XP
Gak nyangka saya bisa! hahahaha !
Jangan lupa entar REVIEW ya!
Silahkan...
Kisah Detektif Yang Terluka
Malam ini sungguh aku merindukannya...
Ah... tidak! mengapa aku berfikiran seperti itu? seperti orang gila saja... aku memikirkan orang yang sudah mencampakanku. Aku menanti orang yang entah akan kembali atau tidak. Aku menunggu orang yang tidak jelas kabarnya. Shinichi...
Pada malam yang gelap tanpa bintang yang biasanya menghiasi malam... seorang gadis menyandarkan kepalanya ke jendela kamarnya. Memandang jauh ke langit yang kelam. Yang hanya terdapat bulan yang tertutup awan tebal. "Shinichi... Shin... ichi..", sahutnya. Mulutnya terus mengucapkan kata itu. Wajahnya terlihat sendu dan sedih. Nafasnya sedikit sesak. Matanya sembab telah dialiri air mata yang terus mengalir deras. Tak henti dia ucapkan kata itu... ya... kata yang selalu membuatnya mempunyai banyak rasa. Bahagia, gelisah, sedih, tertawa, kecewa, menanti dan khayalan juga angan panjang. Isak tangisnya kian menjadi saat langit pun ikut menemaninya menangis. Mereka menangis bersama.
"Shinichi... cepatlah pulang...", sahut Ran lagi dan lagi... terus seperti itu.
Disisi lain, seorang anak berusia sekitar 6 tahun termenung di pintu kamar Ran. Duduk termenung. Pandangannya kosong. Tak berujung.
"Ran... maafkan aku. Aku akan berusaha... untukmu... dan untuk kita", ucap Shinichi. Tatapannya masih kosong. Pandangannya mulai mengabur. Se-tetes demi tetes air mata mengalir. Membasahi pipinya... jatuh ke lantai yang dipijaknya. "Maaf..." hanya kata itulah yang dapat dia ucapkan di sela tangisannya.
"Siapa itu?", tanya Ran pada seseorang di balik pintu kamarnya.
"Ah... Kak Ran! ini aku, Conan...", jawab Conan.
"Ada apa Conan?", tanya Ran sambil mengusap dan membersihkan air matanya.
"Tidak... tadi aku cuma mau pergi ke toilet... aku gak bisa tidur. Paman Mouri tidurnya berisik!", jawab Conan.
"Kalau begitu kamu tidur denganku saja ya...", sahut Ran.
"Tidak usah Kak Ran... aku bisa tidur di sofa...", jawab Conan.
"Tidak apa-apa kok... kenapa tadi tidak ketuk pintu? Sekalian masuk saja tidak usah diam di balik pintu", tanya Ran.
"Aku takut mengganggu Kak Ran... tadi Kak Ran menangis kan? lihat... matanya sembab...", jawab Conan.
"Ah, tidak... bukan apa-apa... kamu sendiri kenapa? sepertinya baru nangis ya?", tanya ran menggoda.
"Tidak... tadi aku kesandung kayu dan terjatuh... lalu ada debu yang masuk mata... jadinya keluar air mata deh...", jawab Conan sekenanya.
"Oh... ayo... sekarang kita tidur... besok sekolah...", sahut Ran.
"Ta, tapi Kak ran!" seru Conan.
"Ayolah... tidak apa-apa kok...", jawab Ran sambil menggendong Conan ke ranjang Ran. Wajah Conan pun yang tainya murung langsung merah... malu... blushing...
beberapa puluh menit kemudian... keduanya telah tertidur pulas.
Ran tidur dengan mimpi indah yang dijalaninya. Tidak dengan Conan. Dia tidur pulas... tetapi, tidak lama kemudian terdengar getar handphone nya yang mengganggu.
"Shinichi...", sahut suara di seberang sana.
"Halo... ini Haibara ya? ada apa?"tanya Conan.
"Aku telah menemukan rahasia APTX 4869..."
"Apa? Dimana?"
"Aku telah menemukannya... kamu mau mencobanya?"
"Sangat ingin Haibara!"
"Baiklah... saat ini juga aku dan Profesor Agasa akan ke rumah Ran... kamu tunggu kami ya! Maaf Shinichi... namun ada syarat yang harus kamu ketahui sebelum meminumnya..."
"Apa itu?"
"Apa kamu pernah 'mimpi basah'? Tidak usah malu... jawab saja jujur...",tanya Haibara.
"Pernah... memang ada apa kamu tanya hal seperti itu?"
"Setelah aku teliti lagi... ternyata APTX 4869 ini adalah racun yang bersifat menghancurkan hormon yang telah membantu adanya perubahan sekunder. Seperti lekuk tubuh, ukuran dan sebagainya. Sedangkan, aku bertanya apakah kamu pernah mimpi basah karena jika kamu telah mimpi basah berarti hormon yang membantu pertumbuhan primer kamu telah aktif... dengan begitu akan sangat mempengaruhi pertumbuhan kembali hormon sekunder... dan kamu dan kembali seperti semula...", jelas Haibara panjang lebar.
"Bagaimana dengan tulangku yang menyusut?", tanya Shinichi.
"Itu karena hormon juga! hormon yang mengatur fosfor, darah dan semuanya...!", jawab Haibara.
"Baiklah... aku tunggu di luar kantor detektif... cepat ya!"
tuuu~~uutt... (telepon terputus)
dasar... dia itu orang aneh! Tapi, aku senang... akhirnya aku bisa bersama Ran lagi... Tunggulah aku, Ran...
Review? Please... Untuk perbaikan selanjutnya... Thanks :)
