Kalau tidak salah, aku pernah mendengar dari seseorang. Aku tidak ingat siapa dirinya, tetapi aku benar-benar ingat apa yang ia katakan. Ada sebuah ritual yang disebut sebagai 'mizu-kagami'. Kau hanya perlu untuk terus melihat pantulan dirimu dari air. Lama-kelamaan, kau mungkin bisa melihat auramu sendiri. Dan, bila di teruskan...
Kau bisa melihat roh dan iblis dengan mata kepalamu sendiri.
Aku ingin bertemu denganmu lagi. Berbicara ataupun bertengkar juga boleh. Aku sangat ingin. Jadi, aku benar-benar ingin melakukannya. Tidak boleh? Tetap akan kulakukan walau kau melarangku karena aku sudah merasa tersiksa tanpamu disini. Hidup ataupun mati pun kau tetap menjadi sadis.
Sebenarnya apa yang kau lakukan sampai aku menjadi seperti ini? Aku benar-benar tidak mengerti. Jadi, aku akan menanyakannya padamu ketika aku dapat melihatmu lagi. Menyentuhmu lagi. Dan, berbicara denganmu lagi...
Okita Sougo.
.
.
.
Disclaimer
Gintama adalah milik Sorachi Hideaki
OkiKagu Fanfic. Romance/Supernatural. Rate T. Multi-Chapter
.
Sarashina Arisa's Present
.
.
Mizu-Kagami
.
.
.
Jika bahkan kau membuat suatu pertemuan menjadi kacau, kau bisa mengubah rasa cinta menjadi duri. Rasa sakit yang tenggelam dalam hati menjerit dan bangkit kembali. Penggalan kenangan yang kau berikan, membuatku yakin bahwa kau mencintaiku. Tetapi, aku juga mencintaimu. Maka dari itu, aku ingin melindungimu.
Tetapi, malam itu kau pergi begitu saja. Kau berniat untuk mencampakkanku, hah? Atau kau tidak ingin mengurus anak kita nanti? Menghilang bagai di telan kegelapan. Kau pikir aku tidak khawatir? Aku menunggumu sampai beberapa hari. Namun, hasil yang kudapat adalah kau yang pulang ke rumah dalam keadaan sekarat.
"Aku pulang," ucapmu sambil mengulas senyum agar aku tidak khawatir.
Air mata mengalir di pipi. Aku memukul tubuhmu yang lemah. Kau menyusahkanku. Tapi, aku tidak pernah ingin kau sengsara. Biar aku yang membawa segala bebanmu. Dan, kau selalu memarahiku saat aku berkata seperti itu. Kau bilang, kita harus membagi beban kita bersama. Tidak ada yang lebih tersakiti. Tetapi, apa? Beban yang kau bawa selalu berkali lipat dari bebanku.
Dasar pembohong.
Dulunya, aku adalah gadis yang sangat serampangan dan tidak peduli akan diriku sendiri. Yang aku tahu hanyalah bertarung, makan, tidur, istirahat, dan uang. Aku gadis yang kuat, kau tahu itu. Aku gadis yang rakus, kau tahu itu. Aku gadis yang malas, kau tahu itu. Aku gadis yang cepat luluh kalau melihat uang, kau tahu itu.
Namun, hari itu kau malah mendatangiku di tempat kerjaku dan memberikanku penawaran. Sebenarnya, kurang tepat bila harus di katakan penawaran, karena hari itu kau melamarku. Kau sampai membuat bos dan rekan kerjaku kaget. Bahkan, kau membuat kacamata-nya Shin-chan retak dengan sendirinya.
Aku berpikir mungkin otakmu sudah rusak hari itu. Maksudku, kita selalu bertengkar setiap kali pertemuan dan... Rasanya aku pernah mendengar kau memiliki hubungan khusus bersama seorang gadis dari Mimawarigumi. Kalau tidak salah namanya Imai Nobume. Aku sudah bertemu dengannya beberapa kali dan kecantikannya tidak pernah berubah sejak pertama kali bertemu. Lantas, kenapa kau masih memilihku?
Dasar bodoh.
Pernah, kau ingin melakukan percobaan pembunuhan terhadapku saat aku sedang berpura-pura sakit. Kau mengabarkan kematian palsuku pada yang lain. Sampai hal besar yang tak terduga pun terjadi. Upacara pemakaman untukku yang belum benar-benar meninggal itu sungguh membuatku kesal. Tetapi, saat itu juga aku tidak bisa melakukan apa-apa.
Saat itu, semua orang telah mengira aku telah mati. Hanya kau satu-satunya yang tahu bahwa sebenarnya aku masih bernyawa. Namun, kau tidak menolongku. Kau polisi yang melakukan tindakan kriminal, tidak etis sekali. Masih banyak lagi percobaan pembunuhanmu padaku. Tetapi, kenapa harus kau yang pergi mendahuluiku?
Dasar payah.
Aku ingat saat rambutmu masih panjang. Rambut itu bahkan lebih panjang dari rambutku. Kau menanyakan pendapatku dulu sebelum memotongnya. Setelah kau memotong rambutmu itu, kau mengikatnya dengan pita merah dan menyimpannya dalam lemari. Sekarang, hanya itu bagian dari tubuhmu yang selalu ada bersamaku.
Tetapi, aku ingin tanganmu kembali menyetuhku. Sudah lama aku tidak merasakan kehangatan darimu. Dasar. Kalau terus seperti ini, aku bisa mati kedinginan. Tetapi, apakah kematian itu bisa membawaku untuk bertemu denganmu sekali lagi? Lagi pula, bukankah dulu kita selalu berusaha untuk saling membunuh?
Hei, apakah di sana sangat gelap? Ataukah kau nyaman berada disana? Apakah kau merindukanku? Apakah kau selalu memikirkan tentangku? Apa kau menunggu kelahiran anakmu ini? Usia kandungannya masih 3 bulan. Aku belum dapat memastikan jenis kelaminnya melalui USG. Yah, mau perempuan ataupun laki-laki, anak kita pasti akan menjadi anak yang kuat dan sehat.
Kau tahu, setiap malam aku selalu mengingat kenangan-kenangan kita dulu. Mulai dari saat aku baru datang ke bumi sampai terakhir kali aku melihatmu. Aku selalu mengingatnya sampai aku tertidur. Tetapi, akhir-akhir ini aku sering mendengar suara aneh saat malam hari. Apakah kau mencoba untuk menjahiliku, Sougo? Ataukah kau datang untuk melihatku?
Apapun itu, tunggulah. Aku akan melakukan mizu-kagami malam ini dan aku akan menemui dan berbicara padamu. Ada banyak hal yang ingin kusampaikan langsung padamu. Sangat banyak. Siapkan dirimu untuk malam ini karena mungkin kita bisa bicara sampai fajar...
Sadis sialan.
.
.
.
Kagura telah melakukan persiapan untuk hal ini dalam kurun waktu yang cukup lama. Sejak kemarin malam, ia sudah berhasil melihat makhluk halus walaupun masih samar. Kalau malam ini ia melakukan ritual mizu-kagami lagi, kemungkinan besar ia benar-benar dapat melihat roh dan iblis dengan baik.
Wanita yang masih berusia 20 tahunan itu berjalan di atas jembatan. Lalu, ia berhenti dan menatap refleksi dirinya dari permukaan air sungai yang jernih itu. Mungkin sudah hampir 10 menit Kagura berdiri di sana, barulah ia dapat melihat auranya yang berwarna merah. Malam itu, sangat sepi dan angin bertiup kencang.
Kagura merasa kedinginan karena ia hanya memakai cheongsam putih tanpa lengan dan juga pada malam itu memang sudah memasuki malam pertama di musim dingin. Tetapi, lama-kelamaan, ia merasakan kehangatan. "Apakah itu kau, Sougo?" Tidak ada jawaban. Kagura hanya tersenyum tipis.
"Tidak semua usaha memiliki hasil yang baik, ya," gumam Kagura. "Sougo, bila memang kau disini cukup dengarkan aku."
"Aku mendengar. Hahahahaha..."
Bukan suara Sougo yang Kagura dengar, melainkan suara yang sangat berat dan asing. Kagura yang terkejut segera berbalik. Kagura mendapati sesosok hitam bertubuh besar dengan seringai yang mengekspos gigi taring yang besar dan tajam. Kaki Kagura melemas seketika. Ia sudah lama tidak bertarung. Namun, saat mengingat ia belum mencapai tujuannya, Kagura mendapatkan kepercayaan dirinya.
Kagura mencoba melompat dan mencoba untuk menendang kepala makhluk itu. Tetapi, tentangannya menembus kepala makhluk itu. Tidak terjadi apa-apa. Makhluk itu tertawa lagi, "Kau tidak bisa menyentuhku. Tetapi, bisa menghancurkanmu dalam satu kali serang."
Kagura belum mendarat. Namun, ia sudah menerima serangan dari makhluk itu sampai ia terpental ke dalam sungai. Kagura tidak dapat berenang naik ke permukaan sungai. Suhu rendah air sungai itu terasa seperti menusuk Kagura sampai ke tulang. Rasanya Kagura ingin mati saja. Atau memang malam itu ia memang di takdirkan untuk menyusul kepergian Sougo. Sebentar lagi, ia akan kehabisan nafasnya.
Kagura membuka matanya. Bulan purnama malam itu terlihat indah dari dalam air. Senyum tipis kembali terulas di wajahnya malam itu. Kemudian, ia menutup matanya kembali.
.
.
Baguslah, aku masih dapat melihat pemandangan yang indah sebelum aku mati kedinginan. Aku jadi kepikiran, pemandangan seperti apa yang kau lihat sebelum pergi, Sougo?
.
.
"Pemandangan yang aku lihat tidak seindah milikmu, Kagura."
.
.
Mata Kagura kembali terbuka. Ia merasakan kehangatan dari tangan kanannya. Bulan tak lagi terlihat di matanya. Ada sesuatu... Bukan, ada seseorang yang menghalangi cahaya bulan dari mata Kagura. Orang itu memiliki rambut pendek sewarna pasir. Dia tersenyum tipis dan menarik tubuh Kagura naik ke atas permukaan air.
.
.
Sougo?
.
.
"Tetapi pemandangan yang kau lihat sekarang bukanlah pemandangan untuk terakhir kalinya yang kau lihat, Kagura."
.
.
.
-To Be Continued
.
.
.
Author's note: Hai, ini adalah fic saya di akun Sarashina Arisa ^^
Fic ini terinspirasi dari anime Dukun Bintang Kembar :v *jauh banget*, tapi bukan dari plotnya. Melainkan dari salah satu ucapan karakternya yang berkata bahwa ada ritual Mizu-Kagami yang seperti saya jelaskan di awal cerita. Tapi, saya tidak ingat episode atau chapter yang memuat tentang itu -,- (di searching di google juga ga ada penjelasannya sih). Mind to RnR? :3
Sekian,
Sarashina Arisa
