Naruto © Masashi Kishimoto

Pairing: NejixGaa und SasuxNaru

Rated: T

Warning: Shonen-ai, Alternative Universe, Out of Characters and don't Like, don't read this fict!!

-o0o-

~Only You~

Chapter 1

by: Aoi no Tsuki

to

Mendy.d'LovelyLucifer


Gaara P.O.V

Konoha High School (12.30 pm)

TENG! TONG! TENG! TONG!

Bel pelajaran terakhir berbunyi, semua berkemas untuk pulang. Tapi, tidak denganku. Hari ini aku akan berkencan dengan seseorang.

"Beri salam," ucap ketua kelas di kelasku. Semua pun menunduk pada Sensei yang telah selesai mengajar.

"Terima kasih atas perhatian hari ini, selamat siang." Sang guru pun keluar kelas diikuti oleh murid-murid.

Kulihat sosok itu sudah ada di depan pintu kelasku. Rambut coklatnya yang panjang dan mata lavender-nya yang indah memandang ke arahku. Dia tersenyum padaku, aku pun membalasnya dengan sebuah senyuman hangat untuknya.

"Ayo pulang, Gaara." ujarnya

"Tunggu sebentar, Neji."

Hyuuga Neji, cowok ini adalah kekasihku di sekolah ini. Hubungan kami hanya aku dan Neji yang mengetahuinya. Sudah satu bulan ini kami jadian.

"Gaara, cepatlah!"

"Tunggu sebentar! Bukuku belum kubereskan,"

Dengan cepat aku membenahi buku-buku pelajaran yang ada di atas meja lalu mengambil tasku dan berjalan ke arah Neji.

"Kau membuatku menunggu terlalu lama, Gaara."

"Maaf," ujarku berusaha tenang, entah kenapa hanya dialah yang bisa membuatku salah tingkah dalam berbuat sesuatu. "Ayo!"

"..." Aku menunggu reaksinya, dia hanya memandang ke arahku dengan pandangan yang berbeda.

"A-apa? Neji?!"

"..."

Wajahnya mendekat ke arahku perlahan, semakin dekat dan dekat...

BLAKK!

"Aduh!" Dia mengeluh.

"Kau mau apa?" Aku berusaha mengendalikan sikapku di hadapannya sebisa mungkin.

"Hei, aku hanya ingin melihatmu dari dekat," katanya sambil memegangi keningnya yang kubenturkan dengan keningku.

"..." Aku pun langsung mendahului Neji.

"Tunggu, Gaara!" Neji menyusul langkahku dengan cepat. Tapi, aku mengacuhkannya. "Keningku sakit itu karena kau. Aduh!" Aku tetap berjalan di depannya.

"Gaara?"

SET! CUP!

Aku menarik tangannya lalu menciumnya tepat pada keningnya.

"Gaa-ra..." Matanya terbelalak tak percaya. Sorot mata itu begitu kaget.

"Maafkan aku ya, Neji. Masih sakitkah?" tanyaku sambil memegang keningnya.

"Sudah tak sakit lagi. Sekarang giliranku,"

"Giliran apa?"

GREP!

"Mmh..."

"Ne-Neji?!" Aku memegangi bibirku dan memandang pemuda yang ada di depanku itu. Dia... menciumku.

"Terima kasih ya, Gaara."

"Untuk apa?"

"Kau menghilangkan rasa sakitnya," Mendengar perkataannya aku hanya tersenyum.

"Sifat tenangmu jadi hilang, ya? Aku suka membuatmu begitu," ucapnya dengan nada yang mengejek.

"..."

"Aku tahu, tenang saja. Ayo!" Dia menggeret tanganku dan menggenggamnya erat. Di belakangnya aku hanya tersenyum, senyum kebahagiaan.

"Ya, hanya kau yang bisa membuatku begini, Neji." bisikku di telinganya.

**

"Hah..." Aku menghela nafas.

Kencan setelah pulang sekolah memang sangat melelahkan tapi rasa lelah itu hilang karenanya, karena sosoknya.

"Mau pesan apa?"

"Aku sama denganmu saja,"

"Baiklah, kau tunggu di sini saja. Biar aku yang memesannya."

Aku hanya menganggukkan kepalaku dan melihat punggungnya yang menjauh. Aku memperhatikannya dengan seksama, tak lepas dari pandangan mataku.

"Ah?" Mataku menyipit untuk memperhatikan lebih detailnya.

Neji sedang berbincang-bincang dengan seorang gadis, gadis bercepol dua dengan seragam SMA yang sama denganku dan Neji. Sepertinya mereka sudah saling kenal sebelumnya, terbesit dalam hatiku perasaan yang tak enak.

Neji dan gadis itu kini tertawa, entah apa yang mereka tertawakan. Aku hanya bisa melihatnya dari kejauhan. Wajah Neji berbeda dari biasanya, aku merasa dia lebih senang saat berbicara dengan gadis itu dari pada dengan diriku.

"Neji?" gumamku pelan.

Setelah beberapa menit, gadis itu pergi meninggalkan Neji, perasaanku lega untuk itu. Sosok Neji mulai mendekat ke arahku, dia tersenyum. Aku pun membalasnya dengan sebuah senyuman.

"Maaf membuatmu menunggu,"

"Tak apa, siapa gadis tadi, Neji?" tanyaku penasaran.

"Ah! Dia temanku sewaktu SMP, sekarang dia adik kelas kita. Namanya Tenten. Lucu, ya? Haha..."

"..." Aku hanya diam mendengar penjelasan dari Neji. Neji menatapku heran.

"Kenapa kau berwajah seperti itu, hah? Tenang saja. Aku tak akan pernah menyukainya kok. Hanya kau yang aku sukai," serunya sambil mengusap rambutku.

Mendengar pernyataan itu wajahku berubah merah, aku sangat senang dia mengatakan hal itu.

"Nah, ayo kita mulai makannya. Aku sudah lapar," serunya sambil mendudukkan dirinya di kursi.

"Hm."

**

"Kenapa kau tak menghabiskan makananmu? Tak seperti biasanya,"

"Aku sudah kenyang," ujarku tak menatapnya.

"Ya sudah, ayo kita pulang!"

"Ya,"

Kami berjalan menelusuri jalanan yang kecil, mungkin ini jalan pintas untuk cepat sampai di rumah.

"Gaara, kau baik-baik saja, 'kan?"

"Tentu, aku baik-baik saja, Neji."

"Jangan kau pikirkan tentang gadis tadi!"

"Tidak, aku tak memikirkan itu," sangkalku.

"Aku tahu kau. Aku tak mau membuatmu khawatir seperti ini karena Tenten itu," serunya sambil memelukku.

"Ne-Neji!"

"Hn?"

"Aku tak mau kehilangan dirimu,"

"Tak akan pernah, Gaara."

Kejadian itu di akhiri dengan sebuah ciuman yang menyenangkan untukku. Aku takkan bisa hidup tanpamu.

**

"Nah, sampai sekarang,"

"Terima kasih sudah mengantarku,"

"Kembali, apapun untukmu,"

Aku hanya tersenyum.

"Aku pulang dulu ya, Gaara."

"Hati-hati, sampai besok di sekolah." Sosoknya pun menghilang dari pandanganku.

'Jujur aku takut kehilangan dirimu, Neji.'

KLEKK...

"Aku pulang!" seruku sambil membuka pintu dan berjalan ke kamarku.

"Sudah pulang ya, Gaara?"

"Hm,"

"Di antar Neji lagi?" tanya kakak perempuanku, Temari.

"Iya, sudahlah, jangan bertanya lagi. Aku mau ke kamarku dulu."

"Ya sudah."

**

BRUKK!

Kurebahkan tubuhku di ranjang tempat tidurku. Lelah untuk hari ini mulai terasa. Aku ingin beristirahat sekarang, mataku menerawang ke arah langit-langit kamar. Perlahan mata emerald-ku pun terpejam.

DRRT... DRRT...

"Ah?" Kubuka mataku mendengar suara handphone-ku yang berbunyi. Dengan cepat kuambil benda yang ada di sampingku itu. Tertera tulisan 'One message received'. Setelah kutekan tombol itu terlihatlah sederet kalimat yang kubaca.

"Di-dia?!" Mataku terbelalak ketika melihat nama 'Tenten' di situ.

From : 087-xxx-xxx

Gomen, Gaara-kun. Aq Tenten, boleh minta nomor Neji-chan?

"Chan? Apa maksudnya dengan embel-embel itu. Aku tak pernah memanggilnya begitu!" Aku menaikkan sebelah alisku karena itu aneh.

Dengan cepat kuketik nomornya lalu mengirimnya kembali ke nomor Tenten. Dengan tak sadar dan bodohnya aku telah memberikan nomor Neji pada gadis itu. Penyesalan yang sekarang kurasakan.

'Bagaimana jika Neji menyukai gadis itu dan melupakan aku?'

"Akh!!"

"... Aku tak akan pernah menyukainya kok."

Aku hanya bisa tersenyum mengingat perkataannya itu.

**

Gaara's House (05.45 am)

Hari ini aku berangkat ke sekolah lebih awal dari biasanya, aku ingin segera menemui Neji dan menanyakan sesuatu kepadanya. Kuambil tas sekolah yang sudah kusiapkan tadi malam. Dengan cepat aku menuruni satu persatu anak tangga.

"Gaara, ayo sarapan!" seru Temari-nee dari arah meja makan.

"Tidak, aku berangkat lebih awal."

"Hati-hati!"

"Ya."

Cuaca pagi hari ini lumayan cerah, cahaya langit belum terlalu tampak. Belum banyak orang yang berlalu-lalang, mungkin ada tapi hanya sedikit. Kupercepat langkahku agar segera sampai di sekolah.

**

Konoha High School ( 06.05 am )

Tak berapa lama aku sudah memasuki halaman sekolah dan menuju ke kelas Neji. Dengan cepat kubuka pintu kelasnya, ternyata sosok itu belum datang. Tak biasanya Neji seperti ini.

'Belum datang rupanya!'

Aku pun memutuskan untuk menunggunya di bangku taman di dekat kelasnya. Satu persatu banyak murid-murid yang sudah berdatangan. Aku melihat kelasnya, tapi dia belum tampak juga. Tak lama aku melihatnya datang dari sudut sekolah dan betapa kagetnya melihat Neji bersama seorang gadis, gadis yang bernama Tenten. Aku hanya bisa melihat Neji bersama gadis itu. Kuurungkan niatku untuk menemuinya, semua sudah terjawab sekarang.

"Dia berbohong padaku!" seruku lirih.

Aku pun segera pergi dari pemandangan yang menyakitkan itu.

"Haha... Neji berbo-hong padaku, ya?"

Aku hanya bisa menampakkan senyuman getir untuk saat ini.

...BER-SAM-BUNG...


Mendy, maaph kaLo' fict-nya jeLek dan tak sesuai harapan, jadinya kaya' gini. Maaph jika masih ada kesaLahan dan typo daLam fict ini...

...skaLi ripiew tetep ripiew ayo maju kasih ripiew...

Arigatou Gozaimashu

Aoi no Tsuki