Sebelum besok saiia masuk sekolah, saiia mempersembahkan Fic aneh binti gaje ini untuk readers. Multi-chap pula. Aih.. aih.. author rajin banget yak. *digosok setrikaan*

Fic ini dibuat untuk menyambut tahun baru *sumpah gak nyambung banget* artinya season baru untuk Premier Leagu. Uuwoooo...

Enjoy.

.

.

Disclaimer : Hak kepemilikan menyatakan bahwa Bleach punya Om Tite sampai dia ikhlas menikahi saiia. *didamprat*

Warning : Ada AU, OOC mungkin, typo nyelip terus don't like don't readlah.

.

.


Beginning

.

Siapa bilang pertarungan antara Soul Society vs Hueco Mundo telah usai? Pertarungan itu masih berlanjut, hingga sekarang. Kedua belah pihak masih menyimpan dendam kesumat, para Esapda yang telah wafat (?) kini bangkit dari kubur ingin melancarkan balas dendamnya. Tousen tidak ikutan karena sedang terapi, Gin ditemukan, Aizen berhasil melarikan diri dari penjara. Penghuni Las Noches tersebut sebelumnya melakukan rapat tentang observasi para Espada di dunia manusia tapi dikacaukan author yang sekarang keadaannya mengenaskan setelah dikenain cero. Untungnya author punya 9 ekor kayak Kyu*bi makanya author bisa bertahan dan sekarang duduk di depan kompi. Nah, abaikan saja saiia, tak usah heran dengan kalimat aneh tadi readers.

Back to story. Aizen yang berinisiatif menantang kembali Soul Society dan merebut kembali Hougyouku mengirim surat tantangan dan undangan hajatan sebagai bentuk rasa syukur berkumpulnya kembali penghuni Las Noches.

"Kirim undangan dan surat tantangan ini ke Soul Society atas nama Soutaichou pakai pos kilat," perintah Aizen kepada quatro Espada Ulquiorra seraya menyerahkan dua buah amplop. "Mengerti Aizen-sama," jawab Ulquiorra lalu ber-sonido ke kantor pos terdekat.

Sekali lagi jangan heran readers, jangan dibuat pusing tentang letaknya kantor pos itu yang jelas Ulquiorra pergi merantau mencari 'kantor pos terdekat' yang diketik Author. Alhasil perlu dua bulan untuk Ulquiorra menemukan 'kantor pos terdekat'. Wajahnya lusuh, bajunya compang-camping dengan kasar disodorkannya dua amplop nista yang sedari tad- bukan 2 bulan dia pegang. "Soul Society, untuk Soutaichou pakai pos kilat," katanya tanpa basa-basi dan menghilang dari hadapan pegawai 'kantor pos terdekat' yang terbengong-bengong memandang kepergian Ulquiorra tanpa membayar biaya perangko dan pengiriman sepeser pun.

Kalau readers punya ability sonido dan cero yang bisa ditembakkan tentu belanja dan mengirimkan barang menjadi mudah dan menyenangkan bukan? Dan ide ini bisa menyebabkan kemunduran di sisi business, moral dan etika.

Pegawai 'kantor pos terdekat' tersebut hanya bisa pasrah tak bisa menolak ataupun mengabaikan permintaan Ulquiorra. Kenapa? Karena dia rutin membaca serial Bleach tiap minggunya dia tahu siapa Ulquiorra dan tak mau nasibnya hanya 'tinggal nama' kalau berani melawan keinginan quatro Espada. Yang bisa dilakukan pegawai 'kantor pos terdekat' itu hanyalah menyelidiki secermat-cermatnya alamat yang ditorehkan oleh Aizen di pinggir atas sebelah kanan amplop. "Alamat apaan nih?" teriak pegawai 'kantor pos terdekat' itu frustasi. Dia pun sesegera mencari bantuan kepada dukun setempat dan sempat pula ia bersemedi untuk menemukan jawaban dari kuis riang gembira 'Di Mana Letak Soul Society?' yang diberikan Author.

Akhirnya ketahuan kalau pegawai 'kantor pos terdekat' itu tidak membaca detail manga Bleach. Buktinya dia enggak tahu letak Soul Society. Perlu diketahui Author sebenarnya tahu di mana Soul Society tapi enggan ke sana. Jawabannya hanya ada satu... MATI! Cukup jelas bukan?

Takut kelamaan, dengan bantuan Kisuke kedua amplop tersebut sampai dengan selamat ke tujuan. Author tak cukup tega membuat pegawai 'kantor pos terdekat' itu mati muda. Author mempertemukan pegawai 'kantor pos terdekat' dan kisuke dalam pertemuan yang mengharukan, dia langsung sujud syukur. Sekiranya 3 bulan yang dibutuhkan agar amplop nista tersebut berhasil dikirim. Perjuangan pegawai 'kantor pos terdekat' tidaklah mudah. Artinya baru 8 paragraf tapi sudah menghabiskan waktu 5 bulan untuk Author mengetik Fic ini.

Seperti biasa jangan dipertanyakan readers. *readers: siapa juga yang nanya?*


Soul Society

Sasakibe Choujirou sedang menikmati teh paginya dengan damai sampai munculnya dua buah amplop nista yang melayang di udara. Tanpa dosa amplop tersebut nemplok di atas cangkir teh dan kepala Sasakibe. Diraihnya amplop nista itu dengan sebal kemudian mengamati bagian depannya, "Kepada Soutaichou, Yamamoto Genryuusai Shigekuni. Dari Aizen Sousuke," Sasakibe heran bagaimana bisa Aizen mengirim surat lewat pos? Bukan heran karena pengirimnya Aizen. Berita tentang kaburnya Aizen dari penjara memang sudah ia dengar beberapa bulan yang lalu. Jadinya Sasakibe tidak kaget, dia justru lebih memikirkan metode pengiriman amplop nista itu.

Masih dalam keadaan tanda tanya besar dia membalikan salah satu amplopnya. Di balik amplop tersebut ada catatan kecil dari si pengirimin. "Ditunggu balasannya Yama-jii, GECE!" Sasakibe mendengus aneh, kini matanya tertuju ke bagian bawah amlpop terdapat ceplakan bibir berwarna merah.

Sekarang Sasakibe benar-benar bergidik ngeri, dia pun langsung ber-shunpo menuju kantor Soutaichou.

DAKK... DAKK... DAAKK...

Kurang asem, cari mati nih si Sasakibe bukan ketuk pintu malah gedor pintu. Pintunya Soutaichou pula!

"Soutaichou keadaan darurat! Siaga 1, siaga 1. Ini gaswat sesuatu yang mengerikan dikirim untuk anda," jerit Sasakibe panik.

"Masuklah Sasakibe," suruh Soutaichou. Sasakibe pun masuk dengan tergesa-gesa belum sempat ia berbicara perkataannya sudah dipotong Soutaichou, "Sebelum kau berbicara, aku ingin memberitahu kalau gajimu bulan depan kupotong karena berani menggedor pintu kayu jatiku."

Tuh, bener khan apa kata author. Masih untung gajimu yang dipotong coba kepala? Author peringatkan untuk tidak macam-macam pada barang-barang Soutaichou termasuk pintu, jendela, ubin, sikat gigi dan segala hal lainnya jika kalian tidak mau berakhir di tiang gantungan Soukyouku.

Back to keyboard, author mulai ngetik lagi Fic ini.

Sasakibe yang sedang merana karena gajinya dipotong menyerahkan dengan lesu dua buah amplop yang satu berwarna hitam legam dan satunya lagi berwarna pink cerah.

Soutaichou mengangkat sebelah alisnya heran, "Apa ini?" tanyanya.

"Saya tidak tahu apa tepatnya kedua benda itu yang jelas asalnya dari Hueco Mundo, Aizen Sousuke yang mengirimnya," jelas Sasakibe.

"Karena ini dari Aizen makanya kau berteriak panik?" tanya Soutaichou sarkastis.

"Bukan itu Soutaichou, coba lihat dibalik bagian belakang bawah amplop itu."

Yamamoto membalikkan salah satu amplopnya. Ada cap bibir merah di bawahnya...

"Terbukti Aizen tidak hanya memiliki sisi jahat tapi juga sisi kewanitaan," ucap Sasakibe membuat Soutaichou merinding, dia langsung melemparkan kedua amplop nista tersebut dengan seluruh reiatsunya.

Lemparannya sukses menembus dinding. Mengerikan.

"Apa sebenarnya isi amplop itu? Jangan-jangan undangan makan malam. Cih, tak sudi aku." Praduga Soutaichou jelas salah besar.

"Saya tidak tahu Soutaichou. Saya belum membukanya lagipula itu ditunjukkan untuk anda."

Dihantui rasa penasaran Soutaichou memungut dua benda yang tadi dia lempar. Takut dengan 'sisi kewanitaan' Aizen dia memutuskan terlebih dahulu membaca surat yang beramplop hitan legam.

Sraaak...

Kakek berjenggot itu pun merobek amplopnya dan membaca dengan lantang isi surat yang ada di dalamnya.

Dear Yamamoto Genryuusai

Aku tidak terima. Tidak terima! Pertarungan kita belum selesai aku belum mati artinya aku belum kalah. Gak rela, pokoknya gak RELA! Lagian kau licik memakai bantuan Shinigami Daiko, Kurosaki Ichigo. Aku minta pertarungan ulang. Kutantang kau pakai kutang dengan Hougyouku sebagai taruhannya.

Seperti yang kau tahu aku sudah bebas dari penjara. Aku telah merencanakan semuanya. Tanggal 2 Desember adalah hari pertarungannya. Kuberi kau waktu 5 bulan untuk menentukan lokasi pertarungan. Aku dan pasukanku sudah siap dengan segala kemungkinan. Kali ini kita bertarung secara sehat. Jika kau menolak aku tidak jamin kota Karakura akan masih berbentuk lagi.

Sekian.

Salam manis untukmu yang agak manis dari aku yang kian manis.

Aizen Sousuke

Tangan soutaichou bergetar hebat usai membaca surat itu, dia terjatuh dari posisi berdirinya. Terduduk miris di lantai. Bukan.. bukan karena Aizen dan antek-anteknya telah kembali dan menantangnya tapi lebih karena Aizen sekarang telah menyebrang ke jalan yang salah. Kekalahannya menjadikan Aizen sedikit demi sedikit ber-resurrection jadi AGAK banci! *dirajam Aijen FC*

Tangannya lalu beralih ke surat satunya lagi, yang beramplop pink cerah. Isi suratnya singkat.

Dear all staff Gotei 13

Kami mengadakan hajatan kecil-kecilan dalam rangka syukuran berkumpulnya kembali para Espada. Kuharap kalian semua datang merayakannya. Jangan lupa bawa kado! Acaranya berlangsung pada:

Hari : Selasa

Tanggal : XX-XX-XXXX *disensor demi kedamaian bumi*

Tempat : Las Noches, Hueco Mundo

Tiada kesan tanpa kehadiranmu.

Aizen and the gank

Soutaichou makin panik, walau hatinya sedikit lega karena isinya bukan ajakan untuk makan malam bersama. Waktunya pun sudah lewat.

"Ba-bagaimana ini soutaichou? Apa yang harus kita lakukan?" tanya Sasakibe tak kalah panik.

"Kirimkan pesan darurat kepada seluruh taichou melalui hell butterfly, ada rapat mendadak. Aku harus membahas masalah ini bersama para taichou lainnya," perintah Soutaichou yang masih shock, "Segera, jangan lupa dengan pos kilat," lanjutnya.

"Ha-hai.."

Tentunya dengan pos kilat, entah kenapa author sangat suka memakai kata 'pos kilat'... Lagi?

Tak butuh waktu lama untuk mengumpulkan taichou Gotei 13, tidak seperti sebelumnya yang memakan waktu berbulan-bulan untuk mengirim surat. Soalnya kalau author persulit juga pengiriman informasi lewat hell butterfly, ini Fic enggak bakal kelar-kelar.

"Jadi begitulah cerita sebenarnya," kata Soutaichou dihadapan seluruh taichou Gotei 13, "Apa pendapat kalian?" tanyanya.

Semuanya tersentak kaget apalagi bagian opini Soutaichou tentang 'sisi kewanitaan' Aizen.

"Mau tidak mau kita harus menjawab tantangan Aizen," seru salah seorang kapten bertubuh pendek, Soifon. *digaplok Soifon*

"Memang benar, tidak ada cara selain itu. Tapi sebisa mungkin aku ingin menghindarkan kontak adu fisik dengan mereka. Kita semua tahu kekuatan Aizen dan Espada tidak bisa diremehkan. Kita sudah dibuat repot olehnya. Juga risiko hancurnya medan yang akan kita jadikan tempat berperang," kata Soutaichou bijak.

"Masalah lokasi pertempuran bukankah masih ada Fake Karakura dan Hueco Mundo?" ujar Komamura memberi saran.

Soutaichou mendesah, "Fake Karakura benar-benar sudah hancur akibat pertarungan yang dulu, tak layak di jadikan medan pertempuran terlalu banyak puing-puing reruntuhan nanti kalau kita kesandung bagaimana? Kita juga tidak bisa memakai Hueco Mundo, tempat itu menguntungkan bagi mereka."

Kesunyian menyerang ruang rapat itu. Tidak ada yang bicara, gak tahu author yang salah ketik atau gimana kayaknya para taichou sibuk dengan ponselnya masing-masing.

"Hei apa yang kalian lakukan? Kalian tidak memperhatikan ucapanku?" tegur Soutaichou.

Sembilan taichou itu terlonjak kaget, dengan sigap menyembunyikan poselnya. Jangan salah Byakuya dan Kenpachi juga ikut-ikutan. "Ada apa dengan ponsel kalian," tanya Soutaichou curiga.

"A-aa-anu i-inii..." jawab Toushirou tergagap, bingung bagaimana menjelaskannya.

Byakuya angkat bicara, "Sebenarnya taichou kami tidak terlalu peduli dengan tantangan Aizen," jelas Baykuya.

"APPUUUA?," teriak Soutaichou sambil mengangkat kedua tangannya ke atas. Para taichou serempak menutup hidung mereka menghindari bau yang diakibatkan dari tindakan Soutaichou barusan.

"Kurang dihajar kalian ini, penjahat kelas hiu melarikan diri, menantang kita dan mengancam satu kota lalu kalian tidak peduli, heh?" kakek tua itu benar-benar meledak beruntung tidak sampai menyebabkan ledakan seperti bom Bali. Jika tidak Soul Society tinggal sejarah.

"Tenanglah Soutaichou ini ada alasannya, kami semua terlalu sibuk memperhatikan pertandingan sepak bola di real world," Kyouraku mencoba menjelaskan, "Lagi seru nih, leg kedua dari Final Piala A*F. Sayang kalau dilewatkan. Kami sedang menyaksikan pertandingannya lewat ponsel."

Kehidupan para Shinigami sudah tambah modern. Hebat... hebat...

"Cepak apa?" tanya Soutaichou sambil mengorek-ngorek telingannya. Pendengarannya mulai terganggu rupanya. Maklum faktor umur.

Haah, Soutaichou kuper masa sepak bola aja gak tahu. Gak update nih. *dikuliti Soutaichou*

"Sepak bola, pertandingan memperebutkan satu bola kulit. Awalnya saya tidak tertarik tapi setelah melihat pemain bernama Ir*a* Ba*hd*m saya jadi kesemsem dan berminat pada bola. Ternyata seru juga, saya jadi ingin bermain," jawab Soifon ngiler membayangkan muka Ir*a* Ba*hd*m.

Tiba-tiba ada kembang api menyala terang di atas kepala yonbantai taichou, "Benar juga 'bertarung secara sehat' , itu yang tadi diucapkan oleh Aizen bukan?"

Semua mengangguk

Unohana tersenyum misterius, "Kalau begitu kenapa kita tidak menjawab tantangan Aizen dengan bertanding sepak bola? Tidak akan berisiko mengancam manusia atau merusak suatu tempat, karena sepak bola punya peraturan yang mengekang mereka dan kita tentunya untuk berbuat aneh-aneh. Lagipula Aizen tidak menjelaskan detail pertarungannya. Lebih baik kita ajukan syarat, pertarungan diganti menjadi pertandingan sepak bola. Bagaimana?" tawar Unohana.

Mendadak wajah semua orang di ruangan itu menjadi sumringah kecuali satu orang. Alis putihnya bertautan satu sama lain menunjukan kalau dia masih heran. "Kalian mengerti cara memainkannya?" Soutaichou bertanya.

"Kurang lebih, tapi kami belum pernah memainkannya yang jelas pertandingan ini terdiri dari 2 team yang beranggotakan 11 orang. Semua pemain menjadi ganas jika melihat bola. Mereka mengejar bahkan memperebutkannya sampai berdarah-darah. Entah terbuat dari apa benda bulat itu, seperti benda berharga tapi ditendang-tendang, " jawab Ukitake sekenanya. Semua mengiyakan.

Selusin kecuali satu, taichou Gotei 13 dilanda demam 'Gila Bola', tapi sayang mereka masih belum mengerti sepak bola itu sendiri. Ironis.

"Kalian saja masih belum terlalu mengerti. Malu donk kita yang mengajak mereka main bola tetapi kita sendiri gak mengerti. Apalagi tanggal tantangannya tanggal 2 Desember berarti lusa. Bisa apa kita dengan waktu sesempit ini?"

Semua menunduk diam mendengar perkataan Soutaichou, tidak lupa sesekali melirik ponselnya karena pertandingan Final Piala A*F memasuki babak kedua. Sedang asyik-asyiknya menonton pertandingan Byakuya tiba-tiba teringat sesuatu... Naluri kejeniusannya bangkit, Byakuya mendapatkan ide cemerlang. Dia pun berkata, "Kenapa kita tidak meminta bantuan Kurosaki Ichigo? Dia manusia pasti lebih tahu tentang sepak bola. Sekaligus kita bisa private kilat berlatih bermain bola."

"Brilliant!," seru Soutaichou, "Kenapa tidak terpikirkan olehku?" Karena kau lola. *dicincang Yama-jii*

"Sebelumnya Soutaichou kita membutuhkan satu stadion untuk tempat pertandingan," Kenpachi mengingatkan.

"Soal itu serahkan padaku. Aku akan membuat Fake GBK dari Indonesia. Aku akan menaruhnya di tempat yang luas dan jauuuh dari manusia. Jadi takkan ada manusia yang akan terlibat. Aku akan mempersiapkannya," saran Mayuri.

"Baiklah, seluruh taichou kecuali Unohana taichou dan Kurotsuchi taichou pergi ke real world temui Kurosaki Ichigo dan katakan maksud dan tujuan kita. Unohana taichou bantu aku mengirim balasan surat untuk Aizen," titah Soutaichou. "Pakai pos kilat," lanjutnya.

"Hai!"


Sementara itu di Hueco Mundo...

"Aizen-sama ada surat balasan dari Soul Society," kata seorang penjaga Las Noches.

Unohana pintar, dia tidak memakai jasa pegawai 'kantor pos terdekat' kalau sampai iya, author gak tahu harus nulis apa lagi di Fic ini karena kehabisan ide.

Aizen mengambil surat yang ditunjukan untuknya dan menyuruh penjaga itu pergi meninggalkannya sendiri. Dibacanya surat itu dengan seksama.

Dear Aizen Sousuke

Aku dan taichou lainnya menerima tantanganmu. Hanya saja kami mau asalkan kau bersedia mengikuti keinginan kami. Kami ingin bertanding sepak bola sebagai gantinya pertarungan. Seperti kau tahu bertarung hanya merugikan kedua belah pihak karena akan melukai satu sama lain. Jadi kami memilih bertanding sepak bola. Siapa pun yang menang akan mendapatkan Hougyouku. Siapkan team-mu yang beranggotakan 11 pemain. Lokasinya kami yang sediakan kau tinggal mengikuti peta buatan Kurotsuchi taichou yang akan dikirim besok.

Oh iya satu lagi, kami tidak bisa datang ke hajatanmu. Salahmu sendiri, kau pasti pakai pos biasa saat mengirim undangan. Undangannya baru kuterima hari ini. Dan aku tidak punya kado.

Salam

Yamamoto Genryuusai

P.S : Aku tidak tertarik dengan laki-laki terutama kau.

Aizen tersenyum penuh arti, "Kuterima tantanganmu Soutaichou apapun itu," dia pun meremas kertas itu menjadi bulat tak beraturan, "Siapa juga yang tertarik sama kakek tua sepertimu, aku masih suka daun muda," sungutnya kesal, "Hadou nosanjuu ichi, Shakkahou!"

Blaarr... Kertas itu pun menjadi debu.

Ampuun, kenapa chara di sini sangat tidak kertasiawi sih dalam memperlakukan kertas tak berdosa. Pertama dilempar dengan segenap reiatsu sekarang dibakar pakai hadou. Tidak tahu apa kertas itu berasal dari pohon? Pohon-pohon itu di tebang terlebih dahulu yang bisa menyebabkan global warming... bla..bla..bla..bala-bala...

Readers pasti jenuh denger ceramah author dengan sangat terpaksa author memotong adegan tersebut.

"Ada masalah Aizen-sama?" tanya Gin yang ternyata ada di balik kegelapan dinding.

"Gue yakin sudah menyuruh Ulquiorra memakai pos kilat," desah Aizen.

Tidak. Ini pertanda buruk. Author udah mulai memakai bahasa gue-loe. Artinya Fic ini berada di ambang kehancuran.

"Hah?"

"Sudahlah... Gin, kita ditantang balik untuk bertanding sepak bola untuk memperebutkan Hougyouku."

"Begitu, sesuai dengan keinginanmu kita melawan Soul Society kembali. Sebaiknya kita bersiap..."

"Tapi ada satu masalah..."

"Apa?" tanya Gin yang sediikiiit membuka matanya. Amat sedikit menurut author.

"Sepak Bola itu apa?"

Gin kembali mengatupkan kedua matanya. Dia juga tidak tahu apa itu sepak bola.

Cih, dasar norak! Bisa pegel tangan gue kalau harus ngejelasin tentang bola sama mereka. Oleh karena itu author membuat satu keputusan.

Sebuah buku setebal 15 cm terjatuh dari langit-langit Las Noches, menimpa kepala jenius Aizen dengan keras. Aizen mengusap kepalanya yang sekarang kebodohannya + 1 akibat tertimpa buku. Diambilnya buku tersebut lalu membaca judulnya, "Sepak Bola Dan Aturannya, created by Minami Tsubaki."

Author sungguh baik hati memberikan tutorial gratis untuk aizen dkk. Tidak bayar tanpa pajak sepeser pun! Tirulah perbuatan baik author ini readers.

Hati Aizen menjadi berbunga-bunga dan matanya berbinar-binar, "Ini dia yang kita butuhkan Gin. Ayo segera kita dalami isi buku ini dan mendiskusikannya bersama para Espada.

"Hai, Aizen-taichou," Jawab Gin. Mereka berdua pun menghilang dalam kesesatan.


In the Real World

"Jadi.. kalian meminta bantuanku untuk mengajari tentang sepak bola?" Kurosaki Ichigo memandang bingung ke arah tamu-tamu dunia lain yang mendadak bertamu ke rumahnya. Sekarang kamarnya penuh sesak karena kedatangan tamu yang berjumlah ganjil 7 orang. Apalagi kehadiran Komamura menambah sempit ruangan yang sudah sempit itu. *ditendang Ichi feat Komamura*

Readers mungkin heran, bagaimana bisa Ichigo ngobrol sama Shinigami lagi. Anggaplah demi estetika cerita Fic ini Ichigo telah mendapatkan kembali kekuatannya dan berkumpul lagi dengan Rukia. Sekian. Back to kamar Ichigo.

"Benar, ini perintah Soutaichou kami memerlukan tenaga dan pikiranmu untuk memenangkan pertandingan ini," jelas Toushirou. "Melawan Aizen dan mempertahankan Hougyouku agar tidak jatuh ke tangannya. Tapi kenapa sepak bola?" tanya Ichigo heran.

"Karena lagi nge-trend banget di real world tau gak sih loe," ucap Soifon yang mulai menjurus ke OOC-annya.

"Oke.. oke.. gue bakal melatih kalian. Ingat gue gak akan segan-segan terhadap seorang taichou sekalipun. Semuanya harus mengikuti perkataan gue," ancam Ichigo.

Jangan ikut-ikutan Soifon, Ichigo! Jangan pake bahasa gaul, nanti dikira author orang yang plin-plan dan blo'on. *readers: lha, emang kenyataannya begitu*

"Gue juga ikutan!" teriak seorang gadis mungil dari dalam lemari Ichigo dan menyeruak keluar. Dialah Rukia. Terus kenapa loe juga niru-niru dua chara yang udah OOC? *author pun sudah mulai ikut-ikutan*

Ichigo terperangah, lupa kalau ada Rukia di dalam lemari. Ichigo belum mengeluarkannya sedari pagi kalau sampai Byakuya melihat adik semata wayangnya disimpen di lemari lalu kehabisan napas... Ichigo akan kehilangan satu nyawanya. Sama seperti author, Ichigo punya lebih dari satu nyawa. Kenapa? Untuk memainkan peran di Fic author dibutuhkan lebih dari satu nyawa. Syarat dan ketentuan sudah tercantum di surat kontrak.

"Rukia mau apa loe ikutan main bola?" tanya Ichigo. "Gue juga pengen donk nyundul bola kayak di tipi-tipi seperti Gonza*le*," jawab Rukia.

"Haaah..." hela Ichigo menghembuskan napas berat, "Sepertinya ini tidak akan mudah. Hari ini akan menjadi hari yang berat," batin Ichigo. "Sebaiknya kita bersiap sekarang, tidak ada waktu lagi. Dan kenapa adikku bisa berada di lemarimu Kurosaki Ichigo?" tanya Byakuya sinis.

"Ii-iitu, ehm... Di-dia sedang me-melakukan penelitian dalam kegelapan," jawab Ichigo asal. Byakuya menoleh ke arah Rukia, "Benarkah itu Rukia?" matanya yang tajam menyiratkan kalau dia bisa mendeteksi kebohongan.

"Be-benar Nii-sama," ujar Rukia tergagap.

"Baiklah kita mulai latihannya, benar apa kata Byakuya waktunya tinggal sedikit. Minna, mari berangkat ke lapangan!" ajak Ichigo bersemangat. Dia tidak mau melawan Byakuya sekarang.

"Yossh..."

Apakah mereka tidak tahu bencana apa yang sudah disiapkan author dalam pertandingan bola mendatang? Mereka masih kekeuh rupanya. Lihat saja nanti. Keekekekkekk *Devil's Hiruma mode : ON*

.

.

.

Dan Fic ini resmi bersambung.


After the Scene

.

Author : "Ada 14 chara ditambah 2 chara tak dikenal, sakti juga gue bisa memainkan 16 chara." *bangga*

Ichigo : *getok kepala author pake codet* "Apaan? Itu juga satu chara rata-rata cuma dapet kesempatan sekali buat ngomong."

Author : "Loe kira gampang apeh?" *emosi*

Ichigo : "Cepet akhiri kolom ini, sebelum 16 orang itu dateng. Loe mau diajak ngobrol 16 orang? Nanti malahan kolom ini lebih panjang dari pada Fic loe."

Author : "Wassalam..." *gak pake nasi-basi*

Ichigo : *takjub*

.


Author's Note

.

Hemm... lagi-lagi Fic gaje saiia nongol. Kalau readers mau tahu, ide ini saiia dapatkan waktu lagi nyuci baju. Saiia sungguh berterima kasih sama mesin cuci saiia karena getarannya saiia jadi dapet ide.

Eniwei di setiap Fic, untuk nama jurus atau nama kelompok saiia lebih suka pake istilah Jepang. Enggak tahu kenapa, padahal saiia sendiri gak ngerti bahasa Jepang. *dijpret karet*

Minna kalo ada istilah Jepang yang salah kasih tahu saiia yak, *senyum pepsodent*.

Oh iya, pengenya saiia make stadion old Trafford cuma kekurangan biaya, akhirnya make GBK itu juga dibuat fake-nya. SS enggak mau berurusan sama aparat kepolisian Indo.

Saiia juga minta saran nih sama readers. Apa readers punya ide untuk nama-nama pemain yang akan berlenggang di pertandingan bola nanti? Team SS dan Team HM. Saiia sih udah kebayang squad-nya tapi kali aja readers punya ide yang lebih gila lagi. Kalau mau readers juga boleh menyertakan posisinya, misalnya Ichigo jadi penjaga gawang dsb. Terutama Team HM soalnya Espada ada 9 kurang 2 lagi.

Akhir kata.

'Readers yang baik adalah readers yang meninggalkan sesuatu untuk authornya... misalnya Review.' *copas dari forum tetangga* *dibantai readers*

Kritik? Saran? Flame? Roti? Martabak? Untuk author? Boleh...