Di dunia ini ada hukum sebab-akibat.
Setiap peristiwa menghasilkan akibat yang terjadi karena adanya sebab. Tak cukup hanya logika yang bekerja ketika memahami kausalitas ini, tapi butuh nalar yang kuat untuk menyadarinya.
Seperti, tak akan ada api jika tak ada yang memantik
Jeon Jungkook tau itu.
Usianya masih sangat muda saat itu. 12 tahun. Melihat dengan matanya secara langsung kejadian ketika orangtuanya bercerai. Pergi begitu saja meninggalkannya di rumah lama mereka setelah pertengkaran hebat yang meninggalkan tetesan darah. Gadis kecil itu menangis histeris ketika melihat adegan demi adegan yang tak seharusnya ia lihat. Keras, semakin keras ketika orangtuanya saling terluka.
Tapi sayang, tak ada satupun dari mereka yang mendengar atau melihatnya.
Mereka sibuk berargumen sambil melempar dan memukul satu sama lain.
Jungkook melihat itu semua.
Hingga hari berikutnya, orangtuanya benar-benar pergi dari rumah mereka dan tak pernah kembali.
Jungkook bertahan sendirian. Disana, sendirian, di rumah itu. Mengandalkan belas kasihan tetangga, mengandalkan otak pintarnya untuk tetap sekolah.
Bahkan tak ada satupun keluarga dari orangtuanya yang mengunjunginya.
Terlalu menyedihkan, mereka semua menutup mata dan telinga mereka; tak mau mendengar kabar Jungkook atau kedua orangtuanya.
Karena Jungkook memang tak pernah diinginkan.
Tapi tidak, tidak sekarang.
Ketika usia Jungkook resmi menginjak 21 tahun, setelah ia lulus dari SMA dan pergi ke Seoul untuk datang ke tempat dimana seorang bibi penjual kue beras di Busan mengatakan bahwa ada pekerjaan yang dapat membantu Jungkook, disanalah Jungkook menemukan titik balik kehidupannya.
.
.
"Bisakah kau tinggal disini? Aku membutuhkanmu"
Jungkook menatap wanita parubaya yang saat ini sedang duduk memohon dihadapannya dengan tatapan menerawang.
"Kenapa, Jeon?" wanita itu bertanya sambil sesekali mengusap lembut kepala Jungkook.
Yang ditanya hanya tersenyum kecil.
"Baru kali ini ada orang yang menginginkanku, nyonya"
.
.
[VKook]
