Kuroko No Basuke Fujimaki Tadatoshi
Author: Kazehaya Shiroe
Fem!Kuroko Tetsuna X Akashi Seijuurou,
WARNING! OOC, Typo, Absurd, Cerita Nggak Jelas, Tetsuna POV dll
Rated : T.
Genre : Romance, Hurt/Comfort, Action etc.
Semoga Kalian Suka :'3 *ditimpuk panci*

"Princess Baby Blue"


Chapter 1 -Awal Pertemuan-

Langit oranye kini berganti menjadi lavender. Bintang atau bulan tidak nampak malam ini menjadikan suasana semakin gelap. Hanya suara nyanyian para jangkerik yang menemaniku. Rasanya kaki ini sudah tidak kuat untuk berlari, asupan nafas seakan terganjal oleh rasa panik. Seberapa jauh lagi aku akan berlari dengan di balut gaun . Sepatu yang ku gunakan entah ku tinggalkan dimana, berlari tanpa alas kaki memang menyakitkan sesekali ranting pohon yang tajam tidak sengaja terinjak.

"Akh-!" Aku tersandung akar pohon yang usianya tidak bisa dihitung dengan jari. Tubuhku dengan tidak elitenya tersungkur. Penampilanku sekarang semakin aneh. Aku masih kuat untuk bangkit namun tidak untuk berlari. Mengandalkan menyeret kaki kiri yang terasa sakit. Perkataan 'mati' terlalu cepat untuk ku sekarang.

Apa dia masih mengejarku sekarang? Sesekali aku menoleh kebelakang memastikan tidak ada bayangan seseorang yang siap membunuhku. Kemana lagi aku harus pergi?. Kedua kaki mulai bergetar sepertinya sudah tidak kuat menahan berat tubuhku. 'BRAK!' lagi lagi aku terjatuh.

Aku mendengar suara derap langkah lain, Pemikiranku langsung tertuju padanya . Dia yang sedang mengejarku. Rasa panik semakin menjalar di tubuhku. Sebuah Pohon tinggi menjulang tempat yang cocok untuk bersembunyi, tanpa berpikir panjang ku seret tubuhku untuk mendekat pada pohon itu.

Kenapa suara langkahnya semakin mendekat, Apa ia tau keberadaanku?. Ku pejamkan kedua mata ku tak berani melihat siapa orang itu. Dan..saat aku merasa dia sudah tiba di hadapanku, tubuhku semakin bergetar di tambah detak jantung yang semakin tidak stabil.

"Seorang putri tidak seharusnya berkeliaran di tengah hutan.."

Eh? Apa yang tadi ia ucapkan? Suaranya begitu lirih. Perlahan kelopak mataku mulai terbuka menampilkan kembali iris mata Azure.

"S-siapa kau?!" Pekik ku dengan nada yang bergetar. Seorang pria berambut 'Crimson' menyisakan 1 langkah di hadapanku dengan senyum simpul menghiasi wajahnya. Azure dan Heterochromia bertemu.

"Seharusnya aku yang bertanya seperti itu"

"Apa kau suruhan dari Aomine?!" Pikiran negatif menguasai otak ku. Aku terlihat begitu sensitif. Namun raut wajahnya menggambarkan kesan bingung. Apa dia tidak mengetahui siapa Aomine?. Canggung.. suasana menjadi canggung setelah pertanyaan bodoh terlontar dari mulutku.

"..Maksudku, Apa kau datang untuk membunuhku"

"Oh—jika aku akan membunuhmu pasti sudah ku lakukan dari tadi" Senyum simpulnya berganti menjadi sebuah seringai seakan ia siap membunuhku sekarang juga. Apa dia bilang? Membunuhku kapan pun ia mau?! Yang benar saja. Ia menatapku begitu serius, lalu apa aku harus takut? Tentu saa tidak. Ku balas tatapannya walau tidak terkesan menakutkan. Dia memalingkan pandangannya menatap langit yang tertutup dedaunan pohon. Hening kembali…

"Aku tidak merasa punya urusan denganmu—" Aku mencoba untuk bangkit kembali dibantu berpegangan tangan pada batang pohon.

'BRAK!' kedua kaki ini sudah di puncak ke kuatannya. Akhirnya dengan kedua kaki yang bergetar tubuhku kembali terjatuh. Memalukan! Aku merasa paling lemah sekarang. Kau melihatnya kan pria aneh. Kau mau tertawa?

"Kau keras kepala sekali" Dengan kekehan samar lolos dari mulutnya. Aku sudah tau kau akan terkekeh.

"Tetsuna! Hoi Tetsuna dimana kau!" Suara Aomine yang menggema. Dada ku serasa kembali sesak ,dengan sendirinya Ekspresi panik nampak di wajahku. Aku melihatnya, Pria di hadapanku jongkok sembari menempelkan jari telunjuk di bibirnya. Iris Heterochromianya mengkilat menatapku penuh ke seriusan.

"Ssstt…" bisiknya.

"Kau diamlah disini." Reflek aku mengangguk. Ia beranjak kembali berdiri berjalan pergi? He..hey dia mau kemana?. Aku bisa mendengar percakapan dari balik pohon ini.

"Mencari siapa, tuan?" itu suara si pria berambut Crimson tadi. Berbicara dengan siapa dia?

"Aku mencari gadis berambut biru muda, mengenakan gaun bewarna kuning gading. Ngh.. kurang lebih begitu" He?! Suara Aomine seketika kedua mataku terbelak mendengarnya

"Maaf sayangnya aku tidak melihat.. lagi pula aku hanya kebetulan lewat, bukankah hutan ini luas?"

"Sialan gadis itu, baiklah terima kasih" diakhiri suara langkah aomine yang menjauh. Aku bisa bernafas lega sekarang, tidak menyangka dia akan membantuku.

"Kenapa kau membantu ku?" Aku bertanya saat ia menampakan dirinya lagi di hadapanku.

"Entahlah.. Bukankah itu yang kau mau?"

"Tapi ku kira kau akan membunuhku" Menyebalkan, dia malah terkekeh geli.

"..Lalu setelah ini apa yang akan kau lakukan? Dengan kaki yang penuh luka seperti itu." Ia menatap kedua kaki ku. Mengerti, aku sudah tidak kuat untuk berjalan.

"Entahlah.. " Jawabku lirih, Rasanya bagaikan patah arang. Dia mengulurkan tangan kanannya kepada ku, sukses membuat bola mataku membulat.

"Apa?

"Bantuan kecil tidak masalah bukan?" Senyum simpul itu kembali di bibirnya. Apakah ini yang disebut malaikat yang datang dengan tiba tiba?. Tidak bisa menolak, tangan kanan ku menggapainya. Ia membantuku untuk bangkit.

"Bisa berjalan?" Anggukan sebagai jawaban, padahal kenyataan adalah sebaliknya.

"Maaf—" ia sedikit menurunkan tubuhnya membelakangiku. Mengisyaratkan –Naiklah- dan benar saja.

"Naiklah.. Tidak perlu memaksakan diri untuk berjalan."

Hening sejenak.. aku berpikir keras memisahkan antara gengsi dan terus hidup. Akhirnya ku kalungkan kedua tangan di lehernya, Memang memalukan, tapi tidak ada pilihan lain. Kedua tangannya berpegangan pada kedua pahaku. Menahan tubuh ini agar tidak jatuh. Sepertinya rona merah nampak di pipi ku sekarang. Ku mohon semoga ia tidak melihatnya. Perlahan ia mulai melangkah. Tengkuknya terlihat jelas, tercium aroma 'Mint'. Wanginya membuatku terhipnotis seakan memberikan efek penenang.

"Tubuh mu ringan…" Gumamnya samar, ekor mata bewarna emasnya melirik ku sekilas. Tentu saja karena aku seorang gadis, alasan cukup masuk akal.

"Ano..Bolehkah aku tau siapa nama mu? Sepertinya obrolan ini terasa aneh."

"Ahaha.. aku sendiri lupa mengenalkan namaku. Aku Akashi Seijuurou, ku harap kau bisa mengingatnya dengan baik"

"Kuroko Tetsuna— Akashi-ku apa yang kau lakukan d tengah hutan seperti ini?"

"Bukan kah aku yang harus bertanya seperti itu, Tetsuna?" Dia memanggil nama depanku terasa aneh namun ya sudah aku tidak ingin memperpanjangnya.

Sedikit ragu untuk menjawabnya "Ceritanya cukup rumit dan maaf merepotkan. Akashi-kun Terima ka—" Akashi-kun memotong ucapanku

"Simpan ceritanya dan ucapan terima kasih itu untuk nanti, Tetsuna"

"Hai..Akashi-kun"

TBC


Lanjut? x'D