Tittle : My Promise For You .
Chapter 1 : Promise epilog
Pairing : Marco X Rachel
Rated : T
Hallo semua ..
Numpang nulis cerita deh .. saya author baru-ru disini , jadi , ceritanya masi gaje , over OC , trus ga beraturan kaya mukanya Marco *dicincang Marco* .. Saya ga pande bikin cerita *merengut*
Yaudahlah , inilah hasil penyaluran ide saya , fic pertama saya . Makanya , kalo ceritanya gaje + jelek , maap ya , maap-maap-maap , maklumilah saya .. *masang muka innocent* ..
Oke deh , daripada kebanyakan cas-cis-cus , lebih baik baca ceritanya ya .. jangan lupa repiewnya , saya tunggu lhoo .. hihihihi ..
Disclaimer : Ampun deh kalo sampe saya ngambil punya K.A. Appelegate , ntar saya dibunuh para anggota animorphs + anggota the sharing . Heheh.. saya cuma pinjem tokohnya aja kok , khusus buat Marc, boleh saya ambil ga ? *plak
Chapter 1 :
Promise (Prolog)
8 years ago ..
Dua anak itu masih beradu pandang . Yeah , Marco dan Rachel . Marco , anak laki-laki berkulit hitam dengan rambut -yang juga hitam- . Dan rachel , anak perempuan berambut pirang panjang yang -menurut marco- sangat menawan .
Rachel masih menatap mata marco dengan tatapan sedih , dan tangannya juga tak mau ia lepaskan dari Marco . Bagaimana tidak ? Sore ini , Marco , sahabat terdekatnya , akan pergi ke negara lain untuk beberapa tahun bersama orang tuanya , meninggalkannnya . Dan sejujurnya , Rachel juga tidak tau pasti , kenapa marco akan pindah ke Brazil untuk beberapa tahun . Tapi , kata Marco , ada suatu urusan penting yang tak bisa ia katakan sekarang padanya . Marco bilang , -mungkin- ia akan pulang setelah ia menyelesaikan urusannya . Mungkin . Dan itu sangat menyakitkan bagi anak perempuan berusia 8 tahun itu .
'Marco , kenapa kau harus pergi ? Tak satupun hari akan kulalui dengan baik tanpamu nanti ..' Batin rachel kecewa sambil terus menatap mata coklat Marco .
Sementara Marco , ia tak tahu berapa banyak lagi gerakan yang ia lakukan untuk menggambarkan rasa bersalahnya meninggalkan Rachel . Untuk sesuatu yang -kata ayahnya- sangat penting dan ia tak boleh membicarakannya pada rachel . Marco hanya menerima tangan rachel dan membalas tatapan mata biru rachel yang indah dan seolah berbicara , 'Mengapa kau harus meninggalkanku ?' . Dan itulah yang membuat Marco makin bersalah . Makin merasa bersalah karena akan meninggalkan rachel , merasa bersalah karena tak bisa memberi tahu urusannya yang sangat penting itu , dan merasa bersalah karena membuat hati anak perempuan yang ada didepannya ini hancur. Memang Rachel susah sekali mencari sahabat , satu-satunya sahabatnya adalah dirinya . Dan sekarang , ia akan pergi .
Dan sekarang , Rachel menangis .
' Tunggu , tadi , apa ? Rachel menangis ? ' Batin Marco .
Dan benar saja , air mata Rachel kini telah jatuh satu persatu .
Selama mungkin Rachel menggenggam tangan Marco sambil menangis , Marco tak keberatan . Sampai akhirnya Marco melepaskan tangan Rachel . Rachel Mengerjap .
Secepatnya , Marco menaikkan tangannya , memegang kedua pipi Rachel yang basah , dan menghapus air mata Rachel . Dan Rachel kembali mengerjap .
" Sudahlah , Oke ? " Ujar Marco sambil terus mengusap pip rachel yang masih sedikit basah .
" Aku tak merasa oke , sumpah , Marco , aku tak ingin kau pergi .. " Jawab rachel jujur .
" Sungguh , itu bukan kemauanku , bukan sama sekali .. " Ujar Marco , " Tapi aku harus , rach .. "
'Ya , bukan kemauanku , tapi kemauan penyakitku' Batin Marco .
" I'm lonely , " Rachel cemberut .
" Hei , kau masih punya banyak teman kok , " Ujar Marco tersenyum .
" Ya tuhan , sungguh, tak ada teman sebaikmu Marcoooo .. Dan sekarang temanku yang paling baik akan pergi dan tak tahu kapan akan pulang , "
" Aku akan pulang kok ! Tak tahu kapan sih pastinya , tapi , aku yakin tak akan lama ! " Bisiknya pelan , bersemangat , tapi juga dengan sedikit kecewa . Kecewa atas kepergiannya meninggalkan rachel .
" Aku tak yakin , " Jawab Rachel . Marco mendengus .
" Aku janji kok , " Lalu Marco tersenyum .
" Janji untuk apa ? " Tanya rachel lugu . Marco tertawa .
" Janji akan menemuimu lagi setelah urusanku selesai . Ok ? "
" Tidak , "
Ternyata rachel masih belum luluh ,
" Came-on , Rach , aku tak akan lama , aku berjanji untukmu .. okey ? " Marco mengembangkan senyum di bibirnya .
" Apa kau sungguh-sungguh berjanji ? " Tanya Rachel . Matanya mulai menunjukkan kesediannya melepaskan Marco .
" Ya , rach , kujamin . Dan kalau nanti aku pulang , aku akan mencium pipimu . " Ujar Marco , lalu rachel tersenyum , dan pipinya bersemu merah .
" Baiklah , " Kata Rachel dengan berat hati , tapi sikapnya sedikit melunak , " Berjanjilah kau tak akan melupakan janji itu , Marco , " Lanjut Rachel pelan , Marco mengangguk ,
" Janji ! " Angguk Marco setuju . " Oh , ya , nanti kau juga kukabari jika aku telah sampai di Brazil . Dan akan kuberitahu dimana alamatku supaya kau bisa main kesana , "
" Yeah , jangan lupakan janjimu yaa .. " Rachel mengingatkan . Marco kembali mengangguk untuk kesekian kalinya .
Dua anak itu kembali berjalan keluar dari sekolahnya . Sambil bergandengan tangan . Segera , Rachel masuk ke mobilnya yang telah menunggunya dari tadi , dan melambaikan tangan pada Marco . Sementara Marco hanya tersenyum pedih dan segera membalas lambaian tangan Rachel .
Anak perempuan yang selalu bisa membuatnya tersenyum dalam segala keadaan .
' Aku ke Brazil takkan sia-sia , Rach , karna ayah akan mencarikanku dokter yang dapat menyembuhkan penyakit anehku ini . ' Batinnya . Dan beberapa menit kemudian , ayahmya datang menjemput .
XXXXXXXXXXXXXXXX
Marco memandangi sepanjang perjalanannya ketika menuju bandara . Tapi , sebenarnya pandangannya kosong . Yang ia pandangi bukanlah jalan , ia memandangi bayangan Rachel yang terus berada di pikirannya . Saat pertama kali bertemu di sekolah , saat Rachel memintanya menjadi sahabatnya , saat mereka berlari-lari di hutan dekat sekolah , dan saat perpisahannya tadi siang . Sakit rasanya meninggalkan rachel . Tak tau kenapa , perasaan bersalah dan kecewa terus merayapi hatinya .
Ketika mobilnya berhenti di bandara , ia , ayahnya , ibunya , dan kakaknya , Jake , turun dari mobil dan menuju pesawatnya . Yeah , walau kakaknya tak ikut pergi ke Brazil , tapi ia tetap mengantar keluarganya ke bandara . Sebenarnya , marco menginginkan kakaknya ikut ke Brazil , tapi , kakaknya memilih tinggal di rumah bersama pamannya .
" Marco , Kau pasti akan sembuh , " Ujar kakaknya yang umurnya 4 tahun lebih tua darinya . Tak tahu kenapa , Marco langsung menitikkan air matanya mendengar kakaknya berkata begitu .
Jake menekuk lututntya dan menghapus air mata Marco .
" Kau seorang anak yang tegar , dan akan selalu tegar , kau tak akan pernah menangis karna penyakitmu . Ingat pesanku , " Ujar kakaknya lagi.
" Ya , aa .. akuu ,, aku anak yang tegar , " Jawab Marco tersedu-sedu .
Saat pesawaat Take off , Marco memandangi keluar jendela pesawat . Tapi , sialnya , bukan pemandangan yang ia dapatkan , tapi hanya bayangan Rachel yang terus merayapinya . Rasa bersalah kembali menerjangnya . Ia ingat bagaiman Rachel dengan senyum pedihnya melambai padaya tadi siang , Rachel pasti merasa kecewa ..
' Rachel , aku tak akan melupakan janjiku padamu . Tak akan pernah . Setelah penyakitku sembuh , kujamin aku akan langsung meminta kembali ke rumah . U'r smile always in my mind . Jadii , jangan sedih yaa ... ' Batinnya perih . Mengingat segalanya tentang Rachel .
-To Be Continue-
XXXXXXXXXXXXXX
Huuuaaaa .. Jadi juga fic ini , apa ? Fic ini ? Apaan tu ? Alur ngawur dengan banyak typo bertebaran dimana-mana .. ya sudahlah .. yang pasti , long time saya hanya menjadi reader di beberapa fandom . Tapi inilah fandom pilihan saya , yang saya harap bakal di baca dan direview -halah- .
Oh ya , author mau ngasi info ni , author bikin ni crita gaje pas lagi dengerin lagunya justin bieber *aduh , pacarku disebutiiinn* yang 'where are you now' , juga 'common denominator' sama lagunya vierra *kevinn ,, aduuh , selingkuhanku tuh* yang 'seandainya' . Jadi gini deh , kebawa lagunya yang slow *ngesot-ngesot* .
Rachel : Malangnya dikau marco ,, kasian deeeh kena penyakit ... emangnyee enak ..
Marco : Sialan , siapa sih author ni cerita , sebenernya ?
Dhiia : Sayaa .. *puppy eyes* .. kenapa , mar ?
Marco : Mar , mar , kenape harus gua sih yang kena penyakit ? Kenapa bukan diiaa ? -nunjuk rachel-
Rachel : Yeee .. suka-suka authornye ya , mau gimane , ya ga dhi ?
Dhiia : Ya dong .. yaudahlah , akhir kata , saya minta maap kalo ni cerita gaje , tapi , review pliissss ...
Marco : Hoi , author gaje .. awaasss luuuuuuuuuu yaakk ! -morph jadi gorila trus ngejarngejar author-
Dhiia : -sweatdrop- Alaaamaaaakkkk ,,,,,,,
