Friend (the story)_Hyuu Hikari
Friend (the poetry)_H.H's friend
Naruto_Masashi Kishimoto
_____________________________________________________________________________________________________________________
Aku menjejakan kakiku
Melangkah pasti, mengharapkan yang terbaik
Kemudian, bertemu dengan orang-orang baru
Bertemu dengan
Apa yang belum pernah kutemui sebelumnya
Seorang pemuda berambut pirang menjejakkan kakinya di sebuah bangunan bernama Konoha International High School.
"KIHS, aku dataaang!!!"
***
"Selamat pagi anak-anak." sapa guru berambut perak yang baru memasuki kelas.
"Hari ini kita kedatangan murid baru." lanjutnya.
"Siapa ya?"
"Cowok atau cewek ya?"
"Pinter ga ya?"
"Orang berada apa bukan?"
dan terdengar bisik-bisik yang lainnya.
"Ssst.. Harap tenang anak-anak. Nah, kau, silahkan masuk dan perkenalkan dirimu." dengan satu kalimat itu si murid baru pun masuk, dan memperkenalkan dirinya.
"Namaku Namikaze Naruto! Salam kenal semuanya!"
"Salam kenaaal!!"
Awal perkenalan yang cerah ceria.
Aku menyebut orang-orang baru itu 'teman'
Mereka tersenyum dan tertawa bersamaku
Mengajakku melihat dunia
Yang belum pernah aku ketahui
"Hai, Naruto, ayo ke cafe!"
"Ayo Naruto, ikut saja!"
"Hmm.. Bolehlah!"
***
"Hahaha!!! Lucu sekali ya!"
"Benar kan?!"
"Iya, terimakasih ya teman-teman!"
***
Mereka mulai mengembangkan seulas senyum yang penuh kelicikan.
Namun, itu hanya sebentar
Mereka mulai menyuruhku ini dan itu
Menjadikanku budak mereka
Memaksaku untuk menuruti keinginan mereka
Tanpa membiarkanku lepas
Dari apa yang mereka sebut 'hubungan sebagai teman'
"Naruto, bisa tolong belikan barang ini?"
"Maaf, aku sedang tidak punya cukup uang."
"Ayolaaah~ kita kan teman."
"Mmm..., baiklah."
***
"Naruto! Kerjakan PR-ku dong, cepat ya!"
"Tunggu, aku juga sedang mengerjakan tugas."
"Tugasmu belakangan saja! Yang penting, kerjakan PR milikku dulu! Kau temanku kan?!"
"Ah, iya, kita memang berteman, tetapi.."
"Lupakan! Kau itu memang bodoh!"
Aku mulai mempertanyakan
Apa tujuan mereka sebenarnya
Untuk menjadi temanku
Lalu, sampailah aku pada sebuah pernyataan
Bahwa mereka hanya memanfaatkanku
Bahwa mereka sebenarnya tidak peduli padaku
"Teman-teman, kita adain acara lagi yuk!"
Mereka mengacuhkanku.
***
"Hei! Kalian kenapa mengacuhkanku begitu?"
"Oh, kami ada urusan sendiri, dan kau tidak perlu tahu."
Dan memberiku tanggapan yang sarat akan rasa pertemanan
***
"Kenapa dengan kalian?"
Aku tidak mengerti.
Aku hanya dimanfaatkan
Seperti sampah di jalan
Memungutku, dan membuangku seenaknya
Hanya untuk memanfaatkan otakku
Hanya untuk kesenangan dan keberhasilan mereka
"Hahahaha!!! Si bodoh itu tidak tahu kalau kita hanya memanfaatkannya saja!"
Aku tertohok mendengar pernyataan yang terlontar dari bibir mereka.
Aku memberontak
Aku mencoba untuk keluar dari kekangan mereka
Dan aku berhasil
Walau itu hanya akan membuatku sendiri dalam sepi
Namun, itu masih lebih baik, bukan?
***
Cukup lama aku sendiri
Cukup lama aku melupakan
Bagaimana caranya tersenyum dan tertawa
Bagaimana caranya mempercayai orang lain
"Aku tidak membutuhkan teman, senyum, tawa, dan aku pun tidak perlu percaya orang lain lagi."
Tegasku pada diriku sendiri.
Ya, AKU. TIDAK. MEMBUTUHKAN. YANG. LAINNYA.
Sampai akhirnya aku putus asa
Aku menyerah
Dan aku mulai bertanya
"Apa artinya kalau aku hidup terus seperti ini?"
***
Kemudian, kalian datang
Menarikku dalam sendiri dan sepi
Memberiku hari-hari baru yang bermakna
"Hai! Aku Kiba" sapanya.
"Yang ini Sasuke, Shikamaru, Neji, lalu Gaara."
Dia memperkenalkan teman-temannya yang lain.
"Bagaimana kalau kau bergabung dengan kami?" ajaknya.
"Aku tidak butuh teman."
Ya, aku tidak membutuhkan hal semacam itu.
"Tidak mungkin, di dunia ini tidak ada orang yang tahan hidup tanpa teman!"
Sangkal anak bernama Kiba itu.
"Huh, aku juga tidak membutuhkanmu, dobe."
Kembali, aku kembali diejek.
"Apa kau bilang?! TEME!!"
"Hihi.. akhirnya kau tidak dingin lagi!"
"Kau benar, Kiba."
Sahut seseorang yang memiliki rambut sewarna darah.
***
"Otanjoubi Omedetto, Naruto!"
"Terima kasih teman-teman."
Sepertinya aku sudah pernah merasakan perasaan seperti ini sebelumnya. Entahlah, yang saat ini aku inginkan adalah kebahagiaan seperti ini akan tetap ada.
Kalian mengingatkanku kembali
Bagaimana caranya tersenyum dan tertawa
Bagaimana caranya mempercayai orang lain
Perlahan, aku berubah
Aku mulai bisa tersenyum dan tertawa lagi
Aku mulai bisa mempercayai orang lain lagi
Dan semangat hidupku yang mati
Perlahan mulai bangkit
Kalian-lah orang-orang yang berharga bagiku
Lebih bernilai dibanding dengan uang
Lebih bernilai dibanding nilai-nilai dalam pelajaran sekolah
Karena kalian
Aku menemukan jawaban dari pertanyaanku
"Hiduplah untuk membahagiakan orang yang berharga bagimu"
"Tersenyum, dan tertawalah"
"Karena perlahan kau akan merasakan"
"Indahnya dunia di tempat kau berada"
"Indahnya tersenyum dan tertawa untuk temanmu yang berharga"
"Dan.."
"Percayalah, temanmu akan ada untukmu"
_____________________________________________________________________________________________________________________
Otanjoubi Omedetto buat L~!!! *nyediain lilin buat ditiup*
Moga-moga semua harapan lo bisa terwujud!
Maaf kalo hasilnya ga memuaskan!! Gomeeeeeenn!!!!!!!
RnR please???
