Sebenarnya ini fanfic aku bingung mau dirating pake rating M atau T. Tapi, ya sudahlah. Silahkan baca!!!!
Warning: hints for yaoi, OOC, gaje dan lain-lain. Cara penulisan juga gaje. jadi mohon maaf
Tolong di review! Mau flame juga boleh, tapi jangan banyak-banyak ya
Disclaimer: Naruto bukan punyaku. Sama sekali bukan!!!!!!
Seperti biasanya (apanya yang seperti biasanya?) karena urusan politik, Gaara sang Kazekage diperintahkan (sama siapa?) untuk datang ke Konoha. Nah.....karena author lagi males nih ngetik penjelasan, tek tek bengek macam gituan kita skip saja (*author dikeroyok sama pembaca dan karakter).
Jadi, Gaara, Temari dan Kankurou datang ke Konoha bertiga. Dan, inilah kisah mereka di Konoha saat waktu sedang senggang........
(Cerita dimulai........)
Kankurou menatap jendela dari kamarnya dengan tatapan malas. Ia bertanya-tanya, untuk apa dia datang ke Konoha padahal jelas-jelas yang dibutuhkan di Konoha cuma Gaara seorang. Dan di sinilah dia, terjebak dalam kebosanan. Ia pun mendatangi kamar kakaknya karena sudah tidak tahan dengan suasana yang suntuk.
"Oi, Temari. Makan siang yuk, trus belanja gitu. Main gitu. Bosen nih, dari tadi menemani Gaara berdiskusi dengan Tsunade-sama terus," ajak Kankurou main nyelonong masuk ke kamar Temari. Temari mengerling pada adiknya. Iya juga, ia juga ingin berkeliling Konoha, ngapaiin gitu, wisata kuliner kek, belanja kek, apa saja gitu.
"Gaara tadi kemana?" tanya Temari begitu teringat kalau ia kembali ke hotel hanya berdua dengan Kankurou ketika rapat antara Kazekage dan Hokage sudah selesai.
"Tadi selesai rapat, Naruto menariknya pergi," jawab Kankurou. "Sudahlah, ayo pergi," tambahnya dengan tampang memelas sok imut tapi amit-amit (*author ditimpukin sama Kankurou).
Temari mengangguk. Ia meninggalkan kipas besarnya di sudut kamarnya, ia sudah percaya dengan Konoha. Lagipula, kipas itu berat. Dan dengan adanya Kankurou, anggap saja punya bodyguard gratisan. Kankurou masih bawa gulungan-gulungan untuk memanggil bonekanya, yang itu sih enteng.
Begitu keluar dari kamar Temari, telinga Kankurou berdiri (emang kelinci berdiri?) begitu mendengar suara aneh dari kamar Gaara. "Oi, Temari, kau dengar tidak?" tanya Kankurou sedikit berbisik. Temari menoleh padanya dan menajamkan telinganya.
"Ah...Gaara....bukan...di situ bodoh, agak ke bawah sedikit," Kankurou bisa mendengarnya begitu menempelkan telinganya di pintu kamar Gaara. "Kankurou, jangan menguping," desis Temari mengalahkan desisan Orochimaru. Kankurou menggeleng dan memberi isyarat 'jangan berisik' dan kembali menguping.
"Ah....ya...di situ! Oh...sial!....uhm....Gaara....uh....," Kankurou mulai sweatdrops. Melihat ekspresi Kankurou, Temari ikutan menempelkan telinganya di pintu kamar Gaara, habis kan penasaran cuy.
"Akh! Lebih keras! Lebih cepat! Akh! Uhm...Gaara...," erangan-erangan barusan berubah menjadi teriakan-teriakan kecil diiringi dengan desahan-desahan yang.....Uwaaah! Author juga jadi ikutan ngeres! (*author dilemparin kulit pisang sama pembaca).
Wajah Temari memucat dan menutup mulutnya dengan tangan, tak percaya dengan yang didengarnya. Kalau tak salah, tadi itu suara milik ninja penuh kejutan no. 1 di Konoha, Uzumaki Naruto. Kankurou sudah tak terbayangkan bagaimana ekspresi wajahnya.
"Lebih keras! Lebih keras, Gaara! Lebih cepat!....Akh...ah!"
"Kalau lebih keras nanti kau berdarah," kali ini Temari dan Kankurou mendengar suara monoton adik mereka.
"Oh ayolah, Gaara! Lebih cepat! Aku sudah tidak tahan! Sedikit lagi! Akh...aw....Gaara....tanganmu itu....benar-benar....akh!"
"Sudah kubilang kau akan berdarah kalau aku lebih keras, tunggu sebentar, biar kuambilkan lotion, itu akan membuatnya lebih mudah," mulut Kankurou menganga, tak menyangka kalau adiknya yang polos bisa 'tahu' sebanyak itu. (Note: untuk yang bukan penggemar yaoi pasti nggak mengerti, bersyukurlah!!!!!)
"Tunggu! Jangan pergi! Sebentar lagi! ......Ya....ya...aw...uhm....Gaara...," kali ini terdengar kembali desahan dan erangan. Temari yakin ia nyaris mimisan. Kankurou darahnya sudah naik ke ubun-ubun.
"Ah! Auw! Gaara, jangan sekeras itu! Sakit!" terdengar rintihan dari dalam kamar. Darah sudah menetes dari hidung Temari, bukan karena Temari itu seorang mesum tapi cewek lebih berbakat jadi penggemar yaoi. (Pembaca: .....O.o)
"Ya, maaf. Aku akan lebih pelan," kata Gaara dan kembali terdengar desahan-desahan. Kankurou sudah tidak tahan lagi, sudah tidak tahan! Memang setiap orang berhak memilih tapi.... (kok kayaknya nggak nyambung ya? O.o)
Dan, dengan satu tendangan penuh amarah dari Kankurou, pintu menjeblak terbuka. Memperlihatkan dua orang remaja cowok di dalamnya.
"KALIAN ITU! BENAR-BENAR....," teriakan Kankurou terhenti begitu melihat pemandangan di depannya. Naruto sudah telanjang dada, jaket dan kaosnya sudah terlupakan di lantai. Kedua tangan Gaara ada di punggung Naruto. Muka Naruto merah dan ada sedikit gumpalan air mata di sudut matanya. Punggung Naruto dipenuhi bercak-bercak merah.
"Temari-neesan? Kankurou-niisan?" Gaara menoleh memandang bingung kedua kakaknya. Temari dan Kankurou diam seribu bahasa. Tak mengerti.
"Aw! Gaara! Jangan sekeras itu! Sakit tahu!" omel Naruto. "Maaf, maaf," kata Gaara dan kembali....ehe...he...he....menggaruk punggung Naruto.
"Ih gila! Gatel banget sih! Brengsek! Ah...aw...sialan! Shino sialan! Bukan di situ Gaara, ke bawah sedikit!" kalimat Naruto bercampur antara mengutuk, desahan dan perintah. Kankurou dan Temari jadi cengo.
"Lebih keras!" Naruto memekik. "Sumpah gila! Gatel banget!"
"Naruto, kulitmu itu sudah lecet-lecet, nanti berdarah," kata Gaara. Temari mulai mengklik semuanya. Aduh, ni anak dua benar-benar membuat orang panik – dan mimisan saja. Untung sekarang mimisan Temari sudah berhenti.
"Kenapa bisa begitu?" tanya Temari setelah menemukan kembali suaranya. Naruto dan Gaara memandangnya. "Tadi...ceritanya....aku...akh! Bukan di sana, ke kanan! Kanan! Bukan kiri! Kanan, Gaara, kanan," tampaknya Naruto sudah tak bisa cerita kalau ngomongnya kayak es campur begitu.
"Tadi kami bertemu dengan , dia tersinggung dengan perkataan Naruto jadinya Naruto digigitin sama serangga-serangga Shino. Jadinya, bentol-bentol begini," jelas Gaara sembari tangannya masih sibuk menggaruki punggung Naruto dengan kukunya yang lumayan tajam dan panjang, nggak heran punggung Naruto jadi cepat lecet terus berdarah, tangannya saja kayak vampire begitu.
Kankurou mengangguk-angguk bodoh. Naruto mulai mengerti. "Ah! Hayo! Tadi pasti pada ngeres deh mikirnya!" goda Naruto dan kembali merintih ketika satu kuku Gaara menggores kulitnya.
"Ngeres itu apa sih? Kenapa tadi Temari-neesan mimisan?" Gaarapolos namun dengan tampang datar. Semua orang di ruangan itu – kecuali Gaara, jadi sweatdrops.
Iya sih, Gaara itu kan masih innocent banget kalau soal hal-hal berbau seks.
"Ah, Gaara. Kamu ambil lotion anti gatal atau bedak sana. Kalau begitu terus punggungnya Naruto bisa habis lho," kata Temari mengalihkan pembicaraan. Naruto memasang tampang tak suka, ia masih gatal dan masih ingin Gaara membantunya menggaruk tempat yang tak bisa ia raih.
"Sudah, tahan dulu anak manja!" Kankurou yang sudah kembali nyawanya segera menghampiri Naruto dan menggrawok (Pembaca: bahasa apa tuh? 0.o) punggung Naruto dengan tangannya.
"AKH! WADAOW! AMPUN! AMPUN!" Naruto jejeritan kesakitan. Gaara dengan cepat mengambil lotionnya. Dan akhirnya, dengan bantuan Temari dan Gaara, tubuh Naruto kini dipenuhi balutan lotion. Rasanya perih banget – karena kena bagian lecet-lecetnya, sampai Kankurou harus memegang Naruto yang sudah mirip orang epilepsi. Kankurou tersenyum kemenangan, ini nih balasan untuk bikin orang panik dan salah paham nggak ada juntrungannya.
Lupakan insiden gaje tadi, sekarang Naruto, Gaara, Temari dan Kankurou sedang makan siang di salah restoran di Konoha. Tentunya kita (Pembaca: siapa kita? Lu aja kali, gw nggak *author merundung suram di pojokan sambil menanam jamur) sudah tidak heran lagi melihat (melihat? Bukannya membaca?) dua benjolan besar di kepala Naruto.
"Oh, permisi, aku mau ke toilet dulu," kata Gaara dan segera pergi ke toilet, entah mau ngapain (*author ditendang sama Gaara nggak boleh ikutan ke toilet, ya udah deh, kita liat keadaan yang lainnya saja).
"Oi, ini perasaanku saja, tapi kok Gaara masih kelewat polos sih buat hal-hal mesum," kata Naruto to the point, menatap serius ke dua kakak dari Kazekage yang sedang sweatdrops.
"Dia itu belum dikasih 'the talk' sih sama Kankurou," kata Temari menyikut Kankurou. Yang disikut pura-pura tidak mendengar.
(Note: The Talk itu adalah percakapan antara orang dewasa kepada anak kecil yang menjelaskan tentang seks secara lebih mendalam, ini dilakukan di luar negeri, author gak tahu apakah The Talk juga ada di Indonesia, ah bodo ah)
"Oh, pantesan jadi polos gitu," kata Naruto sedikit takjub. Di balik ketenangan Gaara, rupanya Kazekage muda itu masih tak tahu menahu soal hal-hal seperti itu. (Oh ya? Kira-kira yang ngasih The Talk ke Naruto siapa ya? Silahkan pembaca tebak sendiri)
"The Talk itu susah sih, aku juga nggak bisa jelasinnya," kata Kankurou. Naruto mangut-mangut kayak marmot.
Ketiganya terdiam ketika melihat Gaara sudah kembali dari ritual kecilnya (Pembaca: maksudnya? O.o). Gaara tampaknya tak menyadari kalau perhatian Naruto dan kakak-kakaknya terpusat padanya.
Mereka pun kembali makan. Anehnya, dalam keheningan. Itu semua karena mereka merasa tidak enak. Merasa yah......merasa apa ya? Pokoknya merasa tidak nyaman.
(Kankurou: *ngomong ke author* Eh, lu tuh buat fanfic serius dikit napa sih?)
(Author: Yei! Suka-suka gw dong! Gw kan authornya!!! *author langsung dikeroyok sama semua karakter dan pembaca)
"Ah.....kalian bertiga."
Deg! Naruto, Temari dan Kankurou dengan cemas menatap Gaara yang sekarang sedang memasang muka serius.
"Kenapa kalian tadi bersikeras tidak mau menjelaskan apa yang terjadi tadi padaku, aku ingin tahu apa yang Kankurou-niisan dan Temari-neesan pikirkan tadi," kata Gaara yang ternyata sadar juga kalau dari tadi dia dikibulin terus.
Temari dan Kankurou sweatdrops. Naruto tidak ingin ikut es campur eh? Maksudnya ikut campur.
"Ah.....itu.....," Kankurou mencoba mencari alasan yang masuk akal.
"Itu tadi berhubungan dengan hal mesum," kata Temari dengan nada serius. Naruto dan Kankurou langsung cengo memandang Temari dengan wajah yang seakan mengatakan 'WTF!!!!????'.
"Mesum?" tanya Gaara, Temari mengangguk.
"Kalian selalu menolak memberi tahu hal-hal mesum padaku," kata Gaara masih dengan nada serius. Kankurou ingin rasanya tenggelam masuk ke dalam tanah.
"Hal-hal mesum bisa kau pelajari dengan orang yang kau paling cintai," jelas Temari masih dengan wajah serius. Naruto masih melongo.
"Oh ya, aku ada janji nih sama Shikamaru, aku pergi duluan ya," kata Temari kemudian beranjak pergi. Kankurou mengutuk dalam hati, 'yah! Sialan! Dia kabur!! Sudah menjelaskan hal tidak jelas gitu malah kabur?????'.
"Ah, Gaara, aku juga ada janji nih," kata Kankurou juga ikutan ngibrit. Naruto masih cengo. Gaara menatapnya.
"Naruto, maukah kau mengajari hal-hal mesum padaku?" tanya Gaara masih dengan tampang serius, masih nggak sadar betapa aneh pertanyaannya itu.
Naruto segera sadar dari kecengoannya dan dengan wajah pucat memandang Gaara.
"UAPPPPAAAAAA!!!?????"
Segitu aja fanfic ini. Maafkan aku atas kegajeannya. Sebenarnya kalau kalian mau, aku bisa membuat chapter ke 2 dari fanfic ini yaitu saat Naruto melakukan The Talk dengan Gaara. Kalau kalian mau, silahkan request dari review ya! Kalau memang pada gak mau yah....fic ini tamat di sini saja.
Reiview please!!!!!!!
