Jinki merasa kalau Changmin memasukkan sesuatu pada minuman atau makanannya, pasalnya kenapa ia mau-mau saja menjadi namjachingu orang yang paling menyebalkan yang pernah ia temui? Pasti Changmin memeletnya. Jinki yakin itu. Jinki merasa tidak ada sesuatu pada diri Changmin yang dia sukai. Tidak itu sifatnya ataupun bentuk fisiknya. Jinki malah begitu benci pada postur tubuh Changmin yang menjulang dan otot perut yang sempurna itu. Oke, Jinki tidak mau mengakui kalau sebenarnya dia iri. Jinki berulang kali mensugesti dirinya kalau ia cukup tinggi sebagai seorang namja dan lumayan berotot untuk bisa dipamerkan kepada yeojachingunya nanti. Dan semua itu_niat pamernya sirna seketika saat kemarin Changmin dengan seenak jidatnya mengumumkan bahwa dia namjachingu Changmin. Jinki merasa kalau ia perlu menjerit sekeras-kerasnya saat itu, karena tidak dapat menolak menjadi namjachingu Changmin atau paling tidak menendang tulang kering Changmin.
"Makan siangmu sudah mendingin dan sebentar lagi bel masuk berbunyi. Yakin masih mau melanjutkan lamunanmu?" suara bass disampingnya, membuat Jinki kembali sadar.
"Aku tak nafsu bila makan denganmu. Dengar, Sebelum ini kita bahkan tak pernah bicara sama sekali, dan seenaknya kau menjadikanku namjachingumu."
"Jinki chagiya…" Jinki merasa ia siap memuntahkan sarapan paginya.
"Kamu sudah terlambat untuk memprotes keinginanku. Lakukan itu kemarin, dan aku dengan senang hati akan melepasmu. Tetapi, kemarin kamu tidak bicara apapun. Oke… mulai sekarang tak ada protes lagi. Lalu bagaimana aku bisa menyukaimu? itu urusanku, kamu tak usah capek-capek memikirkannya. Oh, aku tidak menyukaimu…" kalimat terakhir itu sukses membuat jantung Jinki terasa sesak dan sakit. Entah kenapa.
"Tetapi aku sangat sangat sangat dann saangaaaaaaat mencintaimu." Jinki pura-pura ingin muntah walaupun dalam hatinya ia senang bukan main. Dia juga tidak tahu kenapa.
"DENGAR, SHIM CHANGMIN SANGAT MENCINTAI LEE JINKI. SANGAT CINTA." Teriak Changmin. Secara tidak langsung telah mendeklarasi perasaannya sebanyak 2 kali. Dan Changmin berencana akan menambah jumlahnya terus.
Jinki yakin wajahnya sangat merah saat ini, seisi kantin tengah menatapnya. Tak perlu pikir lagi, Jinki ingin menginjak kaki panjang Changmin, dan baru saja ia melakukannya.
"Ya… aishh… kamu belum makan siang, jadi jangan buang tenagamu untuk menginjak kakiku."
"Aku merasa tidak membuang tenaga saat menginjakmu. Dasar." Ujar Jinki lalu meninggalkan Changmin. Lalu buru-buru kembali untuk menendang kaki Changmin, dua kali. Lalu benar-benar berlalu dari sana.
"Brengsek brengsek… Changmin brengsek." Dumel Jinki sepanjang jalan menuju kelasnya. Dengan raut wajah memerah tentunya.
Fin
Sebenarnya saya lebih suka buat Oneshoot ataupun Drabble. Imajinasi saya hanya cukup buat yang pendek-pendek.
RnR ?
