Chapther 1

.

.

Titlle : Nae Namja
Author : lyaSiBum
Genre : comedy, romance, YAOI 100%
Rated : +17
Cast : SiBum couple
Support Cast : temukan sendiri

Summary : Cinta berhak datang kapan saja, dimana saja dan pada siapa saja. Tidak perduli bagaimana keadaanmu, bagaiamana rupamu, dan bagaimana jenismu. Tapi bagaimana jika cinta itu dihalangi dengan sebuah ketidak normalan.
/"Aku ini normal dan benci yang berbau tidak normal"/ "Tapi aku tidak normal karenamu."/ /SiBum couple/

DON'T LIKE DON'T READ

DON'T FORGET RIVIEW

HAPPY READ ^^

******************.

"Yeobsaeyo umma."

"..."

"ne, aku sudah sampai, mungkin aku akan kelilingi kota dulu baru kerumah."

"..."

"Ne, nado umma. Annyeong"

Terlihat seorang namja dengan paras yang menawan, tubuh proposional dan gaya yang modis sedang menyusuri tepian sungai Han dengan santai. Tangannya menenteng tas yang tidak terlalu besar. Semua orang yang ada di sana memandangannya dengan kagum dan tidak diperdulikannya tatapan itu.
Dia, namja yang sempurna itu bernama Choi Siwon (23 th) seorang sarjana muda yang baru saja menyelesaikan pendidikannya di salah satu universitas terkemuka di Amerika. Dan sekarang kembali ke tempat kelahirannya untuk berkerja sesuai kemampuannya.

.

.

Siwon pov

.

Aku berjalan dengan tenang menyusuri sungai Han. Sudah lama sekali tidak kesini. Kira-kira 4 tahun yang lalu. Aku merindukan kota ini juga semua orang yang aku kenal disini, dan juga aku merindukan anak itu. Ya,... bocah itu... ani, maksudku Angel-KU.

.

Kalian pasti heran kenapa aku menyebutkan malaikat.

4 tahun yang lalu, tepatnya saat Appa meninggal. Aku duduk sendiri dipinggir sungai ini dan menangis dalam diam. Meratapi masa depanku tanpa Appa dan nasib umma nanti. Dengan semua beban yang ada dipundakku saat itu. Aku menumpahkannya sendiri sampai malaikat itu datang.

.

Flasback

.

"Kenapa appa pergi disaat aku sangat membutuhkan Appa. Tuhan kenapa kau ambil appa sangat cepat ? Apa aku kurang beribadah kepadamu? Apa aku pernah membuatmu marah Tuhan? Apa ini hukuman untukku?" Aku meratapi nasibku sambil menatap langit. Mempertanyakan kesalahan ku pada tuhan. Tidak aku perdulikan air mataku yang mengalir sejak tadi. Aku tetap diam dan menumpahkan segalanya.

Tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang lembut dan hangat menyentuh permukaan kulit wajahku. Sontak aku menoleh dan memandang seseorang yang sudah ada disampingku dengan wajah terkejutnya.
"Mian, aku melihat air mata ajhussi mengalir keluar. Kata umma kita tidak boleh sering-sering mengeluarkan air mata, nanti air mata kita bisa habis. Apa ajhussi mau air matanya habis" cerocos seorang bocah sambil menunjukan ekspresi lucu dimatanya.

Jika sedang tidak dalam keadaan seperti ini mungkin aku akan tertawa terbahak-bahak melihat wajah polosnya.

Aku kembali mengalihkan pandanganku ke langit tanpa memperdulikan bocah disampingku yang terus menatapku tidak mengerti.

"Apa ajhussi ada masalah ? Kenapa ajhussi menangis sendiri disini ?" tanyanya lagi.

"Gwenchana." Jawabku singkat.

"Kenapa ajhussi berbohong?"
"Aku tidak berbohong"

"Ajhussi berbohong. Kata appa jika orang berbohong dia tidak akan bisa menatap mata orang dihadapannya. Appa juga bilang..
"CUKUP ! Kenapa kau cerewet sekali bocah. Kau tidak akan mengerti masalahku. Kau masih punya amma dan appa sedangkan aku. Appaku baru saja pergi dan aku harus menanggung semua beban keluarga. Kau tidak akan mengerti." Hahh...hahh... aku sudah tidak tahan, aku keluarkan semuanya dan membentak bocah ini.

Bagus sekali Choi Siwon, kau membentak seorang bocah dan sebentar lagi dia akan menangis dan mengadu kepada orang tuanya.

Tapi, kenapa tiba-tiba tubuhku hangat. Bo...bocah ini tidak menangis, dia malah memelukku erat. Sekarang tidak hanya tubuhku yang hangat tapi juga hatiku menghangat.

"Ajhussi tidak perlu sedih. Pasti akan selalu ada jalan untuk semuanya." Ujar bocah ini bijak. Hy, apa yang sedang memelukku ini benar-benar seorang bocah kecil.
Aku membalas memeluknya erat. Aku tidak perduli dengan pandangan sekitar yang melihat kami aneh, yang pasti aku nyaman jika dipeluk bocah ini.

"Ajhussi, harus tetap melanjutkan hidup dan tetap berdoa pada tuhan. Nanti pasti tuhan akan membantu ajhussi." Ucapnya lagi.

Kali ini aku lepaskan pelukan kami. Aku pandangi wajahnya, imut dan cantik untuk wajah seorang namja.

"ne arraso, gomawuo angel." Jawabku sambil mengusap rambut hitamnya.

DEG~

Kenapa ini, jantungku tiba-tiba berdetak cepat saat melihat senyum maut bocah ini. Aku kehilangan kontrol atas tubuhku, tanpa bisa aku hentingan wajahku terus maju mendekat kewajah bocah itu yang sedang menatap wajahku bingung.

Dan tidak menunggu lama, bibirku sudah bisa merasakan sesuatu yang lembut menempel di bibirku. God...aku mencium bibir seorang bocah kecil dan parahnya dia NAMJA. Tapi bibir itu sangat manis dan lembut, dan lagi-lagi aku tidak bisa menghentikan saat bibirku sudah melumat bibir mungil itu. Aku memejamkan mataku dan menikmati bibir itu. Sampai aku bisa merasakan tubuhku dipukul oleh bocah manis itu. Dan dengan berat hati aku melepaskannya.

"hahh..hahh...hahh...a-ajhussi..." bocah ini terengah-engah saat bibir kami sudah terpisah. Tapi tunggu, apa dia bilang tadi ajhussi? Aku baru menyadarinya.

"Jangan panggil aku ajhussi. Panggil aku Siwon hyung. Arra." Pintaku sambil mengelus pipi cubbynya.

"n-ne ajh.. wonnie hyung." Aigo, manis sekali panggilan itu dan lihatlah.. dia kembali tersenyum, membuat aku ingin merasakan bibir itu lagi. /plak/ Oh GOD... aku sudah gila.

"Oya, siapa yang mengatakan kata-kata tadi padamu. Appa atau Ummamu ?" tanyaku lagi pada bocah ini.

"Emmm itu... yang mengatakannya adalah Ibu Panti Asuhan saat aku datang pertama kali kesana." Jawabnya dengan senyum lembut.

Aku tercengang mendengar jawaban bocah ini. "Kemana orangtuamu?" tanyaku ragu-ragu.
"Mereka sudah pergi kesurga. Dan Appa hyung juga menyusul mereka." jawabnya lagi.

Dan kali ini aku hanya menatap bocah itu sambil tertegun. Aku sudah membentaknya dan mengatakan dia tidak mengerti perasaanku. Ternyata dia mengerti bahkan sangat mengerti. Dia kehilangan kedua orang tuanya di usia kecil dan masih bisa tersenyum sedangkan aku hanya kehilangan satu dan aku sudah dewasa sudah frustasi seperti ini. Anak ini benar-benar hebat.

"KIBUMMIE~" teriak seseorang dan membuyarkan lamunanku.

"Ne, ajhumma." Bocah ini menyahut panggilan itu.

"Ayo kita pulang, sudah sore."

"ne." Anak itu kembali menatapku dan tersenyum. "Aku harus pulang hyung. Kapan-kapan kita bertemu lagi ne." Ujarnya lalu beranjak pergi.
Greb~

Secepat mungkin aku menarik tubuh mungil itu kedalam pelukan ku dan memeluknya erat. "Wonnie hyung?" ujarnya. Mungkin dia heran dengan tingkahku ini.

"Kita tidak akan bisa bertemu lagi dalam waktu yang lama. Hyung harus melanjutkan hidup hyung seperti yang kau katakan tadi tapi ditempat yang jauh." Ujarku masih tetap memeluknya.

"Jinja.. kalau begitu hyung harus selalu bersemangat. Wonnie hyung Hwainting." Dia melepaskan pelukan kami dan mengepalkan tangannya memberi semangat. Sangat lucu.

"ne, gomawuo Kibummie." Aku kembali mengecup bibir merah itu dan melumatnya merasakan dan merekam rasa itu didalam otakku agar aku selalu ingat.

Lalu aku lepaskan dengan lembut dan sudah aku kecup sedikit sebelum benar-benar lepas. Matanya mengerjap imut saat menatapku. Aku bisa pastikan dia tidak terlalu mengerti maksut yang kulakukan tadi.

"Jangan lupakan hyung ne. Suatu saat nanti aku akan mencarimu dan kita akan bertemu lagi. Sweet Angel." Bocah itu mengangguk-angguk dan tersenyum lalu berlari meninggalkanku sendiri.

Flasback END.

.

.

.

Apa kalian berfikir aku gila ?

Ya.. mungkin kalian benar. Aku gila.. Aku gila karena telah mencium anak itu, Aku gila karena telah membuat janji itu dan yang paling gila adalah fakta bahwa aku menyukainya ... ani.. aku mencintainya. Aku mencintai bocah yang kira-kira berusia 12 tahun saat itu.

Aku menyadari perasaanku saat beberapa hari aku selalu memikirkan wajah Angel itu. Aku selalu tersenyum saat mengingat tingkah bocah itu. Bukannya aku tidak pernah berusaha melupakannya. Sudah aku coba, aku menjalani hubungan dengan beberapa yeonja tapi tetap tidak bisa membuatku aku melupakan wajah Angel bocah itu dan aku juga sudah berciuman dengan semua yeonja yang aku pacari tapi tidak ada yang bisa menyaingin bibir bocah itu. 4 tahun ini aku frustasi karena merindukan bocah kecil itu yang mungkin saja sudah tumbuh menjadi namja remaja. Apakah itu bukan cinta namanya?

Aku kembali tersenyum mengingat perasaanku ini. SANGAT GILA dan TIDAK NORMAL. Aku memang tidak normal karena dia. Tapi akhir-akhir ini hatiku diliputi kekhawatiran. Pasti bocah angel itu sudah tumbuh menjadi namja remaja yang tampan. Bagaimana jika dia tidak menyukaiku? Bagaimana jika dia tidak menyukai namja? Bagaimana jika dia memiliki kekasih? Bagaimana jika dia... NORMAL ?
Pertanyaan itu beberpa bulan ini berputar dipikiran ku. Akan sangat menyakitkan jika semua itu benar.

"PENCURII... siapapun tolong tangkap namja itu" sebuat teriakan membuyarkan lamunanku. Aku mencari asal suara itu dan aku melihat seorang ajhussi sedang mengejar seorang namja yang berlari kearahku.

Greb~

Aku menangkapnya dan mengunci pergerakannya. Dia memberontakku dengan keras.

"Brengsek... lepaskan aku. Ahkkkk..." dia terus memberontak.

"Akhirnya kau tertangkap Kim Kibum. Gamsahamnida Tuan." Ujar ajhussi yang mengejar namja ini tadi sambil mengurangi kecepatannya menjadi berjalan sekitar 6 meter dari kami berdua. Tapi tunggu... apa yang disebut ajhussi itu tadi Kim Kibum.. Kibum...Kibummie... Jangan-jangan..

Aku tarik tudung yang dia pakai untuk menutupi kepala dan wajahnya dan

DEG~

Wajah ini... wajah imut ini. Kibummie-KU. Walau dia sudah tumbuh dewasa tapi aku tidak akan bisa lupa mata yang mengerjap imut itu, bibir merah yang merekah dan kulit putih saljunya.

Tiba-tiba aku melihat sebuah sengiran dari bibirnya.

DUKK !

"Auu,... Appo.." aisss... dia menendang tulang kering kakiku dan sontak berlari menjauh.

"YAAKKK... BOCAH SETAN... KEMBALI KAU. Aisss... kenapa kau lepaskan dia." Gerutu ajhussi itu saat menghampiriku.

Aku masih sibuk mengelus-elus kaki ku yang sakit dan tidak memperdulikan ocehan ajhussi itu.

"Ajhussi apa kau tau dimana anak itu tinggal ?" tanyaku saat sakit dikakiku sudah mulai berkurang. Tapi.. "Eh.. kemana ajhussi itu?" aku melihat sekeliling tapi tidak menemukan keberadaannya.

"Aiss,... sekarang kemana aku harus mencarimu Kibummie." Aku bekeliling daerah pinggir sungai itu, mungkin saja dia belum terlalu jauh, tapi hasilnya nihil.

Baby baby baby baby baby uri jeoldae he-eojiji marja

Oh my lady lady lady lady lady naega jeongmal neo-reul saranghanda
"yeobosaeyo. Ne umma."

"Kau dimana... katanya sebentar? Ini sudah sore siwonnie."

"Ne, arraso umma. Sebentar lagi."
"Tidak bisa, kau harus pulang sekarang. Umma sudah merindukanmu."

"Hahh... Arraso umma. Tunggu, aku akan pulang."

Baiklah,.. Kibummie mungkin sekarang kita belum bisa bertemu secara benar tapi tunggu saja aku akan mendapatkanmu My sweet Angel..

.

.

.

TBC

.

.

.

Chap pertama ini bisa dikatakan sebagai prolog dari fic Nae Namja soalnya masih membahas awal pertemuan SiBum sih..
Siwon parah banget ya... baru beberapa menit kenal ama bummie udah main sosor

Siwon: itu kan kemauan lo thor.

Me: hehehe... main appa

Siwon: gwenchana baby, lagipula appa bisa sering-sering cium bibir umma-mu

Kibum: aiss,.. wonnie pervert /blushing/

Me: hehehehehe ^0^

Akhirnya fic ini rampung juga, setelah tertunda hampir 2 bulan.
minta riview-nya untuk semua reader yang udah ngebaca cerita Wonnie Appa dan Bummie Umma, ^^ saya sebagai anak yang baik berharap yang terbaik untuk Appa dan Umma.
tapi kalau tidak ada yang nge RnR chap ini maka tidak akan saya lanjutkan.

Hehehehe...

Gomawuo
/Peluk Appa Umma SiBum/ ^^