M For MAFIA

Kim Kibum, Cho Kyuhyun (super junior)

Kihyun fanfiction ini nggak nyata

Rating T

Genre romance

Boys Love

"Kelompok Mafia China dan Mafia Korea bertikai di perbatasan. Banyak kematian dari dua belah pihak. Karena itu dua kelompok mengadakan perjanjian damai. Kyuhyun dijadikan tumbal dari China dan Kibum dari Korea sebagai alat perjanjian itu."

Mafia Activation Failed

"Katakan padaku, apa tindakan seperti ini ada dalam sejarah keluarga?"

Yunho menggeleng. "Tapi pernah terjadi." Kemudian dia menghela nafas lelah. "Aku sudah memperingatkan ayahmu, tapi tak digubris. Dia terlalu marah padamu."

"Apa tindakanku keterlaluan? Bukankah sebelum ini aku lebih keterlaluan lagi, tapi dia selalu memaafkanku. Kenapa sekarang tidak?"

"Karena menurutnya kau telah mencoreng nama besar keluarga." Dan menurut semua orang juga begitu. Hanya Yunho yang tidak sependapat karena dia terlalu sayang dengan keponakannya ini.

Sebuah keluarga. Bukan. Lebih tepat disebut sebuah kelompok yang bermukim di daratan China. Kelompok yang memiliki puluhan ribu pengikut, mulai dari pangkat tertinggi sampai orang-orang rendahan. Menyebar di seluruh tanah China dengan profesi dan title masing-masing. Mereka punya ribuan bisnis, mulai berdagang buah-buahan hingga berdagang senjata api. Dari pelindung hukum sebagai pengacara sampai pelindung pribadi yang sering disebut centeng. Ilegal? Ya sebagian, sebagian lagi tidak. Ada perusahaan besar legal yang menaungi semua bisnis itu. Memonopoli semua hal sampai perusahaan ini disebut-sebut sebagai tonggak politik ekonomi China di mata dunia. Kelompok ini dikepalai oleh Tan Hangeng, raja dari segala raja yang lahir di tanah China. Dan kelompok mereka sering disebut, MAFIA.

Jepang, Hongkong, Taiwan dan negara manapun juga punya kelompok-kelompok macam ini. Rata-rata antara satu kelompok dengan kelompok lain tak ingin terlibat bisnis. Tentu saja, mereka kenal karakter mafia. Culas, tak bisa dipercaya, yang ujung-ujungnya menimbulkan sengketa dan pertumpahan darah.

Dulu pernah terjadi antara mafia China dan Korea. Bisnis dijalin antara kedua belah pihak. Karena orang-orang Korea masih baru dibidang permafiaan, Hangeng muda yang culasnya minta ampun itu berhasil mengelabui. Dia dengan perusahaannya berhasil mengeruk kekayaan Korea. Sudah seperti dijajah saja. Hidup orang-orang disana susah, apalagi kesepakatan yang ditanda tangani ketua mereka berlaku seumur hidup. Suatu cara dilakukan agar Hangeng mau membatalkan perjanjian mereka dan membiarkan Korea lepas dari genggamannya. Mereka menyebutnya pengorbanan, seorang dari Korea harus dipersembahkan untuk Hangeng sebagai tawaran pembebasan. Dan mereka mengirim Heechul, manusia bermulut ular yang gendernya dipertanyaan. Heechul yang belakangan jadi rem untuk keculasan Hangeng.

Kejadian lebih dari seperempat abad yang lalu kini menimpa kelompoknya juga. Seperti karma, hal itu datang dari kelompok mafia Korea. Siapa yang bertanggung jawab atas kejadian ini? Tentu saja Kyuhyun, anak bungsunya. Lelaki dengan kepribadian tanggung itu membuat perbatasan kelompoknya dan kelompok mafia Korea berseteru. Di perbatasan luar area masing-masing hampir tiap hari ada korban. Bukan hanya luka sayat atau tonjok dengan kepala atau muka penuh darah, tapi langsung mati di tempat. Setiap hari Hangeng menerima laporan, belasan atau puluhan keluarganya mati karena perseteruan ini. Hangeng tak bisa tinggal diam, tak bisa gegabah juga, karena Korea yang sekarang beda dengan yang pernah ditahklukkannya dulu. Hangeng adalah satu sosok pemimpin yang menghargai setiap nyawa keluarga, dia memilih melakukan hal sama seperti yang Korea lakukan. Tentu saja menumbalkan yang bersalah untuk perjanjian damai.

"Kyu…" Yunho memberi jeda sebelum bicara panjang. "Kau tahu kalau aku dan ibumu orang Korea. Aku tahu betul seperti apa orang Korea jaman dulu, tapi tidak begitu tahu untuk sekarang. Ayahmu bilang Korea sudah banyak berubah, tapi entah berubah kearah mana yang dia maksud. Aku tak pernah diberitahu secara detail. Dia juga tak pernah memberiku tugas berkaitan dengan Korea."

Yunho saudara Heechul. Demi keselamatan saudaranya yang dijadikan persembahan, dia rela hati melepas kehidupan nyamannya di Korea lalu pindah ke China. Menjadi salah satu tangan Hangeng sekaligus memastikan Heechul tak disiksa pemimpin mafia itu. Nyatanya kerelaan hati Yunho tak ada gunanya. Entah dengan cara apa Heechul membuat Hangeng menikahinya. Entah dengan cara apa pula pemimpin mafia itu bisa dibuat duduk diam sedangkan Heechul mengomel kesana kemari. Padahal saat marah dengan orang lain, belati kecil bisa ditancapkan di telapak tangan orang, pistol bisa diledakkan menembus satu bagian tubuh orang. Dan begitulah Yunho merasa percuma, karena saudaranya mendapatkan title ratu dengan sangat mudah.

"Pengorbananmu sekarang tidak sama dengan ibumu dulu. Ini lebih mudah…," namun Yunho sanksi. "Atau lebih sulit," ralatnya. Heechul adalah persembahan damai tapi Kyuhyun perjanjian damai. Beda sedikit tapi sama-sama sebagai tumbal. "Kau akan dipertemukan dengan satu orang dari mereka. Mengikat janji dengannya lalu diasingnya beberapa saat."

Pertemuannya di daerah paling netral dari kedua belah pihak. Macau. Mereka akan dinikahkan, lalu ditinggalkan disana. Siapa yang bisa menahklukkan pasangannya, dialah yang berhak kembali ke negaranya, tentu dengan membawa pasangannya.

Kyuhyun shock sampai tak mampu menginterupsi. Sama seperti ekspresi Heechul saat ketua beserta anak buahnya mendatangi kediaman kecilnya. Tanpa basa basi mengatakan kalau dia akan jadi persembahan untuk raja Mafia China. Sehebat-hebatnya Heechul tentu merinding kalau mendengar kata pengorbanan untuk raja mafia, terutama dirinyalah perngorbanan itu. Kyuhyun lebih beruntung dari ibunya, kan?

Walau Yunho tak setuju, dia tetap tak bisa mencegah Hangeng. "Ayahmu punya maksud bagus dengan perjanjian ini. Kau dapat pembelajaran bisnis juga pembelajaran hidup. Bukan tanpa alasan dia mengirimmu, selain menghentikan pertikaian, menyelamatkan banyak nyawa yang akan terengut lewat perkelaian, bisnis juga bisa diteruskan. Lagipula kau laki-laki, Korea akan mengirimkan perempuan cantik seperti sebelum sebelumnya. Dalam sekejap kau bisa menundukkannya, membawanya pulang dan kembali hidup di China."

Lebih dari dua puluh lima tahun yang lalu, Korea mengirim si cantik Heechul. Walau tak jelas gender, China menerimanya dengan baik. Sepuluh tahun berikutnya mengirimkan putri bangsawan, si cantik SooHae untuk Jepang. Berturut-turut selama dua tahun sekali mengirimkan gadis-gadis cantik lainnya ke Hongkong, Taiwan dan Rusia. Sepuluh tahun terakhir mereka tak pernah melakukannya lagi. Tentu saja Korea telah belajar dengan baik agar tak perlu mengorbankan orang-orang cantik dari negaranya.

"Aku tak terbiasa dengan pernikahan."

"Tapi kau terbiasa dengan wanita."

"Terbiasa itu dengan wanita China yang semuanya kukenal, bukan dari negara lain yang wajahnyapun belum pernah kulihat."

"Kau punya setengah darah Korea, Kyu. Akan sama rasanya bersama wanita China maupun Korea." Yunho membujuk keponakannya. "Misimupun cukup mudah, menikah, menahklukkan, lalu bawa dia ke China. Itu saja."

"Apa aku diperbolehkan selingkuh kalau sudah berhasil membawanya ke China?"

"Kenapa tidak. Dia bisa jadi nyonya rumah dan kau bisa mencari wanita-wanita lain di luar."

"Nenek sihir itu juga nyonya rumah, tapi Baba tak bisa selingkuh."

Yunho menghela nafas lagi. Tentu saja itu beda soal. Hangeng selingkuh lalu dada kirinya akan berlubang karena katana, dada kanannya berlubang juga karena peluru. Heechul yang akan melakukan itu, sedangkan Hangeng akan diam saja. Atau paling sadis, dia dikebiri agar tersiksa seumur hidup.

"Nenek sihir yang kau bicarakan itu adalah ibumu," tutur Yunho. "Sudahlah, sebentar lagi pesawat mendarat. Kau siapkan mental saja!" Yunho menyerah bicara dengan keponakan yang disayanginya namun tak tahu diri itu.

MAFIA

Pecinan? Oh. Macau memang diisi oleh keturunan China, tidak perlu ada pecinan, disini sudah China. Walaupun Macau tempat yang netral, dari segi kebudayaan dan penduduk sangat menguntungkan Kyuhyun. Orang China berbaur dengan Orang China, tidak ada yang sulit. Kyuhyun, Yunho, juga rombongannya sangat tertolong dengan itu.

Kelompok yang dibawa Yunho menunggu di sebuah rumah yang ditunjuk sebagai tempat upacara perjanjian. Ramai memang, sebuah pernikahan akan digelar. Penyelenggaranya akan bagi-bagi makanan dan uang bagi siapapun yang datang ke pesta ini. Tujuannya agar mempelai diberkati, diberi doa dari semua orang yang mau datang. Pernikahan mereka langgeng, bertahan selamanya tanpa badai yang berarti di keluarga.

Yunho segera diberi tahu bahwa kelompok berjas hitam lainnya telah datang, sedang menuju ke tempat itu. Awalnya Yunho tersenyum melihat sekelompok orang Korea mendekat. Dia rindu orang-orang Korea, rindu negaranya. Melihat orang Korea lain seperti melihat taman hijau yang langsung menyejukkan mata. Namun senyum itu hilang ketika seorang yang berjalan paling depan terkekeh sambil melambai-lambaikan tangan kearah kelompoknya. Memang Yunho tak pernah bertemu langsung dengan orang itu, tapi tahu betul siapa dia. Dia salah satu pemimpin terlicik di Korea, Park Yoochun. Lalu perasaan Yunho berubah jadi tidak enak.

"Jung Yunho? Kau orang Korea yang membelot itu kan?" tanyanya menusuk ke hati Yunho.

"Aku tidak membelot."

"Nyatanya kau ada disini. Oh iya, aku lupa. Kau tidak membelot, tapi terpaksa membelot," katanya sambil jalan bolak-balik di depan Yunho. "Bagaimana kabar kakakmu? Apa dia masih utuh?"

Apa Yoochun kira Heechul telah dimutilasi oleh Hangeng? Asal tahu saja, Hangenglah yang rela dimutilasi dengan syarat Heechul yang melakukannya.

"Dia baik-baik saja."

Yoochun memicing. "Benarkan?" Kemudian dia melebarkan matanya. "Baguslah kalau begitu."

Yunho mengawasi sekitar. Dalam rombongan Yoochun tidak ada seorang wanitapun. Jangan-jangan orang itu mau menusuk mereka dari belakang. Memberantas Yunho, Kyuhyun juga keluarga yang dibawanya. Yunho langsung menarik Kyuhyun, memundurkan sampai berdiri di belakangnya. Waspada, kalau Yoochun menyerang, Kyuhyun terlindung oleh badannya.

"Aku mau langsung saja. Mana mempelaimu?" tanya Yunho mulai bicara dengan nada waspada total.

"Mempelaimu sendiri mana?" Tak menjawab dengan serius, Yoochun balik bertanya. Dia celingak-celinguk tapi tak menemukan kandidat. "Jangan kau pikir bisa memperdayaku. Kau membawa mempelai atau tidak, aku tetap bisa mengalahkanmu."

"Kau yang memperdayaku. Mana mempelaimu?"

"Tentu saja aku bawa. Kau kira kelompok kami adalah kumpulan tukang kibul seperti kalian, ha?" Yoochun menantang.

"Aku juga bawa. Keponakanku, anak Hangeng sendiri!" Yunho mengeraskan suaranya.

"Aku juga membawa anak Kangin!" Yoochun juga sama keras tapi tak menghilangkan ekspresi mencemoohnya. Dia licik.

Sekian detik mereka saling terdiam. Tidak ada satupun orang menginterupsi kedua pemimpin itu. Berfikir, mereka sedang berfikir. Bukankah anak Hangeng, si raja mafia China itu lelaki semua? Berfikir lagi, bukankah anak Kangin, raja mafia Korea juga laki-laki? Lalu….

"Astaga!" Yoochun terkejut tapi menampakkan ekspresi jenaka.

Yunho langsung mengurut keningnya.

Kyuhyun, keponakannya yang jelas-jelas bergender lelaki akan menikah dengan lelaki pula. Kalau mau membatalkan perjanjian jelas tidak mungkin. Kalau kembali dulu lalu mencari gadis-gadis untuk ditukar, tidak akan sempat. Itu sama saja membiarkan sebagaian orangnya di perbatasan bertikai kembali dengan orangnya Yoochun. Yang terpenting lagi, Hangeng dan Kangin sedang menunngu surat perjanjian damai ditanda tangani kedua mempelai setelah upacara pernikahan.

"Ah, begini Yun." Yoochun tiba-tiba sok akrab berbicara lirih hanya pada Yunho. "Sebenarnya aku tidak ingin kembali tanpa surat janji damai itu. Kau tahu kan perasaan seperti ini?"

Tahu, perasaan takut raja-raja itu mengamuk. Yunho juga merasakan hal sama. Tapi bagaimana nasib keponakannya?

"Kita kenalkan mereka. Suruh menikah. Hidup bersama beberapa tahun lalu bercerai. Jaman sekarang kawin cerai sudah biasa. Masalah perjanjian damai bisa mereka atur nanti." Yoochun menepuk lengan Yunho untuk meminta pendapat, tapi Yunho bingung setengah mati. "Jangan pikir lama-lama, Kangin bisa menggorokku kalau aku tak segera memberi kabar!"

"Baiklah," jawabnya tak yakin.

Kyuhyun ditarik Yunho sejajar kembali dengannya. Berhadapan langsung dengan Yoochun yang tesenyum pura-pura gembira.

"Dia Kyuhyun, putra bungsu Hangeng."

Yoochun menyalami bahkan menepuk lengannya. "Kau akan jadi orang hebat melebihi ayahmu!" katanya sok tahu. "Eh, Kibum. Kemari kau!"

Sosok itu, yang berdiri di deret paling belakang. Sama sekali tidak mencolok, tapi nyatanya dialah putra raja mafia Korea. Dia maju sejajar dengan Yoochun.

"Kibum, putra Kangin." Yoochun menyebutkan. "Dia mempelai yang kubawa dari Korea." Kyuhyun yang tadinya pura-pura tersenyum langsung musnah senyumnya. "Kibum, ini Kyuhyun yang akan menikah denganmu." Kibum yang dari tadi tak bereskpresi apapun langsung menekut-nekuk dahinya, melipat mukanya jadi keruh dan mendung.

Sebelum keduanya mangkir, lari atau paling parah bunuh diri karena tak kuat menahan malu, Yoochun dan Yunho bekerja sama untuk membujuk mereka. Mengatakan tentang pendamaian China-Korea. Mengatakan keluarga-keluarga hidup damai berdampingan. Tapi penjelasan-penjelasan itu belum mempan. Lalu mereka membalik arah, bagaimana kalau mereka tak menikah? Dikeluarkan dari keluarga, dibuang ke negeri antah berantah atau dibunuh. Kalau lari, jadi buronan seumur hidup. Yoochun juga menambahkan soal yang tadi dia katakan pada Yunho, pernikahan pura-pura dengan setting betulan. Nikah-cerai, begitu saja cukup. Kalau mau ditambahkan seks juga boleh, kalau mereka tidak keberatan dengan gender yang sama.

Kyuhyun dan Kibum setuju semuanya, kecuali yang terakhir. Intinya, mereka masih ingin jadi anak-anak raja mafia, masih ingin hidup nyaman tanpa status buronana. Itu saja. Lalu upacara pernikahan diselenggarakan.

MAFIA

Kibum menandatangani selembar surat perjanjian. Kyuhyun juga menandatangani selembar, lalu mereka bertukar dan menandatangani lagi. Setelah selesai, satu diambil Yoochun dan satunya lagi diambil Yunho.

"Kalian semua saksinya ya!" Dan semua pengujung mengiyakan. "Doakan keponakan-keponakanku ini bahagia ya!" Sumpah bagian ini Yoochun lupa, makanya dia dihadiahi lirikan tajam pasangan lelaki-lelaki yang beberapa menit lalu resmi menikah. Mereka baru saja hormat pada bumi dan langit, hormat pada orang-orang tua yang dalam hal ini diwakili Yunho dan Yoochun. Lalu hormat pada pasangan. Ini memalukan, dan Yoochun menambahkannya. "Maaf-maaf, aku lupa!"

"Yaaaa!" sorak pengunjung tanpa tahu situasi.

"Hoe panitia, cepat beri mereka makanan dan bagikan uangnya!"

Kemudian semuanya jadi ribut. Berebut keluar ruangan demi mendapatkan makanan dan uang garatis yang diserahkan di luar ruangan.

"Ternyata ini tidak semudah yang kau katakan," eluh Kyuhyun di depan Yunho.

"Aku tak tahu kalau kelompok mereka mengirimkan lelaki juga. Ini tidak biasanya."

"Eh, kenapa tidak dari kalian yang mengirimkan wanita?" sela Yoochun. "Kami sudah pikirkan matang-matang bahwa tidak akan lagi mengorbankan wanita dalam hal seperti ini. Kasihan wanita-wanita cantik di negeriku." Yoochun menggeleng-geleng prihatin.

"Kami pikir dengan menyerahkan putra pimpinan, kalian merasa tersanjung dan dihargai."

"Sama," jawab Yoochun santai.

Keempatnya termenung.

"Kibum, Kyuhyun." Yoochun mulai bicara. "Malam ini…" Dia menggantung kalimatnya. Yoochun ingin bilang akan sangat nyaman tidur berangkulan dibawah selimut yang sama. Saling telanjang dan menghangatkan satu sama lain. Yoochun suka melakukannya dengan lelaki yang disimpan di apartemen pribadinya. Namun hanya sebatas itu. Berhubungan dengan sesama lelaki tidak menghasilkan apapun, itulah alasan semua orang hanya menjadikan pasangan lelaki sebagai simpanan. Tapi dalam kasus keponakan keponakannya ini lain. Mereka menikah, dan tentu saja tak akan menghasilkan keturunan. "Malam ini aku akan kembali ke Korea. Eh tidak, tapi sekarang juga. Ayahmu tak akan suka kalau aku berlama-lama disini. Bagaimana denganmu Yun?"

"Sama."

"Apa yang harus kami lakukan disini?" tanya Kibum kedua kalinya membuka suara setelah yang pertama mengucapkan janji nikah tadi.

"Kami tak punya saran. Hidup saja bersama, tinggal beberapa saat disini, buat kesepakatan lalu salah satu dari kalian ikut ke China atau Korea. Buat perjanjian berapa lama kalian akan bertahan, lalu bercerai. Terdengar simple ya?" Tapi melakukan yang seperti itu jelas sulit. Setidaknya harus dimulai dari saling sapa dengan pasangan, mengakrabkan diri untuk membuat perjanjian yang adil untuk kedua pihak. Belum lagi tidur bersama dan dalam kurun waktu setidaknya satu tahun. Hah, itu tidak sesimple yang Yoochun sarankan. "Baiklah aku pergi ya. Kibum, jaga is.. eh suamimu. Kalau butuh sesuatu hubungi saja aku." Kibum tidak menjawab.

"Aku juga pergi." Kali ini giliran Yunho. "Baik-baik disini, Kyu. Kalau ada apa-apa minta bantuan sama Kibum. Ok!" Wah sama saja dengan menempatkan Kyuhyun di posisi istri ini namanya. "Ayo Chun, segera pergi!" Yunho tak tega lama-lama melihat Kyuhyun. Memelas sekali wajahnya. Kalau saja Kyuhyun tak memprofokasi perbatasan, tak ada perkelahian, tak ada janji damai dan tak ada juga cerita pernikaan sejenis begini.

Meninggalkan Kyuhyun dan Kibum yang saling canggung di tempat pernikahan bukanlah hal menyenankan bagi Yunho. Yoochun juga, prihatin dengan nasib mereka, namun cuma sampai di area situ sisi prihatinnya. Setelah berada di luar Yoochun terkekeh-kekeh mengingat kedua wajah linglung di dalam sana. Berapa sih umur Kibum dan Kyuhyun? Masa tidak pernah dengar yang namanya hubungan sejenis. Hubungan sejenis itu enak. Kalau mereka tahu menikmatinya, pasti tak ingin berpisah. Yoochun bisa bersumpah kearah sana.

"Kenapa kau tertawa?"

"Kau bisa bayangkan bagaimana cara mereka menghabiskan malam berdua?"

Yunho begidik tandanya dia tak tahu. "Tidak bisa."

"Kalau mereka sedang kepingin?"

"Cari wanita-wanita dekat sini sangat banyak. Aku bisa mengirim dari China khusus untuk Kyuhyun."

"Ya ampu Yun, jangan bilang kau tak pernah mencicipi yang seperti itu." Yunho tak tahu kemana arah bicara Yoochun. "Eh, karena kau orang Korea juga, kuberitahu saja. Namja dengan namja lebih menggairahkan. Aku punya satu di apartemenku."

Yunho begidik lagi lalu menjauh dari Yoochun.

"Jangan khawatir, aku normal." Tapi semua orang entah suka lawan jenis atau sesama jenis nyatanya juga normal. Pendekatan secara blak blakan ternyata tak bisa digunakan untuk Yunho. Yoochun harus mengubah caranya. "Hubungan seperti itu cuma untuk main-main, tidak serius." Dan baru kali ini Yunho mulai maklum. Agar tak menimbulkan curiga, dia mengubah topik pembicaraannya. "Eh Yun, kau kan orang Korea, pasti rindu Korea juga kan?"

"Tidak juga. Aku hidup makmur di China."

"Aku bisa lihat itu dari penampilanmu sekarang. Tapi apa kau tidak sekalipun ingin mengunjungi negaramu?" Yoochun membuatnya berfikir dalam dan akhirnya menggeleng tanggung. "Aku punya ipar yang sangat cantik, kalau kau berencana ke Korea kukenalkan padanya."

Yunho tak menjawab. Ingin menolak jelas dia merindukan negaranya, tapi kalau mengiyakan nanti dikira menerima tawaran Yoochun untuk berkenalan dengan iparnya.

"Aku senang bisa bicara dengan orang sendiri walau kau sudah membelot."

"Aku tidak membelot."

Yoochun tertawa. "Iya-iya aku tahu. Aku berharap kau berjodoh dengan iparku. Tapi ya sudah lah, sampai ketemu lain waktu!" Yoochun menepuk lengan Yunho sama seperti dia lakukan pada sahabat-sahabatnya ketika berjumpa atau berpisah. Tandanya Yoochun sudah menganggap Yunho teman.

Mereka bersama kelompok masing-masing memisah, berjalan berlainan arah untuk menuju jet pribadi lalu pulang ke negara masing-masing.

MAFIA

"Namaku Kyuhyun, anak raja mafia China. Tan Hangeng." Kyuhyun melempar pakaian adat warna merah yang barusan digunakannya untuk melangsungkan pernikahan. Menyisakan kemeja putih dan celana hitam kinclong melekat ditubuhnya. "Kau sudah dengar kalau aku yang menyebabkan kisruh di perbatasan wilayah kelompok kita, kan? Aku juga bisa menyebabkan kisruh di dirimu kalau kau macam-macam."

Intinya Kyuhyun mengintimidasi. Hidup jadi anak raja mafia bukan berarti duduk nyaman bergelimang harta saja, namun juga bergelut dengan kekerasan dunia mafia. Kyuhyun terlalu sering terlibat bisnis-bisnis haram di negaranya. Dia juga ikut pertarungan antar geng, namun lebih sering lagi hanya melihat mereka berkelahi. Asal tak timbul korban jiwa, itu aturan dari ayahnya dan dia bisa melakukan apapun yang dia mau.

Nyatanya lawan bicaranya dengan masih berbalut kain merah itu tidak menanggapi. Dia duduk tenang di kursi kayu, menuang teh hitam dari teko keramik ke dalam cangkir kecil di hadapannya.

"Siapa namamu tadi?"

Kibum meliriknya sejenak. "Kibum." Lalu melanjutkan menyeruput teh layaknya bangsawan.

"Ya kau. Berhentilah diam. Tak perlu setakut itu, aku hanya ingin buat perjanjian denganmu." Apa sikap diam Kibum terlihat seperti ketakutan? Atau memang seperti itu di mata Kyuhyun? "Setelah habis minggu ini, kau harus ikut denganku ke China. Setahun. Lalu bercerai, kau bisa kembali ke Korea."

Kyuhyun melepas sepatu mengkilatnya, melepas kaos kakinya juga. Dia mengeluarkan kemeja dari jepitan ban celana, memereteli kancingnya untuk mempertontonkan otot-otot menonjol di badan. Kalau ini maksudnya dia kegerahan, mendinginkan badan sejenak lalu mandi. Tetapi kalau Kibum bisa melihat otot kekarnya, lalu takut dan berniat patuh padanya, itu juga boleh jadi. Namun saat menoleh dan mendapati Kyuhyun mengumbar badan, Kibum tak bereaksi apapun. Dia mengabaikannya, lebih memilih menuang teh dan kembali menyeruputnya.

Seorang pelayan datang setelahnya. Membawa dua buah pakaian tidur, kalau tak mau dikatakan sepasang. Dua buah handuk dan dua botol wewangian. Dia mengatakan makan malam akan disiapkan selagi mereka pergi mandi. Kemudian pelayan itu meninggalkan tempat.

"Sebelum habis hari ini, pernjanjian antara kita harus sudah selesai dibuat." Kyuhyun meraih handuk dan sebuah pakaian tidur. Lalu memutuskan meraih dua wewangian yang disediakan. "Kita bicara lagi setelah makan malam." Kemudian dia berjalan ke kamar mandi.

MAFIA

Setelah minum air rempah-rempah yang rasanya nano-nano, mereka juga minum teh hitam pahit. Untung minumnya hanya secangkir keramik yang besarnya tak lebih dari tutup whisky koleksi ayah mereka. Kemudian minum air gula untuk menghilangkan rasa tak enak yang menempel di lidah. Makan malam selesai, Kyuhyun mengkode Kibum agar masuk kamar mereka demi membahas perjanjian. Sampai di kamar, membuka pintu, keduanya mendapati asap tipis di dalamnya. Sekali hirup, mereka terbatuk-batuk. Asap itu langsung melesat ke paru-paru, menusuk di sana hingga dada keduanya terasa sakit.

"PELAYAN!" teriak Kyuhyun setelah pintu kembali ditutup.

Tergopoh-gopoh seorang pelayan mendatanginya.

"Kamarku kebakaran."

Pelayan itu panik. Dia segera mengambil alih, membuka sedikit dalamnya lalu mengintip. Sekejap saja lalu menutupnya kembali. Pelayan tak lagi panik, dia malah tersenyum saat Kyuhyun dan Kibum ingin meminta penjelasan.

"Itu bagian dari service kami, Tuan."

"Hah, membakar ruangan adalah sebuah service?"

Pelayan menggeleng. "Tunggu 20 sampai 30 menit, asapnya akan hilang."

"Apa kalian membakar dupa di dalam?"

Pelayan menggeleng lagi.

"Aroma terapi?"

"Ya semacam itu." Aroma terapi seperti ini hanya bisa dipesan secara khusus. "Sembari menunggu asap hilang, bagaimana kalau Tuan-tuan bersantai sejenak? Nanti saya akan beri tahu kalau kamar sudah bisa digunakan."

"Tidak bisakah aku menempati kamar lain saja?"

"Kamar ini dipesan khusus untuk Tuan-tuan. Saya tidak berani mengganti tempat." Pelayan itu menunduk. "Mau bersantai dulu, Tuan?"

"Tunjukkan tempatnya!" Kali ini Kibum yang bicara. Mungkin tidak mau berdebat terus seperti Kyuhyun. Apa susahnya menunggu 30-an menit, toh mereka juga belum mau tidur.

Pelayan berjalan duluan dan Kibum mengekor di belakangnya. Mau tak mau Kyuhyun ikut juga. Keduanya dipersilakan duduk. Mereka juga ditawari teh hitam lagi, namun Khyuhyun menolak. Jelas rasanya pahit, nempel di tengorokan seperti virus. Kyuhyun tak sudi menegaknya lagi. Sebagai ganti dia minta apapun yang tidak pahit. Kibum sendiri mengkode untuk diberi teh hitam lagi. Lidahnya tiba-tiba akrab dengan kepahitan teh itu.

Lima menit pesanan mereka diantar. Dua teko kecil yang masing-masing berisi minuman berbeda. Menguar aroma wangi minuman itu dari lubang teko. Namun kemudian Kyuhyun mengendus teko miliknya. Perasaan dia sudah pernah mencium bau yang seperti itu. Ketika Pelayan menuangkan minumannya, eh ternyata itu rempah-rempah yang diseduh dengan air panas seperti menu minumannya saat makan malam tadi. Kyuhyun menggerutu tapi tak mau repot minta ganti minuman. Paling-paling juga salah ambil lagi. Terpaksalah dia menikmati rendaman rempah dengan rasa nano-nano itu lagi.

"Tuan-tuan, kamar sudah bisa digunakan," kata pelayan, tiga puluh lima menit setelah mereka duduk di ruang santai. Percuma memang, Kyuhyun sudah bicara banyak dengan Kibum. Dia mengutarakan semua kemauan dan Kibum dipaksa menyetujuinya. Jadi kamar tidur tidak begitu diperlukan lagi. "Silakan kalau mau segera istirahat!" kata pelayan itu dengan sopan.

"Meminum air buatanmu membuatku gerah. Aku mau mandi lagi, lalu istirahat." Kyuhyun tak melihat pelayan mengangguk, dia langsung pergi tanpa pamit menuju kamarnya.

Sementara itu Kibum menyeruput teh terakhirnya. "Apa khasiat minuman itu?" tanyanya pada si pelayan.

"Teh hitam bagus untuk kesehatan."

Kibum menggeleng. "Minuman itu!" tunjuknya pada teko bekas Kyuhyun. "Itu rempah-rempah kau bilang."

"Iya Tuan. Itu minuman tradisi bagi pengantin baru. "Kibum tidak mengatakan apapun namun sebelah alisnya terangkat sedikit. Heran. "Baik untuk kesehatan." Cuma itu penjelasannya. Tapi kalau Kibum peka, kesehatan apa yang dijaga baik saat baru menikah, dia akan menolak minuman itu.

"Lambungku terasa panas setelah meminumnya." Makanya Kibum meminum teh hitam itu bolak balik, seperti menetralkan panasnya. Tapi sebenarnya panasnya menjalar, dari kerongkongan, usus dan lambung.

"Kasiatnya diserap oleh lambung."

"Hmmm." Kibum hanya menyahutinya dengan itu. Kemudian dia berdiri, lalu meninggalkan pelayannya.

MAFIA

Sekian menit di dalam kamarnya, duduk di kursi kayu yang tadi, Kibum merasa ada yang aneh. Memang soal tubuh menjadi panas itu dia tahu sebabnya, tapi kenapa tiba-tiba dia sulit bernapas. Dadanya sakit, makin sakit sampai terasa nyeri sekali. Semakin dia menghirup udara, semakin sakit pula paru-parunya. Kemudian menjalar ke kepala, berat dan sakit. Berdenyut-denyut seakan mau pecah saja.

Brakkk

Kyuhyun keluar dari dalam kamar mandi, berbalut bathrobe putih sepanjang betis. Kyuhyun terkikik geli tanpa tahu apa yang lucu. Kemudian tertawa cekakakan.

Mendengar Kyuhyun tertawa, tiba-tiba sesak di dada Kibum menghilang. Kepalanya yang seperti mau meledak juga sudah sembuh, seperti rasa sakit itu dicabut mendadak dari tubuh. Tanpa tahu kenapa, sudut-sudut bibir Kibum terangkat, dadanya lapang dan kepalanya ringan. Dunia seketika jadi indah. Kibum merasa berada di surga, melayang-layang dan menari padahal dia lihat sendiri tubuhnya sedang duduk di kursi dalam kamarnya. Ternyata perasaannya yang sedang terbang, bukan tubuhnya.

Kyuhyun tertawa lepas, Kibum terkekeh. Kyuhyun sangat keras, Kibum ingin juga mengeraskan suaranya tapi dia menahan diri. Masih waras, hanya saja tak habis pikir kenapa tubuhnya mengingkari otaknya. Lelucon macam apa yang terjadi disini?

"Hey Kibum, kau tak mandi lagi?" tanya Kyuhyun sambil terkikik seakan menemukan kegelian. Suaranya lambat, meliuk-liuk seakan mulutnya bicara sendiri tanpa bisa dikontrol. Tapi sepertinya Kyuhyun menikmatinya. "Udaranya panas sekali. Ini masih Macau kan atau kita sudah berpindah ke negara tropis?"

"Macau," jawab Kibum tegas, tapi merasa bibirnya melenceng saat mengucapkannya

"Aku bergairah sekali, seperti ingin maju ke medan perang. Siapa musuhku ya?" Kyuhyun berjalan, merasa sudah tegak tapi ternyata terseok-seok. " Sialan. Aku merasa seperti pengguna ecstasy. Melayang-layang, berhalusinasi. Jangan-jangan pelayan itu memasukkan narkoba ke minumanku." Kyuhyun menjatuhkan dirinya ke ranjang. Berusaha menarik tubuhnya sendiri agar bisa berbaring sempurna di kasur. "Kau merasakan hal yang sama juga?"

Kibum menggeleng-geleng. "Iya."

Tak sinkron.

Jantung Kibum berdegub-degub kencang. Panas makin panas sampai badannya berpeluh. Gempa tremor tenyata tak terjadi hanya pada bumi, tapi pada tubuhnya juga. Kadang merasa lemas, kadang merasa kuat. Otot-ototnya tarik ulur, syarafnya mengendur dan mengencang. Kibum menarik kesimpulan bahwa Kyuhyun mungkin benar, mereka diberi obat-obatan seperti itu. Saat lemah begini, mereka pasti akan dibunuh. Ada pihak yang menginginkan kematian mereka, tapi Kibum tak bisa menebaknya.

"Apa pamanmu meninggalkan anak buah disini?" Dari bibirnya belum kehilangan senyum.

"Haha haha haha," tawa Kyuhyun. "Ada. Tentu ada. Mereka harus menjaga anak raja ini kan? Kau mau apakan mereka?"

Syukurlah, anak buah Kibum juga ada beberapa yang ditinggalkan disini. Kalau ada yang menyerang mereka berdua, setidaknya Kibum dan Kyuhyun tidak langung mati. Ada yang membelanya, mereka telah berjaga di luar sana.

Untuk sementara selama detik kematiannya belum datang, Kibum mau terbebas dari panas yang membelengu tubuhnya. Saran Kyuhyun bagus juga, dia harus mandi air dingin.

Kyuhyun menyibakkan bathrobe-nya di sekitar paha. Dia menggaruk-garuk pahanya sampai merah. "Aish sialan, badanku gatal. Aku sudah mandi bersih tadi!" Sedangkan Kibum masih mensugesti tubuhnya sendiri. Dia mau mengajak tubuhnya berdiri, beranjak dari kursi kayu yang sedang didudukinya. "Oe Kibum. Badanku gatal, kau bisa garuk?"

Kibum fokus, fokus dan akhirnya bisa berdiri. Badannya ringan sampai limbung, namun bertahan. Dia berjalan pelan-pelan seperti bayi baru belajar jalan. Terus berjalan seraya mempertahankan diri agar tidak terjatuh, hati-hati menuju pintu kamar mandi.

"Kibum!"

"Hm?"

"Aku gatal."

"Aku mandi."

"Gatal sekali. Tolong aku! Aduh gatalnya," eluhnya sambil mengerang dan menggosok-gosok sekujur tubuh.

"Aku mau mandi."

"Mandi? Aku mau mandi. Haha haha." Kyuhyun tertawa.

Kibum tak kuasa juga menahan tawa. "Aku juga gatal. Tolong bantu garuk!" Mereka bertukar kegiatan. Kyuhyun mengipas-ngipas mukanya dengan telapak tangan sedangkan Kibum menggaruk garuk pahanya. Bagian dalam pahanya. "Apa kau ingin tidur denganku?"

"Apa kau ingin tidur denganku juga?" tanya balik Kyuhyun.

Dari sini Kibum baru mengerti, dia tidak hanya telah mengkonsumsi obat-obatan terlarang, tapi juga obat perangsang. Pantas saja dia merasa tubuhnya panas bukan main. Ini bukan tanda kematian sudah dekat, tapi pelepasan sudah dekat. Kalau seperti ini, jelas tidak akan ada yang membunuhnya kecuali nafsunya sendiri.

"Rasanya seperti efek obat perangsang." Nah Kyuhyun juga tahu kan.

Mandi atau tidak, masalah seperti ini tidak akan terselesaikan. Kibum memutuskan membelokkan arah jalannya. Merasa mendapat kekuatan super, berjalan konstan kearah ranjang. Menghampiri Kyuhyun dan menyelesaikan apa yang dibutuhkan badan.

"Kau mau tidur denganku?" Kibum merangkak naik dan tengkurap di samping Kyuhyun.

Kyuhyun mengangguk.

"Aku mau tidur denganmu," racau Kibum sambil meraba-raba, dapat tubuh Kyuhyun.

Kyuhyun mengangguk.

Keduanya terkikik bersamaan sebelum kemudian memulai kegiatan mereka.

MAFIA

Sialan. Itu yang terbesit di kepala Kyuhyun.

Shit. Dan itu yang terbesit di kepala Kibum.

Kibum membuka matanya saat pintu kamar berderit. Pelayan itu, yang semalam melayaninya, masuk pelan-pelan. Mengetahui Kibum membuka mata walau tak bergerak, dia mengangguk sejenak. Dia tetap berjalan, meletakkan baju ganti di atas meja, dua botol wewangian, juga handuk baru. Pelayan itu lalu berbalik badan, mengangguk lagi pada Kibum kemudian keluar. Kibum menutup matanya lagi tanpa mau bergerak sedikitpun.

Tadi waktu Kibum membuka mata, itu sudah pagi. Sekarang saat giliran Kyuhyun yang membuka mata, ini sudah siang. Kyuhyun tidak bergerak, badannya berat, cuma matanya yang tidak. Dari ekor matanya dia menangkap gundukan besar tertutup selimut di sampingnya. Itu Kibum.

"Tadi aku bermimpi aneh. Saking anehnya, jiwa ragaku jadi kesakitan."

Kibum mendengarnya, tapi dia tak bergerak sama seperti Kyuhyun.

"Aku mimpi ditubruk alien. Aliennya bukan bertubuh mini seperti yang ada dalam film. Badannya besar, kekar, liat, ekspresinya datar persis tembok. Tatapannya dingin seperti potongan es dari kutub."

Kibum menghembuskan nafasnya panjang.

"Sayang mukanya mirip kau." Kyuhyun suaranya melemah.

Gundukan di sampingnya bergerak, tangan keluar dari selimut kemudian menggaruk-garuk kepalanya. "Aku juga mimpi buruk. Mimpi terburuk dari mimpi-mimpi burukku selama ini," cerita Kibum. "Aku menubruk alien. Aliennya tidak bertubuh mini seperti di film, badannya besar dan otot-otonya bagus. Hanya sayang, dia remuk saat kutubruk."

Kyuhyun menghembuskan nafasnya panjang.

"Aliennya bermuka seperti kau."

Keduanya memejamkan mata setengah jam lagi. Tidak tidur, hanya ingin terpejam untuk merenungi nasib mereka. Kemudian Kyuhyun mulai bicara lagi.

"Kau mau ikut aku ke China atau aku yang ikut kau ke Korea?" Dia tidak lagi memaksa. Mengalah? Bukan, dia memang sudah kalah. "Yang penting setelah setahun kita harus bercerai."

"Ibumu orang Korea, darahmu setengah Korea, kau juga bisa bahasa Korea. Ikut aku kesana saja!" ajak Kibum.

"Setahun lalu bercerai?" Kyuhyun memastikan.

"Sesukamu lah."

"Kau harus menjamin aku tidak akan dibunuh oleh orang-orangmu."

"Aku menanggung keselamatanmu."

Kyuhyun lega. "Kapan kita kesana?"

"Seminggu lagi, seperti yang kau rencanakan." Kibum mengulurkan tangannya bukan untuk menggaruk kepalanya lagi, tapi memulur kearah Kyuhyun dan mengelus kepala itu. "Maaf, yang semalam aku tidak sengaja."

Walau tak punya ekspresi, dingin minta ampun, dan berhasil meremukkannya, alien satu itu tak betul-betul jahat. Buktinya dia minta maaf. Kyuhyun mau memaafkannya atau tidak toh semuanya sudah terjadi. Dia yang kalah, sewajarnya harus ikut ke Korea.

MAFIA

"Tuan-tuan benar mau pergi sekarang?"

"Ya," jawab Kyuhyun cepat.

Kibum dan Kyuhyun sudah selesai makan, melewatkan sesi minum rendaman rempah dan teh hitam demi keselamatan. Gabungan dua minuman itu hanya membuat bergairah kemudian berakhir di ranjang. Mereka kapok, sekali itu saja dan tak akan sudi meminumnya lagi. Entah rempah itu terdiri dari bahan apa saja, yang penting makanan dan minuman berbau seperti itu jangan pernah dimasukkan mulut. Mengenai asap yang menyesakkan dada, membuat melayang kemudian senang bukan kepalang sampai tertawa-tawa, itu asap dari marijuana kering yang dibakar. Diimpor langsung dari Golden Triangel di Asia tenggara sana. Ganja dengan kwalitas super yang hanya dipakai kelas atas. Eh, ngomong-ngomong semua ganja di dunia sama supernya kalau sudah sangat kepepet dibutuhkan. Tadinya untuk menyenangkan mereka berdua, tapi kemudian Kibum dan Kyuhyun menolak mentah-mentah pengunaan asap itu.

Gaji pelayan itu sangat besar hanya untuk melayani dua anak raja mafia China dan Korea. Sehari sama dengan sebulan. Ini sepuluh hari, menerima gaji hampir setahun. Mana semua kebutuhan sudah disediakan juga, dia bisa ikut pakai. Makanya dia menyayangkan keputusan keduanya untuk segera meninggalkan Macau.

"Kapan Tuan-tuan akan datang lagi?"

"Nanti. Pasti ada waktunya."

Kibum mengkode Kyuhyun untuk bergerak, dan Kyuhyun mengikutinya.

"Ada sedikit untuk dibawa." Pelayan itu mengulurkan tas karton dengan bungkusan-bungkusan kecil di dalamnya.

"Aku tak mau benda-benda terkutuk itu lagi."

"Cuma untuk oleh-oleh, Tuan. Bisa diberikan pada siapapun."

"Bawa saja!" ujar Kibum yang terus melihat Kyuhyun ditahan-tahan pelayan.

"Ya sudah, aku bawa. Kami pergi dulu, sampai ketemu lain waktu!."

Pelayan itu membungkuk, hormat sedikit. Kyuhyun berjalan cepat meninggalkan pelayannya, menyejajarkan langkah dengan Kibum. Mereka masuk mobil, mobil hitam pekat yang akan membawa keduanya ke lapangan terbang, tepat jet pribadi menunggu.

Empat jam berikutnya mereka sudah sampai di depan kediaman keluarga Kibum. Tempat raja mafia Korea tinggal. Kyuhyun diajak keluar dari mobil. Masih menenteng pemberian pelayannya di tangan kanan dan tangan kirinya di gandeng Kibum. Dia grogi. Iya benar, Kyuhyun grogi. Ini negara orang dan dia tak punya siapa-siapa disini, Kibum pengecualian. Pengetahuannya tentang Korea, nol besar. Dan dia tak mau mati sia-sia disini, sampai terbesit peikiran untuk mundur dan pulang ke China atau kembali saja ke Macau.

"Ini tanah ibumu dilahirkan," kata Kibum mengerti ketakutan Kyuhyun. "Setengah nenek moyangmu juga berasal dari sini. Kau akan bisa berbaur dengan cepat!"

"Ya, aku bisa," tapi dia tak yakin.

Kibum mengenggam tangan Kyuhyun erat. "Salamat datang di Korea!"

"Terima kasih sambutannya."

"Ayo masuk, ku kenalkan pada ayahku!"

Mereka berjalan bergandengan masuk rumah besar berjuluk rumah induk mafia Korea.

To be continue…

Bukan maksud mau ninggalin ffn atau apa, ini gara-gara anonymox overload. Mau apa-apa nggak bisa, terpaksa remove dan baru instal lagi sekarang. Btw, selamat Lunar New years ya! Ffn lainnya aku post lain waktu. Love FF selalu.