Somebody will come here
Naruto's character belong to masashi kishimoto-sensei
I'm just own the plot.
Enjoy ^^^^^^^^^^^^^XD
06.45 Uchiha Sasuke yang berumur 16 tahun itu sudah berdiri di depan cermin lengkap dengan seragam Konoha High school nya. Ia memperhatikan refleksi wajahnya yang terpantul di cermin. Rambut hitam kebiruan, bentuk hidung dan bibir bagus, alis rapi, kulit putih orang jepang. Warna matanya seperti batu onyx bentuknya tegas dan terkesan dingin, sangat gagah.
Sasuke buru-buru merapikan model rambut spiky I bagian belakang nya sekali lagi lantas mengambil tas dan bergegas keluar kamar.
"ohayou, Sasuke" suara yang selalu terdengar ramah itu menyambut Sasuke setiap paginya.
"hn, ohayou aniki." Jawab Sasuke tanpa menoleh ke aniki nya itu.
Sasuke terlihat sedang sibuk mengikat dasi saat menuruni tangga. Entah kenapa meskipun sudah berkali-kali di bongkar pasang dasi itu tidak mau rapih juga. Sasuke berdecak frustasi ketika tiba di anak tangga yang paling bawah.
"Biar aku bantu." Tawar seseorang. Sasuke cukup tersentak saat sebuah tangan langsing dengan jemari yang panjang itu secara telaten merapihkan dasi Sasuke hingga terlihat sempurna.
"waaaa. Neji!" Sasuke agak terlonjak saat melihat laki-laki bersurai coklat panjang dihadapannya.
"ohayou Sasuke." Sosok itu menyapa Sasuke sambil tersenyum anggun. Tanpa sadar semburat merah terlihat kentara di wajah Sasuke yang putih itu.
"hn, ohayou Neji." Balas Sasuke sambil mengatur degup jantungnya. Meskipun ini bukan kali pertama, tapi setiap melihat Neji di pagi hari Sasuke selalu merasa jantungnya mendadak berdetak tidak karuan.
"Sasuke, Neji, ayo sarapan." Suara yang cukup besar itu terdengar dari dapur.
Sasuke dan Neji saling pandang untuk beberapa detik kemudian saling melemparkan senyum masing-masing.
"ayo Neji, aniki sudah bawel tuh" tanpa sadar Sasuke menggandeng tangan Neji dan mengajak laki-laki itu ke meja makan.
Setibanya mereka di meja bulat itu sudah terhidang sarapan khas buatan Uchiha Itachi, yaitu sandwich serta susu hangat. Sasuke mengambil tempat duduk di sebelah Itachi dan Neji duduk di hadapannya mulai menikmati sandwich dan suusu coklat hangat nya.
"Aniki, kenapa nggak memanggil ku kalau Neji udah datang" keluh Sasuke sambil menggigit sandwich isi tomatnya.
"eh, itu karena aku baru dating waktu kamu turun tadi kok Sasuke" jelas Neji yang hanya di tanggapi Itachi dengan pandangan 'tuh, denger sendiri'.
Semalam Itachi pulang dari kantor dengan naik kereta karena mobil dinas nya sedang di perbaiki di bengkel, karena itu pagi ini ia tidak bisa mengantar Sasuke untuk ke sekolah dan meminta tolong ke Neji untuk menjemput adik kesayangannya itu ke sekolah mengingat rumah mereka yang cukup berdekatan dan searah menuju sekolah.
Setelah selesai menyantap sandwich dan susu coklat hangatnya Neji membantu Sasuke dan Itachi untuk membereskan bekas makan mereka. Semenjak peninggalan kedua orang tuanya secara sekaligus rumah yang lumayan besar inni sudah tidak memiliki pembantu lagi, dan saat ini Itachi lah yang bertugas untuk membanting tulang mencari nafkah.
"Itachi-san kami berangkat dulu ya, makasih buat sarapannya" Neji membungkuk sopan.
"ah, iya sama-sama. Maaf, merepotkan mu pagi-pagi Neji." Balas Itachi sambil melirik adik nya. Sasuke tersenyum sebal, jelas Itachi sedang menyindirnya.
"gak masalah kok, kalo gitu kami pergi dulu Itachi-san" pamit Neji lantas pergi meninggalkan Itachi yang ada dapur di ikuti Sasuke dari belakang. Itachi melambaikan tangannya sampai kedua orang itu menghilang dari jangkauan matanya.
Di halaman rumah Sasuke sudah bertengger sebuah mobil mewah milik Neji di sana. Baru saja Sasuke mau membuka pintu mobil gerakannya terhenti saat melihat Neji yang berdiri diam di belakangnya.
"ada apa Neji?" Sasuke memiringkan kepalanya, agak bingung.
"ah, sepertinya hp ku ketinggalan di ruang makan. Aku ke dalam dulu ya Sasuke" kata Neji lalu melesat ke dalam. Sasuke mengangguk dan memilih untuk menunggu Neji di dalam mobil saja.
Sasuke menyamankan dirinya saat duduk di bangku penumpang. Ia memperhatikan interior dalam mobil keluaran eropa itu. Mobil Neji jelas beda jauh dengan mobil dinas Itachi. mobil Neji mahal dan mewah dan di desain dengan sentuhan klasik-modern yang menggambarkan citra Neji. Sasuke menyesap parfum mobil itu. Bau khas Neji, bau yang sangat ia sukai.
XXX
"Itachi-san, aku meninggalkan hp ku di meja makan." Kata Neji saat memasuki ruang dapur. Disana ia melihat kalau hp nya tengah di pegang oleh si bungsu Uchiha.
"hp ini kan Neji?" kata Itachi sambil menyeringai. Seperti sedang menyadari sesuatu samar-samar beberapa garis meah muncul di pipi Neji.
"ah, siapa yang menyuruhmu membuka hp ku!" Neji berusaha mengambil handphonenya dari tangan Itachi, namun Itachi menghindar.
"memang kenapa? Sepertinya kamu sengaja meninggalkannya di sini" Itachi makin melebarkan seringainya saat menatap wajah Neji yang juga makin memerah.
"a-aku gak sengaja kok" Neji mendadak gagap. Jantungnya berdetak cepat.
Neji merasa lemah setiap kali mata Itachi menatapnya dengan pandangan menggoda. Terlebih lagi ia malu karena Itachi memegang hp nya saat ini, Neji menduga kalau Itachi pasti tadi mengecek folder file di hp Neji dan sulung Uchiha itu menemukan beberapa foto dirinya di dalam sana yang di ambil Neji diam-diam.
"I love you…" Itachi berbisik pelan di telinga Neji sambil memeluk nya dari belakang dan memasukan hp itu kedalam kantong seragam Neji.
"I love you more.." balas Neji dengan wajah yang masih memerah.
Perlahan Itachi membalik tubuh Neji untuk menghadap ke arahnya dan membenamkan wajah pemuda Hyuuga itu ke dalam dekapannya sekedar untuk membagi kehangatan sebelum perlahan ia mengangkat dagu Neji.
Onyx milik sulung Uchiha itu menatap lavender Neji penuh kasih sayang. Pelan-pelan mendekatkan wajahnya agar bibirnya dapat menjamah bibir Neji untuk saling berpagutan. Tangan besar nya mengusap surai coklat Neji dengan sangat lembut. Neji merasa nikmat saat rambutnya di belai seperti itu.
Itachi menyudahi ciuman dalam mereka lalu bibir dingin miliknya menciumi pipi Neji sementara Neji mengisi paru-paru nya lagi dengan oksigen. Neji memeluk Itachi erat saat perasaan sedih menyeruak di hatinya. Neji sangat mencintai Itachi, begitupun sebaliknya.
"kau lama sekali Neji" kata Sasuke sebal sambil menyilangkan tangannya di depan dada sembari Neji duduk dan menghidupkan mesin mobilnya.
"maaf Sasuke, tadi aku ke toilet dulu" Neji memilih untuk berbicara bohong. Ia tidak mau Sasuke sampai mengetahui apa yang terjadi di dalam.
Sebenarnya Neji yang pada dasarnya tidak tahu perasaan Sasuke padanya itu tidak berniat untuk menyembunyikan hubungannya dengan Itachi dari Sasuke, namun Itachi meminta nya demikian dengan alasan agar lebih mudah menyimpan rahasia.
Ya, Keluarga terpandang seperti Hyuuga mungkin masih sah-sah saja bergaul dengan keluarga Uchiha yang mengalami kebangkrutan beberapa tahun lalu, tapi kalau berpacaran itu jelas di larang oleh tetua Hyuuga yang memiliki jiwa kuno. Karena itu Itachi dan Neji menyembunyikan hubungan mereka.
Untuk sementara ini mereka harus bersabar, sampai Itachi bisa mengembalikan perusahaan Uchiha kembali, atau sampai Neji cukup umur untuk membebaskan dirinya dari naungan nama besar Hyuuga.
XXX
Brak, brugh, "adaw!","ouch"
Suara kedua orang bertabrakan di ikuti suara rintihan dari dua orang berbeda.
"Apa mau mu, heh?" Sasuke menarik kerah seseorang yang baru saja menabraknya dengan geram. Untuk beberapa saat iris onyx itu mengintimidasi iris berwarna batu safir di hadapannya.
"Kenapa kau menyalahkan ku. Kau duluan yang menabrak ku, Teme!" pemilik mata seindah batu kelahiran menepis tangan putih Sasuke.
"kau memanggil ku apa tadi, dobe?" Sasuke makin men death-glare orang di hadapannya itu.
"kau juga memanggil ku apa, Teme!" pemuda itu rupanya tidak gentar.
Untuk sementara atmosfir di sekitar mereka jadi tegang, dan itu di rasakan oleh siswa-siswa yang berlalu lalang di koridor sempit itu. Sekarang sedang jam istirahat makanya banyak siswa-siswi yang bertebaran di sepanjang koridor ini. Sasuke sendiri baru kembali dari kantin dan hendak menuju kelasnya, tapi tiba-tiba seseorang menabraknya dari depan..
Sasuke melirik emblem di seragam Konoha High School milik lawannya nama pemuda itu Uzumaki Naruto, dan emblem itu berwarna merah, berarti ia anak kelas satu. Mengetahui itu makin memuncak saja rasa sebal si bungsu Uchiha itu.
"kau ini masih kelas satu, tapi sudah belagu, uzumaki Naruto!" bentak Sasuke.
"oh, curang sekali kalau kamu membawa-bawa tingkatan kelas agar kamu tidak di salahkan, Uchiha Sasuke-senpai" balas Naruto yang ternyata juga habis melihat emblem berwarna biru Sasuke.
Sesungguhnya kemarahan Sasuke sudah mencapai puncaknya terlihat dari tangannya yang makin terkepal seolah siap meninju laki-laki pirang di hadapannya. Tapi akhirnya dia mengurungkan diri. Sasuke menarik nafas dalam-dalam jangan sampai ia membuat keributan di sekolah karena biang onar di depannya.
'Lupakan Sasuke, biarkan saja anak manja ini.' Sasuke memprovokasikan dirinya sendiri dalam hati. Setelah berhasil meredam kepalanya Sasuke tidak melihat Naruto lagi lalu pergi begitu saja.
"hei! Kau mau kemana!" teriak Naruto tak suka karena di tinggal begitu saja. Ia tidak puas karena masalah ini belum selesai.
"hn" jawaban dari Sasuke sungguh membuatnya ingin menerjang senpainya itu. Tapi sayang Naruto tidak bisa melakukannya, bagaimanapun dia kouhai di sini.
"awas kau Sasuke! Aku pasti akan membuatmu menangis dan minta maaf!" ancam Naruto sambil tertawa keras, tapi tawa itu seketika hilang ketika aura ingin membunuh Sasuke mendadak menyelimutinya.
Pertemuan yang singkat dan tidak memiliki kesan yang indah bagi keduanya.
XXX
"sekarang giliran mu Neji, jujur atau berani?" suara Lee terdengar sampai keluar pintu di kelas yang sepi itu.
Sasuke mengurungkan niatnya untuk memasuki kelas saat mendengar itu. Entah kenapa ia malah bersembunyi di depan pintu sambil memasang telinganya. Sepertinya Neji, kiba dan Lee sedang bermain truth or dare di dalam kelas sementara penghuni kelas yang lain berhamburan entah kemana. Ya, di kelas itu hanya ada mereka dan di depan kelas hanya ada Sasuke.
"hm, aku pilih jujur saja"jawab Neji setelah berpikir cukup lama, terdengar keluhan dari kiba dan Lee saat itu karena tidak puas dengan jawaban Neji.
"oke, Neji. Sekarang sebutkan nama orang yang kamu suka" kata Lee dengan cepat, kiba menyeringai di seblahnya.
Sasuke yang mendengar pertanyaan itu langsung shock. Jantungnya berdegup sangat amat cepat. Dia tidak menyangka akan mendengar nama orang yang di sukai Neji secara mendadak begini. Sasuke makin mendekatkan telinganya ke pintu.
"baik, tapi rahasiakan ini." Kata Neji. Jantung Sasuke makin berdegup kencang.
"jadi siapa Neji?" kata kiba penasaran, di luar sana Sasuke lebih penasaran.
"janji dulu." Kata Neji lagi. Lee dan Kiba mengangguk. Di luar sana Sasuke juga ikut mengangguk.
Neji menarik nafas, suasana menjadi tegang.
"namanya…"
Detik demi detik berlalu. Sasuke merasakan tubuhnya memanas. Ia harap namanya lah yang akan keluar dari bibir ranum Neji.
"namanya Uchiha…."
Sasuke membelalakn mata tak percaya, senyum yang teramat lebar menghiasi wajah nya.
"…Itachi" kata Neji dengan mata menerawang.
Beberapa detik kemudian Sasuke terdiam mematung di depan pintu, senyumnya hilang, matanya yang indah perlahan memerah. Jawaban Neji seolah menggema di telinganya bagaikan petir yang siap menyambarnya kapan saja.
Sasuke mengatupkan bibirnya. Kenapa Uchiha Itachi, kenapa bukan dirinya. Kepala dan pundaknya seakan mendadak ditimpah batu yang teramat berat. Perlahan tubuhnya melemah.
"Tidak mungkin" Sasuke berkali-kali mengulang kata yang sama untuk menegarkan dirinya. Ia masih belum percaya dengan apa yang dia dengar barusan. Kenapa Neji malah bilang ia mencintai Itachi, pasti ada yang salah disini.
Sasuke berusaha mengangkat kakinya, dengan langkah berat ia membawa badannya menjauhi ruang kelas itu. Pikirannya sekarang entah kemana, dia terus berjalan tanpa tahu arah. Rasanya ia benar-benar setengah mati saat ini.
XXX
"KUSOOOOOOOOOOOOOOOOOOO!" Sasuke berteriak keras, suaranya bergema di halaman kosong belakang sekolahnya itu.
Sasuke lupa bagaimana caranya ia bisa sampai ke sini, yang jelas ia hanya melangkah untuk kabur menjauhi kelasnya, menghindar dari sesuatu yang membuat hatinya jadi sangat sakit. Ia benar-benar depresi saat ini, tanpa terasa satu demi satu tetesan air membasahi pipinya yang putih.
Selama ini Sasuke yang mencintai Neji diam-diam, tapi kenapa dari antara banyak orang kenapa harus Itachi yang di cintai Neji, kenapa harus kakak satu-satunya.
"Aishiteru Hyuuga Neji.. aku cinta kamu.." gumam Sasuke sambil terisak, berkali-kali ia menonjok pohon yang ada di hadapannya sampai tangannya terasa nyeri.
Bruagh!
Sasuke menoleh kaget saat mendengar suara yang kuat itu, ia kira pohon yang ia tonjok barusan itu tumbang karenanya. Tapi bukan.
"adududuh.. siapa sih yang teriak-teriak dan nonjok pohon sekarang" suara serak itu mengintimidasi Sasuke.
Sasuke terdiam, matanya membelalak tidak percaya.
"Oh, jadi kamu ya, Teme!" kata Naruto lagi.
Sebenarnya Naruto sudah melihat Sasuke dari atas pohon, dia melihat dari sejak Sasuke baru datang dengan langkah gontai, lia juga melihat saat Sasuke berteriak keras, dan mendengar isak tangis Sasuke saat bergumam sesuatu. Sebenarnya Naruto tidak mau turun dari pohon dan berusaha berpegangan pada dahan, namun tonjokan Sasuke sungguh luar biasa membuat ia terjatuh.
"ka-kamu dari tadi di situ?!" Kata Sasuke kaget. Ia mendadak seluruh tubuhnya dingin.
"iya, aku tidur di atas pohon." Tutur Naruto berbohong. Dia tau Sasuke akan membunuhnya jika Naruto mengetahu semuanya.
Sasuke terdiam dan menghapus sisa air matanya, tapi air mata itu ternyata masih terus mengalir meki ia menahannya. Dan Naruto melihat itu. Ia tidak tahu apa yang terjadi pada Sasuke, tapi dari kejadian yang ia saksikan dari atas pohon sepertinya Sasuke habis di tolak.
"kalau kau berhenti menangis aku janji akan membelikan balon" Kata Naruto sejurus kemudian lalu memamerkan deretan giginya yang putih.
Sasuke tercengang di buatnya.
"apa maksudmu, dobe!" seru Sasuke kesal. Naruto menyeringai.
"kenapa? Kamu nggak suka balon, teme?" kata Naruto sambil memiringkan kepalanya pura-pura lugu.
"aku bukan anak kecil, dobe!" Sasuke mulai geram.
"kalau gitu jangan nangis dong!"
Sasuke terdiam tak bisa membalas saat Naruto melangkah ke arahnya.
"dan namaku Naruto, uzumaki Naruto dari kelas 1-E ,cita-cita ku adalah menjadi presiden. Yoroshiku onegaishimasu!" kata Naruto sungguh-sungguh dengan mata berbinar.
Hening sesaat.
Sasuke membuka mulutnya.
"Hahahahahaha…"
Sasuke merasa sangat geli mendengar kalimat itu, rasanya ia tidak bisa menghentikan tawanya. Orang di hadapannya benar-benar konyol.
"Teme, mentertawakan cita-cita orang itu gak sopan tau!" Naruto menggembungkan pipinya.
"Hahahaha.. Do-be!" Sasuke sulit berkomentar saat ia tidak dapat menghentikan tawanya. Perkenalan macam apa itu. Dan dia dengan PD nya berkata begitu. Sasuke menutup wajah nya yang mulai memerah dengan tangan.
"hei, aku serius! Aku marah nih!" Naruto menarik rambut Sasuke sebal hingga pemuda itu berhenti tertawa dan menoleh ke arahnya.
"hahaha.. habis kau ada-ada aja sih!" Sasuke sudah berhasil mengatur emosinya lagi tanpa sadar Sasuke tersenyum lebar. Senyuman yang tulus untuk Naruto.
"ta-tapi gak perlu sampe segitnya kan, Teme."
Naruto merasakan wajahnya agak memanas saat ia melihat Sasuke tersenyum tadi , jatungnya juga tiba-tiba berdegup kencang. Sasuke memang sangat tampan, Naruto mengakui fakta itu. Tapi Sasuke yang tersenyum terlihat sangat hangat dan apa ya.. sulit di ungkapkan dengan kalimat. Yang jelas Naruto suka senyum Sasuke tadi.
"hei, kau lebih cocok senyum begitu teme, jadi kelihatan lebih muda." Kata Naruto sambil tersenyum lebar sambil menyipitkan matanya.
Ah, Sasuke tidak ingat sejak kapan airmatanya berhenti mengalir, lelucon(?) dari Naruto benar-benar membuatnya lupa dengan apa yang ada di hatinya tadi.
"hn, arigatou." Kata Sasuke datar. Dalam hati ia sendiri terpanah dengan perbuatan adik kelasnya itu.
TBC
Thanks for reading.
Yang mau review boleeh. Di tunggu loh :3
