"Aku sendirian di alam semesta ini,"
"Yep."
"Begitu juga kau. Kita sama."
Sama?
Makhluk itu bilang aku dan dia sama?
"Kita tidak sama! Aku tidak—"
Aku tidak sama dengannya.
Aku tidak sama dengan Dalek itu. Tidak akan.
Aku tidak sendirian.
Aku bukan satu-satunya yang tersisa.
Aku bukan lagi satu-satunya yang tersisa.
Oh, tidak, dia tidak boleh tahu kalau aku bukanlah yang terakhir.
Aku tidak boleh membuatnya tahu.
Aku tidak ingin membahayakan Time Lord yang lain. Dua Time Lord lain selain aku.
Aku tidak ingin membahayakan mereka meskipun mereka belum ada. Belum datang ke dunia.
Aku mengambil satu langkah menjauhi makhluk berlapis logam itu. "Tidak, tunggu. Mungkin saja kita sama." Aku tersenyum. "Kau benar. Yeah, kau benar."
-—-
Ad Perpetuam
Disclaimer: Doctor Who ataupun karakter di dalamnya bukan milik saya.
WARNING: Non-slash Mpreg
Setting waktu di episode "Dalek" 01x06. Banyak dialog dari episode ini, jd saya saranin buat nonton ulang episodenya sblm baca ff ini, hehe
-—-
Chapter 1
.
Lampu sorot menyala. Tanganku terangkat tinggi mengikuti borgol yang mengikatnya.
Sungguh, apapun benda—yang terlihat mengacam—di depanku itu, jika memang itu akan menyakitiku, biarlah. Tapi kumohon, jangan buat benda itu menyakiti satu sel pun dari dua Time Lord kecilku yang tidak bersalah.
Kumohon. Mereka adalah satu-satunya harapan bangsaku. Dan diriku.
Dua Time Lord kecil.
Atau mungkin dua Time Lady mungil, atau mungkin satu Time Lord mungil dan satu Time Lady mungil. Aku tak tahu.
"Sekarang, senyumlah!" Ucap Van Statten dengan seringainya.
Benda itu lalu mengeluarkan sinar merah yang mengarah ke dadaku. Detik itu juga rasa terbakar menjalar ke seluruh tubuhku.
Perih sekali. Tak kuasa kutahan rasa sakitnya. Ringisan mendesak keluar dari kedua bibirku.
"Dua jantung! Sistem pembuluh darah kembar!" Pekik Van Statten seperti menemukan oasis di tengah padang pasir nan gersang.
"Jangan nyalakan benda itu lagi. Kau bisa menyakiti mereka." Desisku.
"Dari mana asalmu, Doctor? Dan siapa yang kau sebut mereka?"
Aku mengalihkan pembicaraan, "Dengar. Kau tahu apa itu Dalek, Van Statten? Benda itu melakukan apa yang menjadi alasan mereka dilahirkan, untuk kelangsungan spesies mereka. Dengarkan aku, makhluk di bawah sana akan membunuh tiap-tiap dari kita!"
Van Statten tidak membalas. Pria itu melangkah mendekati benda di depanku, bersiap menyalakannya kembali.
Demi TARDIS yang biru, jangan lakukan itu lagi.
Zzzp!
Dia melakukannya lagi. Dia bisa melukai dua Time Lord kecilku!
Hentikan, cicitku dalam hati.
"Aku bersumpah, tak ada satupun dari kita yang aman di sini!" Rintihku padanya.
Van Statten nampak tak peduli, ia kembali menyalakan benda itu.
"Agh, arrgh!"
Ya ampun, dagingku terasa terbakar. Benar-benar terbakar.
Ukh, perih.
Tunggu.
Tunggu—
Dua Time Lord kecilku—
Tidak.
Aku—
Aku tidak bisa merasakan detak jantung mereka.
