Brotherhood

Genre : Fantasy, Adventur

Rating : T/M

Pair : ?

Karakter utama : ?

Warning! : terinspirasi dari beberapa Anime dan game Assassin Creed yang pernah saya mainkan juga sedikit game FPS.

Chapter 1

Di suatu tempat...

"dimana ini?" ujar seorang pemuda 16 tahunan bersurai putih yang berjalan tanpa arah di tempat antah berantah, pemuda itu tidak tau dimana dirinya sekarang karena yang ia lihat hanya ada awan sejauh mata memandang dan ia seperti berjalan di atas langit.

Masih terus melangkahkan kakinya, pemuda itu berusaha mengingat apa yang terjadi sebelum dirinya ada di tempat ini 'aku ingat sekarang... bukankah tadi aku dikejar beberapa polisi dan kemudian aku melompat dari jembatan penyebrangan ke atas truck container yang tengah melaju lalu...' batin pemuda itu yang mulai ingat tapi selanjutnya ingatannya mulai kabur.

"apa... aku sudah mati?" gumam pemuda itu setelah sedikit tau apa yang terjadi padanya.

"benar anak muda"

Pemuda itu terkejut dan langsung menoleh kearah belakang dimana suara itu berasal. Di garis pandangannya, dapat pemuda itu lihat seorang kakek tua berkaca mata berpakaian tradisional jepang yang duduk di atas bantal duduk berwarna hijau tua yang sedang menyeruput segelas teh tak jauh darinya berdiri. Pemuda itu mengerutkan dahi bingung melihat kakek tua itu yang singgah dengan beralaskan tatami dan televisi di hadapan kekek tua tersebut juga lemari kayu berukuran sedang di belakangnya, serta meja kayu berbentuk bundar di depan kakek itu yang ia gunakan untuk meletakan segelas teh yang diminumnya.

Pemuda itu memberanikan diri untuk mendekat dan bertanya kepada kakek tua tersebut "maaf kakek, yang kau katakan tadi apakah benar aku sudah mati? Dan dimana ini?" tanya pemuda itu yang masih berdiri di depan kakek tua tersebut.

"itu benar kau sudah mati dan duduklah dulu, Boruto" jawab kakek tua itu yang mempersilahkan pemuda yang diketahui bernama Boruto itu untuk duduk.

Boruto tetap tenang walaupun dalam hatinya ia terkejut kakek tua di depannya itu yang muncul entah dari mana bisa mengetahui namanya sebelum ia memperkenalkan dirinya. Borutopun menerima tawaran kakek tua tersebut dan mendudukan dirinya di atas bantal duduk.

"bagaimana kau tau namaku kakek? Lalu ini dimana?" tanya Boruto penasaran.

"sebut saja diriku ini dewa dan sekarang kita ada di kayanganku" jawab kakek tua itu yang ternyata seorang dewa. Sang dewa mengerutkan dahi bingung melihat pemuda di depannya yang tidak menunjukan respon apapun setelah tau dirinya sudah mati dan bertemu seorang dewa.

"kenapa kau diam saja Boruto? Kau tidak terkejut?" tanya sang dewa penasaran.

"tidak" jawab singkat Boruto "aku bertemu seorang dewa karena aku sudah mati jadi untuk apa aku terkejut, tapi yang membuatku bingung... bagaimana aku bisa mati?" sambung Boruto.

"salah satu yang mengejarmu menembakan pistolnya dan tepat mengenai kepalamu saat kau berhasil mendarat di atas truck container" jawab sang dewa yang kemudian menyeruput teh miliknya.

"oh begitu... lebih baik begini dari pada harus hidup dengan terus mencuri untuk makan" ujar Boruto santai yang kemudian melipat tangannya di atas meja. Seperti itulah kehidupan seorang Boruto, hidup sebagai seorang pencuri untuk mengisi perutnya sehari-hari sejak ia keluar dari panti asuhan yang menemukannya dulu di bawah pohon dan yang memberinya sebuah nama. Ia bahkan tidak tau siapa kedua orang tuanya sampai sekarang.

Sang dewa hanya diam mendengar ucapan Boruto sebelum kembali meminum tehnya, sang dewa sudah tau seperti apa kehidupan Boruto siapa sebenarnya jati diri Boruto "Boruto, akan kutunjukan siapa kau yang sebenarnya" ucap sang dewa setelah meminum tehnya. Boruto hanya diam menunggu sesuatu yang ingin ditunjukan oleh dewa di depannya.

Sring!

Di depan mereka muncul beberapa layar yang mulai menampilkan orang-orang berkerudung yang sedang melawan beberapa orang dengan senjata yang mereka miliki seperti film yang diputar (pembaca sekalian bisa membayangkan layar-layar tersebut menampilkan intro game Assassin Creed I, II, III, Black Flag, Freedom Cry, Rogue, Unity, dan intro game Assassin Creed lainnya yang belum saya sebutkan).

Boruto terdiam menyaksikan aksi dari orang-orang berkerudung tersebut yang ditampilkan layar-layar di depannya "siapa mereka? Kemampuan bertempur mereka hebat sekali" tanya Boruto setelah sedari tadi terdiam.

"mereka adalah para Assassin dari sindikat Brother Hood yang menentang dan melawan Templar pada abad pertengahan, dan mereka adalah pendahulumu atau bisa disebut nenek moyangmu" jawab sang dewa menjelaskan.

Pemuda bersurai putih itu hanya terdiam dalam terkejutannya mengetahui dirinya adalah keturunan assassin dari sindikat bernama Brother Hood yang ditampilkan layar-layar di depannya.

"Boruto, aku punya penawaran untukmu"

"penawaran apa itu dewa?" tanya Boruto penasaran dengan penawaran dari seorang dewa di depannya.

"kau akan terlahir kembali ke dunia yang baru dengan membawa ingatanmu sekarang ini dan kau akan kubekali beberapa kemampuan di dunia sana"

Boruto mengerutkan dahi mendengar dewa berwujud kakek tua di depannya yang mengucapkan kata 'dunia baru' dan 'kemampuan' "kalau boleh tau, dunia seperti apa yang kau bicarakan itu?"

Mendengar pertanyaan Boruto, kakek tua itu tersenyum sebelum menjawab "dunia seperti film dan anime fantasi yang pernah kau tonton di duniamu sebelumnya, menarik bukan?"

Mendengar dunia fantasi keluar dari mulut kakek tua itu sedikit membuat tubuh Boruto merinding, karena pastinya di dunia tersebut terdapat kekuatan sihir yang mengagumkan, makhluk fantasi seperti warbeast (manusia setengah hewan), monster, kurcaci, elf, roh, dan sebagainya. Walaupun ia hanya menontonnya dari TV yang dipajang di saebuah toko elektronik yang kebetulan sedang ada promosi waktu itu.

"Hahaha! Kau tidak usah takut Boruto, bukankah kau keturunan dari para assassin? Itu sebabnya aku memberimu beberapa kemampuan yang akan berguna di dunia barumu nanti" ujar kakek itu yang diawali dengan tertawa terbahak-bahak karena meliahat reaksi Boruto yang merinding setelah mendengar penjelasannya tentang dunia baru yang akan ditempai Boruto.

"sepertinya agak menyeramkan..."

"itu sababnya aku membekalimu dengan beberapa kemampuan yang akan berguna di dunia sana seperti yang sudah kubilang tadi. Dan kau juga akan memiliki orang yang menyayangimu sepenuh hatinya, seorang ibu"

Boruto membulakan matanya mendengar kata 'seorang ibu' dari kakek tua di depannya, hal yang tidak pernah ia dapatkan semasa hidupnya di dunia "A-apa kau bilang?!" tanya Boruto memastikan pendengarannya tidak salah.

Ctik!

Bukannya jawaban yang ia dapat, kakek itu malah menjentikan jarinya yang tiba-tiba saja tubuh Boruto mulai bercahaya dan melebur sedikit demi sedikit.

"latihlah kemampuan Assassin yang mengalir dalam dirimu itu, karena itu juga akan berguna di sana" ujar kakek tua itu sembari tersenyum kearah Boruto.

"Oi tunggu dulu kakek tua!" seru Boruto sebelum dirinya melebur sepenuhnya menjadi partikel cahaya dan menghilang dari sana.

"sekarang terserah padamu Boruto, mulailah hidup baru di sana" ujar kakek tua itu sebelum kembali meminum teh yang masih tersisa di gelasnya.

.

.

.

Boruto pov

'Dimana ini? Mungkinkah aku... sudah terlahir kembali ke dunia baru yang dikatakan dewa tadi?' batinku penasaran apakah aku sudah terlahir kembali atau belum, kucoba gerakan anggota badanku tapi anehnya badanku terasa lebih lemah dari sebelumnya dan tubuhku serasa mengecil?

Kubuka kedua mataku yang terpejam dan alangkah terkejutnya diriku melihat tanganku yang kecil seperti bayi berumur baru genap 1 tahun dan juga tubuh kecilku yang dibalut pakaian kusus bayi, juga sebuah meja kayu sederhana di hadapanku yang bersih. Aku terlahir kembali sebagai seorang bayi!? Tenangkan dirimu Boruto, tenang hahh...

Jika kulihat sekelilingku... sekarang aku berada di dalam sebuah rumah kayu sederhana dengan furniture sederhana pula yang mengisi rumah ini, ini sepertinya ada di dapur karena aku melihat beberapa perabotan seperti piring yang tersusun rapi di rak kayu, wajan, panci, dan perabotan dapur lainnya. Dan juga sepertinya aku tengah duduk di kursi kayu yang cukup nyaman.

Kutolehkan kepalaku kearah kanan karena bau harum yang menyeruak masuk ke dalam hidungku yang mampu menyita perhatianku ini. Walaupun masih bayi penciuman hidungku cukup tajam juga, Hm... lumayan.

Dan dapat kulihat seorang gadis berumur sekitar 14 tahunan yang memiliki surai putih keperakan yang panjang sampai pinggangnya, dan celemek merah yang ia pakai untuk melindungi kaos terusan biru yang dipakainya dari noda dan kotoran. Sepertinya gadis itu sedang memasak.

'Mungkinkah dia nee-sanku? Lalu... dimana ibu dan ayahku?' batinku sembari mengedarkan pandang guna mencari kebaradaan ibu dan ayahku. Senang rasanya mempunyai keluarga yang tidak pernah kumiliki sebelumnya.

"Boruto, apa yang kau cari anakku?"

Nafasku tercekat mendengar suara gadis itu yang bertanya padaku, be-benarkah dia i-ibuku!? BUSET! Ibuku seorang gadis berumur 14 tahunan di depan mataku ini?! Jika perkiraanku benar, sepertinya ibuku ini adalah gadis korban pemerkosaan yang dihamili untuk memuaskan nafsu si pelaku kemudian di tinggalkan begitu saja. Dewa kau kelewatan, memberiku seorang ibu yang masih gadis! ARRRGGGHHH! AKU MASIH TAK PERCAYA INI?!

"kenapa kau diam saja Boruto, oh... kau lapar ya? Tunggu sebentar ya anaku!"

Ujar gadis yang sekarang bisa kusebut sebagai ibuku itu yang kemudian mengambil sebuah mangkuk kecil yang kemudian ia gunakan untuk menyajikan bubur putih yang baru saja ia masak tadi. Ibuku itu kemudian duduk di dekatku duduk dengan semangkuk bubur yang dibawanya.

"ayo buka mulutmu!"

Ujarnya dengan lembut dan menyuapkan sesendok bubur kearah mulut kecilku, kubuka mulutku kemudian kulahap bubur suapan ibu yang ranya enak sekali ternyata.

"anak pintar"

Ujar ibu seraya tersenyum lembut ke arahku. Oh... terimakasih dewa, seperti inikah rasanya memiliki seorang ibu? Aku akan menjaganya dengan jiwa dan ragaku ini, dan akan kucari orang berengsek yang menjadi ayahku di dunia ini! Itu tujuanku.

Boruto pov end

.

.

.

skip 15 tahun kemudian...

Rusa, mamalia berkaki empat yang memiliki kecepatan dan kelincahan dalam berlari yang cukup cepat juga pendengaran yang cukup tajam. Kemampuan seekor rusa yang sangat berguna di saat ada predator yang hendak memangsanya.

Wush!

Seperti rusa yang satu ini, berlari menembus lebatnya hutan dengan lincahnya seakan nyawanya sedang terancam. Apa yang membuat rusa itu begitu takut?

Ternyata itu karena seorang pemuda bersurai putih dengan penampilan berjaket Jumper abu-abu berkerudung (tulisannya Jumper atau Jamper? Saya bingung) dan celana coklat panjang serta sepatu hitam yang dengan lincahnya melompati dahan-dahan pohonan yang cukup tinggi mengejar seekor rusa yang bergerak lincah tak jauh di bawahnya.

Begitu cukup dekat dengan rusa buruannya, pemuda itu melompat langsung ke bawah ke arah rusa tersebut tanpa merasa takut sedikitpun dari atas dahan pohon setinggi 5 meter yang baru saja ia gunakan sebagai pijakan.

Sring!

Di saat pemuda itu yang terjun kearah rusa buruannya karena efek gravitasi bumi, ia memunculkan senjata tajam berupa Hiden Blade yang ia pakai di lengannya yang tersembunyi di balik lengan jaketnya dan bersiap menyerang seekor rusa di bawahnya.

Crash!

Lari rusa itu terhenti dan mulai meronta di sertai suara teriakan kesakitan dari rusa tersebut karena lehernya yang tertembus Hiden Blade milik pemuda yang berhasil mengejarnya.

(A/N : Hidden Blade atau belati Assassin adalah senjata yang merupakan ciri khas dari para Assassin di game Assassin Creed)

Slik!

Hiden Blade milik pemuda itu kembali masuk ke dalam lengan jaketnya begitu ia menariknya dari leher rusa buruannya yang mulai mati karena tikaman di lehernya.

"lumayan, rusa ini bisa kujual di desa" ujar pemuda itu yang kemudian memanggul rusa yang sudah mati itu di bahu kirinya.

Pemuda itu adalah Boruto, pemuda yang merupakan keturunan Assassin dari sindikat Brother Hood yang telah direnkarnasi oleh sang dewa ke dunia ini 15 tahun yang lalu. Awalnya Boruto tak percaya saat melihat makhluk fantasi seperti di film dengan mata kepalanya sendiri saat jalan-jalan dengan sang ibu di sekitar desa tempatnya tinggal, bahkan ia semalam tidak bisa tidur saat melihat seekor naga besar yang kebetulan terbang melintas di atas desa tapi lama-kelamaan Boruto mulai terbiasa dengan hal-hal seperti itu. Dan di saat umur Boruto menginjak 6 tahun, ia mulai melatih kemampuan seorang Assassin dari sindikat Brother Hood yang mengalir dalam dirinya di hutan sampai mengetes kemampuannya dengan cara melawan hewan busa atau monster yang ia temui di hutan. Kembali ke cerita.

Saat hendak berjalan pulang ke arah desanya, tiba-tiba instingnya yang sudah ia latih sejak kecil merasakan kehadiran 3 orang yang berjarak tak jauh di belakangnya.

"apakah mereka bandit yang datang kearah desa?" gumam Boruto yang kemudian memanjat pohon besar di dekatnya dengan lincahnya dan meletakan rusa buruannya di dahan yang cukup tinggi agar tidak dapat dijangkau oleh hewan karnivora yang akan memakan rusa buruannya.

Kemudian Boruto mengkerudungkan kerudung jaket yang dipakainya guna menyamarkan identitasnya sebelum melompati dahan-dahan pohon di dekatnya untuk berpindah ke pohon besar lainnya dan berdiam diri menunggu kedatangan beberapa bandit yang akan datang kearahnya.

Dan benar saja tidak perlu menunggu lama, 3 orang yang terdiri dari 2 pria dan seorang wanita bersurai hitam panjang yang masing membawa senjata berupa pedang dan pakaian mereka yang terlihat memiliki desain untuk bertempur.

Ketiga orang itu berjalan dengan santainya tanpa memperhatikan salah satu pohon besar di dekat mereka yang dimana berdiam diri Boruto yang terus memperhatikan pergerakan mereka dan menajamkan pendengarannya untuk mendengarkan percakapan mereka yang dirasa penting.

"di mana desanya? Apakah masih jauh?" ucap salah satu pria di kelompok itu.

"sepertinya sebentar lagi kita sampai" jawab satu-satunya wanita di kelompk itu yang tengah melihat peta yang dibawanya.

"kita harus cepat-cepat sampai di sana dan begitu sampai, jarah semua harta yang mereka miliki. Desa plosok itu paling tidak bisa melawan kita" ujar pria tadi.

"kau benar, dengan begitu kita bisa kaya" jawab sang wanita.

Kedua orang itu kemudian tersenyum licik bersama karena rencana mereka yang akan menjarah seluruh harta dari desa kecil yang mereka tuju, mereka tidak sadar jika Boruto terus memperhatikan dan mendengarkan percakapan mereka dengan Hiden Blade yang sudah ia keluarkan begitu mendengar rencana jahat kelompok tersebut.

"Hei tunggu!" ujar pria lainnya yang menghentikan langkah kedua temannya yang berjalan di depannya "apa kalian mencium bau darah?" sambung pria itu yang membuat kedua temannya mengedarkan pandang ke sekitar mereka bertiga.

"apa itu?" ucap sang wanita yang menunjuk ke arah pohon besar dimana terdapat sesuatu yang sedikit meneteskan darah.

"bukankah... itu rusa? Bagaimana rusa itu bisa mati di sana?" tanya salah satu pria yang juga melihat rusa tersebut berada di dahan pohon yang cukup tinggi. Mereka bertiga mulai merasa aneh dengan hutan di sekitar mereka.

"apa kalian sudah dengar rumornya?" tanya pria lainnya.

"rumor tentang apa?" tanya pria satunya penasaran.

"dirumorkan jika banyak bandit yang hilang di hutan ini dan mereka ditemukan mati" jawab salah satu pria yang membuat wanita di kelompok mereka merinding ketakutan.

"heh! Paling mereka orang-orang lemah yang dimangsa serigala atau monst-"

Blesh!

Pria itu menghentikan ucapannya dan mati seketika karena ulah pemuda berkerudung yang melompat dari atas pohon dan langsung menghunuskan Hiden Bladenya ke tengkuk pria tersebut hingga menembus kerongkongannya dan langsung tewas di tempat.

Kedua teman pria malang tersebut terkejut bukan main dan langsung mengambil langkah mundur, terutama si wanita yang ketakutan setengah mati melihat Boruto yang mulai berdiri dan menarik kembali senjata Hiden Blade ke dalam lengan jaketnya meniggalkan jasad pria yang baru saja dibunuhnya dengan cepat.

Pria yang tersisa langsung menarik pedangnya yang tersarung di pinggangnya begitu sadar dari keterkejjutannya "Siapa kau?!" seru pria itu yang tubuhnya sedikit bergetar karena rasa syoknya.

Bukannya menjawab, Boruto mengambil kapak berukuran sedang yang memiliki bentuk unik yang tersampir di pinggang kanannya kemudian memainkannya dengan lihai di tangannya seakan sudah terbiasa melakukan hal tersebut.

(A/N : senjata kapak milik Boruto ini seperti kapak di game Assassin Creed III, kapak tersebut bisa disebut juga Assassin Axe. Bagi yang pernah bermain game Assassin Creed III pasti memahaminya)

Tubuh pria itu masih bergetar dengan keringat yang mengucur deras di tubuhnya 's-siapa orang ini? Aku merasa orang ini sangat berbahaya... dan aku tidak merasakan hawa keberadaannya sama sekali?!' batin pria itu yang masih menatap Boruto di depannya yang wajahnya yang tidak begitu terlihat karena kerudung jaket yang dikenakan Boruto.

Memang benar, hawa keberadaan Boruto sangatlah tipis hampir seperti tidak memiliki hawa keberadaan yang menyebabkan pria itu dan kedua temannya tidak bisa merasakan kehadiran Boruto di atas mereka. Itulah salah satu kemampuan Boruto yang ia warisi dari darah Brother Hood yang mengalir dalam dirinya.

Pria itu mulai menenangkan dirinya dan kemudian melirik ke samping dimana teman wanitanya yang masih terlihat Syok sebelum kembali menatap tajam pemuda misterius di depannya.

"kutanya sekali lagi... SIAPA KAU DAN APA TUJUANMU MENYERANG KAMI?!" seru pria itu dengan nada bicara yang mulai meninggi.

Mendengar pria di depannya yng melontarkan pertanyaan, Boruto berhenti memainkan kapaknya sebelum menjawab "siapa aku tidaklah penting... dan aku memiliki alasan yang kuat untuk membunuh kalian semua" jawab Boruto dengan datar.

Pria itu mengeratkan genggaman tangannya pada pedanganya mendengar Boruto yang ingin membunuhnya dan temannya yang tersisa dengan alasan yang tidak dijelaskan oleh Boruto.

Kemudian pria tersebut merendahkan badannya dan pandangannya terfokus kepada lawan di depannya "kau ingin membunuh kami dengan alasan yang belum jelas..." ujar pria itu sebelum bergerak cepat bagaikan angin dan berpindah di belakang Boruto dengan pedang yang siap ia tebaskan ke tengkuk Boruto yang masih berdiri diam.

"kaulah yang akan mati di tanganku" sambung pria itu dengan seringaian yang kemudian menebaskan pedangnya ke tengkuk Boruto secara hozontal. Sedangkan wanita yang merupakan teman dari pria itu terlihat mulai lega saat melihat temannya melancarkan serangan mematikan kepada Boruto yang masih berdiri diam tanpa bergerak.

Trank!

Seringaian dan nafas lega dari kedua orang itu hilang seketika melihat Boruto yang dapat menagkis tebasan pedang tersebut dengan kapaknya tanpa menoleh sedikitpun. Tidak sampai di situ saja, dengan cepat Boruto memutar tubuhnya ke belakang dan bersamaan dengan senjata Hidden Blade yang terlihat dari lengan jaket kirinya yang dengan sangat cepat ia hunuskan ke bahu kanan pria itu, alhasil pria itu menjatuhkan pedangnya karena rasa sakit dari luka tusukan yang cukup dalam di bahu kanannya.

Pria itu menambil beberapa langkah mundur untuk mengambil jarak dengan Boruto yang berdiri diam di depannya dengan bilah tajam Hidden Blade di lengan kirinya yang sedikit meneteskan darah, kemudian pria itu merentangkan tangan kirinya ke arah Boruto yang mulai berjalan mendekatinya bermaksud untuk melancarkan serangan sihir yang dimilikinya. Tapi tidak ada apa yang muncul dari tangan pria itu sampai Boruto sudah berdiri di depannya.

Craak!

"Arrrrrrrrggggggghhhhhh!"

Tiba-tiba pria itu berteriak kesakitan karena Boruto yang mengayunkan kapaknya ke pundak kanan pria itu hingga menamcap cukup dalam di sana, pria itu mulai berlutut merasakan luka di pundaknya yang teramat, dan bahkan kedua tangannya tidak bisa digerakan karena luka fatal di bahu dan pundaknya sekarang ini yang diperparah oleh Boruto yang masih belum menarik kapaknya yang masih tertancap di pundak pria itu.

"ke-kenapa... -k-kau i-ngin -me-membunuh... ka-kami?" tanya pria itu dengan suara lemah karena menahan rasa sakit.

Tanpa menjawab pertanyaan musuhnya, Boruto langsung menghunuskan hidden Blade di lengan kirinya ke kening pria malang tersebut, tidak ada teriakan kesakitan dari pria itu karena Hidden Blade milik Boruto telah menembus ke otaknya dan membuatnya langsung tewas seketika.

Boruto mencabut kapaknya dari pundak pria yang sudah mati itu disusul Hidden Blade miliknya yang ia tarik dari kening pria itu yang menyebabkan tubuh pria tersebut terhuyung ke depan dan akhirnya jatuh terseungkur di permukaan tanah.

Slik!

Hidden Blade milik Boruto kembali tertarik masuk ke dalam lengan Jaketnya sebelum menghadap kearah seorang wanita yang terduduk dengan tubuh bergetar ketakutan melihat kedua temannya yang telah mati di tangan orang yang sama.

"hi... hihihihihi!"

Boruto mengerutkan dahi di balik kerudung jaketnya karena wanita di depannya yang tiba-tiba tertawa evil sebelum bangkit berdiri dan terlihatlah sebuah seringaian yang ditunjukan wanita tersebut.

"kau... akan mati!" gumam wanita itu sebelum mengangkat tangannya ke atas dan terciptalah api bersuhu sangat panas yang memiliki bentuk seperti naga yang meliuk-liuk di atas wanita itu. Bahkan beberapa pohon di sekitar mereka mulai layu dan terbakar karena panasnya suhu dari sihir api wanita tersebut.

Boruto hanya diam melihat naga api yang tengah meliuk-liuk tersebut. Tidak ada rasa takut yang ditunjukan Boruto bahkan tubuhnya tidak bergetar sedikitpun seakan hal tersebut adalah hal yang kecil baginya.

"ada perkataan terakhir?" tanya wanita itu dengan seringai yang masih ia tunjukan.

Tidak ada jawaban dari Boruto yang kemudian menyampirkan kembali kapaknya di pinggang kanannya.

Seringai wanita itu semakin lebar "kau membuat ini semakin mudah" ujarnya yang kemudian merentangkan tangannya yang terangkat ke arah Boruto yang masih berdiri diam yang bersamaan naga api di atasnya meliuk dan melesat kearah Boruto.

Wosshhh!

Tapi anehnya naga api tersebut menghilang saat berjarak 4 meter dengan Boruto yang membuat wanita itu membulatkan matanya syok melihat serangannya lenyap begitu saja.

Wanita itu menggertakan gigi-giginya dan kembali menciptakan beberapa naga api yang meliuk-liuk di sekitarnya tapi kali ini lebih kecil dari yang tadi, wanita itu kembali melesatkan semua naga api ciptaannya ke arah Boruto. Tapi hal yang sama kembali terjadi seperti sebelumnya, semua serangannya lenyap seketika saat berjarak 4 meter dengan Boruto.

Dan sekarang, Boruto mulai melangkahkan kakinya ke arah wanita itu yang terlihat panik melihat dirinya yang mulai mendekat.

Dengan perasaaan panik bercampur takut melihat Boruto yang melangkah ke arahnya, wanita itu berbalik ke belakang dan langsung berlari sejauh ia bisa dari orang misterius yang telah membantai teman-temannya tersebut.

Jdarrr!

Wanita itu langsung jatuh tersungkur karena luka tembakan yang cukup parah di paha kirinya, wanita itu merintih kesakitan merasakan rasa sakit di paha kirinya yang mengeluarkan cukup banyak darah hingga mengalir ke permukaan tanah. Dengan sisia tenaga yang ia punya, wanita itu berusaha merenagkak dengan kedua tangannya tapi sia-sia.

Cklek... Klek!

Wanita itu menolehkan wajahnya ke belakang untuk melihat sesuatu yang menghasilkan suara tersebut. Dan yang ia lihat sekarang ini, sebuah moncong senapan berwarna hitam yang teracung tepat di depan wajahnya.

Jdarrr!

Bersambung

Halo taman-teman, saya kembali lagi dengan membawakan cerita baru. Cerita yang saya buat ini terinspirasi dari game Assassin Creed dan juga Call of Duty yang pernah saya mainkan, jadi bagai mana pendapat kalian tentang cerita baru saya ini? Kalau tidak bagus maaf ya, saya masih belajar.

Cerita ini juga saya buat sebagai pengganti cerita Assassin : Wolf karena cerita itu tidak akan saya garap lagi karena masalah yang terdapat pada pair yang menyebabkan banyak pembaca yang tidak suka dengan cerita itu. Dan kali ini saya menggunakan Boruto sebagai karakter utamanya karena sudah terlalu umum menggunakan Naruto sebagai tokoh utamanya.

Lalu bagaimana dengan Naruto? Karakter itu akan tetap muncul di cerita ini, jadi tunggu saja.

Sekian yang bisa saya sampaiakan dan mohon maaf bila masih ada kesalahan, juga berikan kritik dan saran yang membangun untuk saya.

Salam damai, Jangkryx.