Kita

Kumpulan oneshot

[KOOKV]

Jungkook x Taehyung

Semua hanya fiksi,

kejadian diadaptasi dari salah satu momen taekook yang bagi saya begitu iconic ;)

.

Chapter 1 : Isyarat

Rate : T

.

Jadenumb

2018

.


Wings Tour, Chile 2017

Gemuruh riuhnya penonton malam ini bergerak kian memenuhi hati. Di tengah panggung, tujuh orang lelaki sedang berdiri menjalankan mimpi. Sesuatu yang selalu diimpikan sejak dahulu. Yang selalu didamba pun dipinta setiap malam. Ini BTS, tujuh lelaki yang telah hidup bersama selama kurang lebih empat tahun karena tuntutan profesi hingga mimpi.

Itu pula yang menjadi alasan mengapa ketujuhnya punya ikatan erat. Sampai-sampai melampaui batas. Batas yang dibuat oleh mereka. Batasan yang mengekang walau tak berwujud. Hanya sebatas aturan kata dan kalimat yang memagari setiap langkah ketujuh pria tersebut.

Orang bilang mereka hanya bingung. Kata orang mereka salah mengkategorikan rasa.

Cinta mana ada yang salah? Itu juga kata mereka.

Itulah kalimat kesekian yang selalu dilontarkan banyak orang kepada pasangan ini. Jungkook dan Taehyung, pasangan yang diam-diam suka. Pasangan yang diam-diam saling jatuh hati. Pasangan yang mencinta dalam diam. Itulah mereka, sedang sibuk ditarik menjauh dari satu sama lain.

Bang Sihyuk bilang, cinta itu tidak boleh egois dan penuh pengorbanan. Karena itu, atas perintah langsung dari atasan, para staf dan manajer berusaha untuk 'memisahkan' Jungkook dan Taehyung dari satu sama lain. Setidaknya mereka tak saling menunjukkan afeksi di depan kamera. Meski di belakang layar masih saja terus dipisahkan.

Biar tidak mengganggu fokus kerja, katanya.

Jungkook tidak tahu, selama ini Taehyung yang selalu disalahkan. Karena dinilai telah mengajarkan hal-hal yang tidak baik. Telah merubah Jungkook jadi 'aneh' seperti dia. Karena itu juga, Bighit selalu lebih keras kepada Taehyung dibanding Jungkook.

Hari ini Jungkook pergi melampaui batas. Fisiknya sudah tak mampu, namun hatinya berkata lain. Lantas lelaki tersebut terus bernyanyi dan menari di atas panggung dengan sorak riuh penonton sebagai satu-satunya energi penyokong. Pikirnnya melayang kemana-mana.

Lelaki berumur dua puluh tahun tersebut berjalan dengan langkah gontai membanting diri sendiri ke atas sofa. Di belakangnya terdapat beberapa staf yang berjaga mengikuti sejak turun dari panggung. Disusul oleh para hyung yang sama khawatirnya terhadap member termuda mereka. Ada yang datang bawa tanya, ada pula yang datang hanya untuk melihat saking cemasnya tak bisa berkata apa-apa lagi.

Namun hanya ada satu yang selalu dilarang untuk disorot oleh kamera dan selalu ditarik menjauh. Kim Taehyung, kini sedang berdiri di balik dinding, menguping seluruh pembicaraan yang terjadi di dalam ruangan tempat Jungkook berada. Tersiksa sendiri seperti dibelenggu, tak boleh berada di dekat sang kekasih.

Meski rasa cemas dan bersalah menggerogoti relung hati sampai mampus.

Ketika suara langkahan kaki mulai terdengar mendekat, Taehyung kembali melenggang mengangkat kepala berjalan menuju panggung. Sedikit merasa lega.

Kini tibalah saat ketujuh member membawakan lagu mereka yang paling nge hit dan populer, Fire. Mereka bernanyi pakai hati, bergerak kian kuat seiring dengan atmosfer yang memanas. Tak terkecuali untuk Jungkook. Beberapa kali lelaki itu hampir jatuh di atas panggung. Kesekian kalinya pula Taehyung tak dapat berhenti melirik kekasihnya.

Di akhir penampilan, Taehyung berkata.

'Aku mencintaimu.'

Jungkook melihat, lantas membalas dengan sentuhan ringan.


Akhirnya sampai di penghujung acara. Tibalah saat untuk berpisah dengan penggemar Kota Chile. Bungkukan rasa hormat dan terima kasih dilakukan. Dibalas sorak rasa cinta yang menggema satu stadium, tak mengizinkan idolanya pergi meski sudah waktunya. Namun tetap saja mereka harus pergi mengejar jam tayang lagi di lain kota.

Jungkook langsung dibawa oleh para staf ke sebuah ruangan. Lantas membantu Jungkook untuk terbaring di atas sebuah alas. Para hyung ikut mendampingi adik kecilnya tersebut.

Taehyung, ketika ingin masuk, lagi ditarik oleh manajernya. Menyatakan untuk sabar sedikit lagi. Berjanji akan memberikan sedikit waktu untuk mereka, tetapi, nanti.

"Aku mohon hyung, sebentar saja.."
Taehyung sedikit berair. Akhirnya manajer mengalah dan memberikan izin untuk Taehyung. Ia tersenyum sedikit.

Taehyung melongokkan kepala. Keadaan Jungkook sungguh membuat dadanya sesak. Lelaki itu tergeletak lemah di atas lantai. Di sekelilingnya terdapat banyak staf,hyung, dan kamera. Lengan Taehyung ditarik menjauh, tanda waktu sudah habis. Ia terdiam sambil sibuk mengucek-ucek kedua matanya.

Selama perjalanan, Taehyung duduk di belakang sendiri, maniknya dibuang ke arah luar kaca mobil. Jungkook sudah jauh lebih baik, sudah bisa tertawa dan bersenda gurau dengan kelima hyungnya. Mata sembab dan rasa bersalah yang masih mengawang menjadi alasannya untuk tidak ikut bergabung dengan yang lain.

Jungkook sudah dari tadi mencuri tatap, namun Taehyung tidak peka.

Sampai di hotel yang bentuknya seperti apartemen itu, para member langsung berhamburan menuju kamar masing-masing. Kali ini Taehyung dapat kamar sendiri.

Semakin larut, keadaan hotel semakin sepi. Taehyung tak bisa tidur. Dia melangkahkan kaki menuju ruang tengah, berdiri di depan kaca besar yang menampakkan kilauan lampu pada malam hari ini. Taehyung merenung termakan pikirannya sendiri. Butiran air jatuh dari netra indahnya. Ini sudah kali ketiga Taehyung terisak diam-diam untuk hari ini.

"Hyung..?" Taehyung membatu. Lantas cepat-cepat saja ia usap air mata di pipinya tersebut.

Jungkook mendekat memeluk Taehyung erat dari belakang. Rengkuhannya semakin erat dikala Taehyung memegang dan mengelus punggung tangannya.

"Jungkook-ah.." Taehyung memutar tubuh dan meraih leher Jungkook lantas memeluknya. Jungkook meraih pinggangnya.

"Aku merindukanmu hyung.. Aku sangat merindukanmu." Jungkook tenggelam dalam aroma dan kehangatan tubuh kekasihnya. Ia membenamkan hidungnya pada leher jenjang Taehyung.

Menit berlalu, Jungkook melonggarkan dekapan, meraih dagu Taehyung dengan jari tangannya. Taehyung akhirnya mengangkat pandangan. Kedua mata masih mengeluarkan air mata.

"M-maafkan aku-" Jungkook menutup mulut Taehyung dengan bibirnya. Oh astaga, sudah berapa lama mereka tak berciuman seperti ini? Kelembutan bibir Taehyung, rasa dan sensasinya selalu memberikan efek menagih terus dan menerus. Dia sudah baik-baik saja. Bahkan jauh dari kata sakit.

Jungkook menarik diri dan membelai pipi kekasihnya.

"Aku tahu hyung.. aku selalu merasakan kehadiranmu dimanapun aku berada.." Jungkook lagi menciumi leher sang kekasih. Taehyung tersenyum membelai untaian rambutnya lembut.

Prang!

Botol kaleng soda terjatuh.

Jungkook dan Taehyung menoleh ke arah sumber suara, masih dalam dekapan satu sama lain.

Pelakunya tak lain adalah Kim Namjoon dan kekasihnya, Kim Seokjin yang sedari tadi tengah memata-matai pasangan ini. Jin sontak memukul bahu pacarnya. Namjoon mengedikkan bahu, menggaruk lehernya yang tidak gatal.

Reflek, Jungkook semakin mengeratkan pelukannya pada pinggang dan punggung Taehyung. Waspada apabila ditarik menjauh. Taehyung menyadari itu. Jari tangannya terus bergerak mengelusi kepala Jungkook. Jungkook agak tenang.

"U-Uhm pertama aku minta maaf telah mengganggu waktu kalian. Aku dan Jin hyung datang hanya untuk mengecek keadaan kalian.."

"Tenang saja, kami tak akan memisahkan kalian. Kau tahu, kami melakukan ini semua karena terpaksa. Aku, Namjoon, dan yang lainnya minta maaf kalau selama ini terlalu keras kepadamu. Jujur saja, hatiku ikut hancur melihat kalian yang selalu diperlakukan seperti itu.." Jin manyun menahan tangis. Namjoon menggenggam dan mengelus punggung tangannya.

"Ya Jin hyung benar.. Aku mungkin memang bukan Leader yang baik, tetapi aku akan berusaha untuk jadi Leader yang bisa kalian andalkan. Jadi.. jangan sungkan untuk bercerita denganku.. dan jangan lupa, kami ini keluargamu, kami mendukung segala keputusan dan hubungan kalian sepenuhnya.."

Taehyung menggelengkan kepala.

"Namjoon hyung kau adalah Leader terbaik yang pernah ada.." Taehyung tersenyum. Jungkook mengangguk.

"Baiklah kalau begitu, melihat keadaan kalian yang sangat baik seperti ini, kami jadi bisa tidur dengan tenang sekarang." Namjoon masih menggenggam tangan Jin.

"Terima kasih Jin hyung dan Namjoon hyung.." Jungkook berkata samar-samar karena masih menenggelamkan setengah wajahnya pada ceruk leher Taehyung.

Pasangan yang ada di hadapannya mengangguk dan tersenyum sumringah.

"Selamat malam anak-anakku.."

Jin menarik Namjoon untuk pergi ke kamar. Samar-samar terdengar pertengkaran kecil di antara keduanya. 'Sudah kubilang mereka akan baik-baik saja..' 'Tentu saja, itu semua karena kita datang untuk mengecek.' Sahut Jin lagi.

"Jungkook-ah?"

Taehyung melepas pelukannya. Jungkook cemberut. Ia membuka mulutnya

"Hari ini bobok di kamar hyung boleh?" Taehyung tersenyum mengangguk. Jungkook menampakkan senyum gigi kelincinya.

Lelaki yang lebih tua darinya dua tahun tersebut berjalan melangkah terlebih dahulu. Jungkook mengintili kemudian memeluk tubuh Taehyung dari belakang.

Taehyung berjalan ke kamar dengan Jungkook yang merengkuh pinggangnya dari belakang.