar… aku tidak bisa tidur karenamu! Aku merasakan penyesalan yang sangat amat tadi pagi saat aku merenungkan sikapku dan cara aku memperlakukan mu layak nya binatang. Aku benci pada diriku sendiri karena telah merusakmu… aku mohon maafkan aku…" Daniel terlihat sangat frustasi dan Minhyun menangis melihat itu.

"Kenapa kau menangis?" Tanya Daniel sembari mengusap air mata Minhyun dan pipi tembem milik Minhyun yang begitu halus. "Kang-ssi tidak perlu minta maaf… aku melakukan ini tulus karena aku memang ingin, bukan karena ingin mencuri hatimu… memang aku merasa tersiksa selama aku hidup dengan mu… tapi sungguh, tidak ada satupun perlakuan ku padamu secara terpaksa. Semua nya tulus karena aku memang rela dan sudah pasrah… kau tidak seharusnya minta maaf…"

Daniel memeluk erat Minhyun yang masih menangis. Daniel melepaskan pelukan nya lalu ia menatap Minhyun yang masih berusaha menghentikan tangisan nya. Daniel mendekatkan wajah nya lalu memagut bibir mungil Minhyun dengan penuh kasih sayang. Kini tangan nya sudah meremas lembut pinggang Minhyun sedangkan tangan kiri Minhyun mengusap lembut rahang tegas milik Daniel.

Ciuman mereka makin menuntut hingga kini Daniel menjatuhkan tubuh Minhyun di sofa dan menggenjot tubuh Minhyun tiada henti dan membiarkan Minhyun mendesah hingga pagi. Ini, malam pertama bagi Daniel, melakukan seks dengan Minhyun, menggunakan hati dan bukan nafsu semata. Ia benar-benar menyayangi-oh, mungkin mencintai pria manis yang kini masih terkulai lemah di bawah kungkungan tubuh nya.

.

.

.

.

.

.

.

TBC

NYAHAHAAH! Ga akan banyak bicara si, hanya ingin menjelaskan kenapa judul nya LABYRINTHINE. Sebenernya itu kata lain dari complicated kalo kalian penasaran yah dan bingung apa hubungan nya dengan isi cerita. SUDAH! ITU SAJA! Aku tunggu review nya~