Summary : Baekhyun merasa hidupnya terlalu monoton dan sepi. Ia memiliki kekasih, dan tentu saja Baekhyun mencintainya. Tapi kekasihnya terlalu sibuk, sehingga Baekhyun memilih untuk terus fokus terhadap kuliahnya agar tidak merasakan penat. Namun adakala dimana ia jengah dan memilih untuk mencari sebuah kesenangan baru yang tidak ia sangka akan membawa petaka dalam hidupnya.

.

.

Bottomless Abyss

A Horror Fanfiction

.:o Yuri Masochist Presents o:.

"The demons are let out for a time and purpose"

.

.

.

Dobi Yeollie

Sudah makan siang?

01:27 PM . sent

Mungkin setiap lima detik sekali, Byun Baekhyun mengecek layar smartphone-nya hanya untuk memastikan apakah kekasihnya bersedia meluangkan sedikit saja waktunya untuk membalas chat darinya. Tapi tetap saja seperti ini. Pesan itu sudah terkirim sejak duapuluh menit yang lalu, dan sama sekali belum ada balasan sampai sekarang. Dan ini yang Baekhyun rasakan sejak dua bulan yang lalu. Baekhyun tidak menyalahkan Park Chanyeol-kekasihnya-ketika ia berubah. Padahal satu tahun sebelumnya, Chanyeol tidak seperti ini. Mungkin karena semester baru yang membuatnya sibuk. Maklum saja, Chanyeol sudah ada di semester akhir, sedangkan Baekhyun sendiri masih berada di semester empat.

Baekhyun menyerah dan memilih untuk memasukkan smartphone-nya ke dalam ransel lalu berdiri dari bangku yang ia duduki di area taman kampus. Dia sendiri belum makan siang sebenarnya, Baekhyun sangat tidak berselera. Baekhyun hanya ingin memiliki waktu berdua dengan kekasihnya. Setidaknya ia tidak akan merasa sangat kesepian seperti ini.

Kaki kecilnya menuntun ia di lorong luar kampus. Menyusuri jalan kecil itu hanya untuk mencari sesuatu yang bisa membuatnya lupa-barang sebentar. Tapi keinginannya untuk menghabiskan waktu bersama Chanyeol terlalu besar. Sampai ia tidak sadar tubuhnya menabrak seseorang.

"A-ah maaf," Baekhyun menunduk kecil lalu mengangkat wajahnya. Dia mendapati Oh Sehun berdiri sambil tersenyum padanya. Mahasiswa semester dua yang satu jurusan dengannya-sedangkan Baekhyun berbeda jurusan dengan Chanyeol.

Sehun tersenyum seperti anak kecil. "Tidak apa-apa Baekhyun-hyung. Kau sedang sendiri?"

"Hum." Baekhyun mengangguk pelan menjawabnya.

"Oh. Sudah makan siang?"

Baekhyun tahu kedekatannya dengan Sehun terasa janggal karena pemuda yang lebih muda darinya itu sering mencuri ciuman singkat darinya. Baekhyun marah pada awalnya, tapi lama-lama ia lelah sendiri karena Sehun tidak berhenti. Dan Baekhyun bukan orang bodoh untuk tidak mengetahui bahwa Sehun tertarik padanya. Hanya saja ia berpura-pura bodoh.

"Jangan tanya padaku, Bocah. Seharusnya aku yang tanyakan itu."

"Perhatian sekali." Sehun terkekeh. "Yasudah, ayo kita ke cafetaria."

Saat Sehun merangkulnya, Baekhyun tidak berkomentar sedikitpun. Ia mengikuti saat pemuda itu membawa langkahnya menuju cafetaria kampus.

Baekhyun sering seperti ini. Saat ia frustasi tidak bisa mendapatkan waktu dengan Chanyeol, ia selalu mengiyakan ajakan apapun dari Sehun. Sering mereka pergi keluar berdua diluar jam kampus, misalnya; pergi makan malam bersama, menonton bioskop, bermain ke taman atau sekedar berjalan-jalan sore. Hal lain yang Baekhyun kerjakan yaitu tugasnya di kampus. Oh, Baekhyun berusaha menghabiskan waktunya untuk memikirkan tugas-tugasnya daripada memikirkan bagaimana caranya membuat Chanyeol mau menghabiskan waktu dengannya.

Sesampainya di cafetaria, keduanya segera duduk di salah satu bangku disana. Sehun memesankan dua porsi bulgogi, satu jus apel dan satu bubble tea. Baekhyun juga sudah terbiasa dengan situasi seperti ini.

"Chanyeol-hyung masih sibuk ya?"

Sehun tahu hubungannya dengan Chanyeol, toh Baekhyun sendiri sering bercerita walau tidak banyak. Tapi Baekhyun tetap menjaga beberapa hal yang ia anggap privasi. Termasuk rasa kesepiannya karena Chanyeol tidak bisa membagi waktunya.

"Begitulah."

Baekhyun lebih memilih untuk menjawab sangat singkat jika Sehun mencoba untuk mengoreh lebih dalam. Jadi yang ia lakukan hanya menikmati makanannya disaat Sehun terus berusaha menggali.

"Aku hanya tidak ingin melihatmu murung, Hyung."

"Aku tidak murung, Sehun."

"Oh?" Sehun mengangkat salah satu alisnya sambil menunjuk Baekhyun dengan sumpit di tangannya. "Tapi kau tidak pernah tersenyum akhir-akhir ini."

Baekhyun memutar kedua bolamatanya. "Tahu apa kau tentangku?"

"Tahu banyak sekali." Sehun tertawa. "Termasuk warna dan makanan kesukaanmu."

"Bukan artinya kau tahu apa yang kurasakan."

"Eh?" Sehun mengetuk ujung sumpit pada bibirnya. "Yang kau rasakan? Kenapa? Kau kesepian?"

Baekhyun bersumpah benci dengan percakapan ini. Dia berhenti makan sebelum meminum jusnya. Lalu berdiri dan berjalan meninggalkan cafetaria.

Sehun terkesiap dan mengejarnya setelah meninggalkan beberapa lembar won di meja. Tapi walau tubuh Baekhyun kecil, dia berhasil berjalan dengan sangat cepat. Sehun kewalahan untuk mengejarnya, walau pada akhirnya ia tetap berhasil mendapatnya sambil memenjarakannya di dinding lorong kampus yang cukup sepi.

"Ada apa denganmu?"

Saat Sehun menatapnya dari dekat, Baekhyun menjauhkan pandangannya. "Berhentilah Sehun. Aku lelah."

"Aku tidak melakukan apapun. Apa yang membuatmu lelah?"

"Berhenti bertanya."

Kalimat itu bukan membuat Sehun berhenti, tapi menghasilkan sebuah tarikan di rahangnya kemudian ciuman memaksa di bibirnya. Oh, ini tidak seperti biasanya saat Sehun menciumnya, bahkan hanya sekedar kecupan. Kali ini sebuah ciuman memaksa yang sangat dalam dan menghisap. Baekhyun bahkan tidak bisa mengontrol matanya yang membulat.

"Cukup!"

Hanya sekitar satu detik Baekhyun berhasil membuat ciuman terlepas. Tapi setelahnya Sehun menahan kedua pergelangan tangannya, dan kembali menciumnya sampai Baekhyun tidak bisa melarikan diri. Sehun menghimpit tubuhnya terhadap dinding. Dan bahkan tidak peduli saat ada satu atau dua orang yang melintas.

Namun ketika Sehun lengah, Baekhyun berhasil mendorongnya kemudian berjalan menjauh dengan sangat cepat. Sehun mengejarnya tetapi tidak sampai saat melihat Baekhyun berhasil sampai di gerbang timur kampus dan memberhentikan sebuah taksi.

Baekhyun tidak habis pikir dengan Sehun. Okay, ia tahu Sehun menemaninya selama Chanyeol tak ada. Tapi bukan artinya ia berhak melakukan apa saja. Baekhyun cukup kesal dengan kejadian itu dan tidak berhenti mengumpat saat sudah sampai di apartemennya.

Setelah membanting ranselnya di lantai, Baekhyun mendudukkan dirinya di depan meja sambil membuka laptopnya. Membawa pandangannya pada tumpukkan tugas-tugas yang ia tekuni, yang setidaknya membuat ia melupakan Chanyeol sementara waktu.

Kursor itu bergerak, menyentuh tugasnya namun tidak ia kerjakan. Mungkin mengecek email lebih baik untuk pertama dilakukan. Jadi Baekhyun membuka akun email-nya dan mendapati ada beberapa email masuk. Tiga email dari teman kampusnya dan satu email dari orang asing. Baekhyun tidak tertarik. Ah, mungkin ia tertarik, hanya saja sebelum ia sempat membuka isi email itu, seseorang mengetuk pintu apartemennya dan membuat ia beranjak dengan cukup malas.

Pemuda itu meninggalkan laptopnya dan beralih menuju pintu utama untuk melihat siapa yang datang. Dan ia cukup kaget setelah membuka pintu dan melihat Sehun disana, menerjangnya masuk sambil menutup pintu. Kemudian menciumnya kembali dengan cukup liar.

Baekhyun kewalahan untuk mendorongnya menjauh karena pada akhirnya ia membiarkan Sehun menjelajahi mulutnya dengan lidahnya. Rasanya asing namun membuatnya menginginkan lebih. Ini pertama kalinya Baekhyun lepas kendali dan tidak melawan ketika Sehun melucuti materi di bagian bawahnya.

Pemuda yang bertubuh lebih kecil itu tidak tahu apa saja yang Sehun lakukan karena ia memejamkan matanya. Tapi saat punggungnya membentur dinding, lalu terangkat dan dengan naluri ia melingkarkan kakinya di pinggang Sehun, ia bisa mendengar jelas suara resleting Sehun yang terbuka.

Dan selanjutnya yang ia rasakan adalah sesuatu yang tumpul menggoda bagian tubuh belakangnya yang paling sensitif. Rasanya membuat tubuhnya bergelenyar. Sudah lama ia tidak merasakan hal ini. Dan mungkin ia tidak perlu menolak saat Sehun bisa memberikannya.

Baekhyun tidak sengaja menggigit bibir Sehun cukup keras saat kejantanan itu menyeruak masuk ke dalam lubangnya. Ini sakit. Ini salah. Tapi Baekhyun tidak ingin berhenti. Ia meremas bahu Sehun, memberikan rangsangan tersendiri yang berhasil membuat Sehun bernafsu untuk memasukkannya lebih dalam.

Pemuda yang lebih tua itu memilih untuk melingkarkan tangannya di leher Sehun kemudian. Dan mencoba menikmati rasa sakit bercampur nikmat yang mulai ia rasakan saat Sehun mulai bergerak. Sudah lama tidak tersentuh dan tanpa penetrasi menghasilkan rasa sakit. Tapi Baekhyun benar-benar menginginkan hal ini, dan meminta Sehun berbuat lebih saat tubuhnya berjengit dan membuat jepitan dari daging hangatnya menyempit.

Dua tangan Sehun yang meremas bokongnya membuat libido Baekhyun naik tanpa terkendali. Ia menjilati seluruh ruang di mulut Sehun dan menghisap lidahnya keras sambil memberikan gigitan-gigitan menggoda. Sementara Sehun menghentakkan pinggulnya berulang kali dengan sangat bernafsu.

"Hunhh..."

Desahan itu membuat Sehun semakin menggila dalam menggerakan kejantanannya di dalam sana. Sungguh. Inilah yang Sehun inginkan selama ini. Dan Sehun tahu Baekhyun membutuhkannya.

Sampai ketika Sehun berhasil menghantam titik kenikmatannya berulang kali, Baekhyun mencapai puncaknya dan menyemburkannya tanpa beban sedikitpun. Sehun menyeringai cukup puas sambil menurukan kaki Baekhyun perlahan. Wajah Baekhyun memerah dengan napas terengah, dan shit! itu membuatnya tampak sangat fuckable. Sehun mendorong kepalanya, menyuruhnya berlutut untuk menyelesaikan semuanya.

Baekhyun menurut saja sambil meraih kejantanan Sehun yang sudah sangat tegang, hampir pada klimaksnya. Tangan kecil itu mengurutnya pelan sebelum melahapnya cukup dalam. Satu tangan Sehun berada di kepala Baekhyun, mendorongnya untuk menghisapnya sangat dalam. Sehun tahu Baekhyun kewalahan tapi ia tetap memaksanya. Dan Baekhyun menghisap kejantanan itu sambil memaju-mundurkan mulutnya dengan tempo yang cukup cepat.

Sehun menengadahkan kepalanya. Menikmati apa yang tengah dilakukan oleh orang yang membuat ia tertarik. Lalu Sehun sendiri yang mendorong pinggulnya, membuat Baekhyun tersedak saat Sehun memuntahkan segala hasratnya di dalam mulut Baekhyun.

Ada beberapa saat dimana mereka lalui dengan diam setelah Sehun menarik kejantanannya keluar dan membenahi celananya. Baekhyun tidak percaya bahwa dirinya telah melakukan seks dengan Sehun, ia tidak pernah membayangkannya barang sedikitpun. Sehun menarik dagunya lalu mencium Baekhyun guna membersihkan sisa hasratnya.

Lalu Baekhyun tersadar ketika mendengar deringan dari celana miliknya yang berada tidak jauh. Baekhyun meraihnya dan cukup terkesiap ketika melihat layar bahwa kekasihnya menghubunginya.

"Y-yeoboseyo?"

"Kau ada diapartemenmu, bukan? Aku ada di lift. Hari ini aku cukup bebas walau hanya sebentar."

Kedua bolamata itu membulat lebar dan Baekhyun tidak sadar karena memutuskan panggilan telepon. Ia segera mengenakan kembali seluruh celananya dan membiarkan Sehun memperhatikannya dengan tatapan lurus.

"Chanyeol-hyung?"

Baekhyun mengarahkan pandangannya kepada Sehun lalu meremas bahunya. "Demi Tuhan, Sehun, tolong rahasiakan ini. Tolong jangan katakan apapun."

Sehun hanya mengangkat bahu.

"Kau harus pergi sekarang! Sialan! Chanyeol akan kemari! Kau-kau harus pergi!"

Baekhyun berusaha mendorong pemuda itu mencapai pintu tapi Sehun berhasil menahan dirinya sendiri. Baekhyun dilanda panik dan tidak tahu harus berbuat apa.

"Sehun... kumohon..."

Sehun tidak bergeming sama sekali. Baekhyun kehabisan akal. Ia menatap sekeliling dan kemudian mendapatkan sebuah ide bodoh. Ia menarik Sehun ke arah lemari pakaian sambil membukanya.

"Bersembunyilah disini sampai Chanyeol pergi."

"Fuck it!" Sehun berjengit marah. "Aku tidak mau melakukannya."

"Kumohon." Baekhyun memelas. "Aku tidak ingin Chanyeol tahu."

"Kau harus memberi timbal balik padaku." Sehun melipat kedua lengannya di dada.

Di saat seperti ini Baekhyun benar-benar tidak dapat berpikir jernih. Apalagi dengan keadaan dimana ia tahu Chanyeol bisa muncul kapan saja dari balik pintu itu.

"Sehun kumohon..." Baekhyun meremas bahunya dengan wajah ketakutan. "Aku akan... aku..."

Sehun tetap diam menunggu.

"Aku... fuck! Aku tahu apa yang kau mau dan kau... kau bisa memilikinya sepuasmu!"

"Hm?"

"Kau boleh tiduri aku kapanpun kau mau! Tapi kumohon jangan bocorkan ini pada siapapun, jangan sampai Chanyeol tahu. Dan sekarang bersembunyilah di lemari sampai Chanyeol pulang. Ia tidak akan lama disini."

Sehun tidak mau bersembunyi di dalam lemari tapi tawaran ini yang sangat ia inginkan. Jadi ia mengiyakan dan Baekhyun mendorong tubuhnya dengan tergesa masuk ke dalam lemari. Baekhyun menutup lemari itu dan satu detik setelahnya pintu utama terbuka.

"Sayang." Chanyeol menghampiri Baekhyun yang berusaha untuk bersikap biasa. "Maafkan aku karena jarang menghubungimu."

"Tidak apa." Baekhyun tersenyum cukup lega saat Chanyeol memeluk tubuhnya.

"Tuhan~ aku sangat merindukan Byunie-ku."

"Apalagi aku, Chanyeolie Pabbo."

Chanyeol tersenyum dan setelah itu menatap Baekhyun. Pemuda yang menyembunyikan sesuatu itu berhasil memakai topeng yang membuat Chanyeol tidak curiga barang sedikitpun, walau melihat peluh di sekitar wajahnya. Dan yang Baekhyun terima adalah sebuah ciuman lembut dari kekasihnya, yang ia balas dengan tempo sama. Namun ciuman itu berkembang sampai tubuhnya terdorong ke arah ranjang.

Baekhyun lupa ada Sehun di balik pintu lemari saat Chanyeol berhasil memanjakan ia dengan sentuhannya. Ia bahkan sangat tidak ingat ketika Chanyeol berhasil melepas seluruh materi dari tubuh keduanya.

Hanya Sehun disana yang bisa mendengar dengan jelas bagaimana Baekhyun mendesah di bawah tubuh Chanyeol.

"Ah~ C-Chanyeol... ungh a-aku merindukanmu..."

]~.o.~[

Ia sudah ditinggalkan dalam keadaan telanjang oleh kekasihnya sendiri. Rasanya cukup sakit ketika Chanyeol datang hanya untuk menyetubuhinya dan setelah itu pergi lagi, walau Baekhyun merasakan rindunya sedikit terobati.

Sehun membuka pintu lemari dan keluar dalam keadaan berkeringat. Sementara Baekhyun masih duduk di ranjang, melihat pergerakan Sehun dengan perasaan bersalah.

"Sudah puas?"

Baekhyun mengatupkan bibirnya rapat saat Sehun berjalan ke arah jendela yang tidak jauh dari ranjang lalu menatap keluar.

"Aku diminta menunggu hanya untuk mendengarkan kalian bercinta dan saling mendesahkan nama satu sama lain?"

Sungguh, kalimat itu membuat Baekhyun cukup ketakutan dan merasa bersalah.

Sehun terdiam untuk beberapa saat. "Kau tampak seperti seorang pelacur, Byun Baekhyun."

Baekhyun melebarkan kedua bolamatanya saat kalimat itu terlontar. Tapi ia tidak bisa menyangkal, mengeluarkan sedikit suara pun ia tidak bisa. Sehun menarik napas lalu mengacak rambutnya dan kemudian berbalik. Dia melirik Baekhyun sedikit sebelum membawa langkahnya menuju pintu utama dan kemudian keluar dari apartemen itu.

Tubuhnya terasa sulit untuk digerakan dalam beberapa waktu. Ada banyak penyesalan, ada banyak rasa sakit. Tapi Baekhyun tidak bisa membedakannya. Perlahan ia turun dari ranjangnya, lalu mengambil pakaian lain dan mengenakannya, tanpa berpikir untuk membersihkan dirinya lebih dahulu.

Dia mencoba untuk mengalihkan pikirannya terhadap tugas. Jadi Baekhyun mendudukkan dirinya di depan meja dan membuka kembali apa yang harus ia kerjakan di laptopnya. Dan kemudian teringat akan sebuah email asing itu. Baekhyun menggerakkan kursornya, membuka apa yang tercantum dalam email itu dan membacanya.

From : 6

Subject : None

Raga tak berhati
Sikap tak bermoral
Nyawa tak berharga
Jatuh ke dalam jurang tak berdasar
BYUN BAEKHYUN

Deg!

Baekhyun hampir lupa caranya bernapas saat membaca kalimat-kalimat pendek itu. Oh, tentu saja ini tidak menakutinya. Tapi cukup membuatnya kaget.

Ia tidak mau dianggap orang aneh yang berpikir macam-macam karena email ini. Di dunia ini banyak sekali orang iseng yang tidak punya kerjaan. Yang hidupnya hanya digunakan untuk menjahili orang.

Mood-nya mendadak turun ke level paling rendah. Dia tidak mau melakukan apapun selain mengistirahatkan pikirannya. Biarlah tugas ia kerjakan nanti. Yang pasti Baekhyun menutup laptopnya, dan berusaha untuk menghilangkan pikirannya dari email bodoh itu.

]~.o.~[

Baekhyun sama sekali tidak berani menjatuhkan pandangannya pada Sehun pada hari berikutnya mereka bertemu di kampus. Rasa sakit hati itu ada ketika Chanyeol tidak membalas pesannya. Mereka hanya bertemu kemarin dan bercinta, setelah itu Baekhyun ditinggalkan kembali. Dan mengenai Sehun, Baekhyun merasa sangat bersalah atas kejadian itu. Sehun pun terlihat marah. Terbukti karena pemuda itu tidak mengoceh saat bertemu dengannya.

Tapi pemuda itu membawanya masuk ke dalam mobil.

Baekhyun tidak mengucapkan sepatah katapun ketika mobil itu melaju menjauhi daerah kampus dan akhirnya berhenti di sebuah jalanan kosong. Sehun menepuk stirnya sambil menatap Baekhyun kemudian.

Ia tahu diperhatikan, maka dari itu Baekhyun menunduk sambil menggumamkan kata maaf.

Tapi balasan dari Sehun cukup dingin. "Kau tahu aku masih ada disitu, bukan?"

"A-aku minta maaf, Sehun."

"Aku menunggu bukan untuk mendengar kalian bercinta."

"Sehun, m-maaf-"

"Pelacur saja masih punya harga dir-"

Demi Tuhan kalimat itu membuat Baekhyun sakit. "Kau tidak punya hak untuk mengatakan itu!" ia menjerit sambil menatap pemuda yang berumur satu tahun lebih muda darinya.

Sehun meremas stirnya.

"Kau menganggapku rendah karena kejadian kemarin?! Kau menganggapku rendah karena aku bercinta dengan kekasihku sendiri?!"

"Aku menganggapmu rendah karena kau berani memberikan tubuhmu disaat kau punya kekasih! Kau benar-benar kesepian, Byun Baekhyun."

Bang!

Itu fakta paling menyakitkan yang pernah Baekhyun dengar.

Napasnya terasa tercekat saat itu juga.

"Terserah kau, Brengsek!"

Baekhyun keluar dari mobil itu sebelum Sehun sempat menahannya. Matanya terasa panas, seperti tertusuk. Baekhyun berjalan cepat ke arah depan. Berharap bisa sampai di apartemen untuk menangis sepuasnya. Sehun berteriak dari belakang, tapi pemuda itu sama sekali tidak peduli.

"Berhenti Baekhyun!"

Mungkin apa yang ia tawarkan sebelumnya salah. Tapi Baekhyun merasa bahwa ia memang kesepian. Hanya saja direndahkan seperti ini benar-benar menyakitkan.

"Baekhyun!"

Satu tarikan kasar lewat bahunya membuat Baekhyun berbalik dan hampir memukul Sehun. Tapi-

Srat! Brugh!

Pengelihatannya mendadak kabur dan berubah menjadi hitam saat sakit menyeruak di bagian kepalanya.

.

.

.

.

HAHAHAHAHA *ditimpuk*

Yuri Masochist datang lagi dengan ff horror baru chaptered~ mwehehehe

Horrornya belum ada di chapie ini, semoga datang di chapie depan :D

Yang pasti tolong tinggalkan review untuk saya yaaaaa, toloooong banget

Thanks a lot for everyone, especially untuk kalian yang setia menunggu karyaku :3

LOVE YOU REALLY

So, review?