Burung Kecil

Rate: T

Genre(s): Supernstural, angst, romance

Warning: Slash, supernatural AU, pasangan minor, dll.

Disclaimer: Yu-Gi-Oh! ARC-V—dan GX—bukan milik saya.

.

.

.

.

.


Burung kecilku ... Burung kecilku yang manis ...

"Mulai hari ini, saya akan mengabdi pada Anda."

Aku punya seekor burung kecil. Burung kecil berbenang perak bermata safir. Burung kecil yang polos. Burung kecil yang begitu bersihnya sampai terlihat menakutkan bagi dunia.

"Tuan, mengapa Tuan menerima makhluk seperti saya?"

Burung kecil itu terlalu buta akan nilai dirinya. Dirinya yang bagai pedang bermata dua. Dengan kekuatannya yang tidak biasa, ia terlihat bagai monster—musuh umat manusia—namun kekuatan itu juga yang membuatnya tampak anggun, tak terjamah. Ia begitu indah, namun mungkin hanya aku yang memahami betapa berharga dirinya. Ia dan dunia memang begitu buta.

"Saya tidak seberharga itu sampai pantas menerima nama pemberian Tuan."

Burung kecilku yang rapuh tampak buta. Dirinya tampak kosong walau sebegitu indahnya. Ah, burung kecilku, apa yang bisa kulakukan agar kau melihatku?

"Tidak bisa, Tuan. Itu tabu. Kebebasan selalu ada batasnya."

Ekspresi burung kecilku selalu sama. Tampak kosong, namun menyimpang kesedihan dan kesesakan. Apa memang tak ada yang bisa kulakukan untuk menghapus kesedihanmu? Aku menawarkanmu kebebasan yang kamu inginkan di sebelahku, namun mengapa kamu selalu menolak?

"Perasaan Tuan ... membebani saya ... Kontrak tidak seharusnya dilakukan atas dasar perasaan."

Perasaanku pada burung kecilku ... tidak pernah tersampaikan ... Semuanya tidak akan pernah tersampaikan ...

"... Maafkan saya, Tuan ..."

Suatu malam, aku mendengar suaranya yang berbisik. Terdengar seperti isakan. Tampaknya, apa yang ingin kulakukan hanya membebani burung kecilku.

"... Maafkan saya ... Maafkan aku ..., Yuushou ..."

Untuk pertama kalinya, burung kecilku yang tampak tak pernah menunjukkan dirinya, menyebut namaku. Tetesan air jatuh ke atas wajahku. Saat itu, tanpa harus menebak, aku tahu:

... itu adalah air matanya ...

"Andai Anda tak pernah memanggilku, ... andai Anda tak pernah memberiku nama—"

Suara hatinya yang selalu tertutup seakan membuncah malam itu. Dirinya yang mengira mataku masih terpejam, terus terisak di sisiku.

"—pasti tidak akan ada Edo Phoenix yang tetap mencintai Sakaki Yuushou walau tahu dunia tidak mengizinkan ..."

Ia menyalahkan dirinya. Burung kecil bagai permata safir terindah yang tidak sengaja kutemukan dan selalu tenang dalam kurungan sangkarku selama ini memendam begitu banyak rasa tanpa kuketahui.

... Apa selama ini akulah yang membuatnya menderita ...?

Kemudian, keeseokannya, burung kecilku tidak terlihat di mana pun.

.

.

.

.

.


A/N:

Saya menemukan fanfiksi ini di folder laptop saya, dan saya masih ingat persis mengapa saya mengetik ini. Katakanlah saya lagi ingin baca fanfiksi angst OTP ketika itu, namun OTP saya terlalu minor. Sedih? Iya, namun sudah biasa. Saya akan tetap mendukung kapal ini walau dunia menghujat(?).

Maaf judulnya begitu, ya. Jadi kayak judul fanfiksi ngeres pakai bahasa sok indah gitu, padahal, mah, bukan.

Untuk karakteriasasi Yuushou sebenarnya agak luas di sini. Saya sempet bayangin dia pemilik yang pemaksa dan cukup posesif, sih. Dan untuk Edo, dia bukan manusia. Bayangkan sendiri aja dia makhluk apa, yang jelas dia punya kekuatan yang tidak biasa.

Terima kasih bagi yang rela membuang waktu membaca fanfiksi ini!