Fanfic Rune factory 3
-Love Journey-
**Chapter 0**
[shara pov]
mataku melirik ke arah jendela rumah di kamar yg berada di lantai dua dan mendapati bahwa hujan masih saja belum berhenti. Tanpa kusadari sepertinya aku mendesah cukup panjang begitu melihat hujan deras yg tak kunjung berhenti mulai tadi pagi sampai sekarang yg sudah malam hari. 'seharusnya tadi kesempatanku untuk memetik bunga tapi malah hujan deras seperti ini, kalau seperti ini memakai payungpun tak akan berguna' pikirku yg dibuat kesal oleh hujan deras dengan petirnya yg menakutkan ini. Sejak tadi yg kulakukan hanya duduk termenung di tempat tidur ini. Melihat adikku yg sepertinya sudah tertidur membuatku tak punya seorangpun untuk diajak berbicara, memang benar masih ada kakek yg sepertinya belum tidur dikamarnya, tapi bukan hal yg bagus untukku mengajak kakek berbincang-bincang, malah yg ada dia hanya akan memarahiku. Pikiranku sudah bingung mau berbuat apa. 'mungkin tidur adalah hal terbaik' pikirku karena sudah tidak tahu lagi apa yg harus diperbuat, kurasa memang sudah saatnya untuk tidur.
Sebelum beranjak tidur aku sempatkan melirik ke jendela sekali lagi, entah hal apa yg membuatku penasaran dan mendekat ke arah jendela. Saat menatap keluar yg kudapati hanya rumah-rumah penduduk yg lampunya sudah mati semua dan entah kenapa desa ini terkesan sangat sepi dan serasa dilanda musibah besar. Saat melirik kebawah sambil melihat-lihat genangan air yg cukup banyak akibat hujan seperti ini mataku mendapati sesuatu yg aneh yg berjalan ke arah rumahku atau lebih tepatnya toko bunga milik kakekku, pandangannya tidak jelas karena memang sudah malam dan kaca luar jendela rumahku yg cukup basah karena air hujan. 'mungkin pelanggan' pikirku saat melihat sesuatu tersebut yg semakin mendekat. Tapi mana mungkin ada seseorang yg akan membeli bunga malam-malam begini ditambah lagi hujan deras yg seperti ini? Karena pikiranku penasaran, aku sempatkan untuk keluar kamar dan hendak turun kelantai satu untuk memastikan apa yg kulihat itu sebenarnya. Dengan langkah yg cukup cepat aku mulai keluar dari kamar dan segera menuruni tangga. Terdengar suara kakekku yg berteriak saat aku menuruni tangga "shara kau mau kemana saat hujan deras begini?" yg hanya kubalas "hanya keluar sebentar" sambil tergesa-gesa. Saat sudah berada di toko bunga yg berada dilantai satu, aku segera mengambil payung yg ada di toko dan segera kearah pintu keluar. Kutarik pelan pintu toko yg terbuat dari kayu ini saat mau membukanya dan dengan payung yg sudah kubuka lebih dulu karena takut akan hembusan air hujan yg mungkin saja bisa membuatku basah kuyup seketika. Saat pintu sudah terbuka sepenuhnya mataku terbelalak kaget ketika mendapati seekor domba atau lebih tepatnya monster domba dengan bulu berwarna emas yg tak pernah kutemui sebelumnya berada didepan rumah, dan sepertinya dia pingsan tak berdaya. Tanpa pikir panjang aku langsung membawanya kedalam rumah dengan cara yg cukup kasar yaitu menariknya ke dalam,sebenarnya aku mau menggendongnya kedalam rumah tapi karena badannya terasa cukup berat bagiku yg hanya seorang perempuan jadi aku hanya bisa menariknya saja.
Setelah berhasil membawanya kedalam rumah akupun baru sadar bahwa aku telah membawa seekor MONSTER kedalam rumahku sendiri, yah meskipun monsternya imut sih. Mungkin memang terkesan aneh, tapi aku memang tidak merasa takut sedikitpun pada monster terutama yg sejenis wolly seperti ini. 'dia sangat lucu' pikirku sambil memperhatikan wajah monster wolly yg sangat imut dan yg sedang tertidur ini, mungkin lebih tepatnya sedang pingsan. Saat sedang senang''nya memperhatikan sang wolly tiba'' terdengar suara atau lebih tepatnya teriakan dari lantai atas ''shara ngapai kamu tadi keluar?''. Itu adalah suara kakek yg benar'' mengejutkanku, bagaimana jika dia mengetahui bahwa aku membawa seekor monster kadalam rumah? Aku lupa bahwa kakek adalah orang yg benar'' membenci monster. "shara apa kau disana?" sekali lagi kakek bertanya karena pertanyaan yg tadi tidak dijawab. Terdengar langkahnya mulai menuruni tangga, akupun semakin bingung harus bagaimana. Aku mencoba untuk menyembunyikan monster wolly ini secepat mungkin "kenapa kau tidak menja" langkahku untuk menyembunyikannya benar'' gagal. Saat aku menoleh kebelakang, yg kudapati adalah wajah terkejut kakekku sampai'' dia menganga. Saat mengetahui bahwa kakekku sudah melihat dan mengetahui bahwa ada monster didalam rumah, aku segera menutup telinga karena sudah dipastikan bahwa dia akan berteriak "APA YG KAU LAKUKAM SHARA!" ternyata dugaanku 100% benar, dia benar" berteriak sekuat mungkin padaku dan mungkin saja tetangga sebelah sampai bangun dari mimpi indahnya. Jika bertanya apakah adikku akan bangun? Itu hal yg tidak mungkin. Meski dunia akan hancur sekalipun jika dia sudah terlelap sudah dipastikan dia tidak akan bangun sampai besok pagi. "KENAPA KAU MEMBAWA MONSTER KEDALAM RUMAH?!" kakekku tetap bicara dengan nada yg tinggi, mungkin amarahnya masih belum reda. Jika sudah begini, menjawabpun akan serba salah jadinya. "kasihan dia pingsan di depan rumah" meskipun aku tau bahwa apapun yg kukatakan tak akan ada artinya, tapi aku sempatkan untuk menjawab pertanyaannya dengan wajah memelas agar dia tidak semakin marah. "TAK ADA GUNANYA MENGASIHANI SEEKOR MONSTER! BAGAIMANA JADINYA JIKA DIA MENYERANGMU TIBA-TIBA SAAT DIA BANGUN NANTI HAH?!" (capslock blong) bukannya mereda tapi malah semakin keras teriakannya. Rupanya usahaku benar'' gagal. "pokoknya aku akan tetap merawatnya sampai dia bangun!" ucapku dengan nada yg cukup keras dan keras kepala. Sepertinya hal tersebut semakin membuat kakekku makin naik darah (bukan naik daun?) "KAU HARUS MENGELUARKANNYA SEKARANG JUGA!" teriakan kakekku menggema disekitarku dan benar'' membuatku merasa ketakutan. Tapi saat aku melihat kembali wajah monster wolly yg benar'' imut itu membuat rasa takutku hilang seketika dan seakan memberikan keberanian untuk menolak perintah kakek. "TIDAK AKAN! POKOKNYA TIDAK AKAN! JIKA KAKEK TETAP MENYURUHKU MENGELUARKANNYA! AKU JUGA AKAN TURUT KELUAR BERSAMA MONSTER WOLLY INI!" ucapku seraya menunjuk kearah monster wolly yg pingsan tak berdaya yg dibelakangku dengan nada yg benar'' sudah kelewatan untukku yg bicara pada kakekku sendiri. Tapi sikap keras kepalaku ini sudah tidak bisa membiarkan seekor monster yg tak berdaya di biarkan begitu saja. Mendengar perkataanku, rupanya kakek semakin terkejut untuk sesaat. Tapi sesaat kemudian dia mulai mengeluh dan sepertinya dia mulai menyerah. Melihatnya yg sepertinya sudah melunak, akupun mulai merasa menang. "pokoknya aku akan merawatnya dikamarku sampai dia bangun!" akupun melanjutkan permohonanku atau lebih terkesan seperti pemaksaan pada kakekku. "huh ok ok, kau boleh merawatnya, tapi biarkan aku yg menjaganya di kamarku dan kau cepat tidurlah sekarang" ucapnya dengan lembut sambil berjalan kearahku. "TIDAK! Pokoknya aku akan merawatnya sendiri di kamarku!" ucapku tetap keras kepala untuk merawat monster wolly ini dikamarku sendiri karena aku takut kakek akan membiarkannya begitu saja jika dia yg merawatnya. "LALU BAGAIMANA JIKA DIA MENYERANGMU SAAT DIA SADAR NANTI?!" rupanya perkataanku membuat kakekku menjadi marah lagi tapi sepertinya cuma sementara. Melihatku yg sudah keras kepala mungkin membuatnya berfikir memarahiku sudah tidak ada gunanya dan diapun menyerah juga. "baiklah jika itu yg kau mau, tapi jika dia sudah sadar nanti segera kau panggul aku MENGERTI!" ucapnya dengan menegaskan kata mengerti yg benar'' membuatku merinding. "untuk kali ini biarkan aku membantumu membawanya kekamarmu" ucapnya menawarkan bantuan dan mendekat kearah monster wolly tersebut. Karena membawa monster ini sendirian benar'' sulit terutama saat akan menaiki tangga nanti, maka akupun menerima dengan senang hati bantuan darinya. Aku dan kakekkupun mulai membawanya kekamarku.
Sesampainya dikamarku, aku dan kakekku membaringkannya di kamar tidurku dan akupun segera menyuruh kakekku untuk segera keluar dari kamarku dan adikku atau bisa dibilang mengusirnya dari kamar. Perlu diketahui bahwa tempat tidurku dan adikku itu satu ruangan namun ranjang tempat tidurnya milik masing-masing. Kakekku pun keluar dari ruangan dengan bernafas panjang. Saat kakek sudah sepenuhnya keluar dan sepertinya sudah kembali kekamarnya sendiri aku pun baru menyadari dan bertanya-tanya dimana aku harus tidur?.
Aku benar'' tidak tega bila membuat monster imut ini tidur dilantai tapi sudah tidak ada tempat tidur lagi untukku. "mungkin aku akan tidur di ruangan toko untuk saat ini" ucapku sedikit mengeluh bukan karena harus mengalah pada monster ini tetapi mengeluh karena tidak adanya tempat tidur untuk tamu disaat seperti ini. Setelah memastikan bahwa monster wolly tersebut sudah aman bila dibiarkan sendirian, akupun keluar kamar dan turun ke lantai bawah untuk tidur di ruangan toko. Setelah sampai dilantai bawah dan tepat didepan kursi yg akan kugunakan untuk tidur, aku baru menyadari bahwa adikku tepat berada disebelah monster itu. 'Bagaimana jika monster itu menyerang adikku? Tapi karena kelihatannya moster itu tidak menyeramkan, mungkin saja dia tidak akan menyerangnya. Lagipula jika memang monster itu hendak menyerang adikku, saat itu juga adikku akan bangun dan segera lari dari dalam kamar' pikirku mencoba untuk berpikir positif dan segera duduk dikursi untuk tidur. Setidaknya inilah pengalaman pertamaku tidur dalam keadaan duduk dikursi toko dan sepertinya hal ini tidak terlalu buruk dan tanpa disadari sepertinya akupun mulai terlelap. Sebelum terlelap sepenuhnya aku merasakan sesuatu yg sepertinya mendekat kearahku dan tiba'' badanku terasa hangat karena sesuatu yg menutupinya. 'Sepertinya seseorang memberiku selimut' pikirku bertanya-tanya siapa yg memberikanku sebuah selimut tanpa punya keinginan untuk membuka mata karena aku sudah hampir terlelap. "kau terlalu baik sampai rela tidur disini hanya demi seekor monster tersesat" itulah perkataan seseorang yg kudengar dan sepertinya itu suara kakekku. Aku cukup menyesal karena telah berdebat dengannya malam ini. Meskipun kakekku membentakku malam ini, tapi aku tidak akan pernah membencinya karena aku tahu bahwa dia hanya sekedar khawatir padaku dan aku tahu meski aku juga telah membentaknya tapi dia tidak akan membenciku. Setidaknya keluarga kami bisa dibilang cukup harmonis
meski ayah dan ibuku sudah tiada.
Yosh dikarenakan liburan sudah tinggal 1 hari lagi dan karena hari'' mulai terasa bosan, entah kenapa malah berniat untuk membuat sebuah fanfic. Fanfic ini mengambil setting rune factory 3 tapi perlu diketahui bahwa fanfic ini berbeda dengan alur cerita di gamenya. Ingat ya TIDAK SAMA!. Jadi jika anda bilang ini lain dari gamenya gan, kok beda vroh?, kan bukan gini di gamenya gan?. Sudah dikatakan sebelumnya bahwa fanfic ini tidak sama dengan gamenya. Saya cuma menggunakan karakternya dan mungkin ada event di game yg saya jadikan cerita di fanfic ini. Bisa jadi ini jadi cerita HAREM loh! Nggak tau apa itu harem? Silahkan tanya ke mbah gugel. Cerita digame ini akan sampai sang karakter menikah atau bahkan sampai punya anak. Tapi saya tidak menjamin jalannya update fanfic ini, bisa sehari 1 chapter, bisa seminggu 1 chapter atau bisa jadi 1 bulan 1 chapter atau bahkan 1 tahun 2 chapter atau tidak dilanjut sama sekali. Update fanfic tergantung dari kesibukan sehari-hari dan tergantung dari pembaca. Semakin banyak pembaca maka semakin saya bersemangat (FIRE UP) :v .
Apakah fanfic ini pantas dilanjut? Atau di hiatus saja? Mohon saran, maupun kripik pedasnya.
