Gila. Gak percaya. Sinting.

Boruto terus menatap ninjapad miliknya yang baru ia beli setelah misi kelas S keduanya. Ia terus menatap sebuah foto yang sama sekali ia tidak percaya benar-benar ada.

Foto Bokep Sarada, dimana ia menggigit bajunya hingga dadanya terlihat setengah, kedua kakinya dinaikan keatas, dan yang paling heboh, terlihat kemaluannya yang mekar, basah, dan menonjol klitorisnya.

Dikirim lewat PM.

Oleh Uchiha Sarada.

Ya, saudara-saudara. Sarada secara pribadi mengirim foto bukti kehornian pribadinya kepada si ganteng berambut pisang.

Kalau Boruto gak terlalu keheranan mungkin dia udah ikut horni dan memuaskan hasrat birahinya yang muncul lewat bantuan tangannya, tapi anak Hokage ketujuh itu justru merasa keheranan atas eksistensi foto tersebut. Otaknya terus bekerja untuk mencari apa sebenarnya yang gadis Uchiha itu pikirkan hingga ia berani mengirimkan foto telanjang tersebut. Bagian dirinya yang selalu merasa jealous terhadap lelaki lain juga menunggu kemungkinan munculnya berita terburuk selanjutnya: seorang lelaki ngePM dia, mengklaim Sarada adalah miliknya, dan tertawa terbahak-bahak sembari menulis bahwa foto yang tadi itu adalah kenangan terakhir bagi dirinya dari Sarada.

Gua bikin si Mitsuki jadi daging cincang kalau sampai kayak gitu!

Setelah sepuluh menit menunggu pesan selanjutnya yang tidak kunjung tiba, akhirnya Boruto iseng-iseng menulis pesan kepada Sarada, tanpa ada niat untuk mengirimnya.

-Sarada, pake celanamu. Nanti masuk ang

ADUH, KE-SENT! Boruto menyumpahi kelalaian jari jempolnya. Kalau kayak gini alih-alih Sarada jadi miliknya, bisa-bisa mereka bakal gak ketemu lagi untuk selamanya! Terus si Mitsuki atau Inojin bakal menemui Sarada yang menangis akibat pengkhianatan dirinya, tambah menjelek-jeleki dirinya, dan bercinta sebagai pelampiasan untuk- AAAAH! Jangan kreatif buat yang kayak gituan, pake otakmu untuk menulis permintaan maaf, bolot!

Akhirnya, Boruto mencoba menyelamatkan muka dengan pesan keduanya. Tapi karena sifatnya menyelamatkan muka, pesannya tidaklah ada satupun niatan untuk meminta maaf. Malah menjurus nakal.

-Atau kesini, biar Aa angetin :)

-boruto-

ADUH! BACA PESANNYA DONG, JANGAN YANG PERTAMA AJA!

Boruto membanting hapenya ke kasurnya akibat frustasi. Pesan keduanya tetap tidak ada tanda centang hijaunya, pertanda kalau penerima belum membaca pesan tersebut. Kalau kayak gini sih sama aja boong.

"AAARGH! KESEMPATAN GUA SAMA SARADA HAMPIR PASTI MUSNAH!"

Boruto yang telah melampiaskan amarahnya pun mengambil kembali hapenya dengan kasar. Ia pandangi lagi foto Sarada. Semakin ia lihat detailnya, semakin seksi saja gadis 18 tahun seusianya itu. Dadanya memang tidak terlalu besar, tapi tetap pas untuk dimainkan ditangan. Pahanya mulus tapi berisi dan berotot. Dan rambut pubiknya rapi simetris, dicukur seperlunya gaya Prancis, negara tanpa ninja dan penuh dengan ksatria. Pantat tidak terlihat dari foto itu, tapi siapapun tahu kalau bokong Sarada kelas wahid di seluruh negara api.

Ah, adik kecil gua minta dipuasin. Orang yang tanggung jawabnya juga gak ada. Maafkan diri Aa, Sarada cayang karena harus bermain solo...

Boruto menurunkan boxernya yang sudah menjadi sangat sempit. Penisnya yang 7 inci lebih dan hampir pasti akan tambah besar lagi di kemudian hari itu pun langsung berdiri tegak setelah dibebaskan. Dia membayangkan tangan halus milik Saradalah yang mengelus-elus kejantanan dirinya. Hanya membayangkan saja sudah menambah sensasi berlipat-lipat dari hasil kegiatan solo biasanya.

"Mmm...Sara...Ooh..."

Dengan tertatih-tatih dan masih memompa kemaluan dirinya, Boruto menggunakan tangan satunya untuk menopang dirinya. Ia membayangkan Sarada di depannya menatap dirinya mesra sambil memompa kejantanannya, dan mulai menciumi pintu tersebut.

"Mmm, uupph...love you..."

Bahkan dalam surga buatan dirinya ia masih mencoba menghargai keperawanan Sarada, sehingga ia menggunakan kecerdasan otaknya untuk imajinasi lain. Dalam pikirannya, mereka berdua tengah menjilati dan memainkan kemaluan masing-masing. Aksi angka 69. Di dalam benaknya, Sarada juga sesekali memuji kualitas kejantanannya, mulai dari panjang, lebar dan ketebalan. Semuanya membuat Uzumaki itu tambah menggila hasratnya.

Setelah 17 menit permainan solo yang berlangsung dengan tempo cepat, Boruto merasa kalau dirinya akan meledak. Ia pun meneriakan nama gadis di imaginasinya, takut kalau ditahan yang ada malah sakit kepala. Toh, keluarganya lagi ada urusan di luar desa semua.

"S...S...SARA-"

"BORUTO!"

Teriakan namanya membuat Boruto terjungkal sambil berejakulasi. Dalam dunia bercampur euforia dan kepanikan, Boruto mencoba menggunakan penglihatannya yang remang-remang karena ekstasi yang ia rasakan untuk mencari sumber orang yang meneriaki namanya. Penisnya masih mengucurkan sperma dengan deras. Ia yakin kalau suara itu adalah suara seorang wanita yang ia kenal, tapi ia tetap harus mengeceknya karena dalam surga dunianya, ia tidak mendengar dengan baik suara tersebut.

Ia terkejut melihat pemilik suara tersebut.

"S...Sarada?"

"I...i love you too, Boruto. Aishite...oooh..."

"Kau...kau sudah menonton diriku sejak tadi?" Pertanyaan Boruto tidak dijawab oleh Sarada yang terlarut dalam euforianya, kewanitaannya masih mengucurkan cairan miliknya. Perlahan, pemuda Uzumaki itu merangkak mendekati gadis yang ia cintai, muka nakal pun ia pasang setelah ia menindih tubuhnya Sarada. Tubuh gadis yang penuh peluh itu membuat daya tariknya bertambah. Apalagi dadanya ikut bergoyang seiring tarikan nafasnya. Ia tidak memedulikan rasa sedikit sakit di kelaminnya. "Mmm. Nakal sekali dirimu, hai tukang intip yang seksi."

"B-baka. K-kau lupa mengunci pintu balkon-AAAH!" Teriak Sarada yang mendapati klitorisnya digesek oleh kelamin pemuda dihadapannya.

"Kau harus bertanggung jawab karena membuatku membayangkan malam pertama dan terakhir kita, sayang. Belum lagi kamu mendapatkan tontonan gratis dariku. Mmm, kamu nikmat sekali sayang. Kau...kau..." Boruto pun mulai mempercepat gerakan penisnya yang terus menggesek kemaluan milik Sarada setelah ia tidak bisa berkata apa-apa lagi. Ketika gadis cantik dibawahnya mulai mendesah tidak karuan, Boruto menutup mulutnya melalui kedua bibirnya sendiri, dan Sarada mulai mengikuti gerakan Boruto. Boruto menghadiahinya dengan meremas pantat dan dada Sarada. Lima belas menit kemudian, keduanya orgasme bersamaan. Entah itu bukti cinta tulus mereka atau hanya keberuntungan semata.

"Aaah...nikmatnya. Jauh lebih mantap daripada permainan solo." Sahut Boruto sambil mengarahkan ejakulasinya ke tempat lain. Ia tahu kalau pornografi tidaklah akurat sebagai prasarana untuk belajar hubungan intim, salah satunya ialah kebanyakan wanita tidak mau dirinya disirami oleh air cinta pasangannya. Karena itulah ia tidak kaget ketika Sarada menjilat spermanya, dan langsung meludah.

"CUH! Rasanya aneh! Baru makan burger campur ramen, ya!"

"Hahaha. S...setidaknya kau tahu r...rasa...oh kami! Nikmat sekali!" Boruto yang kewalahan terhadap euforianya pun akhirnya jatuh terlentang. Ketika ia membuka matanya kembali, cintanya sudah duduk di atasnya sambil memainkan kejantanannya. Sedikit sakit memang karena baru orgasme (lagi), tapi tidak sesakit orang biasa berkat keturunan Uzumakinya. "S...Sara..."

"Boruto..." Keduanya berciuman untuk kedua kalinya. Jarang sekali ada pasangan yang kedua organ intimnya bersentuhan duluan sebelum ciuman pertama, tapi inilah mereka, calon pasangan teraneh di Konoha. "Aku sudah menantikan ini dari lama, cinta..."

"Hehe. Kenapa tidak dari dulu kau-AW!" Sarada mencengkram anunya sang kekasih baru dengan kuat, menghentikan mulutnya untuk berkata lain.

"Hn. Aku ingin kamu duluan yang bergerak, tapi kamu plin-plan mulu. Terpaksa aku mengirim foto itu untuk melihat ketertarikanmu, tapi kamu malah bilang pake lagi celanamu."

"Hehe, maaf. Aku iseng. Gak niat dikirim, eh kepencet."

"Muu. Aku jadi lari kesini pengen ngejitak kamu tiga lantai sambil menghapus fotoku sebagai balasan, eh si ganteng malah lagi asyik main solo. Mau marah, tapi aksi kamu hot banget ampe horni lagi. Jadi ikut-ikutan deh."

"Hehe. Dan, sekarang kita disini, telah...wow. Aku masih tidak percaya ini."

"Iya, emang wow." Sarada pun menaikkan tubuhnya sedikit sambil mengarahkan kejantanan milik Boruto ke kewanitaannya sambil tersenyum genit. "Siap untuk menikmati surga dunia tingkat ketujuh?"

"Sarada, tunggu dulu. Aku bukannya nggak kepengen bercinta, tapi aku nggak punya kondom, bagaimana kalau kamu hamil?"

"Yang, aku hamil karena kamu justru aku senang." Tiba-tiba matanya Sarada jadi berkaca-kaca. Kok, malah sedih? "Ingat kak Mirai, yang bapaknya, Asuma-sensei meninggal pas bu Kurenai masih hamil? A...kalau seandainya diantara kita ada yang meninggal dalam waktu cepat, aku ingin sudah ada buah hati kita, sebagai bukti cinta kita..."

"Sarada..." Boruto benar-benar terharu mendengar perkataannya. Ia pun memeluk kekasihnya erat, membiarkan dirinya membisu dan terisak sejenak. Tapi sebelum kissing kissing dan mesum-mesuman lagi, mulutnya malah berbicara hal yang aneh. "Eh, tapi kalau kamunya yang meninggal duluan pas masih hamil..."

"UUUUH! Bolot baka! Penghancur suasana!" Sarada mendorong Boruto ke lantai.

"Tu-tunggu dulu! Aku kan cuma teringat sama satu kemungkinan lain, bukan maksudku merusak suasana.

"Iya, kamu gak punya maksud tapi tetep ngebacot, jadinya kamu itu baka bin bolot!" Ambek Sarada yang tidak mau menatap pacar barunya untuk beberapa saat. Beberapa saat kemudian, dia pun meleleh lagi. "Sudahlah. Kita donasikan sperma dan telur rahim kita. Kalau ada satu diantara kita yang mati, pesan dari kita berdua akan dijalankan untuk pembuatan anak tabung kita."

"Ehehe. Ide bagus, Sara..."

"Nah," Sarada kembali memainkan kejantanan yang cukup besar itu. Ia pun tambah blushing mengingat kemungkinan besar kalau mainan barunya itu akan tambah besar dikemudian hari. "Masih menginginkan surga tingkat ketujuh kita?"

"Jadi...kau ingin hamil cepat?"

"Boruuu-KYAAA!" Amarah Sarada pun berganti menjadi kekagetan ketika ia mendapati dirinya ditimpa oleh kekasihnya.

"Hehehe, kau lengah, Sarada sayang." Ejek Boruto sebelum ia mulai memasuki Sarada dengan perlahan. "Ahh..."

"KUBUNUH KAU, BORUTO ANAK DOBE BEGO KAMPRET!"

ASADFDSFSFS! Boruto benar-benar sial. Dipergoki calon mertua dengan kejantanan baru tertancap di sang gadis (sebanyak dua senti tambah lima mili), orang mana yang tidak panik? "OH SHITU KUSO!"

"HAPEKU, ASTAGA!" Sarada pun tidak kalah panik melihat hapenya ada di genggaman ayahnya, masih menampilkan foto bugilnya beserta PM dari Boruto. Lupa dia memasang kunci pengaman di hape barunya. "PAPA-"

"Boruto! Beraninya kau mengambil keperawanan anak gadisku! Mati kau, pemuda tak tahu diri!"

Boruto otaknya konslet setelah kejadian super tidak mengenakan dan memalukan tadi, pikirannya kemana-mana sambil mencaci maki siapapun yang menulis takdirnya untuk hari ini. Dengan entengnya ia melepaskan kejantanannya dari kemaluan milik Sarada, memasang kembali boxernya, dan berkata:

"Terus? Anda selama 12 tahun tidak pernah hadir di kehidupan anak anda. Kalau ia memilih untuk mengganti lelaki terpenting dikehidupannya dengan pria baru, lantas apa hak anda untuk menolaknya?"

-boruto-

"AAAARGH! APA YANG TELAH KULAKUKAN!" Teriakan Boruto yang telah menyadari kedustaan kata-katanya sambil mencoba meloloskan diri dari kejaran calon mertua yang ingin mencincang dirinya menggema di sepanjang jalan dan beberapa komplek sekitarnya.

"Hnn. Penyesalan selalu datang terlambat. Bersiaplah untuk kehilangan nyawa dan alat vitalmu, mantan muridku yang tidak terhormat!" Teriak Sasuke sambil mengejar Boruto dengan Susanoonya. Dalam kebutaannya sama sekali ia tidak berpikir kalau anak gadisnya juga sama-sama bersalah.

"Papa! Tunggu! Boruto tidak bersalah! Aku juga secara teknis masih perawaaan!" Sahut Sarada yang mengekori papanya dengan Susanoo buatannya sendiri. Ia menjadi Uchiha pertama yang tidak perlu mengalami kematian orang terdekatnya untuk mengaktifkan Mangekyo, cukup kekhawatiran untuk keselamatan penis-eh, maksudku jiwa kekasih barunya.

Di luar desa, Hokage ketujuh dan calon hokage kedelapan dalam latihan, Naruto dan Konohamaru, baru sampai di gerbang desa (yang sebenarnya udah jadi kota) setelah menyelesaikan urusan di luar desa. Mereka dapat mendeteksi chakra Susanoo penuh. Konohamaru pun bersiap siap untuk membantu Sasuke untuk menyelesaikan masalah yang baru muncul.

Naruto si Hokage? Malah nangis bombay.

"B...bos? Kok nangis? Ini Susanoo, loh. Susanoo! Sasuke gak bakalan ngeluarin Susanoo kalau masalahnya sepele!"

"Konohamaru...aku merasa layaknya naik roller coaster padang pasir Suna, campur aduk pasir dan air kola! Ada berita gembira dan sedih yang aku rasakan..."

Konohamaru pun tambah gak sabar. Emang habis pertempuran Boruto lawan si Kawaki, Naruto mendadak punya kemampuan cenayang khusus untuk para penghuni desa. Kemungkinan besar karena Kurama ikutan diseret paksa ke dimensi lain. Tapi sisi negatifnya, ya emosinya jadi labil tiap dia dapat berita baru. Waktu cenayangnya menayangkan seekor panda menggigiti lingerie favorit istrinya saja ia jadi ingin memburu semua panda sampai punah. "Tolong disingkat bos! Kita gak punya waktu lagi!"

"Aku...merasa aku bakal berbesan dengan Sasuke...kalau anakku selamat dari amukannya."

"Lha, tambah gawat dong! Kalau kita nggak bergerak, Boruto bisa mati! Eh, tunggu dulu. Berbesan?"

"Kamu dulu aja yang gerak deh. Aku masih pengen nangis, kayaknya anakku baru melakukan sesuatu yang betul-betul bego..." Ujaran Naruto yang selanjutnya menangis meraung-raung membuat Konohamaru sadar apa yang telah Boruto lakukan.

Kore! Kalau mereka berdua melakukan 'itu' ya wajar aja Sasuke-san ngamuk! Batin Konohamaru sambil berlari ke TKP (Tempat Kejar-Kejaran Pembising.)

-boruto-

Wow! My first smut and making love scene! Well, kind off.

Yup. Niat bikin kayak ginian akhirnya kesampaian juga. Karena dilema jasmani dan rohani, akhirnya dibikin kacau aja ceritanya. Toh, saya pertama kali baca bokep isinya komedi semua. Isinya juga realistis dikit, gak kayak cerita biasanya. Masa semua gadis suka rasa sperma...

Oh, ya. Ini terinspirasi dari Ninjagram, lol.